Anda di halaman 1dari 14

OLAHRAGA BAGI LANSIA

DOSEN PENGAMPU :
TUTY HERTATI PURBA S.KM., M.Kes.

MATA KULIAH :
GIZI GERIATRI

OLEH :
KELOMPOK III
SARAH SOROMI (1802031060)
ETIKA VALENTIN L. (1802031028)
RIKI MEYDO (1802031078)

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
OLAHRAGA BAGI LANSIA
1. Pengertian Lanjut Usia
Masa Lanjut usia adalah masa yang dimulai semenjak seseorang susdah mencapai usia
60 tahun dan berakhir dengan kematian. Masa ini merupakan dimana seseorang melakukan
penyesuaian terhadap berkurangnnya kekuatan dan kesehatan, menata kembali kehidupan,
masa pensiun dan penyesuaian dirinya terhadap peran-peran sosialnya.
2. Perubahan pada lanjut usia
Hutapea (2005) mengungkapkan, perubahan-perubahan yang dialami oleh lansia adalah :
a. Perubahan fisik
- Menurunnya sistem imunologi sehingga lansia rentan terserang penyakit
- Menurunya konsumsi energi diikuti dengan menurunya jumlah energi yang dikeluarkan.
- Air dalam tubuh menurun secara signifikan dikarena meningkatnya kematian sel sel
didalam tubuh.
- Sistem pecernaan mulai menurun seperti gigi ulai tunggal, penyerapan lambung kurang
efesien, dan gerakan pristaltic usus yang menurun.
- Perubahan pada sistem metabolik, gangguan metabolisme glukosa karena sekresi insulin
yang menurun.
- Sistem saraf menurun yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada alat panca indra
dan respon terhadap sesuatu menurun.
- Perubahan pada sistem pernafasan akibat elastisitas paru paru menurun menyebabkan
lansia sering merasakan sesak nafas dan tekan darah meningkat.
- Kehilangan elastisitas dan fleksibilitas persendian,tulang mulai keropos.
b. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial menyebabkan rasa tidak nyaman, takut, merasa penyakit selalu
mengancam, sering bingung, panik dan depresif. Hal ini disebabkan antara lain karena
ketergantungan fisik dan sosial ekonomi.
c. Perubahan emosi dan kepribadian.
Setiap ada kesempatan lansia selalu mengadakan instropeksi diri. Terjadi proses
kematangan bahkan terjadi pemeranan gendre yang terbalik. Lansia wanita bisa menjadi
lebih tegar dibandingkan lansia pria, apalagi dalam hal memperjuangkan hak mereka.
Sedangkan pada pria tidak segan segan memerankan peran yang sering distreotipekan

2
sebagai pekerjaan wanita, seperti mengasuh cucu, menyiapkans arapan, membersihkan
rumah dan sebagainya.
3. Aktivitas fisik
1. Pengertian Aktivitas
Aktivitas fisik adalah keadaan manusia bergerak dimana usaha tersebut membutuhkan
energi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Adisapoetra (2005) mengemukakan
bahwa aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang digerakan oleh otot-otot rangka yang
merupakan pengeluaran tenaga, yang meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas
sehari-hari.
Pembagian aktivitas fisik ada tiga yaitu :
- Aktivitas fisik berat: lari sprint, sepak bola, angkat beban dan berenang.
- Aktivitas sedang: bersepeda, menaiki tangga, bersihkan rumah, Menari berjalan kaki.
- Aktivitas ringan : menyapu, mencuci mebersihkan kamar.
Menurut Potter (2005) ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik lansia
yaitu :
a. Umur
Perubahan muskuloskeletal yang berhubungan dengan lansia seperti redstrubusi
massa otot dan lemak, penurunan tinggi serta berat badan, pergerakan yang lambat,
kekuatan dan kekakuan sendi-sendi, peningkatan porositas tulang, atrofi otot itu
semua menyebabkan perubahan penampilan dan berpengaruh dalam melakukan
aktivitas.
b. Fungsi Kognitif
Kemampuan kognitif seseorang juga mempengaruhi aktivitas yang dilakukan sehari-
hari karena aktivitas fisik juga termasuk dalam kemmpuan menilai,
mengorientasikan, mengingat, dan memberikan rasional. Fungsi dari kognitif juga
menunjukan proses menerima, mengatur dan menginterpretasikan sensor stimulus
untuk berfikir dan menyelesaikan masalah
c. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis menunjukan kemampuan seseorang untuk meningkatkan suatu hal
yang lalau menampilkan informasi pada suatu cara yang realistik. Hal ini sangat
berhubungan dengan kehidupan emosional. Seorang lansia yang sudah terpenuhi
materialnya namun belum terpenuhi kebutuhan psikologisnya akan menimbulkan
rasa tidak nyaman dengan kehidupannya.
d. Tingkat Stres
3
Stres merupakan respon fisik non spesifikasi terhadap berbagai macam kebutuhan.
Stres sendiri dapat timbul dari tubuh dan lingkungan dan dapat mengganggu
keseimbangan tubuh. Stres dapat mempunyai efek negatif dan positif pada
kemampuan seseorang memenuhi aktifitas sehari-hari.

2. Kesejahteraan Jasmani
Kesejahteraan jasmani sendiri adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebugaran
jasmani dimana kebugaran jasmani ditinjau dari segi faal (Fisiologi), adalah
kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melaksanakan tugas pembebanan fisik
yang diberikan kepadaanya (pekerjaan sehari-hari), tanpa menimbulkan kelelahan
yang berlebihan. Menurut Afriwardi (2011) kebugaran jasmani merupakan suatu
keadaan ketika tubuh masih memiliki sisa tenaga unktuk melakukan kegiatan-
kegiatan ringan yang bersifat rekreasi atau hiburan setelah melakukan
kegiatan/aktivitas fisik rutin.
Kebugaran jasmani memiliki komponen yang terbagi dalam 3 kelompok antara lain:
a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan.
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen
dasar saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain yaitu: daya tahan
kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh
(berat badan ideal, persentase lemak).
1) Daya tahan kardiovaskuler.
Daya tahan kardiovaskuler adalah suatu kemampuan melakukan pekerja dalam
kondisi aerobik sehingga dapat melatih kemampuan sistem peredaran darah dan
pernafasan dalam mengambil serta menyediakan oksigen yang dibutuhkan
tercukupi. Komponen ini sangat penting bagi usia lanjut sehingga harus
diperhatikan mengingat banyaknya penyakit degeneratif mengenai sistem
tersebut yang terdapat pada lanjut usia.
2) Kekuatan otot.
Kekuatan otot sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari, salah satunya tungkai
kaki yang menahan badan. Kekuatan otot akan berkurang sesuai usia yang
semakin menua.
3) Daya tahan otot
Daya tahan otot adalah kemampuan dan kesanggupan otot untuk kerja
berulangulang tanpa mengalarni kelelahan.
4
4) Fleksibilitas.
Fleksibilitas adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian. Pada lanjut
usia banyak keluhan kaku persendian, hal ini dapat dilakukan dengan latihan
kalestenik.
5) Komposisi tubuh
Komposisi tubuh berhubungan dengan otot dan lemak yang didistribusikan ke
seluruh tubuh sehingga pengukuran komposisi tubuh memiliki peranan penting
untuk kesehatan dan dalam berolahraga. Kelebihan lemak pada tubuh dapat
menghambat kinerja dalam melakukan aktivitas khusnya dalam berolahraga
karena tidak dapat mmemberikan tenaga yang dihasilkan oleh kontraksi otot
sehingga menggerakkan tubuh.
b. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan.
Kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan motorik ada enam komponen
tetapi untuk lanjut usia hanya 3 keterampilan diantaranya yaitu :
1) Keseimbangan
Keseimbangan berhubungan dengan sikap mempertahankan keadaan
keseimbangan (Equilibrium) ketika sedang diam atau sedang bergerak.
2) Kecepatan
Kecepatan berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
waktu yang singkat.
3) Koordinasi
Koordinasi berhubungan dengan kemampuan dalam meggunakan panca indra
seperti penglihatan dan pendengaran, dan dilakukan bersamasama dengan tubuh
tertentu dalam melakukan kegiatan motorik yang harmonis dan dengan ketepatan
tinggi.
Keterampilan keseimbangan dianjurkan untuk lanjut usia karena diperlukan sikap
mempertahankan keseimbangan diri ketika sedang diam atau bergerak. Lanjut
usia yang memiliki kebugaran jasmani tidak boleh bergantung pada orang lain
sehingga bisa tetap berdiri dan berjalan dengan baik. Kecepatan dianjurkan untuk
lanjut usia karena diharapkan dapat melakukan gerakan dalam waktu singkat
sehingga bagi yang masih prduktif dapaat menghasilkan sesuatu yang dapat
bermanfaat bagi diri sendiri. Koordinasi dianjurkan untuk lanjut usia karena
memiliki hubungan dalam menggunakan panca indra seperti penglihatan dan

5
pendengaran maka dari itu diharapkan lanjut usia masih bisa menerima informasi
tanpa bergantung pada orang lain.
c. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan Wellness
Wellness adalah suatu tingkat dinamis dan saling berhubungan dari fungsi-fungsi
organ tubuh yang bertujuan dalam usaha memaksimalkan potensi diri sediri untuk
melakukan sesuatu.
Olahraga kesehatan merupakan olahraga yang bertujuan dan bersifat optimal, yang
dilakukan oleh semua golongan baik dari anak-anak hingga lansia. Olahraga kesehatan
diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran setiap harinya, karena dengan sehat
merupakan landasan tercapainya kesejahteraan hidup manusia. Kemudian juga
memperlihatkan bahwa aktifitas fisik membantu memperbaiki kebugaran lansia yang
mengalami penurunan (Guidetti, Franciosi, Gallotta, Emerenziani, & Baldari, 2010).
Olahraga pada Lansia dilakukan dengan mempertimbangkan keamanan, masalah
kesehatan, perlunya modifikasi latihan, dan mempertimbangkan kelemahan yang
mungkin ada. Screening diperlukan sebelum program latihan dimulai. Sangat penting
untuk menanyakan apakah pasien aman untuk berlatih, dipikirkan pula apakah pasien
lebih baik apabila tidak aktif berlatih (sedentary).
Screening meliputi semua sistem utama tubuh, termasuk status kognitif, auskultasi
arteri karotis, inspeksi hernia, penilaian keseimbangan dan kemampuan mobilitas. Salah
satu usaha untuk mencapai kesehatan dengan berolahraga sehingga bagi lanjut usia untuk
dapat memperoleh tubuh yang sehat salah satunya harus rutin melakukan aktivitas
olahraga. Olahraga apa yang cocok untuk lansia itu yang harus diperhatikan.
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1991:165) pada umumnya aktivitas aerobik
merupakan aktivitas fisik dari dari kebanyakan usia lanjut, dan juga disertai oleh latihan
kekuatan,terutama punggung,kaki,lengan dan perut. Juga latihan kelenturan untuk
memperbaiki dan memelihara daerah geraknya dan aktivitas untuk melatih perimbangan
serta koordinasi. Lansia juga mengalami kendala pengaturan keseimbangan karena
menurunnya persepsi terhadap kedalaman, menurunnya penglihatan perifer, menurunnya
kemampuan untuk mendeteksi informasi spatial. Kondisi ini berakibat meningkatnya
risiko jatuh pada Lansia. Olahraga yang ditujukan untuk memperbaiki keseimbangan
sangat bermanfaat, misalnya Tai Chi, dansa Latihan aerobik meliputi aktivitas yang
membuat seseorang menahan beban tubuhnya sendiri (weight bearing), misalnya
berjalan atau aktivitas yang tidak secara langsung tubuh menahan berat badannya sendiri
(nonweight bearing), misalnya bersepeda, berenang. Latihan penguatan otot dilakukan
6
dengan nyeri sebagai acuan. Latihan fleksibilitas dilakukan dengan melibatkan sendi
yang terkena artritis, namun dengan batasan ROM yang bebas nyeri. Lansia
direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit pada intensitas
sedang hampir setiap hari dalam seminggu. Berpartisipasi dalam aktivitas seperti
berjalan, berkebun, melakukan pekerjaan rumah, dan naik turun tangga dapat mencapai
tujuan yang diinginkan.
Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak
terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan
dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Bagi Lansia yang tidak terlatih harus mulai
dengan intensitas rendah dan peningkatan dilakukan secara individual berdasarkan
toleransi terhadap latihan fisik. Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang
membuat jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan
oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain. Latihan fisik dilakukan
sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit
dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas
tinggi 2 hari dalam seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam
seminggu Aktivitas yang bersifat aerobik cocok untuk lanjut usia antara lain : Jalan
kaki,senam aerobik low impac,senam lansia, bersepeda ,berenang dan lain sebagainya.
Bermanfaat atau tidaknya program olahraga yang dilakukan oleh lanjut usia juga
tergantung dari program yang dijalankan.
Sebaiknya progaram latihan yang dijalankan harus memenuhi konsep FITT
( Frequensi,Intensity,Time, Type) yaitu :
a. Frequensy frekuensi adalah banyaknya unit latihan persatuan waktu, untuk meningkatkan
kebugaran diperlukan latihan 3-5 kali/minggu. Lanjut usia dapat melakukan latihan
setiap minggu minimal 3 kali dengan memilih latihan yang disukai ataupun yang sesuai
dengan kelompoknya.
b. Intensity Intensity menunjukkan derajat kualitas latihan. Intensitas latihan diukur dengan
kenaikan detak jantung (latihan untuk peningkatan daya tahan paru jantung pada
intensitas 75%-85% detak jantung maksimal, pembakaran lemak 65%-75% detak
jantung maksimal. Untuk intensitas latihan pada lanjut usia tetap harus dimemperhatikan
faktor keterlatihan apabila pemula mulailah dari intensitas yang paling ringan selanjutnya
naikkan secara bertahap sesuai dengan adaptasi dari para lansia masing-masing.

7
c. Time atau durasi adalah lama setiap sesi latihan.Untuk meningkatkan kebugaran lanjut
usia memerlukan waktu 20-60 menit/Sesi. Hasil latihan akan nampak setelah 8-
12`minggu dan akan stabil setelah 20 Minggu.
d. Type atau model latihan, tidak semua tipe gerak/ model latihan cocok untuk
meningkatkan semua komponen kebugaran namun perlu disesuaikan dengan tujuan
latihan. Lanjut usia harus memilih latihan yang cocok yang sesuai dengan
kemampuannnya, disarankan olahraga yang sifatnya aerobic
Olahraga dilakukan dengan cara menyenangkan disertai berbagai modifikasi,
termasuk mengkombinasikan beberapa aktivitas sekaligus. Kombinasi berjalan yang
bersifat rekreasi dan senam di air dengan intensitas yang menantang namun tetap nyaman
dilakukan, kombinasi latihan spesifik untuk memperbaiki kekuatan dan fleksibilitas (latihan
beban, circuit training, latihan dengan musik, menari) bisa dilakukan. Kombinasi latihan
kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas bisa dilakukan dengan menggunakan alat bola.
Latihan difokuskan pada teknik yang menstabilkan dan meningkatkan kekuatan,
keseimbangan dan fleksibilitas, selain itu juga mengintegrasikan tubuh dan pikiran serta
melibatkan teknik pernafasan, konsentrasi dan kontrol gerakan. Manfaat olahraga pada
Lansia antara lain dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung, otot, dan tulang,
membuat Lansia lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan
memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi. Olahraga dikatakan dapat memperbaiki
komposisi tubuh, seperti lemak tubuh, kesehatan tulang, massa otot, dan meningkatkan daya
tahan, massa otot dan kekuatan otot, serta fleksibilitas sehingga lansia lebih sehat dan bugar
dan risiko jatuh berkurang. Olahraga dikatakan juga dapat menurunkan risiko penyakit
diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Secara umum dikatakan bahwa olahraga
pada lansia dapat menunjang kesehatan, yaitu dengan meningkatkan nafsu makan, membuat
kualitas tidur lebih baik, dan mengurangi kebutuhan terhadap obat-obatan. Selain itu,
olahraga atau aktivitas fisik bermanfaat secara fisiologis, psikologis maupun sosial. Menurut
Nina (2007), secara fisiologis, olahraga dapat meningkatkan kapasitas aerobik, kekuatan,
fleksibilitas, dan keseimbangan. Secara psikologis, olahraga dapat meningkatkan mood,
mengurangi risiko pikun, dan mencegah depresi. Secara sosial, olahraga dapat mengurangi
ketergantungan pada orang lain, mendapat banyak teman, dan meningkatkan produktivitas.
low impac, senam lansia, bersepeda ,berenang dan lain sebagainya. Bermanfaat atau
tidaknya program olahraga yang dilakukan oleh lanjut usia juga tergantung dari program
yang dijalankan. Sebaiknya program latihan yang dijalankan harus memenuhi konsep FITT(
Frequensi,Intensity,Time, Type). Partisipasi Lansia dalam aktivitas fisik yang teratur atau
8
program latihan fisik yang terstruktur sangat disarankan dan mempunyai banyak manfaat
yaitu perbaikan cara berjalan, keseimbangan, kapasitas fungsional tubuh secara umum, dan
kesehatan tulang dapat diperoleh melalui latihan. Kesehatan olahraga bagi Lansia
merupakan hal penting yang harus diprogramkan, baik dari petugas kesehatan, profesional
olahraga, maupun masyarakat.

3. Manfaat Olahraga Bagi Lansia


Masalah yang dihadapi para lansia adalah penurunan organ secara sistemik, seperti
penurunan fungsi ginjal, fungsi janmng, mata maupun fungsi kognitif (intelekmal), yang
harus diperhatikan sebelum merencanakan diet dan olahraga yang sesuai. Perubahan-
perubahan tersebut menurut jeffry Tenggara (2009: 3-4) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Jantung
Jantung adalah organ maskular (sebagian besar adalah otot) yang berperan dalam
memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung yang mengalami beban berat secara kronik
akibat penyakit akan mengalami pembesaran otot. Berbeda dengan otot bisep yang bisa
dilatih hingga membesar dan bertambah kuat, pembesaran otot jantung akan
mengakibatkan kelelahan otot dan failure dalam memompa darah. Apabila hal ini telah
mencapai batas ambang yang dapat ditoleransi akan menimbulkan keluhan seperti lelah,
sesak nafas, dan pada kondisi berat dapat terjadi henti jantung.
2. Ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki fungsi utama untuk menyaring darah dan membuang
racun hasil metabolisme maupun racun yang kita konsumsi secara tidak sengaja. Pada
lansia sehat, ginjal akan tetap berfungsi baik. Namun bila ginjal mengalami kerusakan
yang diakibatkan terutama oleh hipertensi, kencing manis, infeksi berulang, atau batu
ginjal, akan terjadi perubahan dalam struktur dan fungsinya. Jaringan parut akan
menumpuk sebagai respon dari pcrbaikan kerusakan, sehingga filter yang ada akan tidak
berfungsi baik.
3. Kognitif otak Pada lansia, umum (namun tidak selalu) terjadi penurunan fungsi
intelektual/ kognitif. Penyakit yang sering kita lihat adalah Kepikunan/Demensia,
Parkinsonisme. Stroke dengan berbagai gejalanya. Beberapa kondisi di atas memang
dapat dicegah dan salah satunya adalah dengan latihan fisik teratur.
4. Gangguan penglihatan dan pendengaran. Pada lansia beberapa penyakit yang sering
dijumpai adalah katarak, gangguan retina karena kencing manis dan hipertensi.

9
Penurunan fungsi mata dan telinga harus diperhatikan dalam merencanakan olahraga,
karena akan berpengaruh dalam sistem keseimbangan dan resiko jatuh pada lansia.
Gangguan atau penurunan fungsi organ di atas harus terlebih dahulu dimengerti
dan disesuaikan untuk merencanakan latihan fisik pada lansia. Latihan yang salah atau
tidak tepat akan menimbulkan risiko yang lebih berbahaya, namun dengan latihan yang
tepat, manfaat latihan bagi lansia akan juga sangat signifikan. Angga (2010: 1)
menyatakan bahwa adakalanya pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu.
Ini tak berarti dia tidak boleh berolahraga. Pada umumnya dia dapat melanjutkan
kebiasaan berolahraga, hanya dia perlu membicarakan dengan dokternya, apakah
olahraga yang dipihhnya cocok dan tidak mempengaruhi penyakimya. Pada beberapa
penyakit pemilihan olahraga disesuaikan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya
olahraga terlalu banyak menggerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri.
Namun sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat
menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita
radang sendi kronik adalah berenang. Pada penyakit jantung koroner, dokter akan
menganjurkan olahraga sesuai dengan keadaan pasien. Biasanya olahraga yang
dianjurkan adalah olahraga yang bersifat aerobik. Jenis olahraga aerobik di antaranya
adalah jalan kaki, bersepeda, dansa, berenang, dan golf. Pada penderita penyakit paru
obstruktif menahun olahraga juga bermanfaat. Olahraga pada penderita penyakit paru
obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.
Latihan jalan kaki menggunakan intensitas rendah pada 60-75% dari denyut
jantung maksimal bermanfaat bagi lansia guna meningkatkan kesegaran jasmaninya.
Banyak catatan positif tentang manfaat jalan kaki khususnya bagi lansia diantaranya
dapat menurunkan resiko stroke, diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit sistem
respirasi. Berjalan juga akan menurunkan tingkat depresi dan tekanan mental pada
lansia dikarenakan faktor usia dan lingkungan. Hasil penelitian ini memperkuat
pendapat bahwa latihan berjalan meskipun dengan intensitas rendah mampu
meningkatkan kebugaran jasmani pada lansia. Pada umumnya lansia dapat tetap
berolahraga, memang ada beberapa penyakit yang mengharuskan penderita istirahat
total di tempat ridur, misainya penyakit jantung akut. Namun biasanya istirahat total ini
hanya beberapa hari. Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian
akan dianjurkan untuk berolahraga Manfaat olahraga untuk lansia menurut Angga
(2010: 2) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kekuatan otot jantung, memperkecil resiko serangan jantung.
10
2. Melancarkan sirkulasi darah dalam tubuh, sehingga menurunkan tekanan darah dan
menghindari penyakit tekanan darah tinggi.
3. Menurunkan kadar lemak dalam tubuh, sehingga membantu mengurangi berat badan
yang berlebih dan terhindar dari obesitas.
4. Menguatkan otot-otot tubuh, sehingga otot tubuh menjadi lentur dan terhindar dari
penyakit rematik.
5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terhindar dari penyakit-penyakit
yang menyerang kaum lansia.
6. Mengurangi stress dan ketegangan pikiran.
7. Latihan atau olahraga dengan intensitas sedang dapat memberikan keunmngan bagi
para lansia melalui berbagai hal, antara lain status kardiovaskuler, resiko fraktur,
abilitas fungsional dan proses mental.
8. Latihan menahan beban {might bearing exerase) yang intensif, misainya berjalan
adalah yang paling aman, murah dan paling mudah serta sangat bermanfaat bagi
sebagian besar lansia.

11
Soal dan jawaban
1. Apa saja perubahan yang terjadi pada usia lansia?
A. Perubahan psikis
B. Perubahan fisik
C. Perubahan emosi daan kepribadian
D. Perubahan sosial
E. Semua benar
2. Menurut Potter (2005) ada 4 faktor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik
lansia yaitu….
A. Umur, tingkat stres, berat badan, dan status gizi
B. Umur, fungsi kognitif, fungsi psikologis, dan status gizi
C. Umur, fungsi kognitif, fungsi psikologis dan tingkat stres
D. Umur, IMT, penyakit penyerta, perubahan fisik
E. Semua salah
3. Yang pertama sekali dilakukan sebelum lansia memilih dan melakukan
olahraga yang benar adalah dengan melakukan?
A. Mengatur pola makan
B. Screening
C. Meminum obat dan vitamin
D. Melakukan pemanasan
E. Menanyakan kepada dokter
4. Olahraga yang cocok untuk lansia penderita sendi adalah?
A. Aerobik
B. Jalan kaki
C. Bersepeda
D. Berenang
E. Berlari
5. Latihan jalan kaki sangat berguna untuk menurunkan resiko berbagai
penyakit seperti jantung, oestoporosis, stroke, hipertensi, dll. Hal itu dapat
terjadi jika latihan jalan kaki dengan intensitas?
A. Rendah
B. Sangat rendah
C. Sedang
D. Tinggi
12
E. Sangat tinggi

13
DAFTAR PUSTAKA

Baga Hezron D S, Dkk. 2017. Perspektif Lansia Terhadap Aktivitas Fisik Dan
Kesejahteraan Jasmani Di Desa Margosari Salatiga.Vol.8 No.2.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan
Napitupulu. M. N. Yenny.2013. Hubungan Aktivitas Sehari-Hari Dan Sucessfull
Aging Pada Lansia. Universitas Brawijaya. Malang.
P Kurnianto Duwi. 2015. Menjaga Kesehatan Di Usia Lanjut. Jurnal Olahraga
Prestasi Volume 11, Nomor 2. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Sumintarsih.2007. Kebugaran Jasmani Lansia. Yogyakarta : PT Grafindo Persada
Hambali R M, Dkk. 2019. Tingkat Kebugaran Jasmani Lansia Dikaji Berdasarkan
Tingkat Partisipasi Dan Gender. Vol.5 No.2
Kurnianto D. 2015. Menjaga Kesehatan Di Usia Lanjut. Jurnal Olahraga Prestasi.
Vol.11 No.2
Agus Supriyanto(2004) Olahraga Untuk Kebugaran Dan kesehatan, Jakarta: Jurnal
Nasional Pendidikan Jasmani Dan Ilmu Keolahragaan
Volume3,Nomor 2, Agustus 2004
Sumintarsih,(2007) Kebugaran Jasmani Untuk Lanjut Usia, Yogyakarta: Majora
Volume 13 April 2007,TH. XIII No 1
Suryanto(1998)Sehat Di Usia Lanjut , Yogyakarta: Majora Edisi 3 Th.IV
Suryanto, S. (2010). Pentingnya olahraga bagi lansia. Medikora, (1).
Junaidi, S. (2011). Pembinaan fisik lansia melalui aktivitas olahraga jalan
kaki. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 1(1).
Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2019). Meningkatkan Kualitas Hidup
Lansia Konsep dan Berbagai Intervensi. Wineka Media.
Dewi, S. R., & Ners, S. K. (2015). Buku ajar keperawatan gerontik. Deepublish.

14

Anda mungkin juga menyukai