OLEH :
KELOMPOK 3
DOSEN PENGASUH:
AGNES SRY VERA NABABAN, SST, M.Kes
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membari berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami bisa menyalesaikan laporan praktikum mata kuliah Dietika
Penyakit Tidak Menular. Laporan ini di susun berdasarkan tugas dan proses pengamatan
yang telah kelompok III lakukan. Tugas kelompok III berjudul “Diet Batu Asam Urat”.
Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan dan penyusunan laporan in.
Adapun pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Ibu Wanda Lestari, STP,M.Gizi selaku KA prodi S1 Gizi Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
2. Ibu Agnes Sry Vera Nababan,SST,M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
dietika penyakit tidak menular.
3. Ibu Winda Sauci Br. Panjaitan,S.Tr.Gz selaku laboran gizi institut kesehatan
Helvetia medan.
4. Ibu Nurul Ramdani Br. S. Pandian S.Tr.Gz selaku laboran gizi bidang ilmu bahan
pangan dan teknologi pangan institut kesehatan Helvetia medan.
5. Orang tua, teman dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... iii
..........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................. 2
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 17
5.2 Saran........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang terikat oleh plasma, sisanya akan difiltrasi secara bebas oleh glomerulus. Dari 99%
asal urat yang difiltrasi, 90 % direabsorsi oleh tubulus poksimal, kemudian 7-10 % akan
di ekskresi oleh tubulus distal. Prosesnya dinamakan urate exchanger dan voltage
sensitive urate.Dengan demikian, dengan demikian dapat dikatakan bahwa asam urat
yang terukur di dalam tes merupakanproduk akhir yang tidak di metabolisir lebih lanjut.
(Lingga Lanny,PhD., 2012).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Fase I
Tahap ini terjadi akibat peningkatan asam urat yang berasal dari metabolisme
purin yang berasal dari diet dan pemecahan sel tubuh. Pada keadaan normal asam urat
yang terbentuk selanjutnya akan dipecah oleh enzim urikase menjadi substans yang larut
pada urin sehingga mudah diekskresikan. Tidak adanya enzim urikase ini dapat
menimbulkan peningkatan kadar asam urat.
Sekitar 90% peningkatan kadar asam urat ditimbulkan akibat ketidakmampuan untuk
mengekskresikan asam urat pada urin akibat defek genetik pada transporter anion ginjal
yang mengakibatkan reabsorbsi asam urat yang berlebihan. Hal ini juga bisa disebabkan
oleh penggunaan beberapa obat seperti aspirin, diuretik dan alkohol, serta fungsi ginjal
yang menurun.
Sekitar 10% peningkatan asam urat dapat terjadi akibat produksi asam urat yang
berlebihan akibat defek genetik enzim yang memecahkan purin, peningkatan
penghancuran DNA sel yang mengandung purin pada tindakan kemoterapi, serta asupan
diet yang tinggi purin.
Fase II
Fase ini adalah serangan akut yang ditandai dengan tanda radang, biasanya pada
sendi metatarsofalang digiti I, dorsum kaki, mata kaki, lutut, pergelangan tangan, dan
sendi siku. [1] Fase ini terjadi akibat perpindahan monosodium urat ke cairan sendi dan
menimbulkan reaksi perlawanan dari sel neutrofil, sehingga mencetuskan reaksi radang
oleh beberapa sitokin inflamasi dan ditandai dengan sendi yang merah, nyeri, panas, dan
bengkak.[4,5]
Fase III
Fase ini sering dikenal dengan fase interkritikal asimptomatik yaitu fase tanpa
adanya gejala namun kristal monosodium urat tetap terdeposit pada cairan sendi. Keadaan
ini dapat berlangsung sampai 10 tahun.Tanpa penanganan asam urat yang baik dapat
menimbulkan serangan akut yang berulang akibat beberapa pencetus seperti trauma lokal,
diet tinggi purin, stress, dan pemakaian diuretik. [4,6]
Fase IV
Fase ini adalah fase arthritis gout kronik yang ditandai dengan munculnya tofus
(deposit monosodium urat pada beberapa sendi namun tanpa tanda radang). Tofus ini
dapat pecah sendiri dan sering menimbulkan infeksi sekunder.Pada fase ini sering terjadi
kerusakan sendi, gangguan fungsi ginjal dan gangguan kardiovaskuler.
4
BAB III
METODE PERCOBAAN
5
9. Garam 5 g
10. Gula 5 g
11. Mangga 50 g
12. Tepung agar-agar 25 g
13. Santan 20 ml
6
Masukkan bayam dan jagung yag sudah dibersihkan
Masak hingga matang dan sajikan
d. Pudding
Masak air dan gula hingga mendidih
Tambahkan santan, dan tepung agar-agar
Masak hingga mendidih
Angkat dan tuang dalam cetakan
Siap disajikan
e. Buah mangga
Buah dicuci hingga bersih, kemudian kupas kulitnya lalu potong menjadi
tiga bagian dan sajikan.
Bahan pangan
pencucian
Penimbangan
Pemotongan
Pengolahan/pemasakan
penyajian
Pembersihan dan
penyimpanan alat praktikum
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Ny. S bekerja sebagai pegawai di salah satu kantor dengan usia 50 tahun, tinggi
badan 155 cm, berat badan 48 kg. Ny S sering mengeluh nyeri di persendian, bengkat
tungkai kaki dan terasa panas karena sakit yang luar biasa.Dia disarankan berobat ke
dokter dan di rawat di rumah sakit.Dari hasil pemeriksaan labor asam urat pasien 19
mg/dl, tekanan darah 130/80 mmhg, HB 13 g/dl.
1. Assessmet
a. Nama : Ny. S
b. Riwayat Sosial : Pegawai Kantor
c. Antropometri : BB : 48 kg
TB : 155 cm
Umur : 48 Tahun
BB 48 48
IMT = = =
( TBxTT ) m ( 1,55 ) 2
2,4025
IMT = 19,97 ( Berat badan Normal)
d. Biokimia
Asam urat 19 mg/dl
Tekanan darah 130/80 mmgh
8
HB 13 g/dl
e. Fisik : nyeri persedia, bengkak tungkai kaki dan terasa panas karena sakit
yang luar biasa.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI
9
Tujuan Diet
Tujuan diet asam urat adalah untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan
urin
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Asam Urat
1) Energy sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila berat bada berlebih
atau kegemukan, asupan energy sehari dikurangi secara bertahap
sebanyak 500-1000 kkal dari kebutuhan energy normal hingga
tercapai berat badan noermal.
2) Protein cukup, yaitu 10-15 % atau 1,0-1,2 g/kg BB dari
kebutuhan energy total
3) Hindari makanan sumber protein yang mempunyai kandungan
purin >150 mg/100 g
4) Lemka sendang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energy total.
Lemak berlebih dapat menghambat pengeluaran asam urat atau
purin melalu urin
5) Karbohidrat dapat di berikan lebih banyak, yaitu 65-75% dari
kebutuhan energy total. Karena kebanyakan pasien asam urat
mempunyai berat badan lebih, maka dianjurkan untuk
menggunakan sumber karbohidrat kompleks
6) Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kebutuhan
7) Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari.
Rata-rata asupan
cairan yang dianjurkan adalah 2-2 ½ .
10
4. Monitoring dan evaluasi
parameter Pengukuran/pengamatan waktu Target terukur
Antropometri BB Setiap hari dipertahankan
1. Asam urat Sesuai Hasil mendekati
Biokimia waktu/rekomenda normal
2. HB si dokter Tetap normal
1. Tekanan darah Setiap hari Mendekati normal
Fisik/klinis 2. Nyeri persendian, (120/80 mmhg)
bengkak tungkai kaki Setiap hari Normal
Asupan makanan dan zat gizi
Asupan energy
Asupan protein
Asupan lemak
Dietary Setiap hari cukup
Asupan KH
Asupan purin
Asupan cairan
Asupan Fe dab Vit.C
11
==========================================================
Analysis of the food record
==========================================================
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
makan pagi
beras putih giling 75 g 270.7 kcal 59.6 g
Meal analysis: energy 270.7 kcal (34 %), carbohydrate 59.6 g (64 %)
telur dadar
telur ayam 50 g 77.6 kcal 0.6 g
minyak kelapa sawit 25 g 215.5 kcal 0.0 g
garam 1g 0.0 kcal 0.0 g
Meal analysis: energy 168.2 kcal (21 %), carbohydrate 18.2 g (20 %)
selingan
pudding agar mangga
agar-agar 25 g 0.0 kcal 0.0 g
gula pasir 5g 19.3 kcal 5.0 g
santan 20 g 14.2 kcal 0.6 g
mangga golek 50 g 32.5 kcal 8.5 g
12
==========================================================
Result
13
Tabel 2. Menu Rekomendari
Waktu Menu Bahan Berat
Siang Nasi Beras 100 g
Sambal udang Udang 50 g
Cabai merah 8g
Bawang merah 8g
Bawang putih 8g
Minyak makan 10 g
Sayur bening sawi Sawi putih 75 g
wortel 25 g
Cabai merah 8g
Bawang merah 8g
Bawang putih 8g
Tempe goreng Tempe 25 g
Minyak makan 8g
Susu Susu skim bubuk 4g
Gula 1 sdm
Snack Donat Tepung terigu 50 g
Gula 15 g
Minyak makan 15 g
14
4.2 Pembahasan
1. Proses pengolahan
a. Penyediaan bahan pangan
Bahan makanan disesuaikan dengan menu yang sudah dipilih merupakan
tahap awal dalam proses pengolahan makanan
b. Pencucian
Bahan makanan dicuci hingga bersih terlebih dahulu dengan air mengalir.Hal
ini bertujuan agar bahan makanan yang ingin diolah higenis.
c. Penimbangan
Bahan makanan yang sudah dicuci ditimbang dengan ukuran yang sudah
ditentukan.Hal ini bertujuan agar menu yang disediakan sesuai dengan
kebutuhan yang telah dihitung sebelumnya.
d. Pemotongan
Bahan makanan dipotong terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan dalam
pengolahan bahan makanan.Hal ini bertujuan agar bahan makanan lebih
mudah diolah.
e. Pengolahan (pemasakan)
Bahan makanan yang sudah dipotong diolah sesuai dengan menu yang telah
dipilih. Pengolahan yang dilakukan dengan cara menumis dan menggoreng.
f. Penyajian
Bahan makanan yang sudah diolah disajikan diatas wadah baik piring
maupun magkok.
g. Pembersihan dan penyimpanan alat pratikum
Setelah penyajian, maka alat pratikum yang telah digunakan gicuci hingga
bersih kemudian alat praktikum dikembalikan ditempat semula.
2. Pembahasan
Pengelompakkan bahan makanan menurut kadar purin dan anjura makan
Kelompok I : kandungan purin tinggi (100-1000 mg purin/100 g bahan
makanan) sebaiknya dihindari.
Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu,
bouillon, bebek, ikan sardine, makarel, remis, kerang
15
Kelompok II : kandungan purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan
makanan) dibatasi : maksimal 50-75 g (1-1 ½ ptg) daging,
ikan atau unggas, atau 1 mangkok (100 g) sayuran sehari.
Daging sapid an ikan (kecuali yang terdapat dalam kelompok
I) ayam, udang; kacang kering dan hasil olah, seperti tahu
dan tempe, asparagus, bayam, daun singkong, kangkung,
daun dan biji melinjo.
Kelompok III : kandungan purin rendah(dapat diabaikan), dapat dimakan
setiap hari. Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun,
tepung beras, cake, kue kering, puding, susu, keju, telur;
lemak dan minyak; gula; sayuran dan buah buahan (kecuali
sayuran dalam kelompo 2).
Adapun manfaat dari bahan makanan yang kami gunakan adalah :
a. Beras putih
Korbohidrat kompleks yang menjadi sumber energy yang tinggi akan
kalori da waktu tingkatan yang lama diubah menjadi gula darah,
dibandingkan dengan beras merah yang tinggi akan serat.
b. Bayam
Sayur bayam baik bagi penderita DM, mencegah anemia, menjaga
kesehatan mata, menurunkan resiko penyakit kardiavaskuler, dan
mencegah asma, serta tidak mengandung gas dan dianjurkan untuk
penyakit asam urat.
c. Jagung manis
Jagung manis berfungsi untuk kesehatan tubuh dan baik untuk
pencernaan. Fungsi lain jagung yaitu: mencegah anemia, sumber energi,
menurunkan kolestrol LDL, membantu menaikkan berat badan,
mencegah diabetes dan hipertensi, membuang tulang kuat, baik untuk
mata dan bersifat anti kanker.
d. Telur
Telur mempunyai kandungan protein yang tinggi dan berfungsi untuk
tubuh. Protein merupakan pembentuk utama jaringan tubuh yang rusak
serta membantu pembentukan jaringan yang baru. Fungsi lain dari telur
adalah baik untuk mata, memiliki banyak kandungan nutrisi, membantu
16
program diet, tidak menimbulkan kolestrol, membentuk otot, dan baik
untuk kekebalan tubuh.
e. Mangga
Buah mangga pada dasarnya merupakan golongan buah rendah
kalori.Dalam satu buah mangga hanya terkandung sekitar 100 –
110 kalori. Kendati demikian, buah ini kaya akan antioksidan
(polifenol dan beta karoten) dan sejumlah nutrisi lain yang
bermanfaat bagi kesehatan..
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Asam urat adalah penyakit yang disebabkan oleh metabolisme internal purin yang
ditandai dengan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti
dengan terbentuknya timbunan Kristal berupa garam urat di persendian yang
menyebabkan perandangan sendi.
2. Hasil perhitungan :
Energy : 1.965,264 kkal
Protein : 73,7175 g
Lemak : 43,68 g
KH : 319,4425 g
3. Tujuan dari diet ini yaitu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan purin.
4. Diagnose gizi
intake : Asupan makanan yang salah berkaitan dengan gangguan metabolis
purin yang di tandai dengan meningkatnya kadar asam urat 19 mg/dl
Fisik/klinis: Perubahan nilai laboratorium gizi berkaitan dengan keluhan
nyeri dipersendian,bengkak tungkai kaki dan terasa panas. ditandai
dengan meningkatnya asam urat 19 mg/dl.
Behaviour: Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi ditanadai
dengan asupan makanan yang tidak seimbang dan pola makan yang salah.
Dan pemilihan makanan yang salah.
5.2 Saran
Kami sangat mengharapkan masukkan dan saran yang membangun dari
hasil praktek menu asam urat kami ini.Diharapkan hasil praktek pembuatan
menu asam urat ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang melakukan
praktikum tentang pembuatan menu asam urat dan selanjutnya dapat
18
meningkatkan keterampilan dalam pembuatan penyusunan menu dapat
memberikan hasil yang lebih baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, sunita (Ed.) 2005. Penuntut Diet Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Lingga Lanny, PhD. 2012.Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat
Jakarta:PT,Agro Media Pustaka
https://www.halodoc.com /kesehatan/penyakit-asam-urat
https://www.alomedika.com/penyakit/reumatologi/gout/patofisiologi
20