Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DOSEN PEMBIMBING
Endah Wijayanti, M. Keb
DISUSUN OLEH :
Kelompok 10
1. Allisya Salma
2. Yasmin aulia asri nur azizah

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keterampilan
Dasar Praktik Kebidanan tentang Kebutuhan Istirahat dan Tidur. Kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan  tugas kepada kami.
Kami meyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah
ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Balikpapan, 7 Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 

kebutuhan manusia perlu dipertahankan dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya dan
untuk memenuhi hal tersebut manusia harus berkerja siang dan malam bahkan sepertinya tidak
mengenal waktu sehingga mengorbankan suatu hal yang sangat berharga yaitu istirahat dan tidur

israhat dan tidur adalah yang tepat sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan latihannya
adekuat setiap orang memerlukan jumlah istirahat dan tidur yang berbeda dengan tidak
tempatnya jumlah tidur dan istirahat seseorang maka akan mempengaruhi pada kemampuan
berkonsentrasi membuat keputusan kelebihan emosi serta partisipasi dalam kehidupan sehari-
hari yang menurun

tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan Ketika seseorang dalam kondisi tidur ia
akan merasakan rileks secara mental terbebas dari rasa kegelisahan dan merasakan ketenangan
dalam fisiknya tidur adalah perubahan dari kesadaran yang terjadi untuk periode yang
berkelanjutan Ketika seseorang mendapatkan tidur yang tepat mereka merasa bahwa energi
mereka telah dipulihkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan pemulihan sistem tubuh
kualitas yang memadai dan kuantitas tidur yang berkontribusi pada kesehatan yang optimal

mencapai kualitas tidur yang baik menjadi sangat penting bagi kesehatan dan sebagai untuk
penyembuh dari penyakit pasien yang sedang sakit seringkali membutuhkan membutuhkan
membutuhkan lebih banyak tidur dan istirahat dari pada pasien yang sehat namun demikian
biasanya penyakit mencegah beberapa pasien untuk mendapatkan tidur dan istirahat yang kuat
lingkungan rumah sakit atau perawat tentang jangka panjang dan aktivitas pemberian layanan
sering membuat pasien sulit tidur atau beberapa pasien memang mempunyai gangguan tidur
sebelumnya sedangkan pasien yang lain bertambah masalah tidurnya akibat penyakit dan
lingkungan rawat inap

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Istirahat dan Tidur
2. Untuk mengetahui Fungsi Istirahat dan Tidur
3. Untuk mengetahui Pola Tidur
4. Untuk mengetahui Gangguan Tidur

C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Istirahat dan Tidur ?
2. Apa fungsi Istirahat dan Tidur ?
3. Bagaimana Pola Tidur ?
4. Apa Gangguan Tidur ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tidur dan istirahat

Pengertian Tidur

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Istirahat
juga bisa diartikan dengan bersantai, menyegarkan diri atau diam, melepaskan diri dari apapun
yang membosankan, menyakitkan atau menjengkelkan. Status aktifitas tubuh dalam keadaan
menurun, keadaan tenang, rileks, bebas dari cemas dan takut.
           Sedangkan tidur merupakan suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya
berbagai derajat stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar - benar terjaga (Taylor,
1997). Tidur merupakan aktivitas yg melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin, KV,
Respirasi, dan muskulosekeltal. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons
terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur. Hal
tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik
setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan
kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

B. Fisiologi Tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu Reticular Activating
System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. Pada saat
sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin
dari BSR (Tarwoto,Wartonah,2003). 
Tidur ditandai dengan:

 Aktivitas fisik, minimal


        Perubahan-perubahan fisiologis tubuh dan penurunan respon terhadap rangsangan eksternal.
Meskipun tujuan dari tidur sebenarnya tidak jelas, namun diyakini bahwa tidur diperlukan untuk
memelihara kesehatan dan menjaga keseimbangan mental emosional.Apabila kekurangan tidur
akan mengakibatkan kondisi yang dapat merusak orang yang mengalaminya.
Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Sclain itu, stres
pada paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi
yang tersimpan selama dari tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi seluler yang penting. Secara
umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang dipeerkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek
pada struktur tubuh dengan memulihkan kesogaran dan fungsi organ dalam tubuh, mengingat
terjadinya penurunan aktivitas organ-organ tubuh tersebut selama tidur.

 Irama Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia,bioritme ini
dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan (mis; cahaya, kegelapan,
gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme
sirkadian-yamg melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut
jantung,tekanan darah,temperature,sekresi hormone,metabolism dan penampilan serta perasaan
individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang
sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang
mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau
paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis,Taylor,Lemone,1989). 

C. Fungsi Tidur 
Fungsi tidur adalah memperbaiki (restorative) kembali organ-organ tubuh (Fordiastiko,1997)
NREM: anabolik dan sintesis RNA
REM: pembentukan hubungan baru pd korteks & sistem neuroendokrin yg menuju otak:
a. Pertumbuhan dan kesehatan anak-anak. 
b. Meringankan stres dan kegelisahan.
c. Memulihkan kemampuan untuk mengatasi dan mengkonsentrasikan pada     kebutuhan
sehari-hari.

D. Kebutuhan Tidur
Kebutuhan tidur pada manusia tcrgantung pada tingkat perkembangan,
Tabel 1\Kebutuhan Tidur Manusia
Umur
1. Tingkat Perkembangan : 0 - 1 bulan 
Bayi baru lahir Jumlah Kebutuhan tidur 14 - 18 jam/hr
2. Masa bayi
1 bulan - 18 bulan 12 - 14 jam/ hari
3. Masa anak 
18 bulan - 3 tahun 11 - 12 jam/hari
4. Masa prasekolah 
3 tahun - 6 tahun 11 jam/hari
5. Masa sekolah 
6 tahun - 12 tahun 10 jam/ hari
6. Masa remaja 
12 tahun - 18 tahun 8,5 jam/hari
7. Masa dewasa
18 - 40 tahun 7 - 8 jam/hari
8. Masa muda paruh baya 
40 tahun - 60 tahun 7 jam/hari
9. Masa dewasa tua 
60 tahun keatas 6 jam/hari
E. Pola Tidur 
Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia:
 Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal
0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus
sekitar 45-60 menit
 ( 1 bulan-18bulan)
 Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari, punya pola
terbangun sebentar.
 (18 bulan-3 tahun) 
Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala hari, terbangun dini hari
berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun
 (3-6 tahun) 
Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada umur 3
tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
 (6-12 Tahun)
Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan.
 (12-18 Tahun)
 Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.
 (18-40 Tahun)
Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I, 50% tidur tahap II,
dan 10-20% tidur tahap III dan IV.
 (40-60 Tahun)
 Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia dan sulit untuk
dapat tidur.
 (60 tahun ke atas) 
Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang terkadang tak
ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur 

Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur ;Banyak faktor yang mempengaruhi
kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup,
stress emosional,stimulan dan alcohol,diet, merokok,dan motivasi. 

a). Penyakit.
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya.di samping
itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan. 

b). Lingkungan.
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus
tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh,
temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang.
Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi
trsebut.
c). Kelelahan.
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah
seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus
REM akan kembali memanjang. 

d). Gaya hidup.


Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu
yang tepat. 

e). Stress emosional.


Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas dapat
meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga
saat tidur. 

f). Stimulant dan alkohol. 


Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang SSP sehingga dapat
mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alcohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus
tidur REM. Ketika pengaruh alcohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk. 

g). Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnyaterjaga di malam
hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan
sedikitnya periode terjaga di malam hari.
 
h). Merokok
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya, perokok
sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun di malam hari. 

i). Medikasi.
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. hipnotik dapat mengganggu
tahap III dan IV tidur NREM,metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk,
sedangkan narkotik (mis; meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur
REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari. 

j). Motivasi. 
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. sebaliknya,
perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk. 

G. Macam-Macam Gangguan Tidur


 INSOMNIA
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena
gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.

Ada tiga jenis insomnia: 


1.Insomnia inisial yaitu kesulitan untuk memulai tidur.
2.Insomnia intermiten yaitu kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
3.Insomnia terminal yaitu bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
 PARASOMNIA
Masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak :
• Night terrors dan mimpi buruk
• Sleepwalking dan sleeptalking
• Bruksisme
• Enuresis
 HYPERSOMNIA
Gangguan ini adalah kebalikan dari insomnia. Seringkali penderita dianggap memiliki gangguan
jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari
ukuran normal. Meskipun penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa
letih dan lesu sepanjang hari. Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan dapat diatasi
sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen diri.
 SLEEP APNEA
Gangguan yg dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut.

Ada 3 jenis apnea tidur: apnea sentral, obstruktif, dan campuran :


1. APNEA OBSTRUKTIF
Terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorok rileks pada saat tidur. Jalan
nafas atas menjadi tersumbat, dan aliran udara pada hidung berkurang atau berhenti. Individu
masih berusaha untuk bernafas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang seringkali
menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras.
2. APNEA SENTRAL
Melibatkan disfungsi pada pusat pengendalian pernafasan di otak. Impuls untuk bernafas
sementara berhenti, dan aliran udara pada hidung dan gerakan dinding dada juga terhenti.
Saturasi oksigen dalam darah juga menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yg mengalami cedera
batang otak
3. APNEA CAMPURAN 
Merupakan perpaduan antara apnea obstruktif dan apnea sentral

 NARKOLEPSI
 Disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Suatu kondisi yang dicirikan
oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur. 
  Orang yg menderita narkolepsi boleh dikatakan dapat tidur diwaktu sedang berdiri, tengah
mengemudikan kendaraan, tidur di tengah-tengah suatu pembicaraan atau selagi berenang

 SOMNAMBULISME
Somnambulisme,berjalan-jalan dalam tidur,lebih banyak terlihat pada anak-anak daripada di
kalangan orang dewasa.
Bahaya bagi orang yang menderita somnambulisme adalah bahwa ia dapat mendapatkan
cedera,dan tindakan-tindakan membuat lingkungannya aman merupakan suatu
keharusan,umpanya memasang kunci-kunci yang benar-benar bekerja baik pada pintu-pintu.
Jika seorang penderita yang pernah mengalami somnambulisme akan diterima untuk dirawat di
Rumah sakit atau unit perawatan kesehatan lainnya,ma
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Secara
umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari
perasaan gelisah.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu Reticular Activating
System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan proses berfikir. Pada saat
sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin
dari BSR

B. SARAN
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting agar dapat
memperbaiki kembali organ-organ tubuh. Agar dapat memiliki pola tidur yang
berkualitas, berikut beberapa sarannya.
1. Hindari olahraga terlalu pagi atau terlalu malam
2. Jangan minum kafein enam jam sebelum tidur

Anda mungkin juga menyukai