Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


“pada Nyeri”

Dosen pegampuh :Ns. ABD. GANI BAEDA, S.Kep,.M.Kep

DI SUSUN OLEH KELOMPOK VI:

WAHYUNI AMIN(202431055)

MIRSAYANTI (202431038)

MUSDALIFAH(202431040)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA TIGA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat
berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.
Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola
istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap
kesehatan.
Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali
memerlukan istirahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Sering kali, orang
yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah besar energi untuk kembali sehat atau
melaksanakanaktivitas kehidupan sehari-hari.
Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat dan sering serta
membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. Istirahat memulihkan energi seseorang,
yang memungkinkan orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan optimal.
Apabila waktu istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering kali mudah
marah,depresi, dan lelah, serta memiliki kontrol emosi yang buruk. Menyediakan
lingkungan yang tenang untuk klien merupakan fungsi penting perawat.
1.2 Manfaat Istirahat Dan Tidur
1. Meningkatkan Konsentrasi Dan Produktivitas
2. Meningkatkan Suasana Hati dan Menjaga Kesehatan Jantung
3. Meningkatkan Daya Ingat
4. Memperkuat System Kekebalan Tubuh dan Mengotrol Kadar Gula Darah
5. Menjaga Berat Badan Ideal

1.3 TujuanMasalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Istirahat Dan Tidur
2. Untuk Mengetahui Fisiologi Istirahat Dan Tidur
3. Untuk Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi KebutuhanIstirahat Dan Tidur
4. Untuk Mengetahui Gangguan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur.
5. Untuk MengetahuiKebutuhan dan Pola Istirahat Tidur
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Istirahat Dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan


hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan.Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan,
menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2018).
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan
indra atau rangsangan yang cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal,
tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta
penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Asmadi, 2018).

B. Fisiologi Istirahat Dan Tidur


Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar
dapat tidur dan bangun.Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi
retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan
saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Hidayat, 2018).
Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan
bagian atas pons.Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak
teratas.RAS dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan
tidur. Selain itu, RAS dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan
perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan
emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin.
Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar
Synchronizing Regional (BSR),sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan
impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbic. Dengan demikian, sistem pada
batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR
(Hidayat, 2018).

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur


Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda – beda. Ada yang
kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang
bisa tidur atau tidak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai
berikut:
a) Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan
nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan
tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan
nyenyak. Misalnya pada klien yang menderita gangguan pada sistem
pernapasan.Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin
dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2018).
b) Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak.
Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang
untuk tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur (Hidayat, 2018).
c) Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.Kelelahan tingkat menengah
orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2018).
d) Stress Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui
sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan
REM(Asmadi,2018).
e) Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang
dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak
tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur (Hidayat, 2018).
D. Gangguan Istirahat dan Tidur
a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah atau gelisah.
b. Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien akibat disomnia.
Penyebab dapat mencakup penyakit (misal: demam, sulit bernafas atau nyeri), stress
emosional,obat-obatan,gangguan lingkungan(missal asuhan keperawtan yang
dilakukan) dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Dokter
dan perawat cenderung mengalai deprivasi tidur karena jadwal kerja yang panjang dan
rotasi jam dinas.
c.Night terror
Night terror adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau
lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat
dan ketakutan atau menagis.
d. Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap aliran udara di hidung dan
mulut.Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut
menyebabkan mendengkur.Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada
lansia.Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara
pernapasan.

E. Kebutuhan dan Pola Istirahat Tidur


Tingkat
Pola Tidur Normal
Perkembangan/ Usia
Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh
Bayi baru lahir sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya
(0 – 1 bulan) dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap
siklus sekitar 45-60 menit.
Bayi Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih
(1 – 18 bulan) lama pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar
Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak
Toddler tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang,
(18 bulan – 3 tahun) siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3
tahun
Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode
Pra Sekolah terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5
(3 – 6 tahun) tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore
hari.
Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu
(6 – 12 tahun) tidur relatif konstan.
Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.
(12 – 18 tahun)
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10%
Dewasa Muda
tidur tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap
(18 – 40 tahun)
III-IV.
Dewasa Pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin
(40 – 60 tahun) mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap
Dewasa Tua IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada. Mungkin
(> 60 tahun) mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur
malam hari

F. Jenis-jenis Tidur
1. Pola Tidur Biasa atau NREM
Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement
Gerakan mata tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan
dalam tidur gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih
lambat daripada gelombang alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak
dalam keadaan tidur (lihat gambar). Tanda-tanda tidur NREM adalah:
 Mimpi berkurang
 Keadaan istirahat (otot mulai berelaksasi)
 Tekanan darah turun
 Kecepatan pernafasan turun
 Metabolisme turun
 Gerakan mata lambat
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya
orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian
akan mudah terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap
yang masing-masing tahap di tandai dengan pola gelombang otak.
a. Tahap 1
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana
seseorang beralih dari sadar menjadi tidur.Seseorang merasa kabur dan relaks,
mata bergerak ke kanan dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara
jelas.Gelombang alpha sewaktu seseorang masih sadar diganti dengan gelombang
betha yang lebih lambat.Seseorang yang tidur pada tahap I dapat di bangunkan
dengan mudah.Ketika bangun seseorang merasa seperti telah melamun.
b. Tahap 2
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata
masih bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu
tubuh dan metabolisme menurun.Gelombang otak ditandai dengan“sleep
spindles” dan gelombang K komplek.Tahap II berlangsung pendek dan berakhir
dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit.Pada tahap ini merupakan periodetidur
bersuara, kemajuan relaksasi, untuk bangun relatif mudah.
c. Tahap 3
Pada tahap ini meliputi awal dari tidur dalam. Otot –otot dalam keadaan santai
penuh, kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih
sulit dibangunkan dan jarang bergerak.Gelombang otak menjadi lebih teratur dan
terdapat penambahan gelombang delta yang lambat.Tahap ini berlangsung 15-30
menit.
d. Tahap 4
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi
gelombang delta yang melambat.Kecepatan jantung dan pernafasan
turun.Seseorang dalam keadaan rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan.
(mengenaigambar grafik gelombang dapat dilihat dalam gambar). Siklus tidur
sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir dengan tidur REM. Tahap ini
berlangsung 15-30 menit.
2.Pola Tidur Paradoksikal atau REM
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan
mata cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini
bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas
otaknya nyata.Tidur REM / Paradoks merupakan pola/tipe tidur dimana otak
benar-benar dalam keadaan aktif.Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah
yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya
kemudian terbangun. Pola/tipe tidur ini, ditandai dengan perbedaan antara mimpi-
mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap tidur REM adalah bahwa
mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat kembali, sedangkan mimpi
selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi selama tidur NREM
tidak terjadi konsolidasi mimpi dalam ingatan.
1.Mengigau atau bahkan mendengkur
2. Otot-otot kendor (relaksasi total)
3. Kecepatan jantung dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat
4. Perubahan tekanan darah
5. Gerakan otot tidak teratur
6.  Gerakan mata cepat
7 .Pembebasan steroid
8. Sekresi lambung meningkat
9 .Ereksi penis pada pria
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM diperkirakan
terjadi proses penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran,
adaptasi psikologis dan memori (Hayter, 1980:458). Fase tidur REM (fase tidur
nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit.Dalam tidur malam yang
berlangsung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM)
terjadi secara bergantian sebanyak 4 – 6 siklus.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas klien : Selain nama klien,asal kota dan daerah serta jumblah keluraga.

b. Keluahan : Penyebab klien sampai di bawa ke rumah sakit.

c. Riwayat Penyakit Sekarang :

d. Riwayat Penyakit Dulu :

e. Riwayat Sosial Ekonomi dan lingkungan.

f. Pola fungsi kesehatan

- Pola presepsi sehat dan penataklaksanaan kesehatan.

- Pola Eliminasi

- Pola Aktifitas dan latihan

- Pola istirahat dan tidur

- Pola kongnitif perecptual

- Pola presepsi diri

- Pola peran dan hubungannya.

- Pola reproduksi dann seksual

- Pola penanggualan stres

- Pola tata nilai dan kepercayaan

g. Pemereksiaan Fisik

- Sistem integumen

- Palpasi
2. Masalah keperawatan

Nyeri akut

3. Rencana/intervensi keperawatan.
a.observasi
-identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri,
-identifikasi skala nyeri
-identifikasi respon nyeri non verbal
- identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
-identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
-identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
-identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

Terapeutik
-berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis, TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi, terbimbing,
kompres, hangat/dingin, terapi bermain)
-kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
-fasilitas istirahat dan tidur
-pertimbangakan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi
-jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
-jelaskan strategis meredakan nyeri
-anjurkan monitor nyeri secara secara mandiri
-anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
-ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
-kola borasi pemberian analgetik,jika perlu
Daftar Pustaka

Danu Saputra Raharja.http://danumanyut.blogspot.com/2017/04/konsep-kebutuhan-


tidur-dan-istirahat.html.Diposkan Selasa, 17 april 2017.
Eka Kharisma Putri.http://kharismaputrii.blogspot.com/2018/07/kebutuhan-
dasaristirahat-dan-tidur.html.Diposkan Sabtu, 13 juli 2018.
FaizalSuryaHakiki.http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/
2019/06/askep-istirahat-tidur.html. Diposkan Rabu, 5 Juni 2019.
Ifptasya. http://ifptasya.wordpress.com/2020/01/11/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-
dan-tidur4ns/. Diposkan 11 Januari 2020.
Ramadhan.http://forbetterhealth.wordpress.com/2018/12/22/konsep-dasar-istirahat-
dan-tidur/. Diposkan 22 Desember 2018.
Suparyanto. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2020/10/konsep-dasar-istirahat-
tidur.html. Diposkan Sabtu, 01 Oktober 2020.
http://dianhusadayeny.blogspot.com/p/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-dan-
tidur.html.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2018/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html.
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdm-i/
kebutuhanistirahat-dan-tidur/
PPNI(2016),Standar diagnosis keperawatanIndonesia: Definisi dan indicator
diangnotik, Edisi1. Jakarta DPP PPNI.
PPNI(2018),Standar intervensi keperawatanIndonesia: Definisi dan tindakan
keperawatan, Edisi1. Jakarta DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai