Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT &

TIDUR

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Keperawatan Dasar

Disusun oleh :
ANDINI SUCI AGFIRA
A1C121012

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
1. Pengertian
Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional,
bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yg
membutuhkan ketenangan.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986).
Tidur diartikan sebagai suatu kedaan perubahan kesadaran melalui
tingkatan stimulus yang bervariasi yang menghasilkan keterjagaan. Tidur
merupakan keadaan irama yang aktif dan kompleks yang melibatkan
siklus yang berulang dimana tiap siklus merupakan penggambaran dari
fase-fase aktivitas tubuh dan otak yang berbeda-beda. Sedangkan istirahat
merupakan suatu kondisi dimana tubuh mengalami penurunan tingkat
aktivitas yang menghasilkan suatu perasaan yang menyegarkan.
2. Fungsi Istirahat Dan Tidur
a. Memperbaiki keadaan fisiologis dan psikologis.
b. Melepaskan stress dan ketegangan.
c. Memulihkan keseimbangan alami di antara pusat-pusat neuron.
d. Secara tradisional, dipandang sebagai waktu untuk memperbaiki dan
menyiapkan diri pada waktu periode bangun.
e. Memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung.
f. Berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
g. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas sehari-hari.
h. Menghasilkan hormon pertumbuhan untuk memperbaiki serta
memperbaharui epitel dan sel otak.
i. Menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh.
j. Memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik.
3. Tahap-Tahap Tidur
a. NREM (Non Rapid Eye Movement)
Ada 4 tahapan:
Tahap 1:
 Termasuk light sleep.
 Berakhir hanya beberapa menit.
 Penurunan aktivitas fisik dimulai dengan penurunan gradual
dalam tanda vital dan metabolisme.
 Dengan mudah dibangunkan dengan stimulus sensori seperti
suara dan individu merasa seperti mimpi di siang hari.
Tahap 2
 Merupakan periode sound sleep.
 Kemajuan relaksasi
 Masih dapat dibangunkan dengan mudah.
 Berlangsung selama 10-20 menit.
 Fungsi tubuh berlangsung lambat.
Tahap 3
 Tahap awal tidur dalam
 Lebih sulit dibangunkan dan jarang bergerak.
 Otot secara total relaksasi.
 Tanda vital mengalami kemunduran teratur.
 Berlangsung 15-30 menit.
Tahap 4
 Tahap tidur benar-benar nyenyak.
 Sangat sulit dibangunkan.
 Jika tidur nyenyak telah terjadi, akan menghabiskan sepanjang
malam pada tahap ini.
 Bertanggung jawab mengistirahatkan dan memperbaiki tidur.
 Tanda vital menurun secara signifikan.
 Berlangsung 15-30 menit.
 Dapat terjadi tidur berjalan dan mengompol.
b. REM (Rapid Eye Movement)
 Periode yang sangat hidup karena mimpi penuh warna.
 Dimulai 50-90 menit setelah tidur terjadi.
 Tipe yang mempengaruhi respon autonom meliputi kecepatan
gerak mata, fluktuasi jantung, rata-rata pernafasan dan
peningkatan fluktuasi tekanan darah.
 Kehilangan tonus otot.
 Peningkatan sekresi gastrik.
 Tahap yang bertanggung jawab untuk perbaikan mental.
 Sangat sulit untuk dibangunkan
 Durasi dari REM meningkat setiap siklus dan rata-rata 20
menit.
4. Nilai-Nilai Normal

Tingkat Jumlah  Kebutuhan
Usia
Perkembangan Tidur

0 – 1 bulan Neonatus 14 – 18 jam/hari


1 – 18 bulan Bayi 12 – 14 jam/hari
18 bulan – 3 tahun Anak 11 – 12 jam/hari
3 – 6 tahun Prasekolah 11 jam/hari
6 – 12 tahun Sekolah 10 jam/hari
12 – 18 tahun Remaja 8,5  jam/hari
18 – 40 tahun Dewasa muda 7– 8 jam/hari
40 – 60 yahun Paruh baya 7  jam/hari
> 60 tahun Dewasa tua 6 jam/hari

5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Tidur


a. Penyakit
Penyakit infeksi limpa, banyak tidur untuk mengatasi keletihan
b. Latihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yg tinggi dapat memerlukan lebih banyak
tidur untuk menjaga keseimbangan energi yg telah dikeluarkan
c. Stres psikologis : Seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur
d. Obat
Golongan obat diuretik menyebabkan seseorang insomnia,
antidepresan dapat menekan REM , kafein dapat meningkatkan saraf
simpatis menyebakan kesulitan untuk tidur
e. Nutrisi : Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yg cukup dapat mempercepat
proses tidur
f. Lingkungan : Lingkungan yang aman dan nyaman dapat mempercepat
proses tidur
g. Motivasi : Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan
seseorang untuk tidur
6. Masalah Kebutuhan Tidur
a. Insomnia : Keadaan ketidakmampuan mendapatkan tidur yang
adekuat, baik kualitas maupun kuantitas dengan keadaan tidur yang
hanya sebentar.
b. Hipersomnia : Gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada
umumnya lebih dari 9 jam pada malam hari
c. Parasomnia
Kumpulan beberapa penyakit yang dapat mengganggu pola
tidur, seperti somnambulisme (berjalan-jalan dalam tidur)
d. Enuresis
Buang air kecil yg tidak di sengaja pada waktu tidur atau mengompol
e. Apnea tidur dan Mendengkur : Disebabkan krn adanya rintangan
dalam pengaliran udara di hidung & mulut pada waktu tidur
f. Narcolepsi : Tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur
g. Mengigau  : mengigau dikategorikan dalam ggn tidur bila terlalu
sering dan diluar kebiasaan, mengigau terjadi sebelum tidur REM
B. KONSEP ASPEK LEGAL ETIK KEPERAWATAN
1. Konsep Legal Etik
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk
ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika
keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari
pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya
untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga bisa
diandalkan.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja
kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang
Professional, Ethical and Legal Practice, bidang Care Provision and
Management dan bidang Professional Development “Setiap profesi pada
dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh
melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna
dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting
kepada masyarakat”. (Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan UI 2006)
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan
legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek
keperawatan, pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung
pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk
melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak
perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Landasan Aspek Legal Keperawatan
Landasan aspek legal keperawatan adalah undang-undang keperawatan
Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin
yang memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan
praktik profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam
suatu institusi dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara
perorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki
kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki
kewenangan. Seperti juga kemampuan yang didapat secara berjenjang,
kewenangan yang diberikan juga berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat
dalam bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus
dilampaui. Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat
umum saja yang diatur oleh Departemen Kesehatan sebagai penguasa
segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran. Sementara itu,
kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau
kesehatan tertentu diserahkan kepada profesi masing- masing
3. Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan
Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek
hukum yang melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia,
baik secara perorangan maupun berkelompok, hukum mengatur perilaku
hubungan baik antara manusia yang satu dengan yang lain, antar
kelompok manusia, maupun antara manusia dengan kelompok manusia.
Hukum dalam interaksi manusia merupakan suatu keniscayaan
(Praptianingsih, S., 2006).
Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan
berbunyi : “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.”
Begitupun dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi
“Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”. Yang
mana berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan salah satu
profesi/tenaga. kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan
kepada pasien yang membutuhkan Pelayanan keperawatan di rumah sakit
meliputi : proses pemberian asuhan keperawatan, penelitian dan
pendidikan berkelanjutan. Dalam hal ini proses pemberian asuhan
keperawatan sebagai inti dari kegiatan yang dilakukan dan dilanjutkan
dengan pelaksanaan penelitian-penelitian yang menunjang terhadap
asuhan keperawatan, juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan
serta sikap yang diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini semua
bertujuan untuk keamanaan pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan
dan juga pasien selaku penerima asuhan.
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam
Kepmenkes 1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010,
terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan keperawatan.
Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek
legalisasi keperawatan :
a. Proses Keperawatan
b. Tindakan keperawatan
c. Informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari
klien/pasien perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta
kewenangan perawat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan
tugasnya serta memberikan suatu kepastian hukum, perlindungan tenaga
perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam Kepmenkes
1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
Y.M.00.03.2.6.956

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
a. Identitas Klien (umur, status, pekerjaan, pendidikan, dll)
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit
d. Pemeriksaan fisik
Meliputi :
1) Inspeksi , palpasi , perkusi , auskultasi
2) TTV
3) Perilaku
e. Data Fokus
Data Subjektif
1) Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
2) Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
3) Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
4) Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
5) Kepala pusing, berat
6) Mengeluh sering terbangun
Data Objektif
1) Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)
2) Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
3) Gelisah, sering menguap
4) Mudah tersinggung
5) Ada bayangan hitam di bawah mata

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan
istirahat dan tidur diantaranya adalah :
a. Gangguan pola tidur
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
2) Kurang kontrol tidur
b. Ansietas
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status kesehatan,
pola interaksi, fungsi peran, status peran)
2) Stres, ancaman kematian
3) Konflik tidak disadari mengenai tujuan penting hidup
c. Insomnia yang berhubungan dengan faktor lingkungan ( bising) yang
ditandai dengan pasien menyatakan sulit tidur
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Yang Tujuan Intervensi Rasional
Mungkin Muncul
1. Gangguan pola Setelah diberikan asuhan a. Kaji rutinitas tidur a. Mengkaji dan
tidur keperawatan x 24 jam yang biasa dilakukan mengidentifikasi
Kemungkinan diharapkan gangguan pola klien kebiasaan tidur klien
berhubungan tidur klien efektif dengan b. Jelaskan pentingnya b. Istirahat adekuat dan
dengan : Kriteria Hasil : tidur yang adekuat tidur dapat meningka
a. Perubahan a. Perasaan segar sesudah c. Kolaborasi status emosional
pejanan terhadap tidur atau istirahat pemberian obat tidur c. Mungkin diberikan u
cahaya gelap b. Pola tidur, kualitas membantu pasien
b. Kurang kontrol dalam batas normal tidur/istirahat selama
tidur c. Jumlah jam tidur dalam periode transisi dari
normal 6-8 jam/hari rumah ke lingkungan
baru.
2. Ansietas Setelah diberikan asuhan a. Gunakan a. Memungkinkan wakt
Kemungkinan keperawatan x 24 jam pendekatan yang untuk mengekspresik
berhubungan diharapkan ansietas klien menenangkan perasaan, menghilang
dengan : efektif dengan b. Instruksikan pasien cemas, dan prilaku
a. Perubahan Kriteria Hasil : menggunakan adaptasi
dalam (status a. Mengidentifikasi, teknik relaksasi b. Meningkatkan
ekonomi, mengungkapkan, dan relaksasi/istirahat dan
c. Jelaskan prosedur
lingkungan, menunjukkan tehnik menurunkan rasa cem
dan apa yang
status kesehatan, untuk mengontrol c. Menurunkan cemas d
dirasakan selama
pola interaksi, cemas takut terhadap diagno
prosedur
fungsi peran, b. Klien mampu dan prognosis
d. Berikan obat untuk
status peran mengidentifikasi dan d. Membantu pasien rile
mengurangi
b. Stres, ancaman mengungkapkan gejala secara fisik mampu u
kecemasan
kematian cemas membuat strategi kop
c. Konflik tidak c. Ekspresi wajah, bahasa adekuat
disadari tubuh dan tingkat
mengenai tujuan aktivitas menunjukkan
penting hidup berkurangnya
kecemasan
3. Insomnia yang Setelah diberikan asuhan a. Pilih teman sekamar a. Teman sekamar yang
berhubungan keperawatan x 24 jam yang memiliki memiliki kepentingan
dengan faktor diharapkan Insomnia klien kesamaan terhadap lingkungan y
lingkungan ( bising) efektif dan pasien dapat kepentingan sama memungkinkan
yang ditandai tidur dengan nyaman lingkungan minimalisasi suara bis
dengan pasien dengan b. Kurangi Pengunjung pada kamar
menyatakan sulit Kriteria Hasil : c. Ciptakan lingkungan b. Pengunjung yang terla
tidur. a. Terciptanya lingkungan yang nyaman banyak bisa
yang kondusif untuk menimbulkan suara y
tidur bising
b. Terciptanya lingkungan c. Meningkatkan
yang penuh kenyamanan tidur ser
kenyamanan dukungan
fisiologis/psikologis
4. Implementasi Keperawatan
a. Gangguan pola tidur
1) Mengkaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien
2) Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat
3) Mengkolaborasi pemberian obat tidur
b. Ansietas
1) Menggunakan pendekatan yang menenangkan
2) Menginstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
3) Menjelaskan prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4) Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan
c. Insomnia
1) Memilih teman sekamar yang memiliki kesamaan kepentingan
lingkungan
2) Mengurangi Pengunjung
3) Menciptakan lingkungan yang nyaman

5. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan
situasi kondisi klien, maka diharapkan klien :
a. Gangguan pola tidur klien efektif dengan Kriteria Hasil :
1) Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
2) Pola tidur, kualitas dalam batas normal
3) Jumlah jam tidur dalam normal 6-8 jam/hari
b. Ansietas klien efektif dengan Kriteria Hasil :
1) Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
2) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
3) Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
c. Insomnia klien efektif dan pasien dapat tidur dengan nyaman dengan
Kriteria Hasil :
1) Terciptanya lingkungan yang kondusif untuk tidur
2) Terciptanya lingkungan yang penuh kenyamanan

D. MIND MAPPING & PATHWAY


MIND MAPPING

Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan


hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yg membutuhkan
ketenangan.
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986).

Masalah kebutuhan
tidur Pengertian

Fungsi istirahat dan tidur


 Insomnia
 Hipersomnia
 Parasomnia
a. Memperbaiki keadaan fisiologis dan
 Apnea tidur dan mendengkur
psikologis.
 Mengigau
Kebutuhan Istirahat Dan b. Melepaskan stress dan ketegangan.
Tidur c. Memulihkan keseimbangan alami di
Faktor-faktor yang antara pusat-pusat neuron
mempengaruhi kebutuhan d. Mengembalikan konsentrasi dan aktivitas
tidur sehari-hari
e. Memelihara kesehatan optimal dan
mengembalikan kondisi fisik.
 Penyakit
 Latihan dan kelelahan Tahap-tahap tidur
 Obat
 Nutrisi
Nilai-nilai normal
 Lingkungan

b. NREM (Non Rapid a. REM (Rapid Eye


Eye Movement) Movement)
Tingkat
Usia Jumlah Kebutuhan Tidur
Perkembangan

0 – 1 bulan Neonatus 14 – 18 jam/hari


1 – 18 Bayi 12 – 14 jam/hari
bulan Anak 11 – 12 jam/hari
18 bulan – Prasekolah 11 jam/hari
3 tahun Sekolah 10 jam/hari
3 – 6 tahun Remaja 8,5  jam/hari
6 – 12 Dewasa muda 7– 8 jam/hari
tahun Paruh baya 7  jam/hari
12 – 18 Dewasa tua 6 jam/hari
tahun
18 – 40
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. 2018. Nursing
Interventions Classification (NIC), Fourth Edition. Missouri : Mosby
Elis J.R, Nowlis E.A. 1985. Nursing a Human Needs Approach. Third
Edition. Houghton Mefflin Company. Boston.
NANDA, 2002, Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications.
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3.
Salemba Medika. Jakarta.
https://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-kebutuhan-tidur-
danistirahat.html
https://nsmayalegaletikkeperawatan.blogspot.com/2015/02/makalah-legal-
etik-keperawatan-dan-kasus.html

Anda mungkin juga menyukai