DI SUSUN OLEH:
ENDAH PUSPITASARI
071201079
FAKULTAS KESEHATAN
2021
A. Pengertian Istirahat Dan Tidur
1. Istirahat
Istirahat merupakan keadaaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga dalam kondisi yang membutuhkan ketenangan.
Kata stirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah , bersantai untuk menyegarkan
diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan
bahkan menjengkelkan.
Terdapat beberapa karakteristik berhubungan dengan istirahat diantaranya sebagai
berikut:
a. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi
b. Merasa diterima
c. Mengetahui apa yang sedang terjadi
d. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan
e. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan
f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut diatas
tersebut dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala
kebutuhannya dapat diatasi dan adanya pengawasan maupoun penerimaan dari asuhan
keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak
merasakan enam kriteria tersebut diatas, maka kebutuhan istirahatnya belum terpenuhi
sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan
istirahat dan tidur. Misalnya mendengarkan secara hati hati tentang kehkwatiran personal
pasien dan mencoba meringankannya jika memungkinkan.
2. Tidur
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh stimulus
atau sensoris yang sesuai ( Guyton, 1986), juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relative, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi
lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim,
memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi
penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, A. Aziz Alimul dan Uliyah
Musrifatul, 2015, Bab 18)
B. Fisiologi Tidur
Merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang
secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.
Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh system pengaktivasi retikularis yang merupaka sitem
yang mangatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan
kewaspadaan pada tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan aktivitas dan tidur terletak dalam
mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat
memberikan ra ngsanga visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses piker.
Dalam keadaan sadar, neuron dan RAS akan melepaskan katekolamin seperti
norepinefrin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan
serum serotonim dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun bergantung pada keseimbangan impuls
yang diterima dipusat otak dan system limbik. Dengan demikian system pada batang otak
yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1. Riwayat tidur
1) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
2) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
3) Kebiasaan/pun saat tidur
4) Lingkungan tidur
5) Dengan siapa paien tidur
6) Obat yang di konsumsi sebelum tidur
7) Asupan dan stimulan
8) Perasaan pasien mengenai tidurnya
9) Apakah ada kesulitan tidur
10) Apakah ada perubahan tidur
1. Gejala Klinis
1. Penyimpangan Tidur
1) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau
kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseorang yang terbangun dari tidur tapi merasa belum
cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan
ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas.
Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita
insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
2) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak
kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan
kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai
resiko terjadinya cidera.
3) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja
dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa
faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training
yang kaku.
4) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur,
dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia
dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetikasistem
saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat
menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja
pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
5) Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
6) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel
yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.
Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut
mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.
2. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan pola tidur (D.0055)
2) Keletihan (D.0057)
3) Kesiapan penngkatan tidur (D.0058)
3. Rencana keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Dukungan tidur (I.
tidur (D.0055) tindakan 05174)
Definisi: keperawatan selama a. Identifikasi
Gangguan kualitas 3 x24 jam di pola aktivitas
dan kuantitas harapkan pasien dan tidur
waktu tidur akibat dapat memenuhi b. Identifikasi
faktor eksternal kriteria hasil : faktor
1. Pola tidur pengganggu
(L.05045) c. Identifikasi
a. Keluhan sulit makanan yang
tidur dari 2 mengganggu
cukup tidur
menurun d. Identifikasi
menjadi 5 obat tidur yang
meningkat di konsumsi
b. Keluhan e. Modifikasi
sering terjaga lingkungan
dari 2 cukup mis. Suhu,
menurun kebisingan dll
menjadi 5 f. Sesuaikan
meningkat jadwal
c. Keluhan tidak pemberian
puas tidur dari obat/ tindakan
2 cukup untuk
menurun menunjang
menjadi 5 siklus tidur
meningkat g. Jelaskan
d. Keluhan pola penting nya
tidur berubah tidur cukup
dari 2 cukup selama sakit
menurun
menjadi 5
meningkat
e. Keluhan
istirahat tidak
cukup dari 2
cukup
menurun
menjadi 5
meningkat
DAFTAR PUSTAKA