Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI :


RESIKO PERILAKU RSJD DR. AMINO GONDOHUTOHOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Di susun oleh :
Silvie Ayu Darmianti (071201015)
Endah Puspitasari (071201079)
Widya (071201021)
Bambang Supriyanto (071201023)
Aliyah (071201027)
Romi Romansyah (071201032)

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2021
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI : RESIKO PERILAKU
KEKERASAN

A. Topik : Terapi Aktivitas Kelompok dengan RPK


B. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial
d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa
dilakukannya
e. Klien dapat mencegah perilaku kkerasan dengan cara patuh minum obat
C. Latar Belakang
Resiko Perilaku kekerasan merupakan perilaku seseorang yang menunjukan bahwa dia
dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain atau lingkungan, baik secara fisik,
emosional, seksual, dan verbal (Nanda (2016) dalam Sutejo (2018).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi merupakan suatu terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Dalam hal ini klien dilatih untuk mempersepsikan stimulus
dari luar secara nyata, terapi ini bisa digunakan pada pasien dengan risiko perilaku
kekerasan (Prabowo, 2014).
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan adalah terapi yang menggunakan aktivitas
sebagai latihan mempresepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang dialami.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Dengan proses ini,
diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptif.
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
(Prabowo, 2014).
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi perilaku kekerasan dibagi dalam 5 sesi,
yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2. Sesi II : Mencegah perilaku kekerasan fisik.
3. Sesi III : Mencegah perilaku kekerasan sosial.
4. Sesi IV : Mencegah perilaku kekerasan spiritual.
5. Sesi V : Mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat

D. Seleksi Pasien
1. Kondisi Pasien kooperatif
2. Jenis masalah keperawatan sesuai indikasi TAK
3. Jumlah pasien 6-12 orang
4. Pasien bersedia mengikuti TAK
5. Proses seleksi pasien dilakukan sehari sebelum pelaksanaan

E. Jadwal Kegiatan
1. Tempat pelaksanaan TAK :
2. Lama Pelaksaan TAK : 1 jam 30 menit
3. Waktu pelaksanaan : 10.00-11.30 Wib

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
4. Bermain peran
5. Brain storming

G. Media dan alat


1. Papan tulis / flipchart/ whiteboard
2. Kasur / kasur / gendang
3. spidol
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Beberapa contoh obat
7. Kertas
8. Musik
H. Pengorganisasian
a. Leader : Widya
Uraian tugas:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Coleader : Bambang Supriyanto
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Fasilitator : 1. Silvie Ayu Darmianti
2. Endah Puspitasari
3. Romi Romanyah
Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
a. Observator : Aliyah
Uraian tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
I. Setting tempat
1. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan:
: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Klien

J. Program Antisipasi
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien.
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan.
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih.
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut.
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini.
K. Terapi Stimulasi Persepsi terbagi dalam 5 sesi:
Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
1. Langkah kegiatan :
a. Persiapan
1. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
2. Membuat kontak dengan klien
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
c. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
d. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tahap kerja
1) Mendiskusikan penyebab marah.
2) Tanyakan pengalaman tiap klien
3) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
f. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab
marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
g. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai/memukul orang lain, memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
h. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan
i. Melakukan bermain eran/ simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya
(terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).
j. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran /simulasi.
k. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
l. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
m. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
n. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibat
perilaku kekerasan.
o. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan.
2. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah,
yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku
kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan TAK berikutnya.
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun yang diharapkan adalah
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formlir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1: TAK
Simulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan psikologis

Memberi tanggapan tentang


No Nama pasien Penyebab RPK tanda & Gejala Perilaku
Akibat RPK
RPK kekerasan
1 Tio √ x √ √
2 Suratman √ x √ √
3 Suhartono √ √ √ √
4 wahyu √ √ x x
5 abdul √ √ √ √
6 Toni √ √ √ √

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilakuk
kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klienmampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1. TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan
tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-
degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan
(tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan
menyampaikan jika semua dirasakan selama dirumah sakit.
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
A. Langkah kegiatan:
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis pada pasien
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi /validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menyanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan
gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu secara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a) Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
1) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b) Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan
secara sehat : tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat
kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan memukul
gendang.
c) Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d) Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang dipilih


1) Terapis mempraktikan
2) klien melakukan redemonstrasi

e) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran kemarahan


f) Upayakan semua klien berperan aktif
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus
penyebab perilaku kekerasan
2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang
asertif
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

B. Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 2, kemampuan yang di harapkan
adalah 2 kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

Sesi 2
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
No Nama klien Mempraktikan cara fisik Mempraktikan cara fisik yang kedua
yang pertama
Tio  x
Suratman  
Suhartono  x
wahyu  
Abdul x 
Toni  

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan dua cara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan, klien mampu mempraktikkan tarik napas dalam, tetapi belum mampu
mempraktikkan pukul kasus dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktikkan di
ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial


A. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 2.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
3. Evaluasi / validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah serta perilaku
kekerasan.
c) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
4. Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
b) Menjelaskan aturan main berikut.
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
2) Lama kegiatan 45 menit.
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
5. Tahap kerja
a) Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang
lain.
b) Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.
c) Terapis mendemonstrasikan cara meninta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “Saya
perlu / ingin/ minta ..., yang akan saya gunakan untuk...”.
d) Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin
c.
e) Ulangi d. sampai semua klien mencoba.
f) Memberikan pujian pada peran serta klien.
g) Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati
pada orang lain, yaitu “Saya tidak dapat melakukan ...” atau “Saya tidak
menerima dikatakan ...” atau “Saya kesal dikatakan seperti ...”.\
h) Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin
d.
i) Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j) Memberikan pujian pada peran serta klien.

6. Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b) Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosil yang asertif ,
jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dn interaksi sosial yang asertif secara
teratur.
3) Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian klien.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

B. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 3, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi
sebagai berikut.

Sesi 3: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social
No Nama klien Memperagaka Memperagakan Memperagakan
n cara cara menolak cara
meminta tanpa yang baik mengungkapkan
paksa kekerasan yang
baik
1 Tio √ √ √
2 Suratman x √ √
3 Suhartono √ √ x
4 Wahyu x √ x
5 Abdul √ x √
6 Toni √ x x

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikan pencegahan perilaku
kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik , mengungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda centang jika klien mampu dan tanda silang jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik
dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikan di ruang rawat ( buat
jadwal).

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual


A. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi
b) Menyiapkan alat dan tempat
c) Orientasi
2) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Klien dan terapis pakai papan nama
3) Evaluas/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan
c) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif untuk mencegah
perilaku kekerasan sudah dilakukan.
4) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku
kekerasan.
b) Menjelaskan aturan main berikut.
1. Jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
5) Tahap kerja
a) Menanyakan agama dan kepercayaan masing masing klien.
b) Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing masing klien.
c) Menuliskan kegiatan ibadah masing masing klien.
d) Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e) Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f) Memberikan pujian pada penampilan klien.
6) Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b) Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,
dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi social yang asertif, dan
kegiatan ibadah secara teratur.
3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.
c) Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.
2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

B. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang
diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir
evaluasi sebagai berikut:

Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

Mempraktikkan Mempraktikkan
Nama Klien
Kegiatan ibadah pertama Kegiatan ibadah kedua
Tio √ x
Suratman √ √
Suhartono x √
wahyu √ √
Abdul x √
Toni x x
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan ibadah
pada saat TAK. Beri tanda centang jika klien mampu dan tanda silang klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimilki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh : klien mengikuti sesi 4 , TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya
secara teratur di ruangan( buat jadwal).
Sesi 5 : Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengkonsumsi Obat

A. Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi social yang asertif dan kegiatan ibadah
untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut :
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap
klien menyampaikan)
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat,
benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Menjelaskan tentang prinsip 5 benar dan meminta klien menyebutkan lima benar
cara minum obat, secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard)
h. Mendiskusikan peranan klien jika teratur minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku
kekerasan/kambuh.
j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku
kekerasan/kambuh.
k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak
patuh minum obat.
l. Member pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menyanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi social asertif,
kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2) Memasukkan minum obat dalam jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien perlu
TAK yang lain.

B. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap keraj. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah
mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak
patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 5 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
No Nama Klien Menyebutkan lima Menyebutkan Menyebutkan
benar minum obat keuntungan akibat tidak patuh minum

1 Tio √ √ √
2 Suratman √ x √
3 Suhartono x √ x
4 Wahyu x √ x
5 Abdul x x x
6 Toni x √ √

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum
obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda v jika klien
mampu dan tanda x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien pada cartatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu menyebutkan lima benar cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan
minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikan lima benar cara
minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum
obat.

Anda mungkin juga menyukai