Anda di halaman 1dari 14

1

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI : PRILAKU KEKERASAN

Pembimbing Akademik
Ns. Maretha Akhriansyah S.Kep, M.Kes, M. Kep

Pembimbing Klinik
Ns. Yasmin, S.Kep

Disusum Oleh :
Yunita Liskawati 23.14901.10.06
Larasati 23.14901.10.11
Fasha Rizki Utami 23.14901.10.31
Eisnaini Sawalila 23.14901.10.32
Agung Tri Yanto 23.14901.10.41

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2023
2

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI : PRILAKU KEKERASAN
SESI I DAN SESI II

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Perilaku Kekerasan

B. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya


orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan
interaksi dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya
memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu,
sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk
interaksi dengan orang lain.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan


yang lain. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang
harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik diri.

Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh


sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang
dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih. Terapi
aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah
pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu agar
pasien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang
lain, sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan
hal-hal yang sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain
sehingga pasien dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti
berhubungan dengan orang lain.

Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Wilson


dan Kneisl menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok adalah manual,
rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta
meningkatkan repon social dan harga diri.
3

Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan


kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan
tidak jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul
sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Ekspresi
marah yang segera karena suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang
menyulitkan karena secara kultural ekspresi marah yang tidak diperbolehkan.
Oleh karena itu, marah sering diekspresikan secara tidak langsung.

Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit diri
sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan
dengan langsung dan tidak konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan
individu dan membantu mengetahui tentang respon kemarahan seseorang dan
fungsi positif marah.

Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien
dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya. Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini adalah pasien
yang mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK
pasien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.

C. Tujuan

Tujuan Umum : Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan

Tujuan Khusus :
1. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
3. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara social
4. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan spiritual
5. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum
obat.
4

D. Kriteria Anggota Kelompok (Klien)


1. Karakteristik Klien
a) Pasien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu
berlangsungnya Terapi Aktifitas Kelompok
b) Kondisi fisik dalam keadaan baik
c) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas

2. Proses Seleksi

a) Mengobservasi pasien yang masuk kriteria.

b) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria.

c) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.

d) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:


menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.

Adapun pasien yang di ikut sertakan dalam terapi aktivitas kelompok ini
berjumlah 5 orang yaitu :

1. Tn. R

2. Tn. S

3. Tn. A

4. Tn. Ri

5. Tn. Z

3. Antisipasi

1) Penanganan terhadap pasien yang tidak aktif dalam aktivitas

a. Memanggil pasien

b. Memberi kesempatan pada pasien untuk menjawab sapaan perawat


atau pasien lain
2) Bila pasien meninggalkan kegiatan tanpa izin

a. Panggil nama pasien


5

b. Tanyakan alasan pasien meninggalkan kegiatan

3) Bila pasien lain ingin ikut

a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada pasien


yang telah dipilih
b. Katakan pada pasien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin
didikuti oleh pasien tersebut.

E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Kamis, 08-02-2024
b. Waktu : 13.00
c. Alokasi waktu : 30 menit

1) Perkenalan dan pengarahan (5 menit)

2) Terapi kelompok (30 menit)

3) Penutup (5 menit)
d. Tempat : Ruangan Bangau (Aula/Ruang TAK)
e. Jumlah Klien :5
2. Tim Terapi
a. Leader : Agung Tri Yanto
Uraian Tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader : Larasati
Uraian Tugas :
1) Menyampaikan uraian materi
c. Observer : Fasha Rizki Utami
Uraian Tugas :

1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan


dengan waktu, tempat dan jalannya acara

2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan


6

semua angota kelompok dengan evaluasi


kelompok
d. Fasilitator : Yunita Liskawati dan Eisnaini Sawalila
Uraian Tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan


setelah kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkunganuntuk
melaksanakan kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan
diskusi.

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi


masalah.

e. Metode dan media


Media : Bola plastik
Jadwal Kegiatan
Kartu nama/gambar
Metode : Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
Bermain Peran/simulasi
f. Setting Tempat
7

Keterangan :

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur

a. Proposal sudah di setujui pembingbing satu hari sebelum kegiatan

b. Persiapan dilakukan satu hari sebelum kegiatan , termasuk izin menggunaka


tempat

c. Telah dilakukan diskusi kelompok untuk pembagian tugas TAK dan role play
(Leader , Co leader , Observer , fasilitator )

2. Evaluasi Proses

a. Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan sampai selesai

b. 75 % klien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai

c. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu

d. Leader dan Co leader dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan


kegiatan

e. Observer dapat melaporkan jalannya kegiatan .

3. Evaluasi Hasil

a. Sekurang – kurangnya 85 % peserta kegiatan TAK dapat berkenalan dan dapat


8

bercakap –cakap dengan anggota kelompoknya


b. Sekurang – kurangnya 75 % peserta kegiatan TAK dapat memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan yang ditujukan kepadanya
SESI 1 : Mengenal Prilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan
1. Tujuan :

a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.


b. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
c. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku
kekerasan).
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
2. Setting :

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

b. Ruangan nyaman dan tenang.


3. Alat :

a. Kertas HVS

b. Buku catatan dan pulpen

c. Nametag
4. Metode :

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab


5. Proses Pelaksanaan :
a. Persiapan
b. Orientas
1) Salam
2) Evaluasi/Validasi
3) Kontrak
c. Tahap kerja
1) Mendiskusikan penyebab marah
a) Tanyakan pengalaman tiap klien marah
b) Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard
9

2) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
a) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala)
b) Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard
3) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri
sendiri)
a) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
b) Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard
4) Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
a) Tanyakan akibat perilaku kekerasan
b) Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard
5) Memberikan reinforcement pada peran serta klien
6) Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat
7) Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan
akibat perilaku kekerasan
8) Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang
positif.
2) Tindak lanjut
a) Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta
akibat perilaku kekerasan.
b) Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
3) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
b) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
10

Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah
mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1 TAK
Stimulasi Perilaku Kekerasan

No Nama klien Penyebab PK Tanda dan Gejala Perilaku Akibat perilaku


Kekerasan marah

1.
2.
3.
4.
5
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda
(-) jika tidak mampu.
2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien.Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi
perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya
(disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten”
dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang
11

dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.
SESI 2 : Mencegah Prilaku Kekerasan Secara Fisik
1. Tujuan :

a. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien


b. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
c. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan
2. Setting :

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.

b. Ruangan nyaman dan tenang


3. Alat :

a. Kasur / kantong tinju/ gendang

b. Papan tulis/ flipchart/ witheboard

c. Buku catatan dan pulpen

d. Jadwal kegiatan klien


4. Metod :

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Bermain peran/ stimulasi


5. Proses Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam
a) Salam dari terapis pada pasien
b) Klien dan terapis pakai papan nama.
12

2) Evaluasi/Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menyanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda
dan gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.

3) Kontrak
a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu secara fisik untuk mencegah
perilaku kekerasan
b) Menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien
a) Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien
b) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
2) Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat : tarik napas dalam, menjemur/memukul
kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal
pasir tinju, dan memukul gendang.
3) Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
4) Bersama klien mempraktikan dua kegiatan yang dipilih
a) Terapis mempraktikan
b) klien melakukan redemonstrasi
5) Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran
kemarahan
6) Upayakan semua klien berperan aktif

d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
13

b) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan


2) Rencana tindak lanjut
a) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan
b) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari
c) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
3) Rewatd
4) Kontrak yang akan datang
a) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial
yang asertif
b) Meyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 2, kemampuan yang di harapkan adalah
2 kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai
berikut :

Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan Mencegah Perilaku
Kekerasan Fisik
Menyebutkan cara fisik Mempraktekkan cara
No Nama klien mencegah perilaku menarik napas dalam
kekerasan
1.

2.

3.

4.
14

5.

Petunjuk :
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara
fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu
dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi
perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum
mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien
mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).

Anda mungkin juga menyukai