Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas dalam asuhan
keperawatan khususnya dalam memberikan tindakan keperawatan jiwa, Terapi aktivitas
kelompok merupakan salah satu terapi yang dilakukan oleh perawat kepada sekelompok
klien yang memiliki masalah keperawatan jiwa yang sama. Aktivitas digunakan sebagai
terapi dan kelompok sebagai target asuhan.
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah
klien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien dapat
belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan
kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan
memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi
dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama ( Stuart dalam Keliat 2009).
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaanya, seperti agresif, tajut, kebencian, kompetitif, kesamaan,
ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik. Semua kondisi ini akan memengaruhi dinamika
kelompok, ketika anggota kelompok member dan memberi umpan balik yang berarti
dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Terapi kelompok adalah suatu psikotherapi yang dilakukan oleh sekelompok
penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan
oleh terapis/ petugas kesehatan yang telah dilatih.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari ganguan persepsi. Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bisng atau mendengung, tapi yang sering
berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Kadang-
kadang pasien menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya.
Halusinasi ini kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran ( Nasution
2003).
Sensori dan persepsi yang dialami pasien tidak bersumber dari kehidupan nyata
pada umumnya pasien medengar suara-suara yang membicarakan mengenai keadaan
pasien atau yang dialamatkan pada pasien itu ( Ilham 2005).
Jumlah skizofrenia di indonesia adalah 3-5/1000 penduduk. Mayoritas penderita
dikota besar ini terkait tingginya stres yang muncul didaerah perkotaan. Dari hasil
survey dirumah sakit di indonesia ada 0,5-1-5/1000 penduduk mengalami gangguan jiwa
( Hawari 2009, dikutip dari chairy 2009). Pada penderita skizofrenia 70% diantaranya
adalah penderita halusinasi ( Marlindawani dkk 2009).
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan terapi aktivitas kelompok
(TAK) klien dengan halusinasi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok lain.
B. Tujuan
1. Umum
Klien mampu mengontrol Halusinasi
2. Khusus
a. Klien dapat mengenali halusinasi
b. Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik dan mendemonstrasikan
cara menghardik halusinasi
c. Pasien mampu mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan sehari-hari
BAB III
RENCANA TAK

A. PERSIAPAN
1. Sasaran
a. Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :
1) Klien yang tidak terlalu gelisah
2) Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi
aktifitas kelompok
3) Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil
4) Klien yang tenang dengan kondisi sehat fisik yang baik
5) Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
6) Klien yang panca indranya masih memungkinkan
7) Klien dengan masalah keperawatan jiwa yang sama
b. Nama Klien
Klien yang mengikuti kegiatan TAK berjumlah 5-10 orang, adapun nama-nama
klien yang akan mengikuti TAK yaitu :
1) Tn. S
2) Tn. A
3) Tn. Y
4) Tn. S
5) Tn. L
6) Dst…
2. Waktu dan tempat pelaksanaan
Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada :
a. Hari/tanggal : Senin, 23 Desember 2019
b. Tempat pertemuan kegiatan : Rumah Berdaya Denpasar
c. Waktu : 13.00 WIB
d. Lamanya : 50 menit
e. Kegiatan : Terapi Aktivitas Kelompok
f. Jumlah Anggota : 5-10 Orang
3. Media dan Alat
a. Alat tulis (kertas, spidol, pensil, bolpoin)
b. Musik
c. Bola
4. Susunan Pelaksanan
a. Leader : Ni Ketut Sri Perawati, S.Kep
b. Co Leader : Ni Putu Ayu Sumertini, S.Kep
c. Observer :
1) Yude Seventin Okta Suarsananda, S.Kep
2) I Wayan Hery Gusmayana, S.Kep
3) Wayan Ika Darmawati, S.Kep
d. Fasilitator :
1) Ni Luh Suwandewi, S.Kep
2) Desak Ketut Sri Wahyuni, S.Kep
3) Ni Kade Dwi Mulyati, S.Kep
4) I Made Mastrawan, S.Kep
5) AA Istri Ratih Patmayuni, S.Kep
6) I Gusti Ngurah Bawa, S.Kep
7) IA Nyoman Partiwi, S.Kep
8) Gusti Made Agus Mahendra Putra, S.Kep
e. Anggota : Pasien di Rumah Berdaya Denpasar
5. Uraian Tugas Pelaksana
a. Leader
Tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co-leader
Tugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
d. Fasilitator
Tugas :
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
e. Observer
Tugas :
1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok
f. Anggota/ klien
Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
6. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Sesuaikan dengan kemapuan yang akan dilatih
c. Ruangan nyaman dan tenang
- angan nyaman dan teran

Leader
Co Leader
Co Leader

klien
klien

Fasilitator
Fasilitator
klien Fasilitato klien

Observer
Observer

Observer
7. Tata tertib dan program antisipasi
a. Tata Tertib :
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
2) Berpakaian rapi dan bersih
3) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan
TAK
4) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan
selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka peserta
tersebut diganti peserta cadangan.
5) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata terti
dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti
kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat
diganti oleh peserta cadangan.
6) Paserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
7) Peserta yang ingin mengajukan pernyataan, mengangkat tangan terlebih dahulu
dan berbicara setelah dipersilahkan.
b. Program Antisipasi
1) Usahakan dalam keadaan terapeutik
2) Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,
menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.
3) Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh
cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada
peserta.
4) Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa
diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.
5) Bila ada anggota cadangan yang ingin keluar, bicarakan dan dimintai
persetujuan dari peserta TAK yang lain.
a) Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan
tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa,
dikeluarkan dari kelompok.
b) Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.

B. RENCANA PELAKSANAAN
a. Sesi 2 (mengontrol halusinasi dengan menghardik)
1) Tahap Orientasi
a) Salam terapeutik
(1) Salam dari terapis kepada klien
(2) Klien dan terapis pakai papan nama
b) Evaluasi dan validasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
(2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c) Memvalidasi dan evaluasi sesi I
d) Kontrak
(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
dengan latihan salah satu cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis
(b) Lama kegiatan 10 menit
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
(d) Putar musik edarkan bola searah jarum jam, apabila musik berhenti
klien yang memegang bola terakhir dianjurkan untuk melakukan
cara menghardik halusinasi, lakukan hingga semua peserta
mendapat giliran

2) Tahap Kerja
a) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukannya pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran
b) Terapis mempersiapkan bola, putar musik edarkan bola searah jarum jam,
apabila musik berhenti klien yang memegang bola terakhir dianjurkan untuk
memperagakan cara mengontrol halusinasi, lakukan hingga semua peserta
mendapat giliran
c) Hasilnya tulis dikertas HVS
d) Beri pujian ketika klien melakukannya dengan baik
e) Beri kesempatan klien lain untuk bertanya
f) Ulangi kegiatan tersebut sampai semua anggota mendapat giliran
g) Simpulkan cara memperagakan cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
h) Beri reinforcement
i) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
j) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “pergi jangan
ganggu saya, kamu palsu”.
k) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien yang mau mendapat giliran pertama jika tidak
mau maka terapis menunjukkkan klien sampai semua peserta mendapat
giliran.
l) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat
setiap klien selesai mempergakan menghardik halusinasi.
3) Fase Terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan persaan klien setelah mengikuti TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
(1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
(2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.
c) Penutupan sesi II
(1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK selanjutnya yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.
Alat Ukur
Stimulasi persepsi : halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
Aspek yang dinilai Nama Klien
No
1 Menyebutkan cara
yang selama ini
digunakan
mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan
efektivitas cara
3 Menyebutkan cara
mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4 Memperagakan
menghardik
halusinasi

b. Sesi 3 (mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan)


1) Fase orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada klien
c) Klien dan terapis menggunakan papan nama
d) Lama kegiatan 10 menit
2) Fase kerja
a) Terapis menjelaskan cara yang kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.
Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah
munculnya halusinasi
b) Terapis mempersiapkan bola, putar musik edarkan bola searah jarum jam,
apabila musik berhenti klien yang memegang bola terakhir dianjurkan untuk
memperagakan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan,
lakukan hingga semua peserta mendapat giliran
c) Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa dilakukan
sehari-hari, dan ditulis dikertas HVS
d) Terapis membimbing satu per satu klien untuk membuat jadwal harian, dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis
menggunakan kertas HVS.
e) Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f) Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
3) Fase terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
(1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang dipelajari jika
halusinasi muncul
(2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c) Penutupan sesi III
Alat Ukur Sesi III
Stimulus Persepsi : Halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1 Menyebutkan
kegiatan yang
biasa dilakukan
2 Memperagakan
kegiatan yang
biasa dilakukan
3 Menyusun jadwal
kegiatan harian
4 Menyebutkan dua
cara mengontrol
halusinasi

C. KRITERIA EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimulasi
persepsi halusinasi sesi 2, menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi, memahami cara menghardik halusinasi, mengenal memperagakan cara
menghardik halusinasi
1. Evaluasi struktur
1) TAK dilakukan sesuai waktu yang dijadwalkan
2) TAK dilakukan disesuai dengan tempat yang direncanakan
3) Dicatan jumlah Peserta/klien
4) Alat yang digunakan Bollpoint/spidol, kertas, bola, musik (handphone)
5) Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran sesuai dengan denah yang
sudah di buat
6) Peserta sepakat dengan aturan yang ditetapkan dan tidak ada peserta yang
melanggar
2. Evaluasi Proses
1) Proses berlangsung kegiatan TAK aman dan tertib
2) Co leader, fasilitator, dan observer telah melaksanakan kegiatan TAK sesuai dengan
perannya masing-masing dan bekerja sama dengan baik
3. Evaluasi Hasil
Kemampuan non verbal mengenal halusinasi dengan menghardik dan mencegah
halusinasi dengan melakukan kegiatan
No Aspek yang dinilai Nama klien

1 Menyebut cara yang selama ini


digunakan mengatasi halusinasi
2 Menyebut efektifitas cara
3 Menyebut cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik
halusinasi

Kemampuan nonverbal

Nama lien
No Aspek yang Dinilai

1 Kontak mata

2 Duduk tegak

3 Menggunakan bahasa tubuh


yang sesuai

4 Mengikuti kegiatan dari


awal sampai akhir
Ket:
(√) : Klien mampu
(-) : Klien tidak mampu
Kesimpulan:
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik dan mampu
meperagakannya serta mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan.
4. Hasil dokumentasi TAK
Foto dokumentasi : Terapis menjelaskan cara mengontrol halusinasi pada pasien dengan
cara menghardik serta mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan, dan pasien
tampak memperhatikkan dengan baik
Foto Dokumentasi : Pasien dapat mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik, dengan menutup mata dan telinga serta mencegah halusinasi dengan
melakukan kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Fitryasari, Yusuf (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat Anna Budi, (2014) Keperawatan Jiwa TAK, Jakarta:EGC

Stuar, Gail W, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta,EGC, Edisi 5

Yosep, Iyus (2007). Keperawatan Jiwa, Bandung. Refika Aditama

Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis
Mosby Year Book, 2005

Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 2009

Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 2009

Lilik Ma’Rifatul Azizah, dkk, (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Yogyakarta : Indomedia Pustaka

Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2008
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2005.

Anda mungkin juga menyukai