Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL TAK STIMULASI PERSEPSI RPK

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa II


Dosen Pengampu : Ns. Niken Yuniar, M.Kep.,Sp.Kep.J

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

1. Eriza Pebriana 205140162P


2. Tri buana 205140179p
3. Yulia Novitasari 205140157p
4. Yuliana Putrianingsih 205140156p
5. Yuniar Syahpitri 205140165p
6. Regita Putri Cahyani 205140171P
7. Tri widasari 205140170p
8. Ismi aprileni 205140155P
9. Cipto Ali Wardani 205140163P
10. Fx oscar valerian 205140159p

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA


FAKULTAS KESEHATAN PRODI KEPERAWATAN
2020/2021
TAK RPK (RESIKO PRILAKU KEKERASAN)
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1. Topik : TAK stimulasi presepsi : Prilaku kekerasan.
2. Latar belakang
Terapi aktivitas kelompok stimulasi presepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok dapat berupa kesepakatan presepsi atau alternatif. Terapi
aktivitas kelompok secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan
kearah yang lebih baik pada pasien dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat
dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas
kelompok sbesar 60,4%.
Pada terapi aktivitas stimulasi presepsi ini pasien dilatih mempersepsikan stimulasi
yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan presepsi pasien dievaluasi
dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharpkan respon pasien terhadap sebagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan
tanggungjawab bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan
kelompok menunjukan terjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan
anggota.

3. Tujuan
a) Tujuan umum
Pasien dapat mengendalikan prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
b) Tujuan khusus
 Pasien dapat mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
 Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
 Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
 Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa
dilakukannya.
 Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat.
4. Landasan teori: Terlampir.
5. Sesi yang digunakan.
Dalam terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
 Sesi 1: mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
 Sesi 2: mencegah prilaku kekerasan fisik.
 Sesi 3: mencegah prilaku kekerasan sosial.
 Sesi 4: mencegah prilaku kekerasan spiritual.
 Sesi 5: mencegah prilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat.
6. Pasien
a) Karakteristik/kriteria
 Pasien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerjasama dengan perawat.
 Pasien prilaku kekersan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
b) Proses seleksi
 Mengobservasi pasien yang masuk kriteria
 Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
 Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
 Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAKPK, meliputi: menjelaskan
TAKPK pada pasien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
7. Kriteri Hasil
a) Evaluasi struktur
 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan pasien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
 Pasien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
 Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
 Alat ang digunakan dalam kondisi baik.
 Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b) Evaluasi proses
 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
 Leader mampu memimpin acara.
 Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
 Fasilitator mampu memotivasi peserta dlam kgiatan.
 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertangung jawab dalam
antisipasi masalah.
 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
 Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
c) Evaluasi hasil
 Memperkenalkan diri
 Membicarakan prilaku kekerasan yang sedang dialami.
 Membicarakan cara-cara menggulangi perilaku kekerasan yang dialami.
 Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi
 Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.
8. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah
disepakati. Sebagai berikut:
1) Leader : Cipto Ali wardani
2) Co. Leader : oscar valerian
3) Fasilitator 1 : yuniar syahpitri
4) Fasilitator 2 : Tri buana
5) Fasilitator 3 : yulia novitasari
6) Pasien 1 : Yuliana p
7) Pasien 2 : tri widasari
8) Pasien 3 : Regita
9) Observer 1 : Ismi A
10) Observer 2 : Eriza P

9. Proses Pelaksanaan
Sesi 1: mengenal prilaku kekersan yang biasa dilakukan.
a) Tujuan:
 Pasien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
 Pasien dapat menyebutkan respons yang dirakan saat marah (tanda dan gejala marah)
 Pasien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan)
 Pasien dpat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
b) Setting:
 Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran.
 Ruangan yang nyaman dan terang.
 Alat
 Papan tulis/flipchart/whiteboard
 Kapur/spidol
 Buku catatan dan pulpen
 Jadwal kegiatan pasien
c) Metode:
 Dinamika kelompok
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran/stimulasi
d) Langkah kegiatan:
1. Persiapan
 Memilih pasien prilaku kekerasan yangsudah kooperatif
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapakan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam trapeutik
 Salam dari terapis kepada pasien
 Perkenalkan nama panggilan terapis kepada pasien (pakai papan nama)
 Menanykan nam apanggilan semua pasien ( beri papan nama)
b) Evaluasi/validasi
 Menanykan persaan pasien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3.    Tahap Kerja
a.  Mendiskusikan penyebab marah.
1. Tanyakan pengalaman tiap klien marah.
2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard.
b.  Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah
sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala).
2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard.
c.  Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri).
1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard.
d.  Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan
untuk diperagakan.
e.  Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya
(terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).
f.   Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g.  Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.
1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2. Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard.
h.  Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i.    Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j.    Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku
kekerasan.
k.  Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi
kemarahan.
4.    Tahap Terminasi
 Evaluasi
1.  Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2.  Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
 Tindak lanjut
1.  Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda
dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.
2.  Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan
akibatnya yang belum diceritakan.
 Kontrak yang akan datang
1.  Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2.  Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui
penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1 TAK
Stimilasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
Memberi Tanggapan Tentang
No Nama Penyebab Perilaku Mempraktekkan cara
Tanda &
. klien PK kekerasa Akibat PK mengontrol PK
gejala PK
n dengan nafas dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas
dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda (-) jika tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang),
mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan
yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah
sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.
Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik


- Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan
3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
- Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat
2. Ruangan nyaman dan tenang.
- Alat
1. Bantal
2. Sound musik
3. Papan tulis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
- Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Permainan
- Langkah kegiatan
1.   Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2.   Orientasi
a.  Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b.  Evaluasi validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala;
perilaku kekerasan serta akibatnya.
c.  Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
o Klien Bersedia mengikuti TAK
o Berpakaian rapi dan bersih
o Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau merokok selama pelaksanaan
TAK
o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapi
o Lama kegiatan 45 menit
o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3.   Tahap kerja
Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan
sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik
di hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang
terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.
a.  Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.
1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan oleh
klien.
2. Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard
b.  Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara
sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main
bola,senam, memukul gendang.
c.  Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d.  Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.
e.  Terapis mempratekkan.
f.   Klien melakukan redemontrasi.
g.  Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.
h.  Upayakan semua klien berperan aktif.
4.   Tahap terminasi
a.  Evaluasi
1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.
3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.
b.  Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab
perilaku kekerasan.
2. Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c.  Kontak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan
mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
Mempraktekkan cara fisik yang Mempraktekkan cara
No Nama klien
pertama fisik yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien
mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur
dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan Sosial


- Tujuan :
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan
- Seting :
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
- Alat :
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
- Metode :
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran / simulasi
- Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a.Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi /Validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3.   Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang
lain.
b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,”
Saya perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk....”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada
poin c.
e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati
pada orang lain, yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak
menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal dikatakan seperti...”.
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada
poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j. Memberikan pujian pada peran serta klien.
4.     Tahap terminasi
a.  Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b.  Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara
teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.
c.  Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah
perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK.
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan.
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social.
Memperagakan Memperagakan Mamperagakan cara
Nama
No cara meminta cara menolak mengungkapkan kekerasan yang
Klien
tanpa paksa yang baik baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku
kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan
kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual


- Tujuan
1. Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
- Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
- Alat
1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
- Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/ stimulasi
- Langkah kegiatan
1.Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.
b. Menyiapkan alat dan tempat.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah
perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.
4. Tahap terminasi
a.  Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b.  Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan
kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan
ibadah secara teratur.
3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.
d.  Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.
2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2
kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual
Mempraktikkan kegiatan Mempraktikkan kegiatan
No Nama klien
ibadah pertama ibadah kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku
kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di
ruangan (buat jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat


- Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat
2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat
- Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
- Alat
1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis.
2. Buku catatan dan pulpen.
3. Jadwal kegiatan klien.
4. Beberapa contoh obat.
- Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan tanya jawab.
- Langkah kegiatan
1.  Persiapan.
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.
b. menyiapkan alat dan tempat.
2.  Orientasi
a. Salam terapeutik.
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b.  Evaluasi/ validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku
kekerasan.
3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah
perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c.   Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
2. Menjelaskan aturan main berikut:
- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada
terapis.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3.  Tahap kerja
a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap
klien menyampaikan).
b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.
d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat,
benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada klien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku
kekerasan/ kambuh.
j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku
kekerasan/ kambuh.
k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak
patuh minum obat.
l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.
3.  Tahap terminasi
a.  Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b.  Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan
ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.
c.   Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK
yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima
benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan
dengan patuh minum obat
Menyabutkan Menyebutkan akibat
Menyebutkan lima
No Nama klien keuntungan minum tidak patuh minum
benar minum obat
obat obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk:
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku
kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi:
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu
menyebutkan keuntungan minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat
dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat,
bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.

Anda mungkin juga menyukai