DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
3. Tujuan
a) Tujuan umum
Pasien dapat mengendalikan prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
b) Tujuan khusus
Pasien dapat mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang biasa
dilakukannya.
Pasien dapat mencegah prilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat.
4. Landasan teori: Terlampir.
5. Sesi yang digunakan.
Dalam terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:
Sesi 1: mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Sesi 2: mencegah prilaku kekerasan fisik.
Sesi 3: mencegah prilaku kekerasan sosial.
Sesi 4: mencegah prilaku kekerasan spiritual.
Sesi 5: mencegah prilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat.
6. Pasien
a) Karakteristik/kriteria
Pasien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerjasama dengan perawat.
Pasien prilaku kekersan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
b) Proses seleksi
Mengobservasi pasien yang masuk kriteria
Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAKPK, meliputi: menjelaskan
TAKPK pada pasien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
7. Kriteri Hasil
a) Evaluasi struktur
Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan pasien
untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
Pasien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
Alat ang digunakan dalam kondisi baik.
Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
b) Evaluasi proses
Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
Leader mampu memimpin acara.
Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
Fasilitator mampu memotivasi peserta dlam kgiatan.
Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertangung jawab dalam
antisipasi masalah.
Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
c) Evaluasi hasil
Memperkenalkan diri
Membicarakan prilaku kekerasan yang sedang dialami.
Membicarakan cara-cara menggulangi perilaku kekerasan yang dialami.
Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi
Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.
8. Susunan Pelaksana
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah
disepakati. Sebagai berikut:
1) Leader : Cipto Ali wardani
2) Co. Leader : oscar valerian
3) Fasilitator 1 : yuniar syahpitri
4) Fasilitator 2 : Tri buana
5) Fasilitator 3 : yulia novitasari
6) Pasien 1 : Yuliana p
7) Pasien 2 : tri widasari
8) Pasien 3 : Regita
9) Observer 1 : Ismi A
10) Observer 2 : Eriza P
9. Proses Pelaksanaan
Sesi 1: mengenal prilaku kekersan yang biasa dilakukan.
a) Tujuan:
Pasien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
Pasien dapat menyebutkan respons yang dirakan saat marah (tanda dan gejala marah)
Pasien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan)
Pasien dpat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.
b) Setting:
Terapis dan pasien duduk bersama dalam lingkaran.
Ruangan yang nyaman dan terang.
Alat
Papan tulis/flipchart/whiteboard
Kapur/spidol
Buku catatan dan pulpen
Jadwal kegiatan pasien
c) Metode:
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
Bermain peran/stimulasi
d) Langkah kegiatan:
1. Persiapan
Memilih pasien prilaku kekerasan yangsudah kooperatif
Membuat kontrak dengan pasien
Mempersiapakan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam trapeutik
Salam dari terapis kepada pasien
Perkenalkan nama panggilan terapis kepada pasien (pakai papan nama)
Menanykan nam apanggilan semua pasien ( beri papan nama)
b) Evaluasi/validasi
Menanykan persaan pasien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
c) Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1. Tanyakan pengalaman tiap klien marah.
2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard.
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah
sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala).
2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard.
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri).
1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan
untuk diperagakan.
e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya
(terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.
1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2. Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard.
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku
kekerasan.
k. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi
kemarahan.
4. Tahap Terminasi
Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda
dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.
2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan
akibatnya yang belum diceritakan.
Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui
penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Sesi 1 TAK
Stimilasi perilaku Kekerasan
Kemampuan Psikologi
Memberi Tanggapan Tentang
No Nama Penyebab Perilaku Mempraktekkan cara
Tanda &
. klien PK kekerasa Akibat PK mengontrol PK
gejala PK
n dengan nafas dalam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat
perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas
dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda (-) jika tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang),
mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan
yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah
sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam.
Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.
3. Tahap kerja
Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan
sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik
di hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang
terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.
1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan oleh
klien.
2. Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara
sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main
bola,senam, memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.
e. Terapis mempratekkan.
f. Klien melakukan redemontrasi.
g. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.
h. Upayakan semua klien berperan aktif.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.
3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab
perilaku kekerasan.
2. Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan
mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:
Sesi 2:
Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik
Mempraktekkan cara fisik yang Mempraktekkan cara
No Nama klien
pertama fisik yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk
mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak
mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien
mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur
dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara
teratur.
3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Sesi 3: TAK.
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan.
Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social.
Memperagakan Memperagakan Mamperagakan cara
Nama
No cara meminta cara menolak mengungkapkan kekerasan yang
Klien
tanpa paksa yang baik baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk :
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku
kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan
kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak
mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan
tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien
mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan
kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).