Anda di halaman 1dari 81

SKRIPSI

DESEMBER 2017

INSIDENSI PENYAKIT KANKER

DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

PERIODE JANUARI 2015 - JUNI 2017

OLEH:

DESMY FADILLAH

C111 14 096

Pembimbing:

Dr. dr. Prihantono, Sp.B(K)Onk., M.Kes

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN

STUDI PADA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN

Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di UPF Bedah

Onkologi, RSP. Universitas Hasanuddin, skripsi mahasiswa dengan judul:

“INSIDENSI PASIEN KANKER

DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

PERIODE JANUARI 2015 - JUNI 2017”

Hari/Tanggal : Jumat, 8 Desember 2017

Waktu : 13.00 WITA - selesai

Tempat : UPF Bedah Onkologi RSP. Universitas Hasanuddin

Makassar, 8 Desember 2017

KPM Departemen Ilmu Bedah,

dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE(K)


NIP. 19760112 200604 2 001

ii
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Desmy Fadillah

NIM : C111 14 096

Tempat & tanggal lahir : Makassar, 8 Desember 1996

Alamat Tempat Tinggal : Komp. Bukit Hartaco Indah blok 1E no. 3

Alamat email : desmyf11@gmail.com

HP : 087840020737

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: “Insidensi Penyakit

Kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari 2015 - Juni

2017” adalah hasil pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat, atau materi dari

sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai. Pernyataan

ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 8 Desember 2017

Yang Menyatakan,

Desmy Fadillah

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat

dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Insidensi Pasien Kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari 2015 - Juni 2017” ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Kedokteran.

Selesainya skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari penulis sendiri,

melainkan juga adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuannya baik dari segi materi maupun non-materi.

Ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya dari penulis

diberikan kepada Dr. dr. Prihantono, Sp.B(K)Onk., M.Kes selaku pembimbing

dalam penulisan skripsi ini atas waktu, tenaga, pikiran, semangat, dorongan serta

bimbingan yang tidak bosan-bosannya diberikan selama penulisan skripsi ini.

Tidak hanya itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak atas jasa-jasanya yang tidak mungkin dilupakan oleh penulis, yaitu:

1. Dokter pembimbing di Departemen Ilmu Bedah yang telah memberikan

waktu dan ilmunya serta sangat membantu selesainya penelitian ini, yaitu

dr. Salman Ardi Syamsu, Sp.B(K)Onk. dan dr. Nilam Smaradhania, Sp.B

serta seluruh staf Departemen Ilmu Bedah yang sudah banyak membantu.

2. Bapak Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS, FICS selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, yang telah memberikan

vii
kesempatan serta dukungan untuk menjalani pendidikan di Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin.

3. dr. Aminuddin, M.Nut&Diet., Ph.D selaku Kordinator Mata Kuliah

Skripsi dan seluruh stafnya.

4. Dr. dr. Warsinggih, Sp.PB., KBD selaku Ketua Depatemen Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin beserta seluruh stafnya.

5. dr. Sachraswaty R. Laidding, Sp.B, Sp.BP-RE(K) selaku KPM

Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

6. Dr. dr. Khalid Saleh, SpPD-KKV, FINASIM, MARS selaku Direktur

Utama RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo beserta seluruh staf di bagian

rekam medik yang sudah banyak membantu penelitian ini.

7. Seluruh staf dosen FK Unhas, yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan serta pengalamannya yang sangat berharga bagi penulis.

8. Seluruh staf pegawai FK Unhas, yang telah memberikan bantuan selama

penulis menjalani pendidikan di FK Unhas.

9. Secara khusus dan teristimewa ucapan terima kasih kepada kedua orang

tua tercinta, ayahanda A. Muh. Yunus dan ibunda Mia Badusi atas semua

doa dan dukungannya. Tidak lupa Tante Rahma, Tante Edar dan Om

Masrum yang tak henti-hentinya memberikan semangat.

10. Teman satu pembimbing skripsi dan seluruh teman-teman angkatan yang

sama-sama menyelesaikan skripsi di Departemen Ilmu Bedah FK Unhas

atas motivasi dan kerjasamanya selama menjalankan proses pembuatan

skripsi ini.

viii
11. Sahabat dekat selama menjalani perkuliahan di FK Unhas, Musdalifah,

Rahmi Islamiana, A. Rukminah, Ira Vernanda, Nurul Utami dan Muh.

Ilyas yang tidak henti-hentinya memberikan bantuan dan semangat.

12. Teman - teman “Dibston”, siswa(i) SMA Islam Athirah angkatan 2014

atas semangat yang diberikan selama ini.

13. Seluruh teman - teman “Neutroflavine”, Mahasiswa FK Unhas Angkatan

2014 atas dukungan dan waktunya selama ini.

14. Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah terlibat serta

memberikan bantuan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak

langsung walaupun tidak dapat dituliskan satu per satu, semoga Allah Swt.

membalas jasa - jasa kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, permohonan maaf, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan demi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan

datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

sebagaimana mestinya. Amin.

Makassar, 8 Desember 2017

Penulis

ix
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Skripsi, Desember 2017
ABSTRAK
Desmy Fadillah (C11114096)
“Insidensi Penyakit Kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode Januari 2015 - Juni 2017”

Latar belakang: kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas sel
yang diakibatkan oleh adanya mutasi pada DNA sel abnormal membentuk klon
dan berproliferasi secara tidak normal. Hingga saat ini, kanker masih merupakan
beban yang sangat besar di seluruh dunia, terutama bagi masyarakat di negara-
negara miskin dan berkembang oleh karena pertumbuhan dan penuaan populasi,
serta meningkatnya prevalensi faktor risiko seperti merokok, pola makan yang
buruk, ketidakaktifan fisik, dan perubahan reproduktif. Di Indonesia, kanker
merupakan salah satu penyakit tidak menular yang akan menjadi masalah
kesehatan utama. World Health Organization (WHO) berdasarkan data
GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2013
menyebutkan insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi
14,1 juta kasus pada tahun 2012 dengan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta
orang menjadi 8,2 juta orang tahun 2012. Diperkirakan pada tahun 2030, insiden
kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat
kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang, kejadiannya akan lebih
cepat.
Tujuan penelitian: untuk mengetahui insidensi penyakit kanker dan karakteristik
pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari
2015 - Juni 2017.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan secara
retrospektif dengan menggunakan data sekunder.
Sampel: semua pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
periode Januari 2015 - Juni 2017 yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian.
Hasil penelitian: terdapat 5824 pasien kanker berdasarkan data rekam medik
yang memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Pasien kanker paling banyak
ditemukan dengan keadaan keluar dari RS membaik/sembuh berjumlah 5083
orang (87,3%), pada jenis kelamin perempuan sebanyak 3485 orang (59,8%),
kelompok usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 1535 orang (26,4%), dengan
konsistensi kanker yakni solid cancer sejumlah 5203 orang (89,3%), jenis kanker
terbanyak berupa kanker payudara sebanyak 918 orang (15,8%), jumlah kematian
paling banyak disebabkan oleh leukemia yakni 119 orang (16,1%), jenis kanker
yang terbanyak pada perempuan adalah kanker payudara sebanyak 910 orang
(15,6%) dan pada laki-laki adalah leukemia yaitu sebanyak 331 orang (5,7%).

Kata Kunci: insidensi kanker, mortalitas kanker

x
Medical Faculty
Hasanuddin University
Undergraduate Thesis, December 2017
ABSTRACT
Desmy Fadillah (C11114096)
“Incidence of Cancer at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar on
January 2015 - June 2017”

Background: cancer is a disease of cell abnormalities that is caused by mutations


in abnormal cell DNA which forming clones and proliferating abnormally. Until
now, cancer is still a huge burden all over the world, especially for those in poor
and developing countries due to the growth and aging of the population, as well as
the rising prevalence of risk factors such as smoking, poor diet, physical inactivity
and reproductive changes. In Indonesia, cancer is one of the non-communicable
diseases that will always be a major health problem. World Health Organization
(WHO) based on GLOBOCAN data, the International Agency for Research on
Cancer (IARC) in 2013 said that the incidence of cancer increase from 12.7
million cases in 2008 to 14.1 million cases in 2012, with the number of deaths is
found growing as well from 7.6 million to 8.2 million people. It is estimated that
by the year of 2030, the incidence of cancer can reach approximately 26 million
people and 17 million of them died from cancer. Especially for poor and
developing countries, the growth of incidence will be faster.

Objective: to obtain information on the incidence and characteristics of cancer at


RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar on January 2015 to June 2017.

Methods: this research is a descriptive study, performed retrospectively using


medical records as secondary data.

Sample: all cancer patients who are hospitalized at RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar on January 2015 to June 2017 who had been qualified to
be the study samples.

Results: There were 5824 cancer patients based on medical record data that were
qualified to be the study samples. The highest number of cancer patients were
found out improved at the discharge state which are 5083 patients (87.3%), the
female patients were 3485 (59.8%), age group of 40-49 years with 1535 patients
(26, 4%), solid cancer consisting of 5203 patients (89,3%), cancer type were
mostly breast cancer with 918 patients (15,8%), most death were caused by
leukemia with 119 patients (16,1%) %), most types of cancer in women were
breast cancer with 910 patients (15,6%) and in men were leukemia with 331
patients (5,7%).

Keywords: cancer incidence, cancer mortality

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ............................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................ x
DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 7
2.1 Definisi Kanker ................................................................................................. 7
2.2 Sifat-Sifat Neoplasma ....................................................................................... 8
2.3 Faktor Risiko dan Predisposisi Kanker ............................................................. 9
2.4 Patogenesis Kanker ......................................................................................... 14
2.5 Klasifikasi Kanker........................................................................................... 17
2.6 Jenis-Jenis Kanker Umum .............................................................................. 18
2.7 Tanda dan Gejala Klinis.................................................................................. 19
2.8 Diagnosis Kanker ............................................................................................ 21
2.9 Stadium Kanker............................................................................................... 21
2.10 Terapi Kanker............................................................................................... 23
BAB 3 KERANGKA KONSEP...................................................................................... 27
3.1 Dasar Pemikiran Variabel Penelitian .............................................................. 27

xii
3.2 Kerangka Teori................................................................................................ 28
3.3 Kerangka Konsep ............................................................................................ 29
3.4 Definisi Operasional........................................................................................ 30
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 33
4.1 Desain Penelitian............................................................................................. 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 33
4.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................. 33
4.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 33
4.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 33
4.3.1 Populasi ............................................................................................... 33
4.3.2 Sampel................................................................................................. 34
4.4 Teknik Pengambilan Sampel........................................................................... 34
4.5 Kriteria Seleksi................................................................................................ 34
4.5.1 Kriteria Inklusi .................................................................................... 34
4.5.2 Kriteria Eksklusi.................................................................................. 34
4.6 Alur Penelitian ................................................................................................ 35
4.7 Cara Pengumpulan Data.................................................................................. 35
4.8 Pengolahan dan Penyajian Data ..................................................................... 35
4.8.1 Pengolahan Data.................................................................................. 35
4.8.2 Penyajian Data .................................................................................... 36
4.9 Etika Penelitian ............................................................................................... 36
BAB 5 HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 37
5.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas............................ 37
5.2 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 38
5.3 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Usia..................................... 39
5.4 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian berdasarkan Jenis Kanker............ 40
5.5 Distribusi Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Kanker ....................................... 43
5.6 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker ...................................................... 45
BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................................. 48
6.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas............................ 48
6.2 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 49
6.3 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Usia..................................... 50

xiii
6.4 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian berdasarkan Jenis Kanker............ 51
6.5 Distribusi Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Kanker ....................................... 52
6.6 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker ...................................................... 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 54
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 54
7.2 Saran................................................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................. 59

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Kanker Umum ............................................................................. 18

Tabel 5.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker

berdasarkan Mortalitas ................................................................................... 38

Tabel 5.2 Distribusi Insidensi Pasien Kanker

berdasarkan Jenis Kelamin............................................................................. 38

Tabel 5.3 Distribusi Insidensi Pasien Kanker

berdasarkan Usia ............................................................................................ 39

Tabel 5.4.1 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian

berdasarkan Konsistensi Kanker .................................................................... 41

Tabel 5.4.2 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian

berdasarkan Jenis Kanker............................................................................... 41

Tabel 5.5 Distribusi Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Kanker ...................................... 44

Tabel 5.6 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker ..................................................... 46

xv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 5.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker

berdasarkan Mortalitas .............................................................................. 38

Diagram 5.2 Distribusi Insidensi Pasien Kanker

berdasarkan Jenis Kelamin........................................................................ 39

Diagram 5.3 Distribusi Insidensi Pasien Kanker

berdasarkan Usia ....................................................................................... 40

Diagram 5.4 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian

berdasarkan Jenis Kanker.......................................................................... 43

Diagram 5.5 Distribusi Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Kanker ................................. 46

Diagram 5.6 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker................................................. 47

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Pengesahan Seminar Proposal

Lampiran 2. Lembar Pengesahan Seminar Hasil

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data dari Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin

Lampiran 4. Surat Permohonan Surat Rekomendasi Etik

Lampiran 5. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik

Lampiran 6. Master Tabel Data Penelitian

Lampiran 7. Biodata Peneliti

xvii
7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double burden,

yaitu keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan

penting dan pada waktu bersamaan, morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas

(angka kematian) penyakit tidak menular, termasuk penyakit kanker, makin

meningkat (Kemenkes, 2011).

Kanker merupakan beban yang sangat besar di seluruh dunia, terutama bagi

masyarakat di negara-negara miskin dan berkembang, dimana sekitar 82%

populasi dunia berada. Terjadinya kanker semakin meningkat oleh karena

pertumbuhan dan penuaan populasi, serta meningkatnya prevalensi faktor risiko

seperti merokok, pola makan yang buruk, ketidakaktifan fisik, dan perubahan

reproduktif (termasuk paritas yang lebih rendah dan usia lanjut pada kelahiran

pertama) yang terkait dengan urbanisasi dan pembangunan ekonomi (Torre et al.,

2015).

Di Indonesia, kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang akan

menjadi masalah kesehatan utama. World Health Organization (WHO)

berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer

(IARC) tahun 2013 menyebutkan bahwa insiden kanker meningkat dari 12,7 juta

kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Jumlah kematian

meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang tahun 2012.

Diperkirakan pada tahun 2030, insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan
17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan

berkembang, kejadiannya akan lebih cepat (Kemenkes RI, 2014).

Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas sel yang

diakibatkan oleh adanya mutasi pada DNA sel abnormal membentuk klon dan

berproliferasi secara tidak normal (Abdullah, 2006). Sel kanker timbul dari sel

tubuh yang normal, tetapi mengalami transformasi atau perubahan menjadi ganas

oleh bahan-bahan yang bersifat karsinogen (agen penyebab kanker) ataupun

karena mutasi spontan. Transformasi sejumlah gen menjadi gen mutan disebut

neoplasma atau tumor. Neoplasma merupakan jaringan abnormal yang terbentuk

akibat aktivitas proliferasi yang tidak terkontrol (neoplasia). Sel neoplasma

mengalami perubahan morfologi, fungi, dan siklus pertumbuhan yang pada

akhirnya menimbulkan disintegrasi dan hilangnya komunikasi antarsel (Rauf,

2002). Sel kanker mengganggu sel induk karena menyebabkan desakan akibat

pertumbuhan tumor, penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau

bermetastasis, dan gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari

pertumbuhan sel kanker (Hadi, 2001).

Faktor risiko terbanyak yang menyebabkan kematian akibat kanker berbeda

pada penduduk di negara berpenghasilan rendah-menengah dan negara

berpenghasilan tinggi. Merokok merupakan faktor risiko terbesar penyebab

kematian akibat kanker di dunia, negara berpenghasilan rendah-menengah,

maupun negara berpenghasilan tinggi. Pada penduduk di negara berpenghasilan

rendah-menengah, konsumsi alkohol, rendahnya konsumsi buah dan sayur, serta

infeksi virus human papilloma (HPV) menyebabkan lebih banyak kematian akibat

kanker dibandingkan pada penduduk di negara berpenghasilan tinggi. Namun,

2
merokok serta kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko yang

lebih dominan pada penduduk di negara berpenghasilan tinggi (Siegel et al.,

2017).

Berdasarkan data profil mortalitas kanker (Cancer Mortality Profile),

menyebutkan di Indonesia, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker paru

merupakan jenis kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol dengan

umur) tertinggi, yaitu berturut-turut sebesar 43,3%, 30,7%, dan 23,1%. Angka

kematian yang disebabkan oleh kanker di Indonesia mencapai 195.300 orang

dengan prevalensi kematian terbanyak pada laki-laki sebanyak 103.100 orang dan

perempuan mencapai 92.200 orang. Kanker paru dan kanker payudara merupakan

penyebab kematian (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi. Kematian pada

laki-laki di Indonesia yang disebabkan oleh penyakit ini terdiri dari beberapa jenis

kanker yang memberikan kontribusi besar terhadap profil mortalitas kanker

(Cancer Mortality Profile), diantaranya: kanker trakea, bronkus, paru (21,8%);

hati (12,3%); kanker kolon (10,2%); prostat (8,9%); mulut dan orofaring (7,5%);

lainnya (39,3%). Sedangkan jenis kematian kanker yang menyebabkan kematian

perempuan di Indonesia terdiri dari: kanker payudara (21,4%); kanker leher rahim

(10,3%); trakea, bronkus, paru (9,1%); kanker kolon (8,5%); ovarium (7,6%);

lainnya (43,1%) (Kemenkes RI, 2015).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI pada tahun 2013 menyebutkan

prevalensi kanker tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (41%), diikuti Jawa Tengah

(21%), Bali (20%), Bengkulu, dan DKI Jakarta masing-masing 1,9 per mil.

Menurut karakteristik penderita, kanker meningkat seiring dengan bertambahnya

3
usia. Prevalensi kanker cukup tinggi pada bayi (3%) dan meningkat pada umur

≥15 tahun, dan tertinggi pada umur ≥75 tahun (50%). Selanjutnya, berdasarkan

jenis kelamin, prevalensi kanker pada perempuan cenderung lebih tinggi

dibandingkan laki-laki. Prevalensi kanker di kota cenderung lebih tinggi dari pada

di desa. Pada penyakit ini pula, prevalensi cenderung lebih tinggi pada pendidikan

tinggi dan pada kelompok dengan kuintil indeks kepemilikan teratas (Kemenkes

RI, 2015).

Berdasarkan data rekapitulasi deteksi dini kanker serviks dan payudara

menurut Provinsi pada tahun 2007-2016, Sulawesi Selatan menempati urutan ke-7

dengan IVA Positif & Tumor Payudara terbanyak se-Indonesia (Kemenkes RI,

2017). Namun demikian, angka-angka yang dikumpulkan dari Rumah Sakit besar

di Indonesia selama dasawarsa terakhir ini menunjukkan kecenderungan

meningkat hingga 2-8 per tahun. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk

melakukan survei angka kejadian kanker dan gambaran karakteristik pasien

kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar periode Januari 2015 - Juni

2017.

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana karakteristik pasien kanker di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode Januari 2015 - Juni 2017”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik pasien kanker di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode bulan Januari 2015 - Juni 2017.

4
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi insidensi pasien

kanker berdasarkan mortalitas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

periode Januari 2015 - Juni 2017.

b. Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi insidensi pasien

kanker berdasarkan jenis kelamin di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo periode Januari 2015 - Juni 2017.

c. Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi insidensi pasien

kanker berdasarkan usia di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode

Januari 2015 - Juni 2017.

d. Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi insidensi dan

jumlah kematian berdasarkan jenis/lokasi kanker di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode Januari 2015 - Juni 2017.

e. Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi jenis kelamin

berdasarkan jenis/lokasi kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

periode Januari 2015 - Juni 2017.

f. Untuk memperoleh informasi mengenai distribusi usia berdasarkan

jenis/lokasi kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode

Januari 2015 - Juni 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

5
a. Menjadi sumber informasi terhadap pihak terkait, khususnya yang

berkaitan dengan penyakit kanker, sehingga dapat meningkatkan upaya

promotif dan preventif terhadap penyakit kanker.

b. Menjadi informasi yang berguna bagi Rumah sakit untuk meningkatkan

pelayanan terhadap pasien kanker.

c. Peneliti dapat mengetahui gambaran karakteristik pasien kanker di Rumah

Sakit yang akan menjadi bekal berharga di kemudian hari.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan kita

dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan serta acuan rujukan

bagi penelitian selanjutnya mengenai kanker.

6
7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar

penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang

digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma (WHO, 2009). Penyakit kanker

ditandai dengan pembelahan sel tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut

menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di

jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh

(metastasis) (Sunaryati, 2011).

Kanker adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas dan

ada banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Price et al.,

2006). Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma,

sesuai definisi Wills, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya

berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta

terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah

berhenti.” (Kumar et al., 2007).

Penyakit ini memiliki karakteristik berupa adanya gangguan atau kegagalan

mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler, sehingga terjadi

perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan

adanya perubahan atau transformasi genetik, terutama pada gen-gen yang

mengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor. Sel-sel yang
mengalami transformasi terus menerus berproliferasi dan menekan pertumbuhan

sel normal (Achmad, 2011).

Istilah tumor kurang lebih merupakan sipnonim dari istilah neoplasma. Semua

istilah tumor diartikan secara sederhana sebagai pembengkakan atau gumpalan

dan kadang-kadang istilah “ tumor sejati” dipakai untuk membedakan neoplasma

dengan gumpalan lainnya. Neoplasma dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya;

ada yang jinak, ada pula yang ganas (Price et al., 2006).

2.2 Sifat-Sifat Neoplasma

Tabel 2.1 Karakteristik Tumor Jinak dan Ganas

Karakteristik Tumor Jinak Tumor Ganas

Diferensiasi / anaplasia Berdiferensiasi baik; Sebagian tidak

struktur mungkin khas memperlihatkan

jaringan asal. diferensiasi disertai

anaplasia; struktur

sering tidak khas.

Laju pertumbuhan Biasanya progresif dan Tidak terduga dan

lambat; mungkin mungkin cepat atau

berhenti tumbuh atau lambat; gambaran

menciut; gambaran mitotik mungkin

mitotik jarang dan banyak dan abnormal.

normal.

8
Invasi lokal Biasanya kohesif dan Invasif lokal,

ekspansil, massa menginfiltrasi jaringan

berbatas tegas yang normal di sekitarnya;

tidak menginvasi atau kadang-kadang

menginfiltrasi jaringan mungkin tampak

normal di sekitarnya. kohesif dan ekspansil

tetapi dengan invasi

mikroskopik.

Metastasis Tidak ada. Sering ditemukan;

semakin besar dan

semakin kurang

berdiferensiasi tumor

primer, semakin besar

kemungkinan

metastasis.

(Kumar et al., 2007).

2.3 Faktor Risiko dan Predisposisi Kanker

a. Faktor biologis

 Herediter

Mutasi genetik yang diwariskan memainkan peran utama pada

sekitar 5 -10% dari seluruh jenis kanker. Telah banyak penelitian yang

mengaitkan mutasi pada gen spesifik dengan lebih dari 50 sindrom

9
kanker herediter yang merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi

individu untuk mengembangkan penyakit kanker tertentu.

Gen yang paling sering bermutasi pada semua jenis kanker adalah

TP53, yang menghasilkan protein yang menekan pertumbuhan tumor.

Selain itu, mutasi germline pada gen ini dapat menyebabkan sindrom

Li-Fraumeni, yaitu kelainan bawaan langka yang berisiko tinggi untuk

berkembang menjadi suatu kanker tertentu.

Mutasi yang diwariskan pada gen BRCA1 dan BRCA2 dikaitkan

dengan kanker payudara dan ovarium herediter. Beberapa kanker

lainnya telah dikaitkan dengan kedua gen ini, termasuk kanker pankreas

dan prostat, serta kanker payudara pada laki-laki. Gen lain yang

menghasilkan protein penekan tumor adalah PTEN. Mutasi pada gen ini

terkait dengan sindrom Cowden, kelainan bawaan yang meningkatkan

risiko kanker payudara, tiroid, endometrium, dan jenis kanker lainnya.

 Virus

Ada 2 kelompok virus yang dihubungkan dengan pertumbuhan

kanker, yaitu virus yang mengandung DNA dan virus yang

mengandung RNA (retrovirus). Beberapa contoh virus DNA yang

dikaitkan dengan kanker adalah SV40, adenovirus, HPV (human

papilloma virus), EBV (Epstein Bar virus), HBV (hepatitis B virus).

Golongan virus RNA yang berpotensi onkogenik adalah RSV (Rous

sarcoma Virus), HTLV-1 (human T-cell leukemia/lymphoma virus),

HIV (human immunodeficiency virus) (Yugawa & Kiyono, 2009).

10
HPV merupakan penyebab utama kanker leher rahim dan dapat

meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain. Adapun virus

hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu timbulnya kanker hati. Virus

Epstein-Barr meningkatkan risiko terjangkitnya limfoma. HTLV-1

meningkatkan risiko limfoma dan leukemia. HIV yang dikenal sebagai

penyebab AIDS ini, meningkatkan resiko limfoma dan Kaposi’s

sarcoma. HHV-8 dapat menyebabkan Kaposi’s sarcoma. RSV

merupakan salah satu contoh virus penyebab kanker yang memiliki 2

jenis gen, yaitu yang digunakan untuk reproduksi virus dan yang

berfungsi dalam transformasi sel menjadi ganas. Selain itu,

Helicobacter pylori penyebab luka lambung dan usus juga dapat

menimbulkan kanker di sepanjang saluran pencernaan (Kusmawan,

2009).

 Hormon

Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh dapat meningkatkan

kemungkinan terjangkitnya kanker kandungan dan kanker payudara.

Sedang hormon progesteron dapat mencegah timbulnya kanker

endometrium, tetapi meningkatkan resiko kanker payudara. Kedua jenis

hormon tersebut banyak digunakan sebagai bahan pil KB maupun terapi

hormon pada wanita menopause. Penggunaan jangka panjang dapat

mengurangi resiko kanker kandungan dan endometrium, tetapi

meningkatkan resiko kanker payudara dan kanker hepar (Kusmawan,

2009).

11
b. Faktor geografik dan lingkungan

 Rokok

Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok aktif maupun

perokok pasif dapat menyebabkan kanker paru, pita suara, mulut,

tenggorokan, ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut, pankreas,

leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya asapnya, bahkan sering

menghirup aroma tembakau serta mengunyahnya juga dapat

menyebabkan kanker (DETAK, 2007).

 Penyinaran yang berlebihan

Sinar matahari pada siang hari yang banyak mengandung ultraviolet

dapat menyebabkan kanker kulit. Sinar ultraviolet dapat menembus

kaca, pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh pasir, air, salju,

dan es. Perlu diingat bahwa lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual

di toko juga dapat menyebabkan kanker (KOMPAS, 2009).

 Polusi udara

Menurut Chen Zichou, seorang ahli Institut Penelitian Kanker

mengatakan, penyebab utama meningkatnya jumlah kanker di China

disebabkan polusi udara, lingkungan, dan kondisi air yang kian hari

kian memburuk (DETAK, 2007).

c. Faktor Usia

Secara umum, frekuensi kanker meningkat seiring pertambahan usia. Hal

ini terjadi akibat akumulasi mutasi somatik yang disebabkan oleh

12
berkembangnya neoplasma ganas. Menurunnya kompetensi imunitas yang

menyertai penuaan juga mungkin berperan (Kumar et al., 2007).

d. Faktor Diet

Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam makanan dapat menjadi

pemicu kanker, misalnya zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan

perasa buatan. Padahal, hampir semua makanan/minuman produksi pabrik

atau yang dijual di restoran mengandung zat-zat tambahan tersebut. Selain

itu, kebanyakan sayur-sayuran dan buah-buahan ditanam dengan

mengandalkan pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang dipanggang,

dibakar, atau digoreng dengan minyak jelantah juga berpotensi menyebabkan

kanker (Cancer Helps, 2009).

Makanan dan minuman yang mengandung alkohol tidak dapat dilepaskan

perannya dalam memicu kanker. Metabolit alkohol bertindak sebagai ko-

karsinogen dengan virus HBV/HCV dan aflatoksin. Selain itu, defisiensi folat

(vitamin b9) dan kurangnya asupan metionin (asam amino esensial)

menyebabkan perubahan metilasi DNA dan modifikasi histone, dimana

kedua proses tersebut merupakan perubahan epigenetik pada perkembangan

kanker (Herceg, 2007).

e. Faktor Psikologis

Kondisi stres dapat melemahkan respon imunitas tubuh. Menurunnya

sistem imunitas ini mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh karena

kemampuan sel imun untuk mengenal dan melawan musuh tidak dapat

berfungsi secara baik (Kumar et al., 2007).

13
2.4 Patogenesis Kanker

Menurut Schneider (1997), kanker terjadi oleh karena kerusakan atau

transformasi protoonkogen dan gen penghambat tumor sehingga terjadi perubahan

dalam cetakan protein dari yang telah diprogramkan semula yang mengakibatkan

timbulnya sel kanker. Oleh karena itu, terjadi kekeliruan transkripsi dan translasi

gen, sehingga terbentuk protein abnormal yang terlepas dari kendali normal

pengaturan dan koordinasi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pengaturan sifat

individu ini dilakukan oleh gen (DNA) dengan pembentukan protein melalui

proses transkripsi dan translasi.

Keganasan pada sel eukariota terjadi akibat adanya perubahan perilaku sel

yang abnormal, yaitu sel mempunyai kemampuan proliferasi dan diferensiasi yang

sangat tinggi. Perubahan perilaku tersebut terjadi karena sel mengekspresikan

berbagai protein yang abnormal. Berbagai protein abnormal muncul karena sel

mengalami mutasi/kecacatan gen, khususnya gen yang mengkode protein, yang

sangat berperan pada pengaturan siklus pembelahan sel (Schneider, 1997). Telah

diidentifikasi empat golongan gen yang memainkan peranan penting dalam

mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri,

termasuk protoonkogen yang mendorong pertumbuhan, gen penekan kanker

(tumor suppressor gene) yang menghambat pertumbuhan (anti-onkogen), gen

yang mengatur kematian sel terencana (programmed cell death), atau apoptosis

dan gen yang mengatur perbaikan DNA yang rusak (Kumar et al., 2007; Price et

al., 2006).

Pertumbuhan kanker merupakan proses mikroevolusioner yang dapat

berlangsung beberapa bulan atau beberapa tahun (Albert et al., 1994). Proses

14
pertumbuhan ini dinamakan karsinogenesis, dimulai dari satu sel kanker yang

memperbanyak diri dan membentuk satu koloni kecil dalam jaringan yang sama.

Selanjutnya, perubahan genetik (misalnya aktivasi onkogen) terjadi dalam koloni

sel yang abnormal dan menjadi tumor ganas (Schneider, 1997).

Karsinogenesis merupakan suatu proses multi tahap, dengan 3 tahapan

(Schneider, 1997), yaitu:

1. Inisiasi (Initiation)

Tahap pertama ialah permulaan atau inisiasi, dimana sel normal berubah

menjadi premaligna. Karsinogen harus merupakan mutagen yaitu zat yang

dapat menimbulkan mutasi gen. Pada tahap inisiasi karsinogen bereaksi

dengan DNA, menyebabkan amplifikasi gen dan produksi copy multiple gene.

2. Promosi (Promotion)

Promotor adalah zat non mutagen tetapi dapat meningkatkan reaksi

karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen. Sifat-sifat promoter ialah:

mengikuti kerja inisiator, perlu paparan berkali-kali, keadaan dapat reversible,

dapat mengubah ekspresi gen seperti: hiperplasia, induksi enzim, induksi

diferensiasi.

3. Progresi (Progression)

Pada progresi terjadi aktivasi, mutasi atau hilangnya gen. Pada tahap ini,

timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna.

Dalam karsinogenesis ada 3 mekanisme yang terlibat, yaitu:

a. Onkogen yang dapat menginduksi timbulnya kanker.

b. Anti-onkogen atau gen supressor yang dapat mencegah timbulnya

kanker.

15
c. Gen modulator yang dapat mempengaruhi ekspresi karakteristik gen

yang mempengaruhi penyebaran kanker.

Bila terdapat kerusakan gen, tubuh berusaha mereparasi atau memperbaiki

transkripsi gen yang rusak (DNA repair). Kerusakan transkripsi ini mungkin

dapat dan mungkin pula tidak dapat diperbaiki lagi. Bila transkripsi gen itu

dapat diperbaiki dengan sempurna, maka pada replikasi sel berikutnya

terbentuklah sel baru yang normal. Tetapi bila tidak dapat diperbaiki dengan

sempurna, akan terbentuk sel baru yang defektif. Walaupun sel itu defektif,

namun masih tetap ada usaha mereparasi kembali kerusakan transkripsi. Bila

berhasil akan terbentuk sel yang normal dan bila gagal akan terbentuk sel yang

abnormal, yaitu sel yang mengalami mutasi, atau transformasi, yang dimana

pada akhirnya dapat menjadi sel kanker.

Fase berikutnya setelah progresi adalah metastasis, yaitu perkembangan

tumor yang bersifat malignan dan terjadinya pelepasan sel-sel tumor ganas

dari koloni primernya. Sel-sel tumor ganas ini dapat memasuki saluran

limfatik, sehingga dapat menyebar ke seluruh tubuh dan berkembang di

tempat yang jauh (Schneider, 1997).

Teori karsinogenesis untuk menerangkan bagaimana kanker itu terjadi,

didasarkan atas:

1. Mutasi Somatik, yaitu perubahan urutan letak nukleotida dalam asam amino

rantai DNA yang menyebabkan perubahan kode genetik. Selanjutnya, proses

ini menghasilkan produksi protein yang abnormal, sehingga regulasi

pertumbuhan dan diferensiasi sel terganggu, sel menjadi otonom dan lepas

dari regulasi normal dan sel dapat tumbuh tanpa batas.

16
2. Penyimpangan Diferensiasi Sel (Teori Epigenetik), yaitu terjadinya gangguan

sistem atau mekanisme regulasi gen seperti represif, depresi serta ekspresi

regulasi, sehingga timbul gangguan pertumbuhan dan diferensiasi sel. Defek

yang terjadi karena mekanisme regulasi gen yang mengatur pertumbuhan, dan

bukan pada struktur gen itu sendiri, maka teori ini disebut teori epigenetic.

3. Aktivasi Virus. Virus masuk ke dalam inti sel dan berintegrasi dengan DNA

penderita serta mengubah fenotipe sel dengan menyisipkan (insersi) informasi

baru atau mengubah transkripsi dan translasi gen. Virus DNA dapat secara

langsung berintegrasi dengan DNA inang dan ditularkan secara vertikal

kepada anak-anak sel inang, sedang virus RNA membutuhkan bantuan enzim

reverse transcriptase. Menurut teori ini, kanker terjadi karena infeksi virus

yang menyisipkan gennya ke dalam DNA inang yang dapat mengaktifkan

protoonkogen menjadi onkogen.

4. Seleksi Sel. Pada sel tubuh manusia, diperkirakan terdapat lebih dari 50.000

gen dan masing-masing gen mempunyai fungsinya tersendiri. Di dalam tubuh,

setiap saat ada sel yang mati, maka akan terbentuk sel baru melalui proses

mitosis. Oleh karena adanya mutasi, maka timbul sel yang defektif dan akan

mati atau tidak dapat mengadakan mitosis lebih lanjut. Hanya sel-sel yang

baik dan memenuhi syarat tertentu yang akan dapat tetap bertahan hidup.

Dalam menyeleksi sel mana yang boleh terus hidup dan berkembang, terjadi

kekeliruan. Di sini, ada sel yang mengalami mutasi atau transformasi yang

lepas dari seleksi dan terus berkembang menjadi sel kanker (King, 2000).

2.5 Klasifikasi Kanker

17
Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker,

yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer

Institute, 2009).

1. Karsinoma adalah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang

menutupi organ internal.

2. Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak, otot,

pembuluh darah, atau jaringan ikat.

3. Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan

jaringan sistem kekebalan tubuh.

4. Adenoma merupakan istilah untuk kanker yang berasal dari tiroid,

kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, dan jaringan kelenjar lainnya.

5. Leukemia adalah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah

seperti sumsum tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah.

2.6 Jenis-Jenis Kanker Umum

Daftar jenis kanker yang umum mencakup kanker yang didiagnosis dengan

frekuensi terbesar di USA, di mana kejadian tahunan untuk tahun 2017

diperkirakan harus menjadi 40.000 kasus atau lebih. Jumlah ini mengalami

peningkatan hingga 7% dibandingkan dengan perkiraan kejadian tahunan untuk

tahun 2008.

Tabel 2.2 Perkiraan jumlah kasus baru dan kematian untuk

jenis kanker yang umum

Jenis Kanker Perkiraan Kasus Baru Perkiraan Kematian

Kandung Kemih 79.030 16.870

18
Payudara (pria - wanita) 252.710 – 2.470 40.610 - 460

Kolorektal 135.430 50.260

Endometrium 61.380 10.920

Ginjal (karsinoma sel


63.990 14.400
renal dan pelvis renalis)

Leukemia (semua tipe) 62.130 24.500

Hati dan duktus biliaris


40.710 28.920
intrahepatik

Paru (termasuk bronkus) 222.500 155.870

Melanoma 87.110 9.730

Limfoma Non-Hodgkin 72.240 20.140

Pankreas 53.670 43.090

Prostat 161.360 26.370

Tiroid 56.870 2.010

(American Cancer Society, 2017).

2.7 Tanda dan Gejala Klinis

Gejala kanker cukup bervariasi dan tergantung lokasi kanker, tahap

penyebaran, dan ukuran tumor. Beberapa kanker dapat dirasakan atau dilihat

melalui kulit, seperti benjolan pada payudara atau testikel dan dapat dijadikan

indikator lokasi kanker tersebut. Kanker kulit sering diidentifikasi dengan

perubahan kutil atau tahi lalat pada kulit. Beberapa kanker mulut memberikan

gambaran berupa bercak putih di dalam mulut atau bintik putih pada lidah.

19
Jenis kanker lain memiliki gejala yang kurang jelas secara fisik. Beberapa

tumor otak cenderung menampilkan gejala awal penyakit karena mempengaruhi

fungsi kognitif penting. Kanker pankreas biasanya terlalu kecil untuk

menyebabkan gejala, sehingga rasa sakit terjadi akibat dorongan terhadap saraf

terdekat. Selain daripada itu, ia juga mengganggu fungsi hati sehingga akan

terlihat tampilan kulit dan sklera menguning yang dikenal sebagai ikterus. Gejala

juga dapat terjadi akibat tumor yang menyebabkan penekanan terhadap organ dan

pembuluh darah. Misalnya, kanker kolon dapat menyebabkan gejala seperti

sembelit, diare, dan perubahan ukuran tinja. Kanker kandung kemih atau prostat

dapat menyebabkan perubahan dalam fungsi kandung kemih.

Disebabkan sel kanker menggunakan energi tubuh dan mengganggu fungsi

normal hormon, terdapat kemungkinan besar untuk memperlihatkan gejala seperti

demam, lelah, keringat berlebihan, anemia, dan penurunan berat badan tanpa

sebab. Pada pasien kanker paru-paru atau tenggorokan, akan terdapat presentasi

gejala berupa batuk dan suara serak (American Cancer Society, 2010).

Ketika kanker menyebar atau bermetastasis, gejala tambahan dapat dilihat di

area baru yang terkena dampak. Bengkak atau pembesaran kelenjar getah bening

merupakan gejala awal. Jika kanker menyebar ke otak, pasien dapat mengalami

vertigo, sakit kepala, atau kejang, sedangkan penyebaran ke paru-paru dapat

menyebabkan batuk dan sesak nafas. Selain itu, hati dapat membesar

(hepatomegali), ikterus, dan tulang menjadi rapuh serta mudah patah. Gejala

metastasis akhirnya tergantung pada lokasi penyebaran kanker (Fayed, 2009).

20
2.8 Diagnosis Kanker

Deteksi dini kanker dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan dan

prognosis penyakit. Dokter menggunakan informasi dari gejala dan beberapa

prosedur lain untuk mendiagnosis kanker. Teknik pencitraan seperti X-ray, CT

scan, MRI scan, PET scan, dan ultrasound digunakan secara teratur untuk

mendeteksi lokasi tumor. Selain itu, dokter juga dapat melakukan endoskopi.

Prosedur biopsy dengan pengekstrakan sel-sel kanker dan dilihat di bawah

mikroskop adalah satu-satunya cara mutlak untuk mendiagnosis kanker. Tes

diagnostik molekular juga sering digunakan, seperti menganalisis lemak, protein,

dan DNA kanker pada tingkat molekul. Sebagai contoh, sel-sel kanker prostat

mensekresi zat kimia yang disebut PSA (prostate-specific antigen) ke dalam

aliran darah yang dapat dideteksi oleh tes darah. Molekuler diagnostik, biopsi, dan

teknik pencitraan digunakan secara bersama-sama untuk mendiagnosis kanker

(Crosta, 2010).

2.9 Stadium Kanker

Sistem TNM adalah salah satu sistem pementasan yang paling umum

digunakan. Sistem ini telah diterima oleh International Union Against Cancer

(UICC) dan American Joint Committee on Cancer (AJCC). Kebanyakan fasilitas

medis menggunakan sistem TNM sebagai metode utama untuk pelaporan kanker

termasuk National Cancer Institute (NCI).

21
Sistem TNM ini berdasarkan pada besarnya tumor (T), tingkat penyebaran ke

kelenjar getah bening (N), dan adanya metastasis (M). Nomor ditambahkan untuk

setiap huruf untuk menunjukkan ukuran tumor dan luasnya penyebaran.

Tumor Primer (T)

TX Tumor primer tidak dapat dievaluasi

T0 Tidak ada bukti tumor primer

Karsinoma in situ (kanker dini yang belum


Tis
menyebar ke jaringan sekitarnya)

T1, T2, T3, T4 Ukuran dan / atau luas tumor primer

Tabel 2.3

Kelenjar Getah Bening Regional (N)

Kelenjar getah bening regional tidak dapat


NX
dievaluasi

Tidak ada keterlibatan kelenjar getah

N0 bening regional (kanker tidak ditemukan

pada kelenjar getah bening)

Keterlibatan kelenjar getah bening regional


N1, N2, N3
(jumlah dan / atau luas penyebaran)

Tabel 2.3

Metastasis Jauh (M)

MX Metastasis tidak dapat dievaluasi

Metastasis tidak jauh (kanker belum


M0
menyebar ke bagian lain dari tubuh)

22
Metastasis jauh (kanker telah menyebar ke
M1
bagian tubuh yang jauh)

Tabel 2.4

Tahap Definisi

Terdapat sel abnormal namun belum

menyebar ke jaringan sekitarnya, disebut


Tahap 0
pula Karsinoma in situ (CIS), yaitu kanker

dini yang hadir hanya di lapisan sel basalis

Angka yang lebih besar menunjukkan

penyakit yang lebih luas: ukuran tumor

yang lebih besar, dan / atau penyebaran


Tahap I, II, dan III
kanker ke kelenjar getah bening terdekat

dan / atau organ yang berdekatan dengan

tumor primer.

Tahap IV Kanker telah menyebar ke organ lain.

Tabel 2.5

(International Union Against Cancer (UICC) dan American Joint

Committee on Cancer (AJCC), 2009).

2.10 Terapi Kanker

Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status

kesehatan, dan karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal

untuk kanker dan pasien sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif.

Perawatan biasanya termasuk dalam salah satu kategori seperti operasi, radiasi,

23
kemoterapi, imunoterapi, terapi hormon, atau terapi gen. Prinsip kerja pengobatan

ini adalah dengan membunuh sel-sel kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker,

dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak menyebar dan mengurangi gejala-

gejala yang disebabkan oleh kanker (Crosta, 2010).

a. Pembedahan

Pembedahan merupakan pengobatan tertua untuk kanker. Jika kanker

belum bermetastasis, kemungkinan besar pasien dapat disembuhkan

sepenuhnya hanya dengan menyingkirkan tumor dengan operasi. Hal ini

sering terlihat pada penyingkiran prostat, payudara atau testis. Setelah

penyakit ini telah menyebar, tidak mungkin dapat menyingkirkan semua

sel kanker. Operasi juga dapat berperan besar dalam membantu untuk

mengontrol gejala seperti gangguan pencernaan atau kompresi sumsum

tulang belakang (Crosta, 2010).

b. Radioterapi

Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar

radioaktif. Sinar X, elektron, dan sinar γ (gamma) banyak digunakan

dalam pengobatan kanker disamping partikel lain. Pada prinsipnya, apabila

berkas sinar radioaktif atau partikel dipaparkan ke jaringan, maka akan

terjadi berbagai peristiwa, antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang

mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang pada

gilirannya akan menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga

menimbulkan kerusakan akibat tertumbuknya DNA yang dapat diikuti

kematian sel. Radioterapi digunakan sebagai pengobatan mandiri untuk

mengecilkan tumor atau menghancurkan sel-sel kanker termasuk yang

24
berkaitan dengan leukemia dan limfoma, serta dapat digunakan dalam

kombinasi dengan pengobatan kanker lain (Siswono, 2002).

c. Kemoterapi

Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk menangani

kanker. Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi atau

pembedahan yang bersifat setempat, karenanya kemoterapi dapat

menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah menjalar dan menyebar ke

bagian tubuh yang lain. Penggunaan kemoterapi berbeda-beda pada setiap

pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus lain

dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan

kemoterapi juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya. Kemoterapi

biasa dilakukan di rumah sakit, klinik swasta, tempat praktek dokter, ruang

operasi dan juga di rumah (Crosta, 2010).

d. Imunoterapi

Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh

untuk melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh

dari sel tumor bisa menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel

kekebalan (limfosit T). Walaupun mekanisme tepat pada tindakan tidak

benar-benar jelas, interferon memiliki tugas di dalam pengobatan beberapa

kanker (Indonesian Pharmacist Update, 2009).

e. Terapi Hormon

Kanker dikaitkan dengan beberapa jenis hormon, terutamanya kanker

payudara dan kanker prostat. Terapi hormon dirancang untuk mengubah

produksi hormon dalam tubuh sehingga sel-sel kanker berhenti

25
berkembang atau dibunuh sepenuhnya. Terapi hormon kanker payudara

sering fokus pada pengurangan kadar estrogen (obat umum untuk ini

adalah tamoxifen) dan hormon terapi kanker prostat sering fokus pada

pengurangan kadar testosteron. Selain itu, beberapa kasus leukemia dan

limfoma dapat diobati dengan hormon kortison (Crosta, 2010).

26
7

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Pada setiap populasi, tiap individu anggota tersebut memiliki karakteristik

yang berbeda-beda untuk setiap penyakit tertentu. Berdasarkan tinjauan pustaka,

terdapat berbagai macam faktor yang berkaitan dengan terjadinya kanker, seperti:

insidensi, jumlah kematian (mortalitas), usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat

pendidikan, tempat tinggal, stadium, suku, status sosial-ekonomi, jenis kanker,

paparan pemicu karsinogenesis, asupan nutrisi, keluhan utama, riwayat keluarga,

riwayat penyakit sebelumnya.

Dari berbagai faktor tersebut, variabel independen yang akan diteliti adalah

insidensi, jumlah kematian, usia, jenis kelamin, dan jenis/lokasi kanker.

Penentuan variabel ini didasarkan pada ketersediaan data dari rekam medik pasien

dengan tetap mempertimbangkan kepentingan keterkaitan variabel tersebut

dengan kasus kanker.


3.2 Kerangka Teori

JENIS KELAMIN PEKERJAAN TINGKAT PENDIDIKAN

KURANGNYA
HIPERAKTIVITAS PENGETAHUAN
HORMONAL DAN & PAPARAN POLA HIDUP
POLA AKTIVITAS FAKTOR RISIKO SEHAT

PERUBAHAN GENETIK
(INISIASI SEL)

PENURUNAN LESI PRENEOPLASTIK PAPARAN


FAAL TUBUH FAKTOR RISIKO

TUMOR JINAK
WILAYAH
LATE DIAGNOSTIC
TEMPAT
PERTAMBAHAN USIA TUMOR GANAS TINGGAL

GEJALA KLINIS

KANKER

Gambar 3.1 Bagan Kerangka Teori

33
3.2 Kerangka Konsep

Insidensi

Jumlah Kematian

Jenis Kelamin

Usia

Jenis

Stadium Kanker

Tingkat Pendidikan
KANKER
Pekerjaan

Paritas

Riwayat Keluarga

Keluhan Utama

Gambaran Histopatologik

Keterangan:

: Variabel Independen : Variabel yang diteliti

: Variabel Dependen : Variabel yang tidak diteliti

Gambar 3.2 Bagan Kerangka Konsep

34
3.3 Definisi Operasional

1. Pasien Kanker

Pasien kanker merupakan seluruh pasien kanker rawat inap yang

terdaftar melalui bukti rekam medik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

selama periode Januari 2015 - Juni 2017.

2. Insidensi

Insidensi adalah angka yang menggambarkan kejadian atau timbulnya

penyakit kanker (kasus baru) dalam kurun waktu Januari 2015 - Juni 2017 di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.

Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel

penelitian.

Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data

yang tertera pada rekam medik pasien.

Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:

a. Pasien kanker

b. Bukan pasien kanker

3. Jumlah Kematian

Jumlah kematian merupakan banyaknya kematian dalam periode

Januari 2015 - Juni 2017 pada pasien yang telah terdiagnosis sebagai pasien

kanker melalui bukti rekam medik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.

Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel

penelitian.

Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data

yang tertera pada rekam medik pasien.

35
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:

a. Hidup

b. Meninggal

4. Usia

Yang dimaksud dengan usia adalah umur penderita yang tercantum

dalam status atau lamanya seseorang hidup mulai saat pertama

dilahirkan sampai pada saat penderita datang berobat selama periode

Januari 2015 - Juni 2017.

Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel

penelitian.

Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data yang

tertera pada rekam medik pasien.

Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:

a. <20 tahun d. 40-49 tahun

b. 20-29 tahun e. 50-59 tahun

c. 30-39 tahun f. ≥60 tahun.

5. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah identitas seksual pasien kanker di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo periode Januari 2015 - Juni 2017 sesuai dengan

yang tercantum pada rekam medik pasien.

Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel

penelitian.

Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data

yang tertera pada rekam medik pasien.

36
Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:

a. Laki-laki

b. Perempuan

6. Jenis Kanker

Jenis kanker merujuk pada hasil penilaian dokter dan lokasi

ditemukannya sel ganas pada tubuh pasien yang telah terdiagnosis

sebagai pasien kanker melalui bukti rekam medik di RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo, periode Januari 2015 - Juni 2017.

Alat ukur : Susunan daftar tilik sesuai dengan variabel

penelitian.

Cara pengukuran : Pengisian daftar tilik sesuai dengan data-data

yang tertera pada rekam medik pasien.

Hasil pengukuran : Dikategorikan sebagai berikut:

a. Solid Cancer

b. Non-solid Cancer

37
7

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif, dimana penulis mencoba untuk membuat gambaran atau deskripsi

mengenai insidensi penyakit kanker periode Januari 2015 - Juni 2017 berdasarkan

data sekunder yang tercatat dalam rekam medik di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar dengan pertimbangan Rumah Sakit ini memiliki

data administratif yang lengkap karena merupakan rumah sakit utama di

Makassar dan sebagai rumah sakit rujukan se-Indonesia timur serta

lokasinya yang mudah dijangkau.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober hingga

November 2017.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien kanker yang

pernah dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode

Januari 2015 - Juni 2017.

4.3.1 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang pernah

dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar terhitung sejak 1

Januari 2015 – 30 Juni 2017 yang memiliki rekam medik dan memenuhi

syarat sebagai sampel penelitian.

4.4 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling, yaitu

semua pasien yang memenuhi kriteria penelitian.

4.5 Kriteria Seleksi

4.5.1 Kriteria Inklusi

a. Pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode

Januari 2015 - Juni 2017 yang tercantum sebagai kasus baru

b. Pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode

Januari 2015 - Juni 2017 yang memiliki data rekam medik.

c. Pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode

Januari 2015 - Juni 2017 dengan data rekam medik yang

memenuhi kriteria objektif variabel yang diteliti.

4.5.2 Kriteria Eksklusi

a. Pasien kanker yang merupakan kasus berulang

39
b. Pasien kanker yang tidak memiliki rekam medik.

c. Data dalam rekam medik tidak lengkap.

4.6 Alur Penelitian

Populasi

Memenuhi Kriteria Inklusi Tidak Memenuhi Kriteria Inklusi

Sampel Eksklusi

Data Sekunder

Pengolahan Data

4.7 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari pihak RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo. Selanjutnya, dilakukan pencatatan nomor rekam

medik pasien kanker dalam periode yang telah ditentukan, yaitu Januari 2015 -

Juni 2017. Setelah itu, dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap variabel

yang ingin diteliti.

4.8 Pengolahan dan Penyajian Data

4.8.1 Pengolahan Data

40
Data yang telah diperoleh pada penelitian ini akan diolah dan

dianalisis dengan menggunakan program Microsoft Office, Microsoft

Excel, dan Statistical Package for The Social Sciences (SPSS).

4.8.2 Penyajian Data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi dan grafik disertai penjelasan yang disusun dalam bentuk narasi

dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian.

4.9 Etika Penelitian

a. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada institusi terkait

sebagai permohonan izin untuk melakukan penelitian.

b. Berusaha menjaga kerahasiaan identitas pasien yang terdapat pada

rekam medik, sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa

dirugikan atas penelitian yang dilakukan.

c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua

pihak terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya.

41
7

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui insidensi penyakit kanker di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari 2015 sampai Juni

2017, dilaksanakan pada bulan November 2017. Dari penelusuran data rekam

medik Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, diperoleh sebanyak 24.831

kasus kanker yang tercatat selama periode tersebut. Namun, dengan adanya

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, terdapat 19.007 kasus yang tidak memenuhi

kriteria inklusi antara lain 15.637 kasus merupakan kunjungan berulang dan 268

lainnya terdiagnosis tumor ganas sekunder, sehingga total pasien yang memenuhi

kriteria inklusi pada penelitian ini adalah 5824.

Pengumpulan data berlangsung selama 1 minggu mulai tanggal 13-17

November 2017. Data yang diperoleh kemudian dicatat dengan Microsoft Excel

2010, kemudian diolah dengan menggunakan program komputer Statistical

Package for The Social Sciences (SPSS) for Windows 18,00. Hasil pengolahan

data disajikan sebagai berikut:

5.1. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas

Tabel dan diagram 5.1 memperlihatkan distribusi mortalitas pasien kanker.

Berdasarkan data rekam medik yang dikumpulkan dari 5824 pasien, terdapat 5083

pasien (87,3%) yang hidup dan 741 pasien lainnya (12,7%) yang meninggal

dunia.

Tabel 5.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas


Mortalitas Insidensi (N) Persentase (%)
Hidup 5083 87,3
Meninggal 741 12,7
Total 5824 100,0

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Diagram 5.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas

Mortalitas

12,7%

87,3%

Hidup Meninggal Dunia

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

5.2. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Jenis Kelamin

Pada diagram dan tabel 5.2 memperlihatkan distribusi jenis kelamin pasien

kanker lebih banyak diderita oleh perempuan, yakni 3485 orang (59,8%),

sedangkan laki-laki sebanyak 2339 orang (40,2%).

Tabel 5.2. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Insidensi (N) Persentase (%)


Laki - laki 2339 40,2
Perempuan 3485 59,8
Total 5824 100,0

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

43
Diagram 5.2. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Laki-laki
40,2%
Perempuan
59,8%

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

5.3. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Usia

Berdasarkan data rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,

usia termuda pasien kanker pada periode Januari 2015 hingga Juni 2017 adalah 6

bulan dan usia tertua adalah 93 tahun, dengan rata-rata usia 45,4 tahun. Proporsi

tertinggi terdapat pada rentang usia 40-49 tahun, yaitu 1535 orang (26,4%), diikuti

rentang usia 50-59 tahun, yaitu 1462 orang (25,1%). Selanjutnya, pada kelompok

usia ≥60 tahun tercatat 1153 orang (19,8%), pada rentang usia 30-39 tahun

sebanyak 735 orang (12,6%), pada kelompok usia <20 tahun sebanyak 633 orang

(<20 tahun), dan sisanya adalah 306 orang (5,3%) di rentang usia 20-29 tahun

yang terdiagnosis kanker. Hal ini menunjukkan distribusi pasien kanker menurut

usia, terbanyak pada dekade ke-lima, yaitu pada rentang usia 40-49 tahun.

Tabel 5.3. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Usia

Usia Insidensi (N) Persentase (%)


<20 tahun 633 10,9

44
20 - 29 tahun 306 5,3
30 - 39 tahun 735 12,6
40 - 49 tahun 1535 26,4
50 - 59 tahun 1462 25,1
≥ 60 tahun 1153 19,8

Total 5824 100,0


Range (tahun) 1 - 93
Mean 45,4
Std. deviasi 17,8

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Diagram 5.3. Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Usia

Usia
1600 26,3%
25,1%
1400
1200 19,8%

1000
Insidensi (N)

800 12,6%
10,9%
600
400 5,3%
200
0
<20 20-29 30-39 40-49 50-59 ≥60
Usia (tahun)

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

5.4. Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian Pasien Kanker berdasarkan

Jenis Kanker

45
Tabel dan diagram 5.4 memperlihatkan insidensi dan jumlah kematian pasien

kanker berdasarkan jenis kanker. Berdasarkan data yang diperoleh, kanker

payudara, leukemia dan kanker serviks berturut-turut menempati urutan 1, 2 dan 3

jenis kanker dengan insidensi (jumlah kasus baru) tertinggi yaitu sebanyak 918

orang (15,8%), 583 orang (10,0%) dan 531 orang (9,1%). Diikuti dengan kanker

kolorektal 451 orang (7,7%) dan kanker ovarium 396 orang (6,8)%. Pada urutan

terakhir diduduki oleh histiositosis dan kanker sistem saraf perifer dan otonom

dengan insidensi masing-masing 3 orang (0,1%).

Selanjutnya, berdasarkan jumlah kematian, leukemia menempati urutan

teratas dengan jumlah pasien yang meninggal sebanyak 119 orang (16,1%),

diikuti dengan kanker payudara 95 orang (12,8%) dan kanker hati dan duktus

biliaris intrahepatik sebanyak 74 orang (10,0%). Sedangkan pada kanker sistem

saraf perifer dan otonom tidak didapatkan pasien yang meninggal.

Tabel 5.4.1 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian


berdasarkan Jenis Kanker
Jumlah
Jenis Insidensi Kematian
Kanker
N % N %
Solid 5203 89,3 613 82,7
Non-solid 621 10,7 128 17,3
Total 5824 100 741 100

Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Tabel 5.4.2 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian berdasarkan Lokasi Kanker
Jumlah
Insidensi Persentase Persentase
Lokasi Kanker Kematian
(N) (%) (%)
(N)
Payudara 918 15.8 95 12,8
Leukemia (semua tipe) 583 10.0 119 16,1
Serviks 531 9.1 43 5,8
Kolorektal 451 7.7 47 6,3

46
Ovarium 396 6.8 37 5,0
Hati dan duktus biliaris
359 6.2 74 10,0
intrahepatik
Nasofaring 352 6.0 20 2,7
Paru dan bronkus 340 5.8 60 8,1
Limfoma non-Hodgkin 222 3.8 26 3,5
Tiroid dan kelenjar
180 3.1 22 3,0
endokrin lainnya
Rongga mulut dan
148 2.5 13 1,8
orofaring
Other ill-defined sites 143 2.5 19 2,6
Otak dan SSP 131 2.2 32 4,3
Jaringan lunak dan
125 2.1 16 2,2
jaringan ikat
Kulit 121 2.1 8 1,1
Tulang dan tulang rawan 102 1.8 6 0,8
Mata 84 1.4 3 0,4
Uterus 83 1.4 6 0,8
Pankreas 79 1.4 22 3,0
Prostat 71 1.2 11 1,5
Plasenta 70 1.2 11 1,5
Buli-buli, urethra dan
68 1.2 7 0,9
ureter
Ginjal 47 0.8 10 1,3
Genitalia pria 37 0.6 5 0,7
Multiple myeloma 35 0.6 8 0,1
Limfoma Hodgkin 35 0.6 1 1,1
Lambung 33 0.6 8 1,1
Laring dan trakea 33 0.6 4 0,5
Esofagus 21 0.4 5 0,7
Usus halus 10 0.2 1 0,1
Genitalia wanita 6 0.1 1 0,1
Mediastinum 4 0.1 0 0
Histiositosis 3 0.1 1 0,1
Sistem saraf perifer dan
3 0.1 0 0
otonom
Total 5824 100,0 100,0 100,0
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

47
Diagram 5.4 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian berdasarkan Jenis Kanker

Total Pasien
Sist. saraf perifer &…
Histiositosis
Mediastinum
Genitalia wanita
Usus halus
Esofagus
Laring & trakea
Lambung
Limfoma Hodgkin
Multiple myeloma
Genitalia pria
Ginjal
Buli-buli, urethra &…
Plasenta
Prostat
Pankreas
Uterus
Mata
Tulang & tulang rawan
Kulit
Jaringan lunak &…
Otak & SSP
Other ill-defined sites
Rongga mulut…
Tiroid & kelenjar…
Limfoma non-Hodgkin
Paru & bronkus
Nasofaring
Hati & duktus biliaris…
Ovarium
Kolorektal
Serviks
Leukemia (semua tipe)
Payudara

0 200 400 600 800 1000 1200

Insidensi Jumlah Kematian

5.5. Distribusi Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Kanker

48
Tabel dan diagram 5.5 memperlihatkan distribusi jenis kelamin berdasarkan

jenis kanker. Dari data yang diperoleh , kanker payudara, kanker serviks dan

kanker ovarium adalah 3 jenis kanker dengan jumlah pasien perempuan

terbanyak, berturut-turut sebanyak 910 orang (15,6%), 529 orang (9,1%) dan 395

orang (6,8%). Disusul dengan leukemia sebanyak 252 orang (4,3%) dan kanker

nasofaring sebanyak 118 orang (2,0%).

Sedangkan pada pasien laki-laki, leukemia merupakan jenis kanker terbanyak

yaitu berjumlah 331 pasien (5,7%), disusul oleh kanker kolorektal dan kanker hati

yang berjumlah sama, yaitu 259 pasien (4,4%). Di urutan ke-4 dan ke-5 adalah

kanker paru dan bronkus sebanyak 239 orang (4,1%) dan kanker nasofaring

sebanyak 234 orang (4,0%).

Tabel 5.5 Distribusi Jenis Kelamin berdasarkan Jenis Kanker


Jenis Kelamin
Jenis Kanker Laki-laki Perempuan
N % N %
Payudara 8 0.1 910 15.6
Leukemia (semua tipe) 331 5.7 252 4.3
Serviks 2 0.0 529 9.1
Kolorektal 259 4.4 192 3.3
Ovarium 1 0.0 395 6.8
Hati dan duktus biliaris intrahepatik 259 4.4 100 1.7
Nasofaring 234 4.0 118 2.0
Paru dan bronkus 239 4.1 101 1.7
Limfoma non-Hodgkin 140 2.4 82 1.4
Tiroid dan kelenjar endokrin lainnya 59 1.0 121 2.1
Rongga mulut dan orofaring 75 1.3 73 1.3
Other ill-defined sites 97 1.7 46 0.8

49
Otak dan SSP 68 1.2 63 1.1
Jaringan lunak dan jaringan ikat 79 1.4 46 0.8
Kulit 53 0.9 68 1.2
Tulang dan tulang rawan 56 1.0 46 0.8
Mata 37 0.6 47 0.8
Uterus 1 0.0 82 1.4
Pankreas 45 0.8 34 0.6
Prostat 71 1.2 0 0.0
Plasenta 0 0.0 70 1.2
Buli-buli, uretra dan ureter 55 0.9 13 0.2
Ginjal 25 0.4 22 0.4
Genitalia pria 36 0.6 1 0.0
Limfoma Hodgkin 19 0.3 16 0.3
Multiple myeloma 15 0.3 20 0.3
Laring dan trakea 32 0.5 1 0.0
Lambung 17 0.3 16 0.3
Esofagus 16 0.3 5 0.1
Usus halus 4 0.1 6 0.1
Genitalia wanita 0 0.0 6 0.1
Mediastinum 4 0.1 0 0.0
Histiositosis 1 0.0 2 0.0
Saraf perifer dan otonom 1 0.0 2 0.0
Total 2339 40.2 3485 59.8
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

5.6. Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker

Berdasarkan data Rekam Medik pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar, pada kelompok usia <20 tahun, jenis kanker dengan

frekuensi tertinggi adalah leukemia sebanyak 331 orang (5,7%). Selanjutnya, pada

kelompok usia 20-29 tahun, kanker ovarium dengan jumlah pasien 43 orang

(0,7%) merupakan jenis kanker yang mendominasi. Kanker payudara memiliki

50
frekuensi tertinggi pada kelompok usia 30-39 tahun, 40-49 tahun dan 50-59 tahun

dengan jumlah masing-masing 144 orang (2,5%), 373 orang (6,4%) dan 285 orang

(4,9%). Pada kelompok usia ≥60 tahun, kanker kolorektal memiliki frekuensi

terbanyak dengan jumlah 157 pasien (2,7%).

Tabel 5.6 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker


Usia
Jenis Kanker 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59
<20 tahun ≥60 tahun
tahun tahun tahun tahun
N % N % N % N % N % N %
Payudara 1 0,0 16 0.3 144 2.5 373 6.4 285 4.9 99 1.7
Leukemia (semua tipe) 333 5,7 40 0.7 50 0.9 56 1.0 59 1.0 45 0.8
Serviks 2 0,0 9 0.2 104 1.8 228 3.9 136 2.3 52 0.9
Kolorektal 5 0,1 21 0.4 47 0.8 105 1.8 116 2.0 157 2.7
Ovarium 15 0,3 43 0.7 56 1.0 124 2.1 112 1.9 46 0.8
Hati dan duktus biliaris
18 0,3 7 0.1 37 0.6 76 1.3 102 1.8 119 2.0
intrahepatik
Nasofaring 15 0,3 24 0.4 62 1.1 104 1.8 96 1.6 51 0.9
Paru dan bronkus 2 0,0 6 0.1 20 0.3 67 1.2 117 2.0 128 2.2
Limfoma non-Hodgkin 21 0,4 19 0.3 39 0.7 42 0.7 55 0.9 46 0.8
Tiroid dan kelenjar
13 0,2 6 0.1 22 0.4 52 0.9 45 0.8 42 0.7
endokrin lainnya
Rongga mulut dan
4 0,1 16 0.3 12 0.2 39 0.7 43 0.7 34 0.6
orofaring
Other ill-defined sites 21 0,4 8 0.1 18 0.3 28 0.5 40 0.7 28 0.5
Otak dan SSP 23 0,4 16 0.3 17 0.3 33 0.6 22 0.4 20 0.3
Jaringan lunak dan
12 0,2 14 0.2 17 0.3 26 0.4 33 0.6 23 0.4
jaringan ikat
Kulit 7 0,1 2 0.0 8 0.1 21 0.4 34 0.6 49 0.8
Tulang dan tulang rawan 27 0,5 16 0.3 17 0.3 20 0.3 11 0.2 11 0.2
Mata 61 1,0 4 0.1 3 0.1 5 0.1 3 0.1 8 0.1
Uterus 0 0,0 2 0.0 6 0.1 28 0.5 29 0.5 18 0.3
Pankreas 1 0,0 2 0.0 4 0.1 23 0.4 24 0.4 25 0.4
Prostat 0 0,0 0 0.0 0 0.0 6 0.1 16 0.3 49 0.8
Plasenta 4 0,1 23 0.4 21 0.4 19 0.3 3 0.1 0 0.0
Buli-buli, urethra dan
0 0,0 0 0.0 3 0.1 12 0.2 16 0.3 37 0.6
ureter
Ginjal 26 0,4 2 0.0 3 0.1 1 0.0 10 0.2 5 0.1
Genitalia pria 11 0,2 1 0.0 10 0.2 6 0.1 5 0.1 4 0.1
Limfoma Hodgkin 5 0,1 5 0.1 6 0.1 9 0.2 6 0.1 4 0.1

51
Multiple myeloma 0 0,0 0 0.0 0 0.0 13 0.2 14 0.2 8 0.1
Laring dan trakea 1 0,0 1 0.0 1 0.0 3 0.1 7 0.1 20 0.3
Lambung 2 0,0 0 0.0 4 0.1 9 0.2 7 0.1 11 0.2
Esofagus 0 0,0 1 0.0 0 0.0 3 0.1 8 0.1 9 0.2
Usus halus 0 0,0 0 0.0 2 0.0 1 0.0 5 0.1 2 0.0
Genitalia wanita 0 0,0 0 0.0 2 0.0 0 0.0 2 0.0 2 0.0
Mediastinum 0 0,0 1 0.0 0 0.0 2 0.0 1 0.0 0 0.0
Histiositosis 3 0,1 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0
Saraf perifer dan otonom 0 0,0 1 0.0 0 0.0 1 0.0 0 0.0 1 0.0
Total 633 10,9 306 5,3 735 13 1535 26 1462 25 1153 20
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Diagram 5.6 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker


Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker
400
350
300
250
200
150
100
50
0

Hati & duktus biliaris…


Mata

Plasenta
Kolorektal
Payudara

Payudara

Kolorektal

Payudara

Kolorektal

Kolorektal

Payudara
Ginjal

Ovarium

Nasofaring

Serviks
Nasofaring
Ovarium

Serviks
Ovarium

Nasofaring

Serviks

Ovarium

Serviks
Otak & SSP
Leukemia

Leukemia

Leukemia

Paru & bronkus

Paru & bronkus


Tulang & tulang rawan

<20 tahun 20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun ≥60 tahun

Jumlah (N)
Sumber: Rekam Medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

52
7

BAB 6

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengolahan data pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari 2015 - Juni 2017, diperoleh hasil

penelitian berupa 5824 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini

diharapkan mampu menggambarkan insidensi penyakit kanker.

Adapun karakteristik yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah insidensi

(jumlah kasus baru), mortalitas, jenis kelamin, usia dan jenis atau lokasi kanker.

Penjelasan karakteristik akan dibahas secara terperinci sebagai berikut:

6.1 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas

Berdasarkan data rekam medik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo yang

dikumpulkan dari 5824 pasien kanker, terdapat 5083 pasien (87,3%) yang hidup

dan 741 pasien lainnya (12,7%) yang meninggal dunia. Menurut Timmereck

(2001), insidensi merupakan jumlah kasus baru suatu penyakit yang muncul

dalam satu periode tertentu, sedangkan mortalitas atau kematian adalah keadaan

hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap

saat setelah kelahiran hidup.

WHO memperkirakan pada tahun 2008, terdapat 12,7 juta kasus kanker baru

di dunia dan angka ini diprediksi meningkat hingga 21,4 juta kasus pada tahun

2030. Dua pertiga kasus tersebut terdapat di negara-negara dengan sosial ekonomi

rendah-menengah (WHO, 2010).


Sejalan dengan itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat

non-communicable disease (NCD) diproyeksikan meningkat 15% secara global

antara tahun 2010 dan 2020, hingga mencapai 44 juta kematian. Peningkatan

tertinggi (diperkirakan sebesar 20%) akan terjadi di negara-negara Afrika, Asia

Tenggara dan Mediterania Timur. Akan tetapi, wilayah yang diperkirakan

memiliki jumlah angka kematian tertinggi pada tahun 2020 adalah Asia Tenggara

(10,4 juta kematian) dan Pasifik Barat (12,3 juta kematian). Hal ini dapat

disebabkan oleh karena pertumbuhan dan penuaan populasi, serta meningkatnya

prevalensi faktor risiko di negara-negara berkembang, seperti merokok, pola

makan yang buruk, ketidakaktifan fisik, dan perubahan reproduktif (termasuk

paritas yang lebih rendah dan usia lanjut pada kelahiran pertama) yang terkait

dengan urbanisasi dan pembangunan ekonomi (Torre et al., 2015).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan prevalensi

kanker di Sulawesi Selatan (17%) menduduki urutan ke-6 untuk prevalensi kanker

tertinggi menurut provinsi, sedangkan pada urutan pertama ditempati oleh

provinsi DI Yogyakarta (41%). Selanjutnya, data kematian akibat kanker dari

tahun ke tahun terus meningkat dan berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013,

sekitar 5,7% kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas (Kemenkes RI,

2013).

6.2 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Mortalitas

Berbagai studi menyebutkan terdapat perbedaan proporsi penderita kanker

berdasarkan jenis kelamin. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi pada tahun 2016

menyebutkan penderita kanker di Indonesia dua kali lebih banyak ditemukan pada

54
perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan oleh proporsi

kanker serviks, ovarium dan payudara merupakan jenis kanker yang paling

banyak ditemukan.

Sejalan dengan itu, hasil penelitian Oemiati dkk. pada tahun 2011 yang

menganalisis lanjut data Riskesdas tahun 2007-2008 menunjukkan bahwa odds

ratio (OR) penderita kanker pada perempuan besarnya hampir dua kali lipat

dibandingkan laki-laki. Diketahui pada pendataan yang dilakukan, respon rate

responden perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki. Selain itu, perempuan

memiliki kecenderungan lebih peduli terhadap kesehatannya dibandingkan laki-

laki, sehingga kasus kanker dapat terdeteksi lebih banyak pada perempuan

dibandingkan laki-laki.

Berbeda dengan dua penelitian yang disebutkan, pada penelitian ini, tabel dan

diagram 5.2 memperlihatkan distribusi pasien kanker pada perempuan dengan

jumlah 3485 orang (59,8%), tidak mencapai dua kali lipat jumlahnya

dibandingkan laki-laki sebanyak 2339 orang (40,2%).

6.3 Distribusi Insidensi Pasien Kanker berdasarkan Usia

Berdasarkan data rekam medik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar,

didapatkan proporsi tertinggi pasien kanker terdapat pada rentang usia 40-49

tahun, yaitu 1535 orang (26,4%), diikuti dengan rentang usia 50-59 tahun

sebanyak 1462 orang (25,1%). Rentang usia dengan jumlah pasien kanker

terendah adalah 20-29 tahun, yaitu sebanyak 306 orang (5,3%). Hal ini

menunjukkan distribusi pasien kanker menurut usia, terbanyak pada dekade ke-

lima dan ke-enam.

55
Hasil analisis sosiodemografi pada Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa

prevalensi kanker meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan proporsi

tertinggi didapatkan pada rentang usia 45-74 tahun (Kemenkes RI, 2013). Hoskin

dan Begg (2002) menyebutkan faktor risiko utama pada penyakit kanker adalah

usia. Sejalan dengan itu, hasil penelitian di Perancis menunjukkan kematian akibat

kanker terbanyak pada kelompok umur 15-44 tahun sebesar 42,5 %. Penelitian

Wahyuni (2006) mendapatkan prevalensi kanker payudara di Yogyakarta pada

kelompok umur <40 tahun sebesar 23,4 %, sedangkan pada kelompok umur >40

tahun sebesar 76,6 %. Sedangkan Fauzi dkk (2006) mendapatkan hasil pada

penelitian kanker serviks terbanyak kelompok umur 40-49 tahun (49,83 %), 30-39

tahun (33,33 %) dan> 50 tahun sebesar 16,84 %.

Merujuk kepada hasil-hasil penelitian di atas, mayoritas kasus kanker terjadi

pada kelompok usia >40 tahun. Hal tersebut sejalan dengan literatur yang

menyatakan bahwa transformasi sel normal menjadi sel ganas memerlukan

perubahan terkait usia di lingkungan mikroseluler atau jaringan, seperti

meningkatnya inflamasi dan penurunan fungsi kekebalan tubuh, sehingga

mendukung proliferasi dan diseminasi sel untuk bertransformasi menjadi suatu

keganasan. Selain itu, paparan radiasi khususnya telah dikaitkan dengan

meningkatnya risiko kanker pada usia lanjut (DeGregori et al., 2013).

6.4 Distribusi Insidensi dan Jumlah Kematian Pasien Kanker berdasarkan

Jenis Kanker

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian rekam medik RSUP Dr.

Wahidin Sudirohusodo Makassar, kanker payudara menempati urutan pertama

56
jenis kanker dengan jumlah pasien terbanyak, yakni 918 orang (15,8%). Hasil

yang sama didapatkan dari data Malaysia Cancer Statistics pada tahun 2007 yang

menunjukkan kanker payudara sebagai jenis kanker yang memiliki frekuensi

tertinggi (18,1%). Selanjutnya, statistik kanker di Filipina menunjukkan kanker

payudara dengan jumlah kasus terbanyak (19%) dibandingkan dengan jenis

kanker lain (Philippine Cancer Society, 2015). Terlihat bahwa negara-negara di

Asia Tenggara sebagian besar didominasi oleh kasus kanker payudara dengan

karakteristik penderita yang tidak jauh berbeda, yaitu usia dewasa, tinggal di kota,

serta berpendidikan dan berpenghasilan rendah (Dewi, 2016).

Sedangkan pada jenis kanker dengan jumlah kematian terbanyak adalah

leukemia dengan total 119 pasien (16,1%) yang meninggal. Hal ini sejalan dengan

kepustakaan yang didapatkan bahwa tipe leukemia yang paling lazim dijumpai

khususnya pada anak adalah leukemia limfositik akut atau ALL yang ditandai

dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan dan memburuk.

Sehingga, angka harapan hidup penderita ALL terbilang rendah (Hoffbrand,

2005).

6.5 Distribusi Usia berdasarkan Jenis Kanker

Data rekam medik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo periode Januari 2015

– Juni 2017 menunjukkan pada kelompok usia 40-49 tahun yang memiliki insiden

kanker tertinggi, di urutan pertama adalah kanker payudara yakni sebanyak 373

orang (6,4%), disusul dengan kanker serviks sebanyak 228 orang (3,9%) dan

kanker ovarium berjumlah 124 orang (2,1%).

57
Penderita kanker payudara dan kanker serviks telah mengalami peningkatan

sejak tahun 1995-2004 berdasarkan data dari Indonesia Cancer Registry RS

Kanker Dharmais Jakarta. Hal serupa juga terjadi di dunia, di mana terjadi

peningkatan incidence rates penderita kanker payudara sebesar 30% di negara

barat dalam kurun waktu 1980-1990. Literatur terkait menyebutkan peningkatan

kejadian kanker payudara pada negara maju dan berkembang disebabkan oleh

perubahan pola reproduksi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya

deteksi dini kanker payudara (Torre et al., 2012).

Selanjutnya, pada kelompok usia <20 tahun, leukemia merupakan jenis

kanker dengan frekuensi penderita terbanyak yakni 333 orang. Hasil ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Simamora di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2004-2007 yang menunjukkan bahwa leukemia lebih banyak

diderita pada anak usia <15 tahun, khususnya tipe ALL, yaitu 87%.

58
7

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Insidensi Penyakit Kanker di

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari 2015 - Juni 2017”,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Total pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode

Januari 2015 - Juni 2017 adalah 6092 orang, namun yang memenuhi

kriteria inklusi sebagai insidensi (kasus baru) adalah sebanyak 5824 orang.

2. Jumlah kematian dari total pasien yang memenuhi kriteria inklusi di RSUP

Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari 2015 - Juni 2017

adalah 741 orang (12,7%).

3. Distribusi pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

periode Januari 2015 - Juni 2017 berdasarkan jenis kelamin lebih banyak

pada perempuan, yaitu sebanyak 3485 orang (59,8%), sedangkan pada

laki-laki berjumlah 2339 orang (40,2%).

4. Distribusi pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

periode Januari 2015 - Juni 2017 berdasarkan usia paling banyak

ditemukan pada kelompok usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 1535 orang

(26,4%).

5. Distribusi insidensi pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

Makassar periode Januari 2015 - Juni 2017 berdasarkan jenis kanker


paling banyak ditemukan pada solid cancer sebanyak 5203 orang (89,3%)

dan pada kanker payudara sebanyak 918 orang (15,8%).

6. Distribusi jumlah kematian pasien kanker di RSUP Dr. Wahidin

Sudirohusodo Makassar periode Januari 2015 - Juni 2017 berdasarkan

jenis kanker paling banyak ditemukan pada leukemia, yaitu berjumlah 119

orang (16,1%).

7. Pada pasien perempuan, jenis kanker yang paling banyak adalah kanker

payudara, yaitu sebanyak 910 orang (15,6%). Sedangkan, pada pasien laki-

laki yang terbanyak adalah leukemia yaitu sebanyak 331 orang (5,7%).

8. Pada kelompok usia 40-49 tahun, yang memiliki insidensi kanker

tertinggi, jenis kanker yang paling mendominasi adalah kanker payudara,

yaitu sebanyak 373 orang (6,4%).

7.2. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai gambaran radioloitoraks pasien

tumor paru di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari 2016

sampai Juni 2017, maka dapat diberikan saran berupa:

1. Disarankan pada penelitian selanjutnya dapat memperhatikan dan

menemukan variabel lain selain variabel yang digunakan pada penelitian

ini agar dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi dan spesifik.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan antara

karakteristik pasien kanker dengan angka kejadian kanker.

60
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Mugiono, T. Arlianti, Chotimatul A. 2011. Panduan Lengkap Jamur.

Depok: Penebar Swadaya.

Alberts B, Bray D, Lewis J, Raff, M., Roberts K, Watson JD. 1994. Molecular

Biology of The Cell. New York: Garland Publishing Inc.

American Cancer Society, 2010. Detailed Guide: Cancer (General Information):

Signs and Symptoms of Cancer. [Cited 2017 August 22] Available from:

http://www.cancer.org/docroot/CRI/content/CRI_2_4_3X_What_are_the_sig

ns_and_symptoms_of_cancer.asp?sitearea=

American Cancer Society, 2009. Infections in People with Cancer. [Cited 2017

August 22] Available from:

http://www.cancer.org/docroot/ETO/content/ETO_1_2X_Infections_in_Peop

le_with_Cancer.asp

Arief I. 2009. Tujuh faktor risiko kanker prostat. National Cardiovascular Center

Harapan Kita. [Cited 2017 August 22] Available from:

http://www.pjnhk.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=249

4&Itemid=32

Cancer Helps, 2009. Penyebab Kanker. Global Bioscience 2004-2009. [Cited

2017 August 22] Available from: http://www.cancerhelps.com/penyebab-

kanker.htm

Cancer Helps UK. 2009. Types of infections. Cancer Research UK. [Cited 2017

August 22] Available from: http://www.cancerhelp.org.uk/coping-with-

cancer/coping- physically/fever/cause/infection/types-of-infections

61
Crosta P. 2010. What is cancer? Medical News Today. [Cited 2017 August 22]

Available from: http://www.medicalnewstoday.com/info/cancer-

oncology/whatiscancer.php

Fayed L. 2009. Symptoms of Cancer: Cancer Symptoms You Need to Know.

[Cited 2017 August 22] Available from:

http://cancer.about.com/od/causes/a/symptomscancer.html

Hadi S. 2001. Diagnosis Ultrasonik pada Sirosis Hati. Jakarta: Mandar Maju

Herceg Z. Epigenetics and cancer: towards an evaluation of impact of

environmental and dietary factors. Mutagenesis 2007; 22(2): 91-103.

Indonesian Pharmacist Update. 2009. Imunoterapi pada Kanker. [Cited 2017

August 22] Available from: http://farmasiindonesia.com/imunoterapi-pada-

kanker.html

KOMPAS, 2009. Terapi Radiasi Stereotaktik untuk Kanker. Available from:

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/11/01175322/terapi.radiasi.stereot

aktik.untuk.kanker [Accessed 11 March 2010]

Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi, 7th ed, Vol. 2.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kusmawan E, 2009. Faktor-Faktor Pemicu Kanker. [Cited 2017 August

22]Available from:

http://images.linazahro.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/Shv9kQo

KCIUAAHpq5gc1/Faktor%20resiko%20kanker.doc?nmid=247171353

National Cancer Institute, 2009. What Is Cancer? U.S. National Institutes of

Health. [Cited 2017 August 22] Available from:

http://www.cancer.gov/cancertopics/what-is-cancer

62
National Comprehensive Cancer Network, 2009. Prevention and Treatment of

Cancer-related Infections. [Cited 2017 August 22] Available from:

www.nccn.org/professionals/physician_gls/PDF/infections.pdf

Price, A.S., Wilson, M.L. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Rauf S. 2002. Buku Ajar Nefrologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Riley BD, Culver JO, Skrzynia C, et al. Essential elements of genetic cancer risk

assessment, counseling, and testing: updated recommendations of the

National Society of Genetic Counselors. Journal of Genetic Counseling 2012;

21(2):151–161.

Siegel RL, Miller KD, Jemal A. 2017. Cancer Statistics, 2017. CA: A Cancer

Journal for Clinicans.

Siswono, 2002. Peran Radioterapi pada Pengobatan Kanker. KOMPAS 6 Januari

2002. [Cited 2017 August 22] Available from:

http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi?newsid101037611648600

Sunaryati SS. 2011. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Mematikan.

Jogjakarta: Flash Books.

Torre LA, Bray FB, Siegel RL, Ferlay J, Lortet J, Jemal A. 2015. Global Cancer

Statistics, 2012. CA: A Cancer Journal for Clinicans.

Yogawa T, Kiyono T. Molecular mechanism of cervical carcinogenesis by high

risk human papilloma virus: novel function of E6 and E7 oncoproteins. Rev

Med Virol 2009; 19: 97 – 113.

63
\\\\

64
65
66
67
68
BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Desmy Fadillah


NIM : C11114096
Tempat/tanggal lahir : Parepare, 8 Desember 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Dokter/Fakultas Kedokteran
Alamat : Komp. Bukit Hartaco Indah blok 1E No.3
No. Telepon/ HP : 087840020737
E-mail : desmyf11@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
 SD Inp. Tamalanrea II Makassar (2002-2008)
 SMPN. 12 Makassar (2008-2011)
 SMA Islam Athirah Makassar (2011-2014)
 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (2014-sekarang)
Riwayat Organisasi :
 Asian Medical Students’ Association (AMSA) Univ. Hasanuddin
 Medical English Society (MECS) FK-Unhas

69

Anda mungkin juga menyukai