Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK “STIMULUS : PERSEPSI

TERHADAP PASIEN PERILAKU KEKERASAN ”


DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
TAHUN 2020

Disusun Oleh :

Amor Rakasiwi (1914901028)

Dora Hasibuan ( 1914901008 )

Dian Triani ( 1914901022 )

Julian Suhendra (1914901027)

Rita Dewi Lestari (1914901025)

Riaki Hikmah (1914901003)

Winda Siska Sari (1914901007)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN 2020
A. Topik
Terapi aktivitas kelompok : Stimulus Persepsi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan
adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah
yang diakibatkan oleh perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus
1.  Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2.  Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah
(tanda dan gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah
(perilaku kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
C. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
sama dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang
sama. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang
yang harus ditangani sesuai keadaannya, ketidaksamaan, kesukaan, dan
menarik (Stuart, 2012). Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika
kelompok, ketika kondisi ini akan memberikan umpan balik yang berarti
dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat pada sekelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2004).
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus gangguan perilaku kekerasan
mempunyai masalah yang dapat menyebabkan klien menjadi marah-
marah, agresif, curiga pada orang lain dan bahkan dapat melukai diri
sendiri dan lingkungan sekitar.
Atas dasar tersebut, maka penulis menganggap dengan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan  perilaku kekerasan dapat
tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja
klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
Umumnya klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke
Rumah sakit Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi
disertai bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan
polisi. Perilaku Kekerasan seperti memukul anggota keluarga/orang lain,
merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama
yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan oleh
keluarga belum memadai, keluarga seharusnya mendapat pendidikan
kesehatan tentang cara merawat klien (manajemen perilaku kekerasan).

D. Klien
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tenang dan kooperatif
b. Klien yang tidak terlalu gelisah
c. Klien yang bias kooperatif dan tidak mengganggu
berlangsungnya TAK
d. Klien tidak kekerasan yang sampai tahap mampu berinteraksi
dalam kelompok kecil
e. Kondisi fisik dalam keadaan baik
f. Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok

2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK PK,
meliputi : menjelaskan tujuan TAK PK pada klien, rencana
kegiatan kelompok , dan aturan main dalam kelompok.
E. Uraian struktur kelompok
1. Tempat : Ruang Beta
2. Hari/Tanggal : Selasa , 19 Mei 2020
3. Waktu : 11.15 s/d 12.00 wib
4. Lamanya : 40 menit
5. Jumlah dan nama anggota klien yang mengikuti kegiatan : 3 orang
(Amor Rakasiwi dan Riski Hikmah)
6. pengorganisasian
a. Leader : Rita Dewi lestari
Tugas
1. Membaca tujuan dan peraturan kegiatan TAK sebelum
kegiatan dimulai.
2. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
3. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
4. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
5. Memberikan motivasi anggota untuk aktif dalam
kelompok
6. Menetralisir bila ada masalah dalam kelompok.

b. Co Leader : Julian suhendra


Tugas
1. Membantu leader dalam mengorganisasi anggota
2. Apabila terapi aktivitas pasif diambil alih oleh co leader
3. Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi
kesalahan
4. Menggerakkan anggota kelompok
5. Membacakan aturan main.

c. Fasilitator : Dora Hasibuan dan Winda Siska Sari


Tugas
1. memfasilitasi klien yang kurang aktif
2. memberikan stimulus pada anggota kelompok
3. berperan sebagai roleplay bagi klien selama kegiatan

d. Observer : Dian Triani


Tugas
1. mengobservasi dan mencatat jalannya proses kegiatan
2. mencatat perilaku verbal dan nonverbal selama kegiatan
3. mencatat peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok
4. mencatat jika ada peserta yang drop out dan alasan drop
out

F. Metode
1. Metode
a. Praktek
b. diskusi
2. Media dan Alat
a. Kertas HVS
b. Pensil
c. Absensi
d. Papan nama

G. Antisipasi masalah
1. Usahakan dalam keadaan terapeutik
2. Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota
kelompok, menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung
3. Bila ada peserta yang direncanakan tidak bias hadir, maka digantikan
oleh cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih
dahulu kepada peserta
4. Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika
tidak bias diperingatkan dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan
penawaran.
5. Bila ada anggota cadangan yang ingin keluar, bicarakan dan dimintai
persetujuan dari perserta TAK yang lain.
6. Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan tujuan, leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila
tidak bias dikeluarkan dari kelompok.
7. Bila pesertapasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.
H. Langkah-langkah
a. Persiapan
- Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan
perilakukekerasan
- Membuat kontrak dengan klien
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
- Salam terapeutik
a) Salam dari teraois kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis
(beri papan nama)
c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
(berpapann nama)
c. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
d. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu : mengetahui penyebab kemarahan
dan cara melaksanakan kegiatan fisik yang bisa dilakukan
klien
e. Terapi menjelaskan aturan main yaitu :
- Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
izin dengan terapis
- Lama kegiatan 15 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
f. Tahap kerja
a) Mendiskusikan penyebab marah
- Tanyakan pengalaman tiap klien
- Tulis di papan tulis/lembar balik
b) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat
terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaki kekerasan
terjadi
- Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh
penyebab , tanda dan gejala
- Tulis dipapan tulis/lembar balik
c) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
klien (verbal, merusak lingkungan, mencenderai,/ memukul
orang lain, dan memukul diri sendiri)
- Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
- Tulis di papam tulis/ lembar balik.
d) Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang
paling sering dilakukan untuk diperagakan
e) Melakukan bermain peran atau simulasi untuk perilaku
kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber
penyebab dank lien yang melakukan perilaku kekerasan)
f) Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain
peran/simulasi
g) Mendiskusikan dampak atau akibat perilaku kekerasan
- tanyakan akibat perilaku kekerasan
- Tulis dipapan tulis / lemmbar balik
- Memberikan reinforcement positif
- Beri kesimpulan penyebab danda dan gejala perilaku
kekerasan dan akibat perilaku kekerasan
g. Tahap terminasi
1. Evaluasi
- Terapis menenyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Tindak lanjut
- Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika
terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala perilaku
kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan
- Melaporkan kepada perawat jika klien tidak mampu
memperagakan perilaku kekerasan.
3. Kontrak yang akan datang :
- Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
- Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK bersama
klien

i. Bentuk formasi kelompok


Bentuk formasi kelompok membentuk lingkaran

j. Proses evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. 75% dari peserta dapat hadir dan mengikuti kegiatan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Klien hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 75% klien dapat Mngetahui penyebab dan tanda gejala perilaku
kekerasan
b. 75% klien dapat memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling
sering dilakukan untuk diperagakan

k. Referensi
Struat. W. Gailc (2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5 revisi :
Jakarta : EGC

Keliat Budi Anna (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai