PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Kemenkes, 2014).
1
perawatan diri jika tidak dapat melakukan kegiatan perawatan diri seperti
perawatan diri, berhias secara mandiri, makan secara mandiri dan toileting
2015 tercatat penderita gangguan jiwa sebesar 542.700.000 jiwa atau 8,1% dari
atau sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu
selama hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada usia dewasa muda antara 18-
2
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
dilakukan pada 300.000 sampel rumah tangga ( 1,2 juta jiwa) di 34 provinsi,
416 kabupaten, dan 98 kota. Dari sejumlah data dan informasi kesehatan, poin
Sebab, jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 naik dari 1.7 % menjadi 7 %.
penduduk berumur lebih dari 15 tahun berdasarkan provinsi, dari tahun 2013
spesifik (Dalami, 2010). Aspek drai peran tersebut meliputi kemandirian dan
terhadap tindakan tersebut. Peran perawat yang kedua yaitu sebagai pelasana
diri sendiri, anggota keluarga dan anggota masyarakat lain. Peran yang ketiga
3
kepemimpinan dan bertanggung jawab dalam mengelola asuhan keperawatan
jiwa. Peran perawat yang keempat yaitu sebagai pelaksana penelitian yaitu
Hasil survei awal yang dilakukan di ruang rawat inap arjuna RSJD
Tabel 1.1
Data Jumlah Klien Berdasarkan Diagnosa Keperawatan di Ruangan
Rawat Inap Arjuna RSJ Daerah Provinsi Jambi Bulan April Tahun 2018
1 Arjuna 8 1 13 0 1 1 0
Jumlah 24 Klien
Sumber : Data Keperawatan Rawat Inap Ruangan Arjuna RSJ Daerah Provinsi
Jambi April 2018
dengan gejala Defisit perawatan diri (DPD) pada bulan April 2018 diruang
rawat inap Arjuna RSJD Provinsi Jambi yang berjumlah 13 dari 24 klien dan
masalah defisit perawatan diri pada Tn. S di RSJD Provinsi Jambi tahun 2018.
4
A. Rumusan Masalah
asuhan keperawatan jiwa pada Tn.S dengan defisit perawatan diri di RSJD
Provinsi Jambi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Diri.
Diri.
C. Manfaat
5
pelayanan keperawaan khusunya pada klien dengan Defisit Perawatan
Diri.