Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

TERAPI AKTIVTAS KELOMPOK


STIMULASI PRESEPSI : PERILAKU KEKERASAN SESI 4

NAMA : FLORA HASIBUAN


NIM : 18200100099

PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN SESI 4

A. Topik
Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spritual

B. Tujuan
1. TujuanUmum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
2. TujuanKhusus
a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasadilakukannya.
b. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui kegiatanfisik.
c. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui interaksisosial.
d. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual
yang biasa dilakukannya.

C. LandasanTeori
1. Konsep Teori Resiko PerilakuKekerasan
Secara umum, sesorang akan berespon dengan marah apabila
merasa dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara
psikis, atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri
seseorang. Ketika seseorang marasa terancam, mungkin dia tidak
menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahanya.Ancaman
dapat berupa internal ataupun eksternal. Contoh stressor internal adalah
tidak berprestasi kerja, kehilangan orang yang dicintai, respon terhadap
penyakit kronis. Contoh stressor ekternal adalah serangan fisik, putus
hubungan, dikritik orang lain. Marah juga bisa disebabkan perasaan
jengkel yang menumpuk di hati atau kehilangan kontrol terhadapsituasi.
Perilaku Kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering juga di sebut gaduh gelisah atau amuk dimana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan
motorik yang tidak terkontrol ( Yosep, 2010).

Menurut Fitria, (2009), tanda dan gejala dari perilakukekerasan, adalah


sebagai berikut:
a. Fisik:pandangantajam,tanganmengepal,rahangmengatup,wajah
memerah, serta postur tubuh kaku.
b. Verbal:mengancam,mengumpatdengankata-katakotor,bicara
dengan nada keras dan kasar, sikap ketus.
c. Perilaku:menyerangoranglain,melukaidirisendiri/oranglain,
merusak lingkungan, sikap menentang, dan amuk/agresif.
d. Emosi:jengkel,selalumenyalahkan,menuntut,perasaanterganggu,
dan ingin berkelahi.
e. Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan,suka
berdebat, dan mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
f. Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri,melakukan
kekerasan, suka mengejek, dan mengkritik.
g. Spiritual: merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas terlambat,
ingin orang lain memenuhi keinginannya, dan merasa diritidak
berdosa.

D. Klien
1. Kriteria pasien
a. Pasiendenganriwayatgangguanjiwadisertaidengangangguan
resiko perilaku kekerasan
b. Pasien yang mengikuti aktivitas ini adalah tidak mengalamiperilaku
agresif / mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak bekerjasama(kooperatif)
d. Klien yang bersedia mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok
2. ProsesSeleksi
a. Mengobservasipasien yang masukkriteria
b. Mengidentifikasi pasien yang masukkriteria
c. Mengumpulkan pasien yang masukkriteria
d. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatankelompok.
E. Pengorganisasian
1. Waktu
Hari : Minggu
Tanggal : 26 September 2021
Jam : 30 Menit
2. Timterapis
a. Leader
Flora
1) Menyiapkan proposal kegiatan TAK stimulasi persepsi :resiko
perilaku kekerasan
2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapiaktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
3) Menjelaskan permainan
4) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompokdan
memperkenalkan dirinya
5) Mampumemimpinterapiaktivitaskelompokdenganbaikdan
tertib
6) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalamkelompok
b. Co-Leader : Dewi
1) Mendampingileader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leadertentang
aktifitas pasien.
3) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dari
perencanaan yang telah dibuat.
4) Mengambil alih posisi leader jika leader mengalamiblocking
dalam proses terapi.
c. Fasilitator : Victoria,Neneng
1) Menyediakan fasilitas selama kegiatanberlangsung.
2) Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada
anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi.
d. Observer :Kristin
1) Mengobservasi jalannya proseskegiatan
2) Mengamatisertamencatatprilakuverbaldannonverbalpasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
3) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses hingga penutupan (Prabowo,2014).

F. ProsesPelaksanaan
Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan Spritual

A. Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalamlingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
C. Alat
1. Papan tulis dan alattulis
2. Buku catatan danpulpen
3. Jadwal kegiatanklien
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawa
G. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikutsesi
b. Menyiapkan alat dantempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepadaklien
2) Klien dan terapis pakai papannama
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saatini
2) Menanyakanapakahadapenyebabmarah,tandadangejala
marah serta perilaku kekerasan
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yangasertif
untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk
mencegah perilaku kekerasan
2) Menjelaskan aturan mainberikut:
• Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompokharus
meminta izin kepada terapis
• Lama kegiatan 30menit
• Setiap klien wajib mengikuti kegiatan dari awalsampai
selesai
3. Tahapkerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing –masing
klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.
d. Meminta klien untuk mermilih satu kegiatan ibadah..
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikutiTAK
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasanyang
telah dipelajari
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yangbenar
b. Tindaklanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi
sosial yang asertif ,dan kegiatan ibadah, jika stimulus penyebab
perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik,interaksi sosial yang asertif
dan kegiatan ibadah secara teratur.
3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akandatang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan
disepakati jika klien perlu TAK yang lain.
5. Evaluasi dan dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan sesi 4, kemampuan yang diharapkan adalah 2 perilaku
kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan..

Formulir Evaluasi sebagai berikut:

No Nama Klien Mempraktekkan Mempraktekkan


kegiatan ibadah kegiatan ibadah ke
pertama dua
Petunjuk :
1. Tulisnamapanggilanklien yang ikut TAK pada kolomnamaklien
2. Untuktiapklien, beripenilaian tentang kemampuan mempraktekkan dua kegiatan
ibadah saat TAK.. Beri tanda (√) jikaklienmampu dan tanda (x)
jikaklientidakmampu.

Dokumentasi :
Dokumentasikankemampuan yang dimilikikliensaat TAK pada catatan proses
keperawatantiapklien. Contoh :klienmengikuti sesi 4 ,TAK simulasi persepsi perlaku
kekerasan.Klien mampu memperagakan dua cara ibadah,Anjurkan klien melakukannya secara
teratur diruangan (buat jadwal).

Anda mungkin juga menyukai