Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PRESEPSI : PERILAKU KEKERASAN SESI 1
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN YANG BIASA DILAKUKAN

OLEH :

NAMA : DEWI DAMAYANTI

18200000055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TA. 2021
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
MENGENAL PERILAKU KEKERASAN YANG BIASA DILAKUKAN
SESI 1

A. Topik :
Sesi 1 : mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

B. Tujuan :
Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).
Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan).
Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

C. Landasan Teori
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering
disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu
stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2009).
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau
intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat
diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan
perhatian dan ketergantungan pada orang lain.
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan
melalui pengkajian seperti Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah,
tanda-tanda marah yang diserasakan oleh klien. Dan Observasi : muka merah, pandangan
tajam, otot tegang, nada suara tinggi,  berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan
kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
Pada pasien dengan perilaku kekerasan selalu cenderung untuk melakukan
kerusakan atau mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku kekerasan tidak
jauh dari kemarahan. Kemarahan adalah perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Ekspresi marah yang segera karena
suatu sebab adalah wajar dan hal ini kadang menyulitkan karena secara kultural ekspresi
marah yang tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, marah sering diekspresikan secara tidak
langsung (Sumirta, 2013).
Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri
dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan kemarahan dengan langsung
dan tidak konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu
mengetahui tentang respon kemarahan seseorang dan fungsi positif marah (Yosep, 2010).
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) pasien dengan
perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini adalah pasien yang mampu mengontrol
dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat TAK pasien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok lain.

D. Pasien
1. Karakteristik / kriteria :
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan
perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi pasein yang masuk kriteria.
b. Megidektifikasi pasien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK PK.
Mengikuti: menjelaskan tujuan TAK PK pada pasien, rencana kegiatan kelompok,
dan aturan main dalam kelompok.

E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Tanggal : 2021
b. Hari :
c. Jam : 10.00 -10.30
2. Tim terapis
Leader : Dewi Damayanti
Tugas
a) Memimpin jalannya terapis aktifitas kelompok
b) Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya terapi.
c) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
d) Menjelaskan permainan.
e) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
f) Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
g) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
Co- Leader : Br Renxe Randa

Tugas:
a) Membantu leader dalam mengorganisasi peserta TAK.
b) Membantu mengobservasi kemampuan peserta dalam TAK.
c) Mengingatkan leader jika kegiatan tidak sesuai.
d) Membantu menggerakan peserta untuk aktif dalam TAK.

Fasilitator : kristin dan hatim

Tugas:
a) Memfasilitasi peserta TAK untuk berperan aktif
b) Memotivasi klien yang kurang aktif
c) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok
d) Memperagakan cara berkenalan dan memperkenalkan teman
e) Mempertahankan kehadiran peserta TAK
Observer: Jeners , Victoria, Flora, neneng

Tugas:
a) Mencatat dan mengidentifikasi jumlah peserta TAK dan seluruh proses
jalannya TAK.
b) Mengobservasi dan mencatat setiap respon klien dalam kegiatan TAK.
c) Memberi umpan balik kepada kelompok.
d) Mengidentifikasi starategi yang digunakan oleh leader.
3. Metode dan media
a. Metode
- Dinamika kelompok
- Diskusi dan tanya jawab
- Bermain peran/ simulasi
b. Media
- Handphone
- Musik/ lagu
- Bola kecil
- Buku catatan dan pulpen
- Kartu nama/ papan nama
- papan tulis/ flipchart/whiteboard
- Jadwal kegiatan klien
F. Proses pelaksanaan
1. Orientasi
a. Pada tahap ini terapis memberi salam terapeutik : salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi : menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
- Menjelaskan aturan main/terapi :
Jika ada klien yang meninggalkan kelompok harus minta izin kepada terapis,
Lama kegiatan 30 menit, Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
2. Tahap kerja
a. Jelaskan kegiatan, yaitu hidupkan laptop dan play musik serta bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kearah kiri) dan pada saat musik
dimatikan maka anggota kelompok yang memegang bola menyebutkan
- penyebab marah : tanyakan pengalaman tiap klien
- tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah
sebelum perilaku kekerasan terjadi
- perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
- perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai/memukul orang lain, memukul diri sendiri)
- Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
- Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
b. Hidupkan musik kembali dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum
jam
c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk menyebutkan perilaku kekerasan yang pernah
dilakukan (verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain,
memukul diri sendiri), tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah, dimulai
dari terapis sebagai contoh
d. Ulangi b dan c sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
e. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan.
3. Tahap terminasi
Evaluasi
a. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu
tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.
b. Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala; perilaku kekerasan
dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian klien.
Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan
b. Menyepakati waktu dan tempat

4. Evaluasi dan dokumentasi


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun yang
diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir
evaluasi sebagai berikut.

Sesi 1: TAK
Simulasi persepsi perilaku kekerasan

Memberi tanggapan tentang


No Nama Klien Penyebab PK Tanda& Gejala Perilaku
Akibat PK
PK Kekerasan
1
2
3

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilakuk kekerasan, tanda dan gejala dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda
x jika klien tidak mampu.

DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna dan Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC
Farida Kusumawati, dkk.2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai