Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

DI SUSUN OLEH :

ESTER ELIZABETH KARTINI, S.KEP

113063J120079

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN X

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN

2020/2021
DAFTAR ISI

Halaman

Sampul Depan.......................................................................................................

Lembar Pengesahan................................................................................................ i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan.......................................................................................... 1

BAB II KONSEP TEORITIS

1.1.............................................................................................................. Konsep

Kebutuhan Istirahat dan Tidur............................................................. 2

1.1.1. Definisi................................................................................. 2

1.1.2. Fisiologi Istirahat dan Tidur................................................. 3

1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur....... 9

1.1.4. Dampak Dari Gangguan Istirahat dan Tidur........................ 10

1.1.5. Tanda dan Gejala Gangguan Istirahat dan Tidur................. 11

1.2. Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Istirahat


dan Tidur................................................................................. ....... 12
1.2.1. Pengkajian..................................................................... 12
1.2.2. Diagnosa Keperawatan..................................................... 13
1.3. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan......................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan
untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Salah satu kebutuhan dasar
manusia yang harus dipenuhi oleh individu adalah kebutuhan akan istirahat dan tidur.
Istirahat diperlukan oleh manusia untuk regenerasi sel-sel yang sudah rusak bahkan
mati (Wong, 2008). Istirahat adalah merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa
tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas) (Asmadi,2008).
Kebutuhan akan istirahat manusia juga harus diimbangi dengan tidur yang cukup.
Cukup dalam artian kualitas dan kuantitas dari tidur itu sendiri. Tidur yang cukup
dibutuhkan manusia untuk mengembalikan tenaga yang terkuras setelah seharian
melakukan aktivitas, baik ringan sampai berat. Tidur adalah suatu keadaan yang
berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika
seseorang memperoleh periode tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah
pulih, hal ini diyakini bahwa tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan
penyembuhan system tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter &
Perry, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep kebutuhan istirahat dan tidur?
2. Apa konsep asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep kebutuhan istirahat dan tidur
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan klien dengan gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur
BAB II
KONSEP TEORITIS

1.1. Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur


1.1.1. Definisi
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh
tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh untuk
memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi jaringan.
Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan
tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain
dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal,aktivitas yang berat
hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967p 1645) mengemukakan
karakteristik yang berhubungan dengan istirahat danmemberikan arti tentang
istirahat serta memberikan pedoman kepada perawatdalam mengkaji dan
meningkatkn istirahat.
Sedangkan Tidur adalah kebutuhan dasar fisiologis manusia dan dapat
didefinisikan sebagai kondisi tidak sadar, yang mana individu dapat menggunakan
dengan atimuli atau sensori yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur juga
dapatdiartikan sebagai kegiatan fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang berbeda-
beda, perubahan dalam proses fisiologi tubuh dan menurunnya responsif
terhadapstimulus eksternal (Hayter, 1980). Kebutuhan tidur menurut usia :

Umur Kebutuhan Tidur


0-1 bulan 14 – 18 jam/hari
1-18 bulan 12 – 14 jam/hari
18 bulan – 3 tahun 11 – 12 jam/hari
3 – 6 tahun 11 jam/hari
6 – 12 tahun 10 jam/hari
12 – 18 tahun 8,5 jam/hari
18 – 40 tahun 7 – 8 jam/hari
40 – 60 tahun 7 jam/hari
60 tahun keatas 6 jam/hari
(A.Aziz Azimul, 2009)
Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah latihan
dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan lingkungan,
status kesehatan, dan Psikis seseorang.

1.1.2. Fisiologi Istirahat dan Tidur


Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain
siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu
kondisi siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur
dengan gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar
dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3
dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut,
tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh
dianggap melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi.
Tahap 5 disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap
tidur REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan
pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses
mental dan kesehatan emosi.
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi
empat tahapan yaitu:
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur. Berlangsung
beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini
ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang
otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang
disebut gelombang tidur.
3) Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini
ditandai dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun
pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-
2 siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
b. Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan
yang berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20
menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi. 
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik. 
h) Gelombang otak : EEG aktif.
i) Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

1.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Istirahat dan Tidur


a. Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan
tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ.
b. Penyakit 
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti
asma, bronkhitis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit persarafan.
c. Lingkungan 
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemungkinan
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
d. Motivasi 
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
e. Kelelahan
Dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
f. Kecemasan 
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
g. Alkohol 
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan cepat marah.
h. Obat-obatan 
Beberapa obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain Diuretik
(menyebabkan insomnia), Anti depresan (supresi REM), Kaffein (Meningkatkan
saraf simpatis), Beta Bloker (Menimbulkan insomnia), dan Narkotika
(Mensupresi REM).

1.1.4. Dampak Dari Gangguan Istirahat dan Tidur


Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang jika tidak diobati, umunya menyebabkan
tidur terganggu yang menghasilkan salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu :
gerakan abnormal atau sensasi saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau
kantuk yang berlebihan di siang hari ( Maslow, 2005).
a. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami klien ketika mereka mengalami
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau tidur
non retoratif (Edinger dan Sarana, 2005). Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Umumnya ditemui pada individu
dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental
seperti perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial
insomnia adalah kesulitan untuk memulai tidur, Intermitten insomnia adalah
kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga, terminal insomnia adalah
bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
b. Parasomnia
Adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang
tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Misalnya tidur
berjalan, mengigau, teror malam, mimpi buruk, nokturnal, enuresis (mengompol),
badan goyang, dan bruksisme (gigi bergemeretak).
c. Hipersomnia
Adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan terutama pada
siang hari.
d. Narkolepsi
Gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba
pada siang hari. Seseorang dengan narkolepsi sering mengalami mimpi seperti
nyata yang terjadi ketika seseorang tertidur. Mimpi-mimpi ini sulit dibedakan dari
kenyataan. Kelumpuhan tidur, perasaan tidak mampu bergerak, atau berbicara
sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya (Guilleminaultt dan
Fromberz, 2005).

e. Apnea saat Tidur dan Mendengkur


Merupakan gangguan yang ditandai oleh kurangnya aliran udara melalui
hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis
tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran. Bentuk yang paling
umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep Apnea (OSA). OSA
mempengaruhi 10-15% dari dewasa menengah (Groth, 2005), Namun sering
terjadi juga pada wanita menopause, serta wanita muda dan anak-anak (Mendez,
dan Olson, 2006). OSA terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau
tenggorakan mengalami relaksasi saat tidur. Saluran napas tersumbat sebagian
atau seluruhnya, mengurangi aliran udara hidung (hiponea) atau menghentikannya
(apnea) selama 30 detik (Guilleminault dan Bassiri, 2005). Seseorang masih
mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga sering
menghasilkan dengkuran keras dan suara mendengus atau mendengkur. Ketika
pernapasan menjadi sebagian atau seluruhnya berkurang, setiap gerakan
diafragma berturut-turut menjadi kuat sampai penyumbatan terbuka. Mendengkur
bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea maka bisa
menjadi masalah.
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.

1.1.5. Tanda dan Gejala Gangguan Istirahat dan Tidur


1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor :
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan, enuresis,
atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari.
1.2. Konsep Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Istirahat dan Tidur
1.2.1. Pengkajian
1. Pengkajian umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa,
alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien
dengan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Perawat memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta
bantuan pelayanan seperti :
1) Apa yang dirasakan klien
2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan dan sejak kapan dirasakan
3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung
lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya, namun
karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada tidaknya
hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh klien. Meliputi
pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali atau
sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
3. Tanda dan Gejala
a. Umum :
1) Pasien memperlihatkan perasaan lelah
2) Intable dan gelisah
3) Lesu dan apatis
4) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mataterasa
perih
b. Tanda atau gejala penyimpangan tidur :
1) Perubahan tingkah laku dan kepribadian
2) Meningkatnya kegelisahan
3) Gangguan presepsi (halusinasi, visual, auditorik)
4) Bingung dan disorientasi tempat dan waktu
5) Gangguan koordinasi dan bicara rancau. (Potter Perry, 2002)
4. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Personal Hygiene
i. Rasa Aman Nyaman
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m. Bekerja
n. Pengetahuan atau belajar
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh  berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi.
6. Data Pemeriksaan Penunjang
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami
gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
a. Pola tidur penderita
b. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
c. Tingkatan stres psikis
d. Riwayat medis
e. Aktivitas fisik.
Tidur dapat diukur secara objektif dengan menggunakan alat yang disebut
polisomnografi. Alat ini dapat merekam elektroensefalogram (EEG),
elektromiogram (EMG), dan elektro-okulogram (EOG) sekaligus. Dengan alat
ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien lakukan
tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien terjaga di
malam hari. The Multiple Sleep Latency Test (MSLT) memberikan informasi
yang objektif tentang kantuk dan aspek-aspek tertentu dari struktur tidur dan
mengukur gerakan mata menggunakan EOG, perubahan tonus otot
menggunakan EMG, dan aktivitas listrik otak menggunakan EEG. Klien dapat
memekai Actigraph pada pergelangan tangan untuk mengukur pola tidur selama
jangka waktu tertentu. Data Actigraphy memberika informasi waktu tidur,
efisiensi tidur, jumlah durasi waktu jaga, serta tingkat aktivitas dan istirahat
(Buysse, 2005). .

1.2.2. Diagnosa Keperawatan


a. Diagnosa 1 : Gangguan Pola Tidur
1) Definisi
Gangguan pola tidur merupakan gangguan yang terjadi pada kualitas dan
kuantitas waktu tidur seseorang akibat faktor eksternal (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2016).
2) Batasan Karakteristik
a) Perubahan pola tidur normal
b) Penurunan kemampuan berfungsi
c) Ketidakpuasan tidur
d) Menyatakan sering terjaga
e) Meyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
f) Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
3) Faktor Yang Berhubungan
a) Kelembaban lingkungan sekitar
b)  Suhu lingkungan sekitar
c) Tanggung jawab memberi asuhan
d) Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
e) Gangguan (mis.,untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan
laboratorium)
f) Kurang kontrol tidur
g)  Kurang privasi, Pencahayaan
h) Bising, Bau gas
i) Restrain fisik, Teman tidur
j) Tidak familier dengan prabot tidur

b. Diagnosa 2 : Kesiapan Meningkatkan Tidur


1) Definisi
Pola “tidur ayam” yang periodic dan alami, yang memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat
ditingkatkan (NANDA, 2012).
2) Batasan Karakteristik
Mengungkapkan minat meningkatkan tidur

1.2.3. Rencana Tindakan Asuhan Keperawatan


a. Diagnosa 1 : Gangguan pola tidur
Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x 24 jam diharapkan gangguan
pola tidur dapat teratasi dengan kriteria hasil :
a) Klien mengungkapkan kualitas tidurnya mulai membaik
b) Klien tampak segar sesudah tidur atau istirahat.
c) Jumlah jam tidur klien dalam rentang normal (7-8 jam)

Intervensi Keperawatan Rasional


1. Monitor tanda—tanda
vital pasien
2. Monitor/catat kebutuhan Mengetahui keadaan umum
tidur pasien setiap hari pasien
3. Ajarkan dan anjurkan
posisi yang nyaman 1. Mengetahui

(semi fowler) perkembangan poal tidur

4. Ajarkan teknik relaksasi pasien

nafas dalam 2. Meningkatkan rasa

5. Anjurkan klien dan nyaman saat tidur

keluarga untuk 3. Mengurangi rasa tidak

meningkatkan nyaman pasien (nyeri)

kenyamanan dengan 4. Untuk meningkatkan

membatasi jumlah kenyamanan istirahat

pengunjung dan waktu dan tidur klien

kunjungan serta
mematikan lampu saat 5. Membantu pasien untuk
ingin tidur.
mendapatkan jam tidur
6. Kolaborasi pemberian
yang cukup
obat tidur (per-oral)
SOD (bila diperlukan)

b. Diagnosa 2 : Kesiapan Meningkatkan Tidur


1) Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama...x 24 jam diharapkan
pasien dapat meningkatkan tidur dengan kriteria hasil pasien akan :
a) Klien mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur
b) Klien mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur
c) Mencapai tidur yang adekuat tanpa menggunakan obat

Intervensi Keperawatan Rasional


1. Monitor tanda-tanda vital
1. Mengetahui keadaan umum pasien
pasien
2. Mengetahui perkembangan pola
2. Monitor/catat kebutuhan tidur
tidur pasien
pasien setiap hari
3. Membantu pola tidur yang adekuat
3. Mengatur penggunaan energi
pada pasien
untuk mengatasi atau
4. Kenyamanan membuat pasien
mencegah keletihan
relaksasi dan membantu pasien
4. Manajemen lingkungan sekitar
santai.
pasien untuk meningkatkan
kenyamanan optimal
BAB III

DAFTAR ISI

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito-Moyet,Lynda Juall.2012. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta:EGC

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction

NANDA International. 2012.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014.Jakarta: EGC

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 3.Jakarta:
Salemba Medika

Potter, Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses, dan Praktik, Edisi
4.Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. 2009.Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta

Tarwoto dan Wartonah.2006.Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba.

Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2020
LEMBAR KONSULTASI

Nama : Ester Elizabeth Kartini


Nim :113063J20079
Preseptor Akademik : Yunisa Harsiasima Purba, S.Kep.Ners
Judul Laporan : LP Kebutuhan Istirahat dan Tidur
LP Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
8 Analisa Sintesa
ASKEP Stroke Non Hemoragic
OSLER
No. Hari/Tanggal Saran Paraf
1. 26/09/2020 1. Pre conference LP 1 + ASKEP
2. Cantumkan etiologi analisa data
3. Perbaiki intervensi diagnosa utama dan
carilah intervensi yang simple untuk
dilakukan tindakan pada pasien dengan
SNH
2. 30/09/2020 1. ACC LP
2. ACC Ansin
3. ACC Askep
4. ACC OSLER

Anda mungkin juga menyukai