Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

KONSEP DASAR TEORI ISTIRAHAT TIDUR

KELOMPOK 1
ANGGOTA:

1. M.WILDAN PUTRA WARDANI (100STYC22)


2. LALU FIBRIN ARIAWAN (088STYC22)
3. LALU HABIBURAHMAN (089STYC22)
4. MARISKA DWI NANING CAHYANI (108STYC22)
5. JUWITA NADA MAHARANI (081STYC22)
6. NURKIYAH (133STYC22)
7. KHAERATUL ULYA (082STYC22)
8. KHAIRATUL MAR’I (084STYC22)

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK
2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti natikan syafa'atnya di akhirat nanti

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “ Konsep Dasar Pemenuhan
Kebutuhan Dasar Manusia Teori Istirahat Tidur”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Mataram, 17 September 2022


Kelompok 1

2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………. I

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii

BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang .……………………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………….. 1

BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………………. 2

A. Konsep istirahat dan tidur…………………………………………………..... 2

1. Pengertian …………………………………………………………………….. 2
2. Fisiologi Tidur…………………………………………………………………
2

3. Ritme Sirkadian……………………………………………………………….. 4
4. Tahapan Tidur………………………………………………………………....
5
5. Siklus Tidur……………………………………………………………………
6. Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Tidur…………………… 8

7. Gangguan Tidur yang Umum Terjadi…………………………………………


10
BAB III: PENUTUP…………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………… 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar Belakang Istirahat dan tidur merupakan dasar yang dibutuhkan oleh
semua orang. Untuk dapat bekerja secara normal, maka setiap orang memerlukan
istirahat dan tiduryang cukup. Bantalan sebuah kondisi istirahat dan tidur, tubuh
melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan staminatubuh hingga berada
dalam kondisi yang optimal.Setiap individu memiliki kebutuhan istirahat dan
tidur yang berbeda.Pola istirahat dan tiduryang baik dan teratur memberikan efek
yang baik terhadap kesehatan. Namun dalam keadaansakit, pola tidur seseorang
biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untukmembantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien.Istirahat dan tidur sangat penting
bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali memerlukanistirahat dan tidur lebih
banyak dibandingkan biasanya. Sering kali, orang yang lemah karenasakit
sejumlah besar energi untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitaskehidupan
sehari-hari. Akibatnya, orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat
dansering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. Istirahatkan energi
memulihkanseseorang, yang mendukung orang tersebut untuk menjalankan fungsi
dengan optimal.bila waktu istirahat seseorang berkurang, orang tersebut sering
kali mudah marah, depresi,dan lelah, serta memiliki kontrol emosi yang buruk.
Menyediakan lingkungan yang tenanguntuk klien merupakan fungsi penting
perawat

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Masalah Rumusan

2. apa pengertian istirahat dan tidur

3. bagaimana fisiologis tidur

4. apa saja jenis tidur

5. apa fungsi tidur

1.3 Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui pengertian istirahat dan tidur

2. untuk mengetahui fisiologis tidur

3. untuk mengetahui jenis tidur

4. untuk mengetahui fungsi tidur

5. untuk mengetahui kebutuhan dan pola istirahat tidur

6. untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan tidur

7. untuk mengetahui masalah kebutuhan tidur

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Istirahat dan Tidur

1. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus
dipenuhi oleh semua orang. Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri
memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Istirahat berarti suatu
keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan
gelisah. Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali.
Berjalan-jalan di taman terkadang juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat.

6
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan
proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.
Hampir sepertiga dari waktu individu digunakan untuk tidur. Hal tersebut
didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan
kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat
hendak melakukan aktivitas sehari-hari

2. Fisiologi Tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua sistem pada batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing
Region (BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi
stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. RAS melepaskan katekolamin pada saat sadar, sedangkan
pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR.

3. Ritme Sirkadian

Mahluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda.


Bioritme pada manusia dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor
lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus
elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme
sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Fluktuasi denyut jantung,
tekanan darah, temperatur, sekresi hormon, metabolisme, dan penampilan
serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah
salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi
sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur bangun yang mengikuti
jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling

7
tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling
rendah.

4. Tahapan Tidur

Tahapan Tidur Penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat


elektro ensefalogram (EEG), elektro okulogram (EOG), dan
elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid
eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM).

a. Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena
gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek
dari pada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar.
Tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Semua
proses metabolisme termasuk tanda-tanda vital, metabolisme, dan kerja
otot melambat.

Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut
sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur
dalam (deep sleep) atau (delta sleep).

1) Tahap 1 NREM

a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur


b. Tahap berakhir beberapa menit
c. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme
d. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti
suara
e. Seseorang ketika terbangun merasa seperti telah melamun

2) Tahap 2 NREM

a) Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara

8
b) Kemajuan relaksasi

c) Terbangun masih relatif mudah

d) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit

e) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

3) Tahap 3 NREM

a) Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam


b) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
c) Otot-otot dalam keadaan santai penuh d) Tanda-tanda vital menurun
tapi tetap teratur e) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit

4) Tahap 4 NREM

a) Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam


b) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur
c) Orang yang kurang tidur akan menghabiskan porsi malam yang
seimbang pada tahap ini
d) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna disbanding selama jam
terjaga
e) Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
f) Tidur sambil berjalan dan anuresis dapat terjadi

b. Tidur REM

Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama


5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar
mimpi terjadi pada tahap ini. Otak cenderung aktif selama tidur REM dan
metabolismnya meningkat hingga 20%. Tahap ini individu menjadi sulit
untuk dibangunkan atau justru dapat bangun

9
dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat,
dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur. Karakteristik
tidur REM

1) Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.
Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.
2) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur
3) Dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat,
fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan atau
fluktuasi tekanan darah
4) Terjadi tonus otot skelet penurunan
5) Peningkatan sekresi lambung
6) Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur
7) Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus dan rata-rata 20
menit.

5. Siklus Tidur

Individu melewati tahap tidur NREM dan REM selama tidur. Siklus tidur
yang komplit normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus
tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap
NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap
IV selama ± 20 menit. Individu kemudian kembali melalui tahap III dan II
selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung
selama 10 menit.

10
6. Faktor yang Mempengaruhi Kuantitas dan Kualitas Tidur

Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur diantaranya


adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stres emosional,
stimulan dan alkohol, diet, merokok, dan motivasi.

a. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat
menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan
waktu tidur yang lebih banyak dari pada biasanya. Siklus bangun-tidur
selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat
proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang

11
asing dapat menghambat upaya tidur. Contoh, temperatur yang tidak
nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur
seseorang. Seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi
terpengaruh dengan kondisi tersebut.
c. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur
seseorang. Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM
yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan
kembali memanjang.
d. Gaya hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya
agar bisa tidur pada waktu yang tepat.
e. Stres emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi
ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi
sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus
tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
f. Stimulan dan alcohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang
SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Pengaruh alkohol
yang telah hilang dapat menyebabkan individu sering kali mengalami
mimpi buruk.
g. Diet
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan
seringnya terjaga di malam hari. Penambahan berat badan dikaitkan
dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam
hari.
h. Merokok

12
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada
tubuh. Perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudah terbangun
di malam hari.
i. Medikasi
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, betablocker
dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik
(misalnya: meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat
menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam
hari.
j. Motivasi
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah
seseorang. Perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga
sering kali dapat mendatangkan kantuk.

7. Gangguan Tidur yang Umum Terjadi

a. Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya
ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan
fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul
saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anakanak.
Beberapa turunan parasomnia antaralain sering terjaga (misalnya: tidur
berjalan, night terror), gangguan transisi banguntidur (misalnya:
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya:
mimpi buruk), dan lainnya (misalnya: bruksisme).
c. Hipersomnia

13
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang
berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan
oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada
hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya:
hipertiroidisme). Hipersomnia pada kondisi tertentu dapat digunakan
sebagai mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada
siang hari.

d. Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang
muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga
sebagai “serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum
diketahui. Diduga karena kerusakan genetik sistem saraf pusat yang
menyebabkan tidak terkendalinya periode tidur REM. Alternatif
pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti amfetamin atau
metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti
imipramin hidroklorida.
e. Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya nafas
secara periodik pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang
yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia,
mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari,
iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi
atau aritmia jantung

8. Untuk Mengatasi Gangguan Tidur

Upaya untuk mengatasi gangguan tidur dapat diberikan terapi


farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dapat diberikan

14
dengan pemberian obat antidepresan. Penggunaan obat antidepresan
dalam jangka panjang dapat memberikan efek samping yang buruk.
Pemberian terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan modifikasi
perilaku dan lingkungan. Modifikasi perilaku ini dilakukan dengan
menghindari percakapan didekat pasien yang sedang tidur serta
penerapan “quite time” pada jam tertentu misalnya pada jam 02.00
hingga 04.00 dan pada jam 14.00 hingga 16.00 (Eliassen dan
Hopstock, 2011).
Kondisi lingkungan yang gelap, tenang dan nyaman
merupakan kondisi yang ideal untuk tidur. Perawat selalu berusaha
untuk menciptakan kondisi lingkungan yang demikian sehingga
diharapkan pasien dapat tidur dengan baik (Daneshmandi et al., 2012).
Bentuk modifikasi perilaku bisa juga dilakukan dengan
memberikan sugesti melalui hipnoterapi. Sugesti merupakan cara yang
diberikan seseorang kepada orang lain untuk mempengaruhi sesuatu
hal tertentu, sehingga orang tersebut akan mengikuti pengaruh ata
perintah yang diberikan sesorang tanpa harus berpikir panjang. Sugesti
dapat diberikan oleh indivudu pada kelompok dan oleh kelompok pada
kelompok, atau oleh kelompok pada individu. Sugesti merupakan
sebuah bentuk intervensi relaksasi menggunakan kata-kata atau
kalimat yang mempengaruhi alam pikiran dan perasaan orang lain agar
orang tersebut dapat menenangkan jiwanya (Sunaryo, 2004).

9. Kebutuhan Waktu Tidur Sesuai Usia

Tidur adalah aktivitas yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat dijadikan indikator
tingkat kesehatan. Selain sebagai sarana untuk tubuh beristirahat, tidur merupakan
waktu untuk tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak serta membuang zat-zat
berbahaya. Namun, hal ini sering kali dikesampingkan bagi sebagain orang karena

15
kesibukan ataupun pengetahuan orang tersebut mengenai kebutuhan waktu tidur yang
ideal untuk dirinya sendiri.

Efek yang dapat timbul akibat kurangnya waktu tidur antara lain gangguan emosi,
resiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, daya ingat menurun, diabetes, obesitas
dan penurunan gairah seksual. Selain itu, kelebihan waktu tidur sama buruknya
dengan orang yang kekurangan waktu tidur yaitu organ yang sedang waktunya
bekerjnya menjadi terhambat dan tidak maksimal.

Bagi manusia, kebutuhan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan akan makanan
sehat dan olahraga. Kebutuhan waktu tidur pada tiap usia berbeda-beda, maka dari itu
kita harus paham berapa banyak waktu tidur ideal yang dibutuhkan tubuh kita di usia
tertentu. P2PTM Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah merilis 7 kategori
usia yang disesuaikan dengan kebutuhan waktu tidurnya. Berikut 7 kategori usia
berdasar kebutuhan waktu tidur :

Usia 0-1 Bulan : Bayi pada usia ini pada umumnya membutuhkan waktu tidur
sebanyak 14-18 jam setiap hari.

Usia 1-18 Bulan : pada usia ini, 12-14 jam setiap hari termasuk tidur siang merupakan
waktu yang cukup untuk membuat tubuh dan otak anak berkembang

Usia 3-6 Tahun : Pada anak usia sekolah, mereka membutuhkan waktu tidur 11-13
jam, termasuk tidur siang. Menurut penelitian, akibat yang ditakutkan pada usia ini
apabila terjadi kekurangan waktu tidur adalah obesitas.

Usia 6-12 Tahun : anak pada usia ini membutuhkan waktu 10 jam, apabila kecukupan
waktu ini tidak terpenuhi dapat mengganggu konsentrasi belajar dan memiliki
masalah pada emosi dan perilaku.

16
Usia 12-18 Tahun : usia remaja, kebutuhan tidur yang sehat adalah 8-9 jam. Remaja
yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena depresi dan tidak fokus

Usia 18-40 Tahun : Saat dewasa, tubuh membutuhkan 7-8 jam setiap hari. Aturan ini
dapat diterapkan untuk mendapatkan hidup yang sehat.

Lansia : Pada usia lansia, kebutuhan tidur kian menurun, yaitu 7 jam. Dan pada usia
60 tahun ke atas, kebutuhan tidur cukup 6 jam per hari nya. (Amalia, Ghania, Firda).

17
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.1 Pengkajian
1.1.1 Biodata
1. Usia: mempengaruhi pola tidur individu
2. Keluhan utama: tidak bisa tidur, kesulitan memulai tidur,
seringterbangun, mimpi buruk, pusing, tidur yang lama
3. RPS: Biasanya gg.tidur didasari adanya penyakit fisikdanpsikologis.
1.1.2 Riwayat biopsikososial spiritul pola istirahat tidur:
1. Jam berapa biasa tidur dan bangun?
2. Apakah ada ritula khusu sblm tidur?
3. Apakah terbangun dan berapa kali?
4. Berapa rata2 jumlah jam tidur, siang dan malam.
1.1.3 Riwayat biopsikososial spiritual terkait gangguan pola istirahat
tidur:
1. Nutrisi: asupan makanan/minuman kafein, teh, kopi.
2. Aktivitas/latihan: aktivitas yang dilakukan
3. Lingkungan; apakah berisik, cahaya
4. Bekerja : jam kerja seperti apa
5. Kecemasan : apakah ada stress
1.1.4 Pemeriksaan fisik:
1. Tampak lemah
2. Dapat terjadi perubahan TTV akibat gangguan tidur: TDdapat
meningkat
3. Area gelap di sekitar mata
4. Konjungtiva anemis
5. Tampak menguap
1.2 Diagnosa
1.2.1 Gangguan Pola Tidur

18
1. Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal. Penyebab:
a. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhulingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
b. Kurang kontrol tidur
c. Kurang privasi
d. Restraint fisik
e. Ketiadaan teman tidur
f. Tidak familiar dengan peralatan tidur
2. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
a. Mengeluh sulit tidur
b. Mengeluh sering terjaga
c. Mengeluh tidak puas tidur
d. Mengeluh pola tidur berubah
e. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif:
a. (tidak tersedia)
3. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Objektif
(tidak tersedia)
4. Kondisi Klinis Terkait :
a. Nyeri/kolik
b. Hipertiroidisme
c. Kecemasan
d. Penyakit paru obstruktif kronis

19
e. Kehamilan
f. Periode pasca partum
5. Kondisi pasca operasi
1.2.2 Kesiapan Peningkatan Tidur
1. Definisi
Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkanistirahat adekuat,
mempertahankan gaya hidup yang diinginkandandapat ditingkatkan.
2. Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif
a. Mengekspresikan keinginan meningkatkan tidur
b. Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur
Objektif
a. Jumlah waktu tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan
3. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
a. Tidak menggunakan obat tidur
Objektif
Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur 1. Kondial Kilnis Terkait :
a. Pemulihan pasca operasi
b. Nyeri kronis
c. Kehamilan (periode prenatal/postnatal)
d. Sleep apnea
1.3 Intervensi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan

20
1. Gangguan Pola Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur Observasi:
Tidur
keperawatan selama 3 kali Tindakan
diharapkan gangguan Pola Observasi
tidur
1. Identifikasi pola 1. Untuk
membaik aktivitas dantidur. mendata
Dengan ekspetasi : Pola masalah yang
tidur
2. Identifikasi faktor dialami pasien.
Membaik dengan kriteria
pengganggu tidur 2.
hasil :
(fisik Untukmengum
Menurun : pulkan data
dan/atau psikologis).
yangmendukun
1. Keluhan sulit tidur 1
g
2. Keluhan sering terjaga 1
Dalampemenuh
3. Keluhan tidak puas tidur an
3. Identifikasi
1 makanan danminuman kebutuhan
yang pasien.
4. Keluhan pola tidur
mengganggutidur
3.
berubah 1 (mis. kopi, teh,
Untukmengeta
alkohol,makan
5. Keluhan istirahat tidak hui
mendekati waktutidur,
cukup 1 minum banyak Pengaruhnyater
airsebelum tidur). hadap
Cukup Meningkat : polatidur.
4. Identifikasi obat
1. Kemampuan beraktivitas2 tidur yangdikonsumsi

Terapeutik:
1. Modifikasi
lingkungan.
4.
pencahayaan, Untukmengeta
kebisingan, hui
efeksamping
suhu, matras, dan
yang
tempat tidur)Batasi
waktu tidur terjadi
siang, jika perlu. Terapeutik:
2. Fasilitasi 1. Untuk
menghilangkanstres

21
sebelum tidur. memberikan
rasa nyaman
terhadap Pasien

3. Tetapkan jadwal
tidur rutin.

2. Untuk
memastikan
pasien tidur
dengan pola
dan
4. Lakukan prosedur durasi yang
untuk
tepat.
meningkatkan
3. Kondisi
kenyamanan
lingkungan
(mis. pijat, pengaturan
yang
posisi,
nyaman dan
terapi akupresur)
kondusif akan
5. Sesuaikan jadwal
pemberian memudahkan
obat dan/atau tindakan pasien untuk
untuk menunjang tidur dengan
siklus tidurterjaga
lebih baik.

Edukasi :
1. Jelaskan pentingnya
tidur
cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati

22
kebiasaan waktu tidur,
3. Anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap tidur
REM
5. Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
(mis.
psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi
otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi
lainnya.

Edukasi
Aktivitas/Istirahat
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan menerima

23
informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan
media
pengaturan aktivitas
dan
istirahat
2. Jadwalkan
pemberian
pendidikan kesehatan
sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
kepada
pasien dan keluarga
untuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara
rutin
2. Anjurkan terlibat
dalam
aktivitas kelompok,
aktivitas
bermain atau aktivitas
lainnya
3. Anjurkan menyusun
jadwal
aktivitas dan istirahat
4. Ajarkan cara

24
mengidentifikasi
kebutuhan
istirahat (mis.
kelelahan,
sesak napas saat
aktivitas)
5. Ajarkan cara
mengidentifikasi
target dan
jenis aktivitas sesuai
kemampuan

Dukungan Tidur
Tindakan
Observasi:

1. Identifikasi pola
aktivitas dan
Tidur.

2. Identifikasi faktor
pengganggu tidur
Kesiapan Setelah dilakukan intervensi (fisik

peningkatan keperawatan selama 3 kali dan/atau psikologis).

tidur diharapkan gangguan Pola


tidur
membaik
Dengan ekspetasi : Pola
tidur
Membaik dengan kriteria
hasil : 3. Identifikasi Observasi:
makanan dan

25
Menurun : minuman yang
mengganggu
1. Keluhan sulit tidur 1 1. Untuk
tidur (mis. kopi, teh, mendata
2. Keluhan sering terjaga 1
alkohol,
masalah yang
3. Keluhan tidak puas tidur
makan mendekati
dialami pasien.
1 waktu

4. Keluhan pola tidur tidur, minum banyak


air 2. Untuk
berubah 1
sebelum tidur). mengumpulkan
5. Keluhan istirahat tidak
data yang
cukup 1
mendukung
Cukup Meningkat :
4. Identifikasi obat dalam
1. Kemampuan tidur yang
pemenuhan
beraktivitas 2 Dikonsumsi.
kebutuhan
pasien.

3. Untuk
Terapeutik: mengetahui
1. Modifikasi pengaruhnya
lingkungan (mis.
terhadap pola
pencahayaan,
kebisingan, tidur.

suhu, matras, dan


tempat
tidur)Batasi waktu
tidur
siang, jika perlu
2. Fasilitasi
menghilangkan
stres sebelum tidur 4. Untuk

3. Tetapkan jadwal mengetahui


tidur rutin

26
4. Lakukan prosedur efek
untuk
samping yang
meningkatkan
terjadi
kenyamanan
(mis. pijat, pengaturan
posisi,
terapi akupresur)
5. Sesuaikan jadwal
pemberian
Terapeutik:
obat dan/atau tindakan
1. Untuk
untuk menunjang
siklus tidur terjaga memberikan
rasa
nyaman
Edukasi terhadap
1. Jelaskan pentingnya Pasien
tidur
2. Untuk
cukup selama sakit
memastikan
2. Anjurkan menepati
pasien tidur
kebiasaan waktu tidur,
dengan pola
3. Anjurkan dan
menghindari
durasi yang
makanan/minuman tepat
yang
3. Kondisi
mengganggu tidur
lingkungan
4. Anjurkan yang
penggunaan obat
nyaman dan
tidur yang tidak
mengandung memudahkan

supresor terhadap tidur pasien untuk


REM tidur

5. Ajarkan faktor- dengan lebih


faktor yang baik.

berkontribusi terhadap

27
gangguan pola tidur
(mis.
psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift bekerja)
2.
6. Ajarkan relaksasi
ototautogenik atau
cara
nonfarmakologi
lainnya.

Edukasi
Aktivitas/Istirahat
Tindakan
Observasi:
1. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan
media
pengaturan aktivitas
dan
istirahat
2. Jadwalkan
pemberian
pendidikan kesehatan
sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan
kepada
pasien dan keluarga

28
untuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara
rutin
2. Anjurkan terlibat
dalam
aktivitas kelompok,
aktivitas
bermain atau aktivitas
lainnya
3. Anjurkan menyusun
jadwal
aktivitas dan istirahat
4. Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan
istirahat (mis.
kelelahan,
sesak napas saat
aktivitas)
5. Ajarkan cara
mengidentifikasi
target dan
jenis aktivitas sesuai
kemampuan

1.4 Implementasi Keperawatan

29
Pada tahap pelaksanaan merupakan kelanjutan dari rencana
keperawatan yang telah di tetapkan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal, pelaksanaan adalah wujud dari tujuan
keperawatan pada tahap perencanaan. Adapun tahap-tahap dalam
tindakan keperawatan adalah sebagai berikut.
1. Tahap 1 persiapan :
Tahap awal tindakan keperawatan ini perawat mengevaluasi hasil
identivikasi pada tahap perencanan.
2. Tahap 2 pelaksanaan :
Focus tahap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan
dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,
dependen, dan interpenden.
3. Tahap 3 dokumentasi :
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akutrat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan. (Tim Pokja, 2019)
1.5 Evalusai Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap dimana proses keperawatan
menyangkut pengumpulan data obyektif dan subyektif yang dapat
menunjukan masalah apa yang terselesaikan, apa yang perlu dikaji dan
direncanakan, dilaksanakan dan dinilai apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum,sebagian tercapai atau belum, sebagian tercapai atau
timbul masalah baru. (Tim Pokja, 2019)

30
31
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang di order semua


orang. Setiap individu memiliki kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda.
Dengan pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur, sehingga
memberikan efek yang baik terhadap Kesehatan fisik maupun mental,selain
itu manfaat istirahat yang baik dapat meningkatkan suasana hati menjaga
kesehaan jantung sehingga meningkatkan daya ingat. Sebaliknya ,kurang
istirahat justru mendatangkan berbagai dampak negative untuk tubuh.Mohon
maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kata yang kurang di
pahami dan dimengerti.

B. SARAN
Isirahat dan tidur termasuk konsep dasar manusiaTidur dan istirahat
sangat penting bagi Kesehatan karena pola tidur dan istirahat mempengaruhi
berlangsung nya aktivitas sehari-hari.

32
 
DAFTAR PUSTAKA

Danu Saputra Raharja.http://danumanyut.blogspot.com/2012/04/konsep-


kebutuhan-tidur-dan-istirahat.html.Diposkan Selasa, 17 april 2012.
Eka Kharisma Putri.http://kharismaputrii.blogspot.com/2013/07/kebutuhan-
dasaristirahat-dan-tidur.html.Diposkan Sabtu, 13 juli 2013.
FaizalSuryaHakiki.http://kumpulanasuhankeperawatanlengkap.blogspot.com/
2013/06/askep-istirahat-tidur.html. Diposkan Rabu, 5 Juni 2013.
Ifptasya. http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pemenuhan-kebutuhan-
istirahat-dan-tidur4ns/. Diposkan 11 Januari 2011.
Ramadhan.http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/konsep-dasar-
istirahat-dan-tidur/. Diposkan 22 Desember 2008.
Suparyanto. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-istirahat-
tidur.html. Diposkan Sabtu, 01 Oktober 2011.
http://dianhusadayeny.blogspot.com/p/pemenuhan-kebutuhan-istirahat-dan-
tidur.html.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2013/07/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html.
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdm-i/
kebutuhanistirahat-dan-tidur/

33

Anda mungkin juga menyukai