BAB I
PENDAHULUA
N
1.1Latar Belakang
Tidur sebagai salah satu bagian dari kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik yang
sehat maupun yang sakit. Namun dalam keadaan sakit, pola
tidur seseorang biasanya terganggu karena nyeri atau
gangguan yang dirasakan. Tidur penting untuk kesejahteraan
fisik dan
dan
tidak
relaks,
mual,
pusing
serta
di
rumah
sakit
sering
mengalami
gangguan
Tidur
sebagai
kebutuhan
dasar
manusia
2
sangat
yang
menderita
gangguan
mental
emosional
(Sugiwati, 2011).
Ada kaitan antara gangguan istirahat-tidur dengan
hospitalisasi. Hospitalisasi atau dirawat di rumah sakit
terbukti
dapat
menyebabkan
gangguan
istirahat-tidur,
nyeri
merupakan
penyebab
terserang
gangguan
takut
terhadap
tes
diagnostik
dan
tindakan
(Liya,
2008).Fokus
utama
dari
pengobatan
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a. Pengertian relaksasi progresif
b. Gerakan relaksasi progresif
c. Pengertian Insomnia
d. Penggolongan Insomnia
e. Penyebab Insomnia
f. Penanganan Insomnia
1.3Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
mengetahui
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Relaksasi Progresif
Relaksasi adalah suatu proses pembebasan diri dari
dalam
relaksasi,
ada
tiga
hal
yang
harus
keluar
masuk
sangat
dianjurkan
dalam
latihan
2.1.1
menekuk
kedua
lengan
ke
belakang
pada
dan
lengan
bawah
menegang,
jari-jari
2.1.3
diawali
dengan
menggenggam
kedua
tangan
otot bahu. Relaksasi untuk mengendurkan bagian otototot bahu dapat dilakukan dengan
cara mengangkat
2.1.5
Gerakan
kelima
sampai
ke
delapanadalah
gerakan-gerakan yang ditujukan untuk melemaskan otototot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otototot dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi
dapat dilakukan dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot-ototnya terasa dan kulitnya keriput. Gerakan
yang ditujukan untuk mengendurkan otot-otot mata
diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga
dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otototot yang mengendalikan gerakan mata.
sehingga
ketegangan
di
sekitar
otot-otot
2.1.7
Gerakan
mengendurkan
kedelapan
otot-otot
ini
sekitar
dilakukan
untuk
mulut.
Bibir
dari
sandaran
kursi,
kemudian
punggung
untuk
mengisi
sebanyak-banyaknya.
paru-paru
Posisi
ini
dengan
ditahan
udara
selama
ini
dilanjutkan
dengan
mengunci
lutut,
2.2
Insomnia
2.2.1
Definisi
Insomnia adalah kesukaran dalam memulai atau
dalam
The
Encyclopedia
of
Human
mendefinisikan
insomnia
sebagai
suatu
kondisi
waktu
tidur
dari
kriteria
normal,
sulit
mempertahankan
tidur.
Insomnia
dapat
masuk
Penggolongan Insomnia
WHO menggolongkan insomnia ke dalam golongan
tiga
golongan besar
short
situasional,
term
misalnya
insomnia
kehilangan
mengalami
atau
stres
kematian
fisik.
Biasanya
penderita
insomnia
menikmati
tidurnya
meski
mereka
sampai
insomnia
penderita
ini
kelainan
banyak
jiwa
dijumpai
seperti
pada
para
psikoneurotik.
terganggu
oleh
banyak
mimpi
yang
mereka
akan
merasakan
keletihan
dan
suatu
keadaan
insomnia
yang
Penyebab Insomnia
Menurut Laniwaty (2006), tidak semua insomnia
didasari
oleh
adanya
suatu
kondisi
psikopatologik,
penggunaan
bahan-bahan
yang
mengandung
atau
bunyi:
biasanya
mengganggu
orang
bunyi
tidurnya. Bukan
dapat
sehingga
laut.
mempengaruhi
Sleep
Hipoksia
hipobanik
Promoting
System
dapat
secara
langsung.
tambahan
rangsang
terhadap
Arousal
Promoting
System.
d. Penggunaan
bahan-bahan
yang
mengandung
mengandung
kafein,
tembakau
yang
normal
melitus,
trimester
cacingkremi
psikiatrik:
ditandai
dengan
gangguan
afektif,
beberapa
adanya
penyakit
insomnia
gangguan
psikiatrik
seperti
neurotik,
pada
beberapa
insomnia
akut,
dimungkinkan
ada
suatu
Penanganan Insomnia
Prinsip penanganan insomnia (Daniel, 2009) selain
dapat
dilakukan
dengan
pendekatan
masalah
penyebab
penanganan
yang
yaitu
gangguan
mendasarinya.
Identifikasi
dengan
mengoptimalkan
medis,
psikiatri
serta
penyalahgunaan
obat-obatan,
jika
mungkin
Restriction
tidur
meningkatkan
hanya
kualitas
dengan
membatasi
untuk
tidur
tidur.
waktu
sehingga
Terapi
ini
di
dapat
disebut
yang
terjaga
di
tempat
tidur
adalah
melatih
mengendalikan
pasien
untuk
ketegangan
mengenenali
dengan
dan
melakukan
pasien
diminta
untuk
menghirup
dan
control
sederhana
therapy
yang
terdiri
dapat
dari
beberapa
membantu
pasien
merasa
mengantuk,
hindari
menonton
TV,
bahkan
pada
akhir
pekan,
hindari
bangun
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Relaksasi adalah suatu proses pembebasan diri dari segala macam
bentuk ketegangan pikiran senetral mungkin atau tidak memikirkan
apapun (Hakim, 2004). Kaitan antara relaksasi dan pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur sangat erat, karena istirahat dan tidur
tergantung dari relaksasi otot. Untuk itu perawat harus mengetahui
tentang pergerakan badan yang baik, disamping istirahat tidur juga
dipengaruhi anxietas (Marta, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:
(2012)
Langkah-langkah
relaksasi otot
progresif.
http://www.psikologizone.com/langkah-langkah-relaksasiotot- progresif/06511533
Jakarta : EGC
Sri Sugiwati. (2011)Gangguan Pola Tidur 2-11 hari pasca Operasi
(Jurnal Keperawatan Indonesia vol 7). Jakarta : FKUI.
Sugiyono (2014)Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Tidur
Psikosomatis.
Avaliable from:http://www.mail
archive.com/sukasukamu@yahoogroups.com/msg00328ht
ml. (diakses 15
Desember 2014)