Di Susun Oleh :
Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang
berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan
dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan
stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah
ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini,
fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormon,
metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat
kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-
bangun yang mengikuti jam biologisnya. Individu akan bangun pada saat
ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat
ritme tersebut paling rendah.
3. Tahapan Tidur
Tes EEG, EMG, dan EOG, dapat mengidentifikasi perbedaan sinyal
pada level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi
dua yaitu non rapid eye Movement dan rapid eye Movement. Masa nrm
seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90
menit selama siklus tidur. Sementara itu tahapan rem adalah tahapan
terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir. [ CITATION Tar14 \l
1033 ].
a. Tahapan tidur NREM.
1) NREM tahap I
1) Tingkat transisi
2) Merespon cahaya
3) Berlangsung beberapa menit
4) Mudah terbangun dengan rangsangan
5) Aktifitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun
6) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) NREM tahap II
1) Periode suara tidur
2) Mulai relaksasi otot
3) Berlangsung 10- 20 menit
4) Fungsi tubuh berlangsung lambat
5) Dapat dibangunkan dengan mudah
3) NREM tahap III
1) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
2) Sulit dibangunkan
3) Relaksasi otot menyeluruh
4) Tekanan darah menurun
5) Berlangsung 15-30 menit
4) NREM tahap IV
1) Tidur nyenyak
2) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
3) Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
4) Sekresi lambung menurun
5) Gerak bola mata cepat.
b. Tahapan tidur REM.
1) Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.
2) Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur
malamnya.
3) Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi
mimpi.
4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
4. Pola Tidur Normal
a. Neonatus sampai dengan 3 bulan.
1) Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari.
2) Mudah berespon pada stimulus
3) Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
b. Bayi
1) Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam.
2) Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kita tidur 14 jam/hari.
3) Tahap REM 20-30%
c. Toddler
1) Tidur 10-12 jam/hari
2) Tahap REM 25%
d. Prasekolah
1) Tidur 11 jam pada malam hari.
2) Tahap REM 20%
e. Usia sekolah
1) Tidur 10 jam pada malam hari
2) Tahap REM 18,5 %
f. Remaja
1) Tidur 8,5 jam pada malam hari.
2) Tahap Rem 20%
g. Dewasa muda
1) Tidur 7-9 jam/hari.
2) Tahap REM 20-25%
h. Usia dewasa pertengahan
1) Tidur ± 7 jam/hari.
2) Tahap REM 20%
i. Usia tua
1) Tidur ± 6 jam/hari
2) Tahap REM 20-25%
3) Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen
4) Sering terbangun pada malam hari. [ CITATION Tar14 \l 1033 ].
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
tidur, di antaranya adalah
a. Penyakit
b. Lingkungan
c. Latihan dan Kelelahan
d. Gaya Hidup
e. Stress Emosional
f. Stimulant dan Alkohol
g. Diet
h. Merokok. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
6. Gangguan Tidur
a. Insomnia
Insomnia adalah kebutuhan tidur yang tidak cukup secara
kualitas maupun kuantitas. Gangguan ini disebabkan oleh
gannguan secara fisik ataupun faktor mental.
b. Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur.
Beberapa perilaku yang termasuk dalam parasomnia misalnya,
tidur berjalan, mengigau dan mimpi buruk.
c. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan kebalikan dari insomnia, dimana
seseorang mengalami kelebihan tidur terutamaan saat siang hari.
Gangguan ini biasanya disebabkan seperti kerusakan saraf yang
menyebabkan periode tidur REM terganggu.
d. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan rasa kantuk yang tidak tertahankan
yang muncul secara tiba-tiba. Gangguan tidur ini juga sering
disebut dengan “sleep attack”. Gangguan ini juga disebabkan
kerusakan secara genetik system saraf pusat yang menyebabkan
gangguan pada periode tidur REM.
e. Apnea Saat Tidur dan Mendengkur
Apnea saat tidur adalah terhentinya napas secara periodik saat
tidur, sedangkan mendengkur adalah gangguan tidur yang
disebabkan adanya hambatan dalam pengairan udara di hidung dan
mulut pada saat tidur.
f. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disadari pada
saat tertidur, gangguan ini sering disebut dengan isitilah
mengompol. Enuresa terbagi atas dua yaitu, enuresa nokturnal
(mengompol saat tidur) dan enures diurnal (mengompol saat
bangun tidur). (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
B. Konsep Aspek Legal Etik Keperawatan
1. Definisi
Etik merupakan sekumpulan nilai dan aksi moral. Nilai didasarkan
pada prinsip yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok. Aspek etik
berhubungan dengan prinsip dan konsep moral yang mengatur mana yang
baik dan mana yang buruk. Aspek legal didasarkan pada peraturan dan
regulasi yang ada pada masyarakat dan bersifat mengikat pada setiap
anggotanya.
Aspek legal etik keperawatan adalah aspek aturan keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada setiap tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. [ CITATION
Irm20 \l 1033 ]
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis pada respons
seseorang terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan yang dialami
baik individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas. (Herdman &
Kamitsuru, 2015)
Diagnosis keperawatan terdiri atas dua jenis diagnosis yaitu,
Diagnosis negatif yang menunjukkan keadaan klien/pasien dalam keadaan
sakit ataupun berisiko. Diagnosis ini terdiri dari Diagnosis aktual,
Diagnosis risiko. Sedangkan jenis diagnosis yang kedua yaitu Diagnosis
positif yang menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sehat, diagnosis ini
disebut Diagnosis promosi kesehatan. (PPNI, 2017)
Diagnosis keperawatan yang muncul untuk pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur yaitu;
a. Gangguan Pola Tidur
Penyebab :
1) Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar,
suhu, lingkungan , pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap,
jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2) Kurangnya kontrol tidur
3) Kurangnya privasi
4) Restraint fisik
Objektif (-)
b. Keletihan
Penyebab :
1) Gangguan tidur
6) Stres berlebihan
7) Depresi
- Subjektif
3) Mengeluh lelah
- Objektif
2) Tampak lesu
- Objektif
1) Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan tindakan keperawatan
selanjutnya yang dilakukan setelah merumuskan diagnosa keperawatan.
Dalam perumusan intervensi keperawatan harus sesuai dengan diagnosis
yang mendesak, tingkat pemenuhan batasan karakteristik yang tinggi,
faktor berhubungan barulah kemudian faktor yang berisiko. Hal ini agar
proses keperawatan yang dilakukan spesifik dan dilakukan secara
berurutan. (Herdman & Kamitsuru, 2015)
Intervensi keperawatan ialah segala rencana dan perlakuan yang
diberikan oleh perawat kepada pasien dengan berdasarkan ilmu
pengetahuan untuk mencapai tujuaan (outcome). Sedangkan tindakan
keperawatan adalah tindakan yang dilakukan perawat sebagai bentuk
pengimplementasian dari intervensi keperawatan. (PPNI, 2018)
Dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur maka intervensi
yang kemungkinan muncul yaitu:
a. Kaji masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut,
stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing,
temperatur).
1) Dukungan tidur
Observasi :
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Terapeutik :
- Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Edukasi :
b. Keletihan
1) Edukasi aktivitas/istirahat
1) Dukungan tidur
Terapeutik :
- Modifikasi lingkungan
Edukasi :
Siregar, D., Pakpahan, M., Togatorop, L., Manurung, E., Sitanggang, Y., Umara,
A., et al. (2021). Pengantar Proses Keperawatan : Konsep, Teori dan
Aplikasi. Medan: Yayasan Kita Menulis.