Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah keperawatan dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep kebutuhan aktivitas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ria Anugrahwati, Ners,.M.Kep selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
REFERENSI ................................................................................................................. 16
3
BAB 1 ( PENDAHULUAN )
Kebutuhan aktivitas istirahat merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Aktivitas mobilisasi juga
digunakan untuk menunjukan pertahanan diri, melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari dan berpartisipasi dalam aktivitas rekreasi (Potter, Perry, 2009). Istirahat
bermakna ketenangan relaksasi, tanpa stress emosional dan bebas dari ansietas.
Istirahat memulihkan energi seseorang yang memungkinkan orang tersebut untuk
menjalankan fungsi dengan optimal (Kozier, 2010).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan
istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan
menurunkan serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2014). Tidur merupakan
proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari
keterjagaan (Potter & Perry, 2014).
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor
eksternal (SDKI, 2017). Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas
pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup
yang di inginkannya (Lynda Juall, 2014). Kualitas tidur inadekuat adalah fragmentasi
dan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan
berulang.
1.2 Tujuan umum.
Untuk mengetahui materi konsep kebutuhan aktivitas. Selain itu, juga untuk tugas
mata kuliah Keperawatan Dasar di Akademi Keperawatan Hermina Manggala
Husada.
4
1.3 Tujuan khusus
1. Mendefinisikan aktivitas
5
BAB 2 ( TINJAUAN PUSTAKA )
Kebutuhan aktivitas (pergerakan) adalah salah satu tanda kesehatan yaitu adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan, dan bekerja.
Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola atau irama dalam
menjalani aktivitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat adalah adanya
kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas seperti bekerja, makan dan minum,
personal hygiene, rekreasi, dan lain-lain. Dengan beraktivitas selain tubuh menjadi
sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang.
System saraf pusat (otak dan medulla spinalis) terjadinya kerusakan pada sistem
saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umum dan system saraf tepi (percabangan dari saraf pusat) kerusakan
saraf tepi dapat menyebabkan tergangggunya daerah yang inervisi.
a. Otot
Tujuh Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur, dan
fungsi produksi panas. Fungsi otot yaitu mengontrol pergerakan,
mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot, tulang, dan
sendi terintegrasi menghasilkan pergerakan tubuh, misalnya berjalan dan
berlari. Otot skelet berkontaksi untuk mempertahankan postur. (M. Asikin,
2016)
b. Sendi
6
Sendi merupakan semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan
tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak
satu sama lain. Ada tiga klasifikasi sendi yaitu, Sendi sinartrosis, sendi yang
tidak dapat digerakan karena terdapat jaringan ikat (sisdenmosis) diantaranya
tulang yang saling berhubungan, sendi amfirtrosis, sendi yang pergerakannya
terbatas, dan Sendi diartrosis, sendi yang mampu digerakan secara bebas
c. Tulang (rangka)
(2) Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan
medulla spinalis 8
(3) Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligament
7
2.3 Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang menjadi ketergantungan dan
membutuhkan tindakan keperawatan.
Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gaya
hidup,proses penyakit atau cedera, kebudayaan, tingkat energi, usia dan status
perkembangan
Postur tubuh (Body posture) merupakan salah satu bentuk komunikasi kinesik. Body
postur adalah sikap tubuh atau bagian tubuh yang terjadi dalam durasi cukup lama
(lebih dari 2 detik), sehingga bias menjadi ekspresi sikap, perasaan, dan mood orang
yang bersangkutan.
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untuk
mempertahankankeseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah
bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan
gerakan yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.
8
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas /
pekerjaan yang di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa
alat-alat berat, dll.
a. Gravitasi
(c) Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.
(d) Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat
untuk menopang atau menahan tubuh.
b. Keseimbangan
e. Kartilago terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastis
dan tidak mempunyai pembuluh darah.
9
f. Sendi memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan
(f) Eversi : perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar bergerak membentuk
sudut dari persendiaan
(g) Inversi : Perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam membentuk sudut
dari persendian
a. Gerakan (ambulating)
10
Contoh : Posisi orang duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan
tentunyaberbeda dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
diperlukan dasar tumpuan yang tepat.
Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh
dalam menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi
pasien. Lengan atas dan siku di letakkan pada permukaan pada tempat tidur,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu dilakukan penarikan.
Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah,
perut ,dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.
a. Status kesehatan
b. Nutrisi
11
c. Emosi
e. Gaya Hidup
f. Pengetahuan
12
d. Fleksikan lutut buat kaki tetap lebar
d. Kelelahan
Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola atau irama dalam
menjalani aktivitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat adalah adanya
kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas seperti bekerja, makan dan minum,
personal hygiene, rekreasi, dan lain-lain. Dengan beraktivitas selain tubuh menjadi
sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang.
Jika seseorang sakit atau terjadi kelemahan fisik sehingga kemampuan aktivitas
menurun. Seseorang tersebut biasanya terjadi masalah fisik, psikologis dan tumbuh
kembang, hal ini bisa berpengaruh pada masalah kesehatan seseorang. Selain
menimbulkan dampak fisik, gangguan personal hygiene dapat pula berdampak pada
gangguan pemenuhan kebutuhan psikososial dan nyaman.
13
Sebanyakan orang menilai tingkat kesehatan seseorang berdasarkan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuahan
dasar yang mutlak diharapkan oleh manusia. Kemampuan aktivitas seseorang tidak
terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan musculoskeletal.
Pergerakan atau mekanik tubuh pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan secara
efektif, terkoordinasi, dan aman, sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan
keseimbangan selama beraktivitas.
Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya gangguan mekanik tubuh
terutama pada klien yang mengalami tirah baring lama dan cedera dan lain-lain, hal ini
dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan tonus otot. Sehingga
berdampak pada gangguan intoleransi aktivitas, hambatan mobilisasi, kelelahan,
immobilisasi dan defisit perawatan diri. Dengan demikian perawat harus bisa melatih
mekanik tubuh dengan benar, sehingga mencengah komplikasi klien seperti jatuh,
tekanan fisik, cedera dan dampak imobilisasi.
14
BAB 3 ( PENUTUP )
3.1 Kesimpulan.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.Yang
terdapat dalam sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas yaitu tulang,
otot dan tendon, ligament, sistem saraf dan sendi. Adapun jenisnya seperti mobilitas
penuh, mobilitas ini merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh
dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-
hari.Adapun mobilitas sebagian yang merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.Mobilitas
ini juga mempunyai 2 bagian lagi, pertama mobilitas sebagian temporer dan
mobilitas permanen. Adapun faktor yang mempengaruhinya seperti gaya hidup,
proses penyakit/cedera, kebudayaan, tingkat energi, serta usia dan status
perkembangan.Ada pula yang termasuk ke dalam kebutuhan mekanika tubuh
diantaranya prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam mekanika tubuh, faktor-
faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh, dan dampak mekanika tubuh, serta
asuhan keperawatan pada masalah mekanika tubuh
3.2 Saran.
Harapan penyusun kepada para pembaca supaya dapat menambah ilmu dan
diharapkan mampu memberi kritikan dan saran terhadap makalah ini.
15
REFERENSI
https://www.slideshare.net/CahyaZTC64/kebutuhan-aktivitas-50173469
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/344/3/BAB%20II.pdf
http://repository.unimus.ac.id/744/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20TEORI.pdf
http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/d-0096-koping-tidak-efektif/
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/makalah-mekanika-tubuh-dan-
ambulasi_11.html?m=1
https://e-journal.unair.ac.id › article › download
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kebutuhan-dasar-
manusia-komprehensif.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/152/4/6.BAB%20II.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kebutuhan-dasar-
manusia-komprehensif.pdfp
16
Tugas kelompok untuk
NIM : 20081
KELAS :1B
1. Ardina Permata dari kel 4 izin bertanya, jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi dalam
keperawatan
7) Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
memenuhi kebutuhan gerak harian.
Posisi fowler
Posisi sim
Posisi trendelenburg
Posisi lithotomi
Ambulasi dini
Rotasi bahu
2. Annisa Nurandani 20014 kelompok 8 : bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan
ganguan aktivitas?
Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu dengan terapi ambulasi dan latihan mobilitas sendi.
Hasil evaluasi tindakan yang dilakukan, menujukan masalah teratasi sebagian yaitu nampak
toleransi terhadap aktivitas, menunjukan tingkat kenyamanan yang baik, mampu melakukan
pergerakan sendi.
3. Putri Sekar (20055) izin bertanya, Jelaskan masalah dampak ganguan aktivitas pada lansia?
Terimakasih
Masalah kesehatan sering yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut: Kurang bergerak:
gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak.
Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan
penyakit jantung dan pembuluh darah.
4. Siti Haniifah Nurdin 20066 (Kel 8).. Kriteria seperti apa yang menentukan bahwa pasien
mengalami imobilisasi ? Mohon penjelasannya...
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) kondisi terkait yang dapat mengalami gangguan
mobilitas fisik, yaitu stroke, cedera medula spinalis, trauma, fraktur, osteoarthritis, ostemalasia,
dan keganasan. Selain itu, menurut NANDA-I (2018) kondisi terkait yang berisiko mengalami
gangguan mobilitas fisik, antara lain kerusakan integritas struktur tulang, gangguan fungsi
kognitif, gangguan metabolisme, kontraktur, keterlambatan perkembangan, gangguan
muskuloskeletal, gangguan neuromuskular, agens farmaseutika, program pembatasan gerak,
serta gangguan sensoriperseptual.
Referensi :
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601410027/7._BAB_II_.pdf
http://slideplayer.info/slide/17989429/
http://eprints.umpo.ac.id/6168/1/Halaman%20depan.docx.pdf
https://rsi.co.id/artikel/item/154-kenali-masalah-kesehatan-pada-
lansia#:~:text=Masalah%20kesehatan%20sering%20yang%20terjadi,penyakit%20jantung%20dan%20pe
mbuluh%20darah.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2511/4/Chapter%202.pdf
Konsep Kebutuhan Aktivitas
Kelompok 6
Audyra Chofifah 20017
Austri Liana Noor Ariansyah 20018
Bayu Hanif Abiyyu Rafif 20081
Muflika Julia Kisfarati 20043
Nih Tarum Ana Nur Febriyanti 20048
Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang menjadi ketergantungan dan
membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah gaya hidup, proses penyakit atau cedera,
kebudayaan, tingkat energi, usia dan status perkembangan.
Imobilisasi adalah ketidakmampuan klien bergerak bebas yang disebabkan kondisi
tertentu atau dibatasi secara terapeutik (Potter dan Perry 2006).
Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak saja
kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan
aktivitas dari kebiasaan normalnya . Adanya imobilisasi dalam tubuh dapat
mempengaruhi sistim tubuh, seperti perubahan pada metabolisme tubuh,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam kebutuhan nutrisi,
gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistim pernapasan dan perubahan
kardiovaskuler.
01