Anda di halaman 1dari 30

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS

Dosen pengampu : Ria Anugrahwati, Ners,.M.Kep

KELOMPOK 6 KEBUTUHAN DASAR

1. Audyra Chofifah (20017)


2. Austri Liana (20018 )
3. Bayu Hanif Abiyyu (20081 )
4. Muflika Julia Kisfarati (20043 )
5. Nih Tarum Ana (20048 )

AKADEMI KEPERAWATAN HERMINA MANGGALA HUSADA

PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN KEPERAWATAN


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah keperawatan dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang konsep kebutuhan aktivitas bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Ria Anugrahwati, Ners,.M.Kep selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima.

Jakarta, 31 Mei 2021

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3

BAB 1 ( PENDAHULUAN ) .......................................................................................... 4

1.1 Latar belakang......................................................................................................... 4

1.2 Tujuan umum. ......................................................................................................... 4

1.3 Tujuan khusus. ........................................................................................................ 5

BAB 2 ( TINJAUAN PUSTAKA ) ................................................................................ 6

2.1 Definisi Aktivitas .................................................................................................... 6

2.2 Sistem tubuh dalam kebutuhan aktivitas. ............................................................... 6

2.3 Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas....................................................................... 8

2.4 Menjelaskan Postur Tubuh. .................................................................................... 8

2.5 Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi ........................................................... 7

2.6 Masalah Kebutuhan Aktivitas ............................................................................... 13

2.7 Askep Aktivitas..................................................................................................... 13

BAB 3 ( PENUTUP ) .................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan. .......................................................................................................... 15

3.2 Saran. .................................................................................................................... 15

REFERENSI ................................................................................................................. 16

3
BAB 1 ( PENDAHULUAN )

1.1 Latar belakang.

Kebutuhan aktivitas istirahat merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Aktivitas mobilisasi juga
digunakan untuk menunjukan pertahanan diri, melakukan aktivitas kehidupan sehari-
hari dan berpartisipasi dalam aktivitas rekreasi (Potter, Perry, 2009). Istirahat
bermakna ketenangan relaksasi, tanpa stress emosional dan bebas dari ansietas.
Istirahat memulihkan energi seseorang yang memungkinkan orang tersebut untuk
menjalankan fungsi dengan optimal (Kozier, 2010).

Masalah-masalah yang dapat terjadi pada gangguan kebutuhan aktivitas istirahat


yakni risiko intoleransi aktivitas, gangguan mobilisasi, hambatan mobilitas di tempat
tidur, hambatan mobilitas fisik, insomnia, deprivasi tidur, kesiapan meningkatkan
tidur dan gangguan pola tidur (SDKI, 2018).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan
istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan
menurunkan serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2014). Tidur merupakan
proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari
keterjagaan (Potter & Perry, 2014).

Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat factor
eksternal (SDKI, 2017). Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas
pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup
yang di inginkannya (Lynda Juall, 2014). Kualitas tidur inadekuat adalah fragmentasi
dan terputusnya tidur akibat periode singkat terjaga di malam hari yang sering dan
berulang.
1.2 Tujuan umum.
Untuk mengetahui materi konsep kebutuhan aktivitas. Selain itu, juga untuk tugas
mata kuliah Keperawatan Dasar di Akademi Keperawatan Hermina Manggala
Husada.

4
1.3 Tujuan khusus

1. Mendefinisikan aktivitas

2. Menjelaskan system tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas

3. Menjelaskan kebutuhan mobilitas dan imobilitas

4. Menjelaskan postur tubuh

5. Menjelaskan kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi

6. Masalah kebutuhan aktivitas

7. Asuhan keperawatan aktivitas

5
BAB 2 ( TINJAUAN PUSTAKA )

2.1 Definisi Aktivitas

Kebutuhan aktivitas (pergerakan) adalah salah satu tanda kesehatan yaitu adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan, dan bekerja.

Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola atau irama dalam
menjalani aktivitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat adalah adanya
kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas seperti bekerja, makan dan minum,
personal hygiene, rekreasi, dan lain-lain. Dengan beraktivitas selain tubuh menjadi
sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang.

2.2 Sistem Tubuh dalam Kebutuhan Aktivitas

1. Sistem Persarafan System saraf terdiri dari :

System saraf pusat (otak dan medulla spinalis) terjadinya kerusakan pada sistem
saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan
secara umum dan system saraf tepi (percabangan dari saraf pusat) kerusakan
saraf tepi dapat menyebabkan tergangggunya daerah yang inervisi.

2. Sistem musculoskeletal yang terdiri dari:

a. Otot

Tujuh Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur, dan
fungsi produksi panas. Fungsi otot yaitu mengontrol pergerakan,
mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas. Otot, tulang, dan
sendi terintegrasi menghasilkan pergerakan tubuh, misalnya berjalan dan
berlari. Otot skelet berkontaksi untuk mempertahankan postur. (M. Asikin,
2016)

b. Sendi

6
Sendi merupakan semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan
tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak
satu sama lain. Ada tiga klasifikasi sendi yaitu, Sendi sinartrosis, sendi yang
tidak dapat digerakan karena terdapat jaringan ikat (sisdenmosis) diantaranya
tulang yang saling berhubungan, sendi amfirtrosis, sendi yang pergerakannya
terbatas, dan Sendi diartrosis, sendi yang mampu digerakan secara bebas

c. Tulang (rangka)

Secara umum fungsi dari tulang (rangka) adalah sebagai berikut:

(1) Menyongkong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh


(postur tubuh)

(2) Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan
medulla spinalis 8

(3) Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligament

(4) Sebagai sumber mineral, seperti garam, fosfat dan lemak.

(5) Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi sel darah)

7
2.3 Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang menjadi ketergantungan dan
membutuhkan tindakan keperawatan.

Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gaya
hidup,proses penyakit atau cedera, kebudayaan, tingkat energi, usia dan status
perkembangan

Imobilisasi adalah ketidakmampuan klien bergerak bebas yang disebabkan kondisi


tertentu atau dibatasi secara terapeutik (Potter dan Perry 2006). Imobilisasi
merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak saja kehilangan
kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari
kebiasaan normalnya.

Adanya imobilisasi dalam tubuh dapat mempengaruhi sistim tubuh, seperti


perubahan padaa metabolisme tubuh, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
gangguan dalam kebutuhan nutrisi, gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan
sistim pernapasan, perubahan kardiovaskuler, perubahan sistem muskuloskeletal,
perubahan kulit, perubahan eliminasi, dan perubahan perilaku.

2.4 Menjelaskan Postur Tubuh

Postur tubuh (Body posture) merupakan salah satu bentuk komunikasi kinesik. Body
postur adalah sikap tubuh atau bagian tubuh yang terjadi dalam durasi cukup lama
(lebih dari 2 detik), sehingga bias menjadi ekspresi sikap, perasaan, dan mood orang
yang bersangkutan.

2.5 Konsep Kebutuhan MekanikaTubuh dan Ambulasi

Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system saraf untuk
mempertahankankeseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh pada dasarnya adalah
bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan aman sehingga menghasilkan
gerakan yang baik dan memelihara keseimbangan selama beraktifitas.

8
Perawat sangat beresiko mengalami cedara tulang belakang karena aktifitas /
pekerjaan yang di lakukan.misalnya, mengangkat klien dari tempat tidur, membawa
alat-alat berat, dll.

1. Prinsip mekanika tubuh

a. Gravitasi

(a) Memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh

(b) Pusat gravitasi, titik yang ada dipertengahan tubuh.

(c) Garis gravitasi, merupakan garis imagines vertical melalui pusat gravitasi.

(d) Dasar tumpuan, merupakan dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat
untuk menopang atau menahan tubuh.

b. Keseimbangan

Keseimbangan dapat dicapai dengan mempertahankan posisi garis gravitasi,


diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.

2. Komponen Mekanisme Tubuh

a. Tulang : jaringan dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang


membentuk otot-otot tubuh.

b. Otot : berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.

c. Tendon: sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan


dari pembungkus otot dan membentuk ujung otot yang mengikatnya pada
tulang

d. Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur


dan kuat. Berfungsi menghubungkan ujung persediaan dan menjaga
kestabilan.

e. Kartilago terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastis
dan tidak mempunyai pembuluh darah.
9
f. Sendi memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan

Macam – macam pergerakan sendi :

(a) Fleksi : merupakan pergerakan yang memperkecil sudut persendian.

(b) Ekstensi : merupakan pergerakan yang memperbesar

(c) Adduksi : pergerakan mendekati garis-garis tubuh.

(d) Abduksi : pergerakan menjahui garis-garis tubuh.

(e) Rotasi : gerakan memutari pusat aksis dan tubuh.

(f) Eversi : perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar bergerak membentuk
sudut dari persendiaan

(g) Inversi : Perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam membentuk sudut
dari persendian

(h) Pronasi : Pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke


bawah.

(i) Supinasi : Pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke


atas.

3. Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh

a. Gerakan (ambulating)

Gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh.


Contoh, keseimbangan tubuh orang saat berdiri akan mudah stabil
dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan
dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain,dan posisi gravitasi akan selalu
berubah pada posisi kaki

b. Menahan (squatting)dalam melakukan pergantian,posisi menahan selalu


berubah.

10
Contoh : Posisi orang duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan
tentunyaberbeda dengan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan
diperlukan dasar tumpuan yang tepat.

c. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan untuk


memindahkan benda.

Yang perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh
dalam menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi
pasien. Lengan atas dan siku di letakkan pada permukaan pada tempat tidur,
pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu dilakukan penarikan.

d. Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik.

Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah,
perut ,dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian
belakang.

e. Memutar (pivoting) merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan


bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan
ketiga unsur gravitasi agar tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.

4. Faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh

a. Status kesehatan

Terjadi penurunan kondisi yang disebabkan oleh penyakit berupa


berkurangnya aktifitas sehari-hari.

b. Nutrisi

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahakan


terjadinya penyakit. Contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan mudah
fraktur.

11
c. Emosi

Kondisi psikologi seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang


dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh yang baik.

d. Situasi dan Kebiasaan

Misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.

e. Gaya Hidup

Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan


besar akan menyebabkan kecerobohan dalam aktifitas. Begitu juga gaya
hidup yang tidak sehat juga akan mempengaruhi mekanika tubuh seseorang.

f. Pengetahuan

Pengetahuan yang baik dalam penggunaan mekanika tubuh akan mendorong


seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengeluarkan
tenaga yang dikeluarkan

5. Dampak Mekanika Tubuh yang Salah

a. Terjadi ketergantungan sehingga memudahkan timbulnya kelelehan dan


gangguan dalam muskuskeletal.

b. Resiko terjadi kecelakaan dalam muskuskeletal, misalnya seseorang yang


salah berjongkok atau berdiri.

6. Prinsip ambulasi untuk pasien

a. Ketika merencanakan untuk memeindahkan pasien, atur unruk bantuan yang


kuat. Gunakan alat bantu mekanik jika bantuan tidak mencukupi

b. Dorong klien untuk membantu sebanyak mungkin sesuai kemampuan

c. Jaga punggung , leher , pelvis dan kaki lurus. Cegah tergelincir.

12
d. Fleksikan lutut buat kaki tetap lebar

e. Dekatkan tubuh perawat dengan klien (objek yang diangkat)

f. Gunakan lengan atau tangan (bukan punggung)

g. Tarik klien kearah penariknya menggunakan sprei

h. Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.

i. Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat bersama dengan


dipimpin dengan seseorang dengan menghitung satu sampai tiga.

2.6 Masalah Kebutuhan Aktivitas

a. Gangguan mobilitas fisik

b. Deficit perawatan diri

c. Koping individu tidak efektif

d. Kelelahan

2.7 Askep Aktivitas

Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola atau irama dalam
menjalani aktivitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sehat adalah adanya
kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas seperti bekerja, makan dan minum,
personal hygiene, rekreasi, dan lain-lain. Dengan beraktivitas selain tubuh menjadi
sehat, juga dapat mempengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang.

Jika seseorang sakit atau terjadi kelemahan fisik sehingga kemampuan aktivitas
menurun. Seseorang tersebut biasanya terjadi masalah fisik, psikologis dan tumbuh
kembang, hal ini bisa berpengaruh pada masalah kesehatan seseorang. Selain
menimbulkan dampak fisik, gangguan personal hygiene dapat pula berdampak pada
gangguan pemenuhan kebutuhan psikososial dan nyaman.

13
Sebanyakan orang menilai tingkat kesehatan seseorang berdasarkan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuahan
dasar yang mutlak diharapkan oleh manusia. Kemampuan aktivitas seseorang tidak
terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan musculoskeletal.

Pergerakan atau mekanik tubuh pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan secara
efektif, terkoordinasi, dan aman, sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan
keseimbangan selama beraktivitas.

Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya gangguan mekanik tubuh
terutama pada klien yang mengalami tirah baring lama dan cedera dan lain-lain, hal ini
dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan tonus otot. Sehingga
berdampak pada gangguan intoleransi aktivitas, hambatan mobilisasi, kelelahan,
immobilisasi dan defisit perawatan diri. Dengan demikian perawat harus bisa melatih
mekanik tubuh dengan benar, sehingga mencengah komplikasi klien seperti jatuh,
tekanan fisik, cedera dan dampak imobilisasi.

14
BAB 3 ( PENUTUP )

3.1 Kesimpulan.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.Yang
terdapat dalam sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas yaitu tulang,
otot dan tendon, ligament, sistem saraf dan sendi. Adapun jenisnya seperti mobilitas
penuh, mobilitas ini merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh
dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-
hari.Adapun mobilitas sebagian yang merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya.Mobilitas
ini juga mempunyai 2 bagian lagi, pertama mobilitas sebagian temporer dan
mobilitas permanen. Adapun faktor yang mempengaruhinya seperti gaya hidup,
proses penyakit/cedera, kebudayaan, tingkat energi, serta usia dan status
perkembangan.Ada pula yang termasuk ke dalam kebutuhan mekanika tubuh
diantaranya prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam mekanika tubuh, faktor-
faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh, dan dampak mekanika tubuh, serta
asuhan keperawatan pada masalah mekanika tubuh
3.2 Saran.
Harapan penyusun kepada para pembaca supaya dapat menambah ilmu dan
diharapkan mampu memberi kritikan dan saran terhadap makalah ini.

15
REFERENSI

https://www.slideshare.net/CahyaZTC64/kebutuhan-aktivitas-50173469
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/344/3/BAB%20II.pdf
http://repository.unimus.ac.id/744/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20TEORI.pdf
http://budirahayu.ip-dynamic.com:81/sdki/d-0096-koping-tidak-efektif/
http://anekamakalahkita.blogspot.com/2013/01/makalah-mekanika-tubuh-dan-
ambulasi_11.html?m=1
https://e-journal.unair.ac.id › article › download
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kebutuhan-dasar-
manusia-komprehensif.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/152/4/6.BAB%20II.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kebutuhan-dasar-
manusia-komprehensif.pdfp

16
Tugas kelompok untuk

NAMA : BAYU HANIF ABIYYU RAFIF

NIM : 20081

KELAS :1B

1. Ardina Permata dari kel 4 izin bertanya, jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi dalam
keperawatan

1) Mempertahankan fungsi tubuh

2) Memperlancar peredaran darah

3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik

4) Mempertahankan tonus otot

5) Memperlancar eliminasi alvi dan urine

6) Mempercepat proses penutupan jahitan operasi

7) Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat
memenuhi kebutuhan gerak harian.

Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien

 Posisi fowler

 Posisi sim

 Posisi trendelenburg

 Posisi Dorsal Recumbent

 Posisi lithotomi

 Ambulasi dini

 Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

 Latihan isotonik dan isometric

 Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif


 Melakukan Postural Drainase

 Melakukan komunikasi terapeutik

 h. Latihan ROM Pasif dan Aktif

 Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

 Fleksi dan ekstensi siku

 Pronasi dan supinasi lengan bawah

 Pronasi fleksi bahu

 Abduksi dan adduksi

 Rotasi bahu

 Fleksi dan ekstensi jari-jari

 Infersi dan efersi kaki

 Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

 Fleksi dan ekstensi lutut

 Rotasi pangkal paha

 Abduksi dan adduksi pangkal paha

2. Annisa Nurandani 20014 kelompok 8 : bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan
ganguan aktivitas?

Tindakan keperawatan yang dilakukan yaitu dengan terapi ambulasi dan latihan mobilitas sendi.
Hasil evaluasi tindakan yang dilakukan, menujukan masalah teratasi sebagian yaitu nampak
toleransi terhadap aktivitas, menunjukan tingkat kenyamanan yang baik, mampu melakukan
pergerakan sendi.

3. Putri Sekar (20055) izin bertanya, Jelaskan masalah dampak ganguan aktivitas pada lansia?
Terimakasih

Permasalahan apa yang terjadi pada lansia?

Masalah kesehatan sering yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut: Kurang bergerak:
gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak.
Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan
penyakit jantung dan pembuluh darah.

4. Siti Haniifah Nurdin 20066 (Kel 8).. Kriteria seperti apa yang menentukan bahwa pasien
mengalami imobilisasi ? Mohon penjelasannya...

Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) kondisi terkait yang dapat mengalami gangguan
mobilitas fisik, yaitu stroke, cedera medula spinalis, trauma, fraktur, osteoarthritis, ostemalasia,
dan keganasan. Selain itu, menurut NANDA-I (2018) kondisi terkait yang berisiko mengalami
gangguan mobilitas fisik, antara lain kerusakan integritas struktur tulang, gangguan fungsi
kognitif, gangguan metabolisme, kontraktur, keterlambatan perkembangan, gangguan
muskuloskeletal, gangguan neuromuskular, agens farmaseutika, program pembatasan gerak,
serta gangguan sensoriperseptual.
Referensi :

http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1601410027/7._BAB_II_.pdf

http://slideplayer.info/slide/17989429/

http://eprints.umpo.ac.id/6168/1/Halaman%20depan.docx.pdf

https://rsi.co.id/artikel/item/154-kenali-masalah-kesehatan-pada-
lansia#:~:text=Masalah%20kesehatan%20sering%20yang%20terjadi,penyakit%20jantung%20dan%20pe
mbuluh%20darah.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2511/4/Chapter%202.pdf
Konsep Kebutuhan Aktivitas

Kelompok 6
Audyra Chofifah 20017
Austri Liana Noor Ariansyah 20018
Bayu Hanif Abiyyu Rafif 20081
Muflika Julia Kisfarati 20043
Nih Tarum Ana Nur Febriyanti 20048
Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak mengakibatkan seseorang menjadi ketergantungan dan
membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah gaya hidup, proses penyakit atau cedera,
kebudayaan, tingkat energi, usia dan status perkembangan.
Imobilisasi adalah ketidakmampuan klien bergerak bebas yang disebabkan kondisi
tertentu atau dibatasi secara terapeutik (Potter dan Perry 2006).
Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relatif. Maksudnya, individu tidak saja
kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan
aktivitas dari kebiasaan normalnya . Adanya imobilisasi dalam tubuh dapat
mempengaruhi sistim tubuh, seperti perubahan pada metabolisme tubuh,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan dalam kebutuhan nutrisi,
gangguan fungsi gastrointestinal, perubahan sistim pernapasan dan perubahan
kardiovaskuler.
01

Sistem Tubuh dalam Kebutuhan Aktivitas

1. Sistem persarafan system saraf terdiri dari : System saraf pusat


(otak dan medulla spinalis) terjadinya kerusakan pada sistem saraf
pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan
kelemahan secara umum dan system saraf tepi (percabangan dari
saraf pusat) kerusakan saraf tepi dapat menyebabkan
tergangggunya daerah yang inervisi.
2. Sistem musculoskeletal yang terdiri dari :
a. Otot
b. Sendi
c. Tulang rangka
Postur Tubuh

Postur tubuh (Body posture) merupakan salah


satu bentuk komunikasi kinesik.
Body postur adalah sikap tubuh atau bagian tubuh
yang terjadi dalam durasi cukup lama (lebih dari 2
detik), sehingga bisa menjadi ekspresi sikap,
perasaan, dan mood orang yang bersangkutan.
Konsep Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi

Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi dari muskuskeletal dan system


saraf untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh
pada dasarnya adalah bagaimana tubuh secara efesien terkordinasi dan
aman sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan memelihara
keseimbangan selama beraktivitas.
Konsep Kebutuhan Mekanika Tubuh dan
Ambulasi

1. Prinsip mekanika 2.Komponen


tubuh mekanisme tubuh
a. Gravitasi a. Tulang
b. Keseimbangan b. Otot
c. Tendon
d. Ligamen
e. Kartilago
f. Sendi
Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh

a. Gerakan (ambulating) gerakan yang benar akan membantu


mempertahan keseimbangan tubuh.
b. Menahan (squatting) dalam melakukan pergantian, posisi
menahan selalu berubah.
c. Menarik (pulling) menarik dengan benar akan memudahkan
untuk memindahkan benda.
d. Mengangkat (lifting) mengangkat merupakan pergerakan daya
tarik.
e. Memutar (pivoting) gerakan untuk memutar anggota tubuh dan
bertumpu pada tulang belakang.
Dampak mekanika tubuh yang salah :

a. Terjadi ketergantungan sehingga memudahkan timbulnya


kelelahan dan gangguan pada muskuskeletal.
b.Resiko terjadi kecelakaan dalam muskuskeletal, misalnya
seseorang yang salah berjongkok atau berdiri
Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika
Tubuh

● a. Status kesehatan, terjadi penurunan kondisi yang disebabkan oleh penyakit


berupa berkurangnya aktivitas sehari-hari.
● b. Kekurangan nutrisi, dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahakan
terjadinya penyakit.
● c. Emosi, kondisi psikologi seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang
dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh yang baik.
● d. Situasi dan kebiasaan, misalnya sering mengangkat benda-benda yang berat.
● e. Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan
kemungkinan besar akan menyebabkan kecerobohan dalam aktivitas.
● f. Pengetahuan, pengetahuan yang baik dalam penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang.
SEKIAN TERIMAKASIH

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai