Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“KONSEP DAN PERINSIP KEBUTUHAN AKTIVITAS”

DOSEN PENGAMPU:

WASIS PUJIANTI,S.Kep.Ns,M.Kep

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

- RENSA ARIYAN NETA (172311043)


- RUTH YOHANA SINAGA (172311047)
- SITI HATIJAH (172311050)
- SYAKIRA VANDRIANA (172311053)

KELAS:B

DOSEN PEMBIMBING:
WASIS PUJIANTI,M.KEP

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HANGTUAH TANJUNGPINANG
T.A.2023/2024
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. Yang Maha Kuasa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Konsep Dan
Prinsip Kebutuhan Aktivitas. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang etika profesi
dalam praktik keperawatan yang professional. Selesainya penyusunan ini berkat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta dalam pembuatan makalah ini,
terutama kepada :
1. Wasis Pujianti,S.Kep.Ns,M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Pemenuan Kebutuhan
Dasar Manusia
2. Seluruh teman-teman yang ikut serta dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Tanjungpinang,24 Agustus 2023

Kelompok 1

i.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Materi Pembelajaran Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas .........................................2

1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Pengertian Aktivitas ............................................................................ 3

2.2 Mobilisasi Dan Imobilisasi ................................................................... 4

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh...........................................................8

2.4 Kebutuhan Mekanika Tubuh ........................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 9

3.2 Saran ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

ii.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Aktivitas adalah suatu keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk


dapat memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap individu mempunyai pola atau irama
dalam menjalani aktivitas. Salah satu tanda seseorang dikatakan sebat adalah
adanya kemampuan orang tersebut melakukan aktivitas seperti bekerja, makan
dan minum, personal hygiene, rekreasi, dan lain-lain. Jika seseorang sakit atau
terjadi kelemahan fisik sehingga kemampuan aktivitas menurun. Seseorang
tersebut biasanya terjadi masalah fisik, psikologis dan tumbuh kembang, hal ini
bisa berpengaruh pada masalah kesehatan seseorang. Selain menimbulkan
dampak fisik, gangguan personal hygiene dapat pula berdampak pada gangguan
pemenuhan kebutuhan psikososial dan nyaman.
Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang mutlak
diharapkan oleh manusia. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan sistem persaraları dam musculoskeletal. Pergerakan atau mekanik
tubuh pada dasarnya adalah baimana menggunakan secara efektif, terkoordinasi,
dan aman, sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan keseimbangan selama
beraktivitas. Peran perawat sangat penting untuk mencengah terjadinya gangguan
mekanik tubuh terutama pada klien yang mengalami tirah baring lama dan cedera
dan lain-lain, hal ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan tonus
otot. Sehingga berdampak pada gangguan intoleransi aktivitas, hambatan
mobilisasi, kelelahan, immobilisasi dan deficit perawatan diri. Dengan demikian
perawat harus bisa melatih mekanik tubuh dengan benar, sehingga mencengah
komplikasi klien seperti jatuh, tekman fisik, cedera dan dampak imobilisasi.
Perawat sangat beresiko mengalami cedera tulang belakang karena aktivitas
atau pekerjaan yang dilakukannya. Aktivitas tersebut diantaranya adalah
mengangkat klien ditempat tidur, membantu klien untuk turun dari tempat tidur,
memindahkan tempat tidur klien sendirian, mengangkat klien dan
memindahkannya, serta membawa alat yang beratnya melebihi 15 kg. Dengan
demikian, apabila mekanik tubuh yang dilakukan tubuh tidak benar dapat
menyebabkan jatuh, tekanan fisik pada tulang belakang, dan cedera (Asmadi,
2008).

1
1.2 Materi Pembelajaran Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas

a. Struktur Sistem Muskuloskletal dan Persaraan yang


Mempengaruhi Pergerakan.
b. Mekanisme Tubuh dalam Fisiologi Pergerakan
c. Mobilisasi dan Imobilisasi serta Efeknya Terhadap Tubuh

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui konsep dan prinsip kebutuhan aktivitas


dan latihan
2. Untuk mengetahui struktur sistem muskuloskletal dan
persyarafan yang mempengaruhi pergerakan.
3. Untuk mengetahui mekanisme tubuh dalam fisiologi
pergerakan
4. Untuk mengetahui mobilisasi dan imobilisasi serta
efeknya terhadap tubuh

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aktivitas

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang
dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh

Aktivitas maupun latihan didefinisikan sebagai suatu aksi energetik atau keadaan bergerak.
Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-
tindakan tertentu yang tepat baik oleh klien maupun perawat. (Priharjo, 1993:1).

Sistem Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan

A. ) Tulang
Tulang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan tempat
melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan
fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam
membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.
Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah
sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa
nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi
pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplaicortex, marrow, dan
system haverst.

Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah:


1. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh
2. Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat
pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat padanya.

B.) Struktur tulang


Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi:
1.Tulang panjang ditemukan di ekstremitas

2. Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan Tulang pipih pada tengkorak dan
iga

3. Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra,tulang-tulang wajah, dan
rahang.

C .)Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi
dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan berbagai derajat
pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi:

3
1. Sendi fibrosa (sinartrodial) Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang
dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura
tulang tengkorak.

2. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)


Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat
yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi
ini biasanya memungkinkan
gerakan sedikit bebas.

3. Sendi synovial (diartrodial)


Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan
yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial
secara relatif tidak bergerak (mis, sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa
dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekrosi cairan sinovial ke dalam
ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan
tidak berwarna atau berwama kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi
normal relatif.
kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml
dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber
nutrisi bagi rawan sendi.

D.)Otot Rangka
Pengertian otot (musculus).
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah
bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang - benang halus yang panjang disebut
miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata
lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu.
Berikut adalah Cir-ciri Otot:

1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan
pemendekan otot. Serabut akan terolongasi.
karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan
menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi olch implus saral

3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.

4. Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.
E.)Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen bersifat
elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut
merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan.
4
2.2 Mobilisasi Dan Imobilisasi
pengertian dari mobilisasi dan Imobilisasi
1.) MOBILITAS
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas gan mempertahankan kesehatannya.
Jenis Mobilitas :
a) Mobilitas Penuh
1. Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas penuh sehingga dpt
melakukan interaksisosial.
2. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik & sensorik u/ mengotrol area tubuh
b) Mobilitas Sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saral motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian ini terbagin dlm dua bagian :
1) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversible pada
sistem musculoskeletal, contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.
2) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang
reversible. Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cidera tulang
belakang, poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

Faktor yg mempengaruhi Mobilitas


a. GayaHidup
Berdampak pada perilaku dan kebiasaan sehari-hari
b. Prosespenyakit/Cedera
Kondisi sakit sangat berpengaruh pada mobilitas seseorang. Contoh: Orang yang mengalami
fraktur keterbatasanpergerakan pada ekstremitasnya femur akan mengalami
c. Kebudayaan
Kebudayaan sangat berpengaruh pada mobilitas seseorang. Contoh: Orang yang memiliki
kebiasaa serig berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas.
d. Usia dan status perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan
usia.
e.TingkatEnergi
Melakukan mobilitas dengan baik dibutuhkan energi yang cukup.

2)IMMOBILITAS
Pengertian Immobilitas / Immobilisasi:
Merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan (aktivitas).Jenis Immobilitas:

5
a) Imobilitas Fisik
Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik bertujuan menegah terjadinya gangguan
komplikasi pergerakan Contoh: pada pasien hemiplegia tidak dapat mengubah posisi
tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
b) Imobilitas Intelektual
Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan ayafikir.
Contoh : pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
c) Imobilitas Emosional
Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya
perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikandiri. Contoh: seseorang stress berat.
Jenis Imobilitas
1. Imobilitasi Fisik
merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya
gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu
mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi
tubuhnya untuk mengubah tekanan.
2. Imobilitasi Sosial
yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam berinteraksi karena keadaan
penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
3. Imobilitasi Emosional yakni keadaan ketika mengalami pembatasan secara emosional
karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Seperti keadaan stress
berat karena diamputasi ketika mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan
sesuatu yang paling dicintai.
4. Imobilitasi Intelektual
merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan berpikir, seperti pada pasien yang
mengalami gangguan otak akibat suatu penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi immobilisasi atau kurangnya gerak
A) Faktor fisiologis.
Setiap sistem tubuh akan beresiko terjadi gangguan apabila ada perubahan mobilisasi,
tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi
kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang dialami. Faktor fisiologis
mempengaruhi perubahan setiap sistem tubuh yaitu perubahan pada sistem metabolik,
respiratori, kardiovaskuler, musculoskeletal, integument dan sistem eliminasi.
b) Faktor psikososial/emosional.
Imobilisasi menyebabkan respon emosional, intelektual sensori, dan sosiokultural.
Perubahan status emosional bisa terjadi secara bertahap, perubahan emosional yang paling
umum adalah depresi, perubahan prilaku, perubahan siklus tidur-bangun, dan gangguan
koping.
c) Faktor perkembangan.
Sepanjang kehidupan, penampilan tubuh dan fungsinya, tubuh mengalami perubahan.
Pengaruh terbesar terlihat pada usia kanak-kanak dan lansia, imobilisasi dapat menimbulkan
pengaruh yang bermakna pada tingkat kesehatan, kemandirian, dan status fungsional lansia.
6
Perubahan Sistem Tubuh Akibat Immobilitas
1.Perubahan Metabolisme
Secara umum immobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal. Mengingat
imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolism dalam tubuh. Hal tersebut
dapat dijumpai pada menurunnya Basal Metabolisme Rate (BMR) yang menyebabkan
berkurangnya energy untuk perbaikan sel-sel tubuh. Sehingga dapat mempengaruhi
oksigensi sel. Beberapa dampak dan perubahan metabolisme diantaranya, pengurangan
jumlah metabolisme, antropi kelenjar dan katabolisme protein, ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit, demineralisasi tulang, gangguan dalam mengubah zat gizi, dan gangguang
gastrointestinal.
2.Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun
dan konsentrasi protein serum berkurang, sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan
tubuh. Di samping itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial
dapat menyebabkan edema sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Gangguan Perubahan Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan
kalori dapat mengkibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun. Dimana
sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang cukup
untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.
4.Gangguan Fungsi Gastrointestinal Imobilitas.
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal ini disebabkan
imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah
masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan. Seperti perut kembung, mual dan nyeri
lambung yang dapat menyebabkan gangguan proseseliminasi,
5.Perubahan Sistem Pemafasan.
Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan
terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu.
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran
oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga menyebabkan anemia.

7
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh

1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ
atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi
pembentukan postur. Hal ini dapat dijumpai pada orang sakit yang banyak mengalami
ketidakseimbangan dalam pergerakan. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan
energi yang digunakan dalam membantu
2.Nutrisi
proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen,dan persendian. Apabila
status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada orang tersebut akan berkurang sehingga
dapat mempengaruhi proses keseimbangan.
3.Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal
tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan tulang.
4.Gaya Hidup
Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya
menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup tidak sehat, misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
5.Perilaku dan Nilai
Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat mempengaruhi pembentukan postur.
Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di
sembarang tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh
orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

2.4 Kebutuhan Mekanik Tubuh

Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara
menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi
serta aman dalam mengerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas
(Alimul A. Aziz.2006. p.96).

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan atau istirahat tidur meruppakan suatu kesatuan yang
saling brhubungan dan saling mempengaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan
muskuloskletal.

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia memiliki kebutuhan untukbergerak agar dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan Mekanika tubuh adalah
usaha koordinasi dari muskuloskletal dan sistem syaraf untuk mempertahankan
keseimbanan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien
yaitu tidak banyak mengeluarkan tenag terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan
serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas

3.2 Saran
Mempelajari kebutuhan aktivitas akan membuat kitamenjadi lebih tau pengertiannya secara
mendalam. Kita akan tahu bagaimana seharusnya seorang perawat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik bagi kesembuhan kliennya, kita juga akan tahu dampak positif dan
negatifnya dari pellayanan yang kita berikan ini terhadap diri kita. Semoga dengan
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan
kita sehari hari.

9
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik
edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC

https://id.scribd.com/document/453929451/Makalah-Konsep-Pemenuhan-Kebutuhan-
Aktivitas-dan-Latihan

bahan-ajar.esaunggul.ac.id

https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/nsa102/wp-
content/uploads/sites/1272/2019/12/PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx

10

Anda mungkin juga menyukai