DOSEN PENGAMPU:
WASIS PUJIANTI,S.Kep.Ns,M.Kep
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
KELAS:B
DOSEN PEMBIMBING:
WASIS PUJIANTI,M.KEP
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 1
i.
DAFTAR ISI
ii.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Materi Pembelajaran Konsep Dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup. Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang
dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh
Aktivitas maupun latihan didefinisikan sebagai suatu aksi energetik atau keadaan bergerak.
Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu yang singkat memerlukan tindakan-
tindakan tertentu yang tepat baik oleh klien maupun perawat. (Priharjo, 1993:1).
A. ) Tulang
Tulang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk membentuk rangka dan tempat
melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan
fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam
membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.
Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah
sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa
nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi
pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplaicortex, marrow, dan
system haverst.
2. Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan Tulang pipih pada tengkorak dan
iga
3. Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra,tulang-tulang wajah, dan
rahang.
C .)Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi
dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan berbagai derajat
pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi:
3
1. Sendi fibrosa (sinartrodial) Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang
dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura
tulang tengkorak.
D.)Otot Rangka
Pengertian otot (musculus).
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah
bentuk. Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang - benang halus yang panjang disebut
miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata
lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu.
Berikut adalah Cir-ciri Otot:
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan
pemendekan otot. Serabut akan terolongasi.
karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan
menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi olch implus saral
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.
4. Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.
E.)Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen bersifat
elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut
merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan.
4
2.2 Mobilisasi Dan Imobilisasi
pengertian dari mobilisasi dan Imobilisasi
1.) MOBILITAS
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas gan mempertahankan kesehatannya.
Jenis Mobilitas :
a) Mobilitas Penuh
1. Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas penuh sehingga dpt
melakukan interaksisosial.
2. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik & sensorik u/ mengotrol area tubuh
b) Mobilitas Sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu
bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saral motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian ini terbagin dlm dua bagian :
1) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversible pada
sistem musculoskeletal, contohnya adanya dislokasi sendi dan tulang.
2) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang
reversible. Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cidera tulang
belakang, poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
2)IMMOBILITAS
Pengertian Immobilitas / Immobilisasi:
Merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi
yang mengganggu pergerakan (aktivitas).Jenis Immobilitas:
5
a) Imobilitas Fisik
Merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik bertujuan menegah terjadinya gangguan
komplikasi pergerakan Contoh: pada pasien hemiplegia tidak dapat mengubah posisi
tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
b) Imobilitas Intelektual
Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan ayafikir.
Contoh : pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
c) Imobilitas Emosional
Keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena adanya
perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikandiri. Contoh: seseorang stress berat.
Jenis Imobilitas
1. Imobilitasi Fisik
merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya
gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien hemiplegia yang tidak mampu
mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi
tubuhnya untuk mengubah tekanan.
2. Imobilitasi Sosial
yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam berinteraksi karena keadaan
penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
3. Imobilitasi Emosional yakni keadaan ketika mengalami pembatasan secara emosional
karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Seperti keadaan stress
berat karena diamputasi ketika mengalami kehilangan bagian anggota tubuh atau kehilangan
sesuatu yang paling dicintai.
4. Imobilitasi Intelektual
merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan berpikir, seperti pada pasien yang
mengalami gangguan otak akibat suatu penyakit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi immobilisasi atau kurangnya gerak
A) Faktor fisiologis.
Setiap sistem tubuh akan beresiko terjadi gangguan apabila ada perubahan mobilisasi,
tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi
kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang dialami. Faktor fisiologis
mempengaruhi perubahan setiap sistem tubuh yaitu perubahan pada sistem metabolik,
respiratori, kardiovaskuler, musculoskeletal, integument dan sistem eliminasi.
b) Faktor psikososial/emosional.
Imobilisasi menyebabkan respon emosional, intelektual sensori, dan sosiokultural.
Perubahan status emosional bisa terjadi secara bertahap, perubahan emosional yang paling
umum adalah depresi, perubahan prilaku, perubahan siklus tidur-bangun, dan gangguan
koping.
c) Faktor perkembangan.
Sepanjang kehidupan, penampilan tubuh dan fungsinya, tubuh mengalami perubahan.
Pengaruh terbesar terlihat pada usia kanak-kanak dan lansia, imobilisasi dapat menimbulkan
pengaruh yang bermakna pada tingkat kesehatan, kemandirian, dan status fungsional lansia.
6
Perubahan Sistem Tubuh Akibat Immobilitas
1.Perubahan Metabolisme
Secara umum immobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal. Mengingat
imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolism dalam tubuh. Hal tersebut
dapat dijumpai pada menurunnya Basal Metabolisme Rate (BMR) yang menyebabkan
berkurangnya energy untuk perbaikan sel-sel tubuh. Sehingga dapat mempengaruhi
oksigensi sel. Beberapa dampak dan perubahan metabolisme diantaranya, pengurangan
jumlah metabolisme, antropi kelenjar dan katabolisme protein, ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit, demineralisasi tulang, gangguan dalam mengubah zat gizi, dan gangguang
gastrointestinal.
2.Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun
dan konsentrasi protein serum berkurang, sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan
tubuh. Di samping itu, berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskuler ke interstisial
dapat menyebabkan edema sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Gangguan Perubahan Gizi
Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan
kalori dapat mengkibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun. Dimana
sel tidak lagi menerima glukosa, asam amino, lemak, dan oksigen dalam jumlah yang cukup
untuk melaksanakan aktivitas metabolisme.
4.Gangguan Fungsi Gastrointestinal Imobilitas.
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal. Hal ini disebabkan
imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah
masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan. Seperti perut kembung, mual dan nyeri
lambung yang dapat menyebabkan gangguan proseseliminasi,
5.Perubahan Sistem Pemafasan.
Akibat imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan
terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses metabolisme terganggu.
Terjadinya penurunan kadar hemoglobin dapat menyebabkan penurunan aliran
oksigen dari alveoli ke jaringan, sehingga menyebabkan anemia.
7
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh
1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak optimal pada organ
atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan sehingga dapat memengaruhi
pembentukan postur. Hal ini dapat dijumpai pada orang sakit yang banyak mengalami
ketidakseimbangan dalam pergerakan. Nutrisi merupakan bahan untuk menghasilkan
energi yang digunakan dalam membantu
2.Nutrisi
proses pengaturan keseimbangan organ, otot, tendon, ligamen,dan persendian. Apabila
status nutrisi kurang, kebutuhan energi pada orang tersebut akan berkurang sehingga
dapat mempengaruhi proses keseimbangan.
3.Emosi
Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendali dalam menjaga keseimbangan tubuh. Hal
tersebut dapat mempengaruhi proses koordinasi pada otot, ligamen, sendi dan tulang.
4.Gaya Hidup
Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya
menjadi buruk. Seseorang yang memiliki gaya hidup tidak sehat, misalnya selalu
menggunakan alat bantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari, dapat mengalami
ketergantungan sehingga postur tubuh tidak berkembang dengan baik.
5.Perilaku dan Nilai
Adanya perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat mempengaruhi pembentukan postur.
Sebagai contoh, perilaku dalam membuang sampah di
sembarang tempat dapat mempengaruhi proses pembentukan postur tubuh
orang lain yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.
Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara
menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi
serta aman dalam mengerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas
(Alimul A. Aziz.2006. p.96).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan atau istirahat tidur meruppakan suatu kesatuan yang
saling brhubungan dan saling mempengaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan
muskuloskletal.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia memiliki kebutuhan untukbergerak agar dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan Mekanika tubuh adalah
usaha koordinasi dari muskuloskletal dan sistem syaraf untuk mempertahankan
keseimbanan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien
yaitu tidak banyak mengeluarkan tenag terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan
serta mempertahankan keseimbangan dalam beraktivitas
3.2 Saran
Mempelajari kebutuhan aktivitas akan membuat kitamenjadi lebih tau pengertiannya secara
mendalam. Kita akan tahu bagaimana seharusnya seorang perawat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik bagi kesembuhan kliennya, kita juga akan tahu dampak positif dan
negatifnya dari pellayanan yang kita berikan ini terhadap diri kita. Semoga dengan
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi untuk kehidupan
kita sehari hari.
9
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik
edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC
https://id.scribd.com/document/453929451/Makalah-Konsep-Pemenuhan-Kebutuhan-
Aktivitas-dan-Latihan
bahan-ajar.esaunggul.ac.id
https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/nsa102/wp-
content/uploads/sites/1272/2019/12/PPT-UEU-Keperawatan-Dasar-I-Pertemuan-1.pptx
10