Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

DISUSUN OLEH

SITI KOMARIAH (2114301020)

YUSPITA DEWI UTARI (2114301022)

SARI AMELIA PUTRI ARUAN (2114301028)

ARNI APRILIA SARI (2114301049)

DOSEN PENGAMPU

SITI FATONAH,S.Kp.,M.Kes.

GUSTOP AMATIRIA,S.Kp.,M.Kes.

ANITA PURI,S.Kp.,M.Kes.

KODRI,S.Kp.,M.Kes.

Sarjana Terapan Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat, Berkat, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Bapak dosen mata kuliah Keperawatan Dasar atas
bimbingannya hingga kami bisa menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan
Aktivitas dan Latihan ini dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Dalam
mengulas marteri ini,kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenan dengan materi pembahasan ataupun
pengetikan.Walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan.Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca
guna memperbaiki kesalahan sebagaimna mestinya.

Lampung, 22 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologis Pergerakan.........................................................................
2.2 Aktivitas dan Latihan ........................................................................
2.3 Pergerakan Normal............................................................................
2.4 Latihan ................................................................................................
2.5 Manfaat Latihan ................................................................................
2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kesejajaran Tubuh dan
Aktivitas Tubuh..................................................................................
2.7 Efek Imobilitas ...................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan ..................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................
BAB IV SOP AKTIVITAS DAN LATIHAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .........................................................................................
5.2 Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan harapan
dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan dan
martabat manusia. Aktifitas fisik dapat memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan seperti psikologi, social, ekonomi, budaya, politik dan fungsi biologis.
Terhadap fungsi biologis aktifitas fisik merupakan modulator dengan spectrum
pengaruh yang luas dan dapat terjadi pada berbagai tingkat fungsi. Menurut (Zulfachri
Dalam Tesisnya 2011:1) menyatakan latihan fisik yang teratur bila di lakukan sebagai
dari gaya hidup sehat akan banyak bermanfaat untuk kesehatan dan dapat
mempengaruhi resiko penyakit kardiovasculer, osteoporosisi dan penyakit degeneratif
lainnya. Dalam hal ini salah satu mekanisme yang ikut berperan adalah berkurangnya
jaringan lemak, perubahan profil lipid, hormonial dan peningkatan fungsi dari
mitochondria. Latihan fisik dapat juga akan meningkatkan fungsi dari otot-otot,
mempertahankan massa otot serta memperbaiki system adaptasi kardiovaskuler.
Sedangkan menurut Chevion S, Moran DS & Heled Y(Dalamjurnal Serum antioxidant
stress and cell injury after severe physicaal exercise. Proceedings of The United State
of America. 100 (9) : 5119-5123. Diakses 6 Maret 2013) Aktifitas fisik berat dilakukan
dengan tujuan diantaranya untuk meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, dan martabat
hidup manusia. Contoh aktifitas fisik berat misalnya olahraga anaerobik seperti renang
dan lari jarak pendek. Pada keadaan tertentu, aktifitas fisik berat dapat memberikan
pengaruh negatif yaitu menghambat atau mengganggu proses fisiologis di dalam
tubuh. Latihan fisik juga dapat menimbulkan atau memicu ketidakseimbangan antara
produksi radikal bebas dengan antioksidan tubuh, yang disebut sebagai stress oksidatif,
selama latihan fisik maksimal, konsumsi oksigen didalam tubuh dapat meningkat
sampai 20 kali. Sedangkan konsumsi oksigen oleh serabut otot diperkiraan meningkat
sampai 100 kali lipat. Peningkatan konsumsi oksigen inilah yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan produksi radikal bebas yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Stresoksidatif suatu keadaan dimana produksi radikal bebas melebihi antioksidan
system pertahanan seluler, sehingga terjadi kerusakan memberan sel. Sel-sel otot
termasuk sel otak dan hati.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Fisiologis pergerakan
2. Apa definisi Aktivitas dan latihan
3. Apa itu Pergerakan normal
4. Apa saja macam- macam Latihan
5. Apa Manfaat dari latihan
6. Apa saja Faktor yang mempengaruhi kesejajaran tubuh dan
aktivitas tubuh
7. Apa Efek dari imobilitas
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kebutuhan
aktivitas dan latihan
9. Bagaimana SOP yang digunakan pada pasien dengan kebutuhan
khusus

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan


kebutuhan dasar aktivitas badan latihan
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar aktivitas
dan latihan mahasiswa dapat:
1. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan perdarahan
antepartum
2. Mengetahui fisiologi pergerakan, mengetahui tentang aktivitas dan
latihan, mengetahui tentang pergerakan normal, mengetahui tentang
latihan, mengetahui manfaat latihan, mengetahui faktor yang
mempengaruhi kesejajaran tubuh dan aktivitas tubuh Mengetahui
tentang efek imobilitas
3. Mengetahui tentang asuhan keperawatan dalam kebutuhan aktivitas
dan latihan
4. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada klien
tentang aktivitas dan latihan
5. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi
masalah keperawatan pada klien dengan kebutuhan aktivitas dan
latihan.
6. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fisiologi Pergerakan


Pergerakan merupakan rangkaian aktivitas yang terintergrasi antara sistem
muskuloskeletal dan sistem persarafan dalam tubuh.

Sistem Muskuloskeletal

Sistem Muskuloskeletal terdiri atas rangka(tulang), otot, dan sendi.


Sistem ini sangat berperan dalam pergerakan dan aktivitas manusia.
Secara umum, rangkamemiliki beberapa fungsi,yakni:

a. Menyokong jaringan tubuh,termasuk memberi bentuk pada tubuh


(postur tubuh).
b. Melindungi bagian tubuh yang lunak,seperti otak,paru-paru,hati,dan
medula spinalis.
c. Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon,termasuk juga ligamen.
d. Sebagai sumber mineral,sepert igaram,posfat,dan lemak.
e. Berperan dalam proses hemat opoiesis(produksi sel darah).

Sedangkan otot berperan dalam proses pergerakan dalam proses


pergerakan,memberi bentuk pada postur tubuh,dan memproduksi panas melalui
aktivitas kontraksi otot.

Sistem Persarafan

Secara spesifik,sistem persarafan memiliki beberapa fungsi,yakni:

a. Sarafa feren (reseptor), berfungsi menerima rangsangan dari luar


kemudian meneruskannya kesusunan saraf pusat.
b. Sel saraf atau neuron, berfungsi membawa implus dari bagian tubuh
satu kebagian tubuhlainnya.
c. Sistem saraf pusat SSP), berfungsi memproses implus dan kemudian
memberikan respons melalui saraf eferen.
d. Saraf eferen, berfungsi menerima respon dari SSP kemudian
meneruskannya ke otot rangka.

2.2 Pengertian Aktivitas dan latihan

Sebuah pola aktivitas-latihan adalah rutinitas latihan, aktivitas, waktu


luang, dan rekreasi yang dilakukan seseorang. Pola tersebut terdiri
atas:

• Aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) yang memerlukan pengeluaran


energi seperti hygiene, memasak, berbelanja, makan, bekerja dan merawa
rumah.

• Tipe, kualitas, dan kuantitas latihan, termasuk olahraga (Gordon, 2002)

Mobilitas/aktivitas adalah kemampuan untuk bergerak dengan bebas , mudah,


berirama, dan terarah dilingkungan, adalah bagian yang sangat penting dalam
kehidupan. Individu harus bergerak untuk melindungi diri dari trauma dan untk
memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Kesejahteraan mental dan efektivits fungsi tubuh sangat bergantung pada fungsi
mobilitas. Misal saat seseorang berdiri tegak, paru lebih mudah ntuk
mengembang, aktivitas usus (peristaltik) menjadi lebih efektif, dan ginjal
mampu mengosongkan kemih secara komplet.

2.3 Pergerakan normal

Pergerakan normal dan stabilitas adalah hasil kerja dari sistem muskuloskeletal
yang utuh, sistem syaraf yang utuh dan struktur telinga bagian dalam yang utuh
yang bertanggungjawab untuk keseimbangan. Pergerakan tubuh memerlukan
aktivitas otot yang terkoordinasi dan integrasi neurologis. Melibatkan 4 elemen
dasar:

• Kesejajaran dan postur

Kesejajaran dan postur tubuh yang tepat menempatkan bagian-bagian


tubuh ke posisi yang meningkatkan ke posisi yang optimal dan fungsi
tubuh maksimal, baik saat berdiri, duduk, maupun berbaring. Seseorang
mempertahan kan keseimbangan selama garis gravitasi melewati pusat
gravitasi dan dasar penyangga. Stabilitas yang baik diperoleh ketika duduk
atau berbaring dibandingkan posisi berdiri. Saatubuh disejajarkan dengan
baik, ketegangan pada sendi, otot, tendon, atau ligamen di minimalkan dan
struktur serta organ internal disangga. Otot estensor atau otot antigravitasi
, menyokong bebean utama. Kesejajaran tubuh yang tepat meningatkan
pengembangan paru dan meningkatan sistem sirkulasi, ginjal dan
gastrointestinal secara efisien.

• Mobilitas sendi

Sendi adalah unit fungsional sistem muskuloskeletal. Tulang rangka


bersambungan di sendi dan sebagian otot rangka melekat ke dua tulang di
bagian sendi. Otot disebut fleksor, ekstensor , rotator internal dan sebaginya.
Otot fleksor lebih kuat dari otot ekstensor.

Rentang pergerakan (range of motion/ROM) sendi adalah pergerakan maksimal


yang mungkin dilakukan oleh sendi tersebut. Rentang pergerakan sendi,
bervariasi dari individu ke individu lain dan ditentukan oleh susunan genetik,
pola perkembangan, ada atau tidakadanya penyakit, dan jumlah aktivitas fisik
yang normalnya dilakukan seseorang.

• Keseimbangan

Mekanisme yang terlihat dalam mempertahankan kesimbangan dan postur


tubuh adalah mekanisme rumit. Mekanisme ekuilibrium (sensasi
keseimbangan)berespons, seringkali tanpa kita sadari, terhadap berbagai
gerakan kepala. Sensasi ekuilibrium bergantung pada asupan informasi
dan labirin (telinga bagian dalam) penglihatan( asupan vestibulo-okular)
dan dari reseptorperegang otot dan tendon(asupan vesibulospinal). Labirin
terdiri atas koklea, vestibula dan kanalis semi sirkularis berfokus pada
ekuilibrium. Dalam kondisi normal, reseptor ekuilibrium dalam kanalis
semisirkularis dab vestibularis, yang secara kolektif disebut aparatus
vestibularis. Mengirim sinyal ke otak yang memulai refleks yang
dibutuhkan untuk membuat perubahan posisi yang diperlukan. Reseptor,
sel seperti rambut, berespons terhadap kesalah posisi kepala dari arah
manapun. Saat kepala bergerak, aliran cairan dalam vestibula dan kanalis
semisirkularis menstimulasi sensorik sel rambut.

• Pergerakan terkoordinasi

Pergerakan yang seimbang, halus dan terarah adalah hasil kerja dari fungsi
korteks serebral, serebelum, dan ganglia basalis yang tepat.

2.4 Latihan

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi dan menghasilakn kesehatan yang progresif.
Latihan adalah sebuah tipe aktivitas fisik yang di definisikan sebagai pergerakan
tibuh secara terencana,terstruktur, dan berulang yang dilakukan untuk
memperbaiki atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik.
Toleransi aktivitas adalah tipe dan jumlah latihan atau aktivitas kehidupan sehari-
sehari yang mampu di lakukan oleh individu tanpa menyebabkan efek
merugikan.

• Tipe latihan

3. Latihan isotonik (Dinamik)

Adalah latihan yang memendekkan otot untuk menghasilakan kontraksi


otot dan pergerakan aktif. Sebagian besar latihan pengondisian fisik
berlari,berjalan,berenang,bersepeda,dan aktivitas lain semacam itu
adalah latihan isotonik, seperti halnya aktivitas kehidupan sehari-sehari
(ADL) dan Latihan ROM Aktif (Latihan yang dilakukan oleh klien).

Latihan isotonik meningkatkan tonus otot, masa dan kekuatan otot serta
mempertahankan fleksibilitas sendi dan sirkulasi.selama latihan isotonik
denyut jantung dan curah jantung meningkat untu meningkatkan aliran
darah kesemua bagian tubuh.

b. Latihan Isometrik (Statis atau Ditempat)

Adalah latihan yang memerlukan perubahn tegangan otot tetapi tidak ada
perubahan panjang otot dan tidak ada pergerakan otot atau sendi. Latihan
isometri menghasilkan peningkatan denyut jantung dan curah jantung
sedang, tetapi tidak meningkatkan aliran darah secara bermakna kebagian
tubuh yang lain.

c. Latihan Isokinetik (Resistif)

Melibaktan kontraksi otot atau tegangan otot dalam melawan tahanan


sehingga latihan ini dapat bersifat isotonik atau isometris. Selama latihan
isokinetik,seseorang bergerak (isotonik ) atau menegang (isometris)
melawan tahanan. Latihan ini digunakan dalam pengondisian fisik dan
sering kali dilakukan untuk membentuk otot tertentu misalnya ukuran otot
dan kekuatan otot pektoralis (otot dada) dapat mengalami peningkatan
dengan cara mengangkat beban.

3. Latian Aerobik

Aktivitas memerlukan jumlah oksigen lebih besar dalam tubuh


dibandingkan yang biasa digunakan untuk melakukan aktivias. Latihan
aerobik menggunakan banyak kelompok otot, dilakukan secara
berkelanjutan, dan berirama. Contohnya, berjalan,berlari, bersepeda,dsb.

Intesitas latihan dapat diukur dengan tiga cara:

1. Denyut jantung kaget

2. Berbicara

3. Skala Borg

e. Latihan Anaerobik
Melibatkan aktivitas otot yang tidak dapat oksigen dengan cukup dari
aliran darah,dan jalur anaerobik digunakan untuk memberikan energi
tambahan dalam waktu singkat.

2.5 Manfaat Latihan

a. Sistem Muskulosekeletal

Dengan latihan berat,hipertofi (pembesaran) otot dan efisiensi kontraksi


otot mengalami peningkatan. Tekanan pada saat menhan beban
memperthankan keseimbangan antara osteoblas (sel yang membentuk
tulang) dan osteoklas (sel penyerap dan penghancur tulang).

b. Sistem Kardiovaskular

Latihan yang memadai meningkatkan frekuensi denyut


janutung,kekuatan kontraksi otot jantung, dan suplai darah ke jantung
dan otot.

c. Sistem pernapasan

Ventilasi meningkat. Latihan yang memadai juga mencegah


pengumpulan sekret dalam bronkus dan bronkiolus, meunurunkan
upaya pernapasan,dan meningkatkan ekskursi diagfragma.

d.Sistem pencernaan

Latihan meningktakan selera makan tonus otot saluran pencernaan


yang memfasilitasi pristaltik.

e.Sistem Metabolik

Latihan meningktakan pengguanaan trigliserida dan asam


lemak sehinggan menghasilkan penurunan kadar serum
trigliserida dan kolestrol juga meningkatkan efektifitas insulin,
yang menurunkan gula darah. Pada diabetes latihan dapat
mengurangi kebutuhan injeksi insulin tambahan.
f.Sistem perkemihan

Latihan yang adekuat meingkatkan efisiensi aliran darah, sehingga


tubuh mengekskresikan sisa metabolisme secara lebih efektif

g.Sistem sikoneurologis

Menghasilkan rasa sejahtera dan meningkatkan toleransi


terhadap stres.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Kesejajaran Tubuh dan Aktivitas Tubuh

a. Sistem neuromuskular

b. Gaya hidup

c. Ketidakmampuan

d. Tingkat energi

e. Tumbuh kembang

• Bayi: sistem muskuloskeletal bayi bersifat fleksibel. Ekstremitas lentur


dan persendian memiliki ROM lengkap. Posturnya kaku karena kepala
dan tubuh bagian atas dibawa ke depan dan tidak seimbang sehingga
mudah terjatuh.

• Batita: kekakuan postur tampak berkurang, garis pada tulang belakang


servikal dan lumbal lebih nyata

• Balita dan anak sekolah: tulang-tulang panjang pada lengan dan tungkai
tumbuh. Otot, ligamen, dan tendon menjadi lebih kuat, berakibat pada
perkembangan postur dan peningkatan kekuatan otot. Koordinasi yang
lebih baik memungkinkan anak melakukan tugas-tugas yang
membutuhkan keterampilan motorik yang baik.

• Remaja: remaja putri biasanya tumbuh dan berkembang lebih dulu


dibanding yang laki-laki. Pinggul membesar, lemak disimpan di lengan
atas, paha, dan bokong. Perubahan laki-laki pada bentuk biasanya
menghasilkan pertumbuhan tulang panjang dan meningkatnya massa otot.
Tungkai menjadi lebih panjang dan pinggul menjadi lebih sempit.
Perkembangan otot meningkat di dada, lengan, bahu, dan tungkai atas.

• Dewasa: postur dan kesegarisan tubuh lebih baik. Perubahan normal pada
tubuh dan kesegarisan tubuh pada orang dewasa terjadi terutama pada
wanita hamil. Perubahan ini akibat dari respon adaptif tubuh terhadap
penambahan berat dan pertumbuhan fetus. Pusat gravitasi berpindah ke
bagian depan. Wanita hamil bersandar ke belakang dan agak berpunggung
lengkung. Dia biasanya mengeluh sakit punggung.

• Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada orangtua.

2.7 Efek Imobilitas


a. Postur abnormal:
 Tortikolis: kepala miring pada satu sisi, di mana adanya kontraktur pada
otot sternoklei domanstoid
 Lordosis: kurva spinal lumbal yang terlalu cembung ke depan/ anterior
 Kifosis: peningkatan kurva spinal torakal
 Kipolordosis: kombinasi dari kifosis dan lordosis
 Skolioasis: kurva spinal yang miring ke samping, tidak samanya tinggi
hip/ pinggul dan bahu
 Kiposkoliosis: tidak normalnya kurva spinal anteroposterior dan lateral
 Footdrop: plantar fleksi, ketidakmampuan menekuk kaki karena kerusakan
saraf peroneal
 Gangguan perkembangan otot, seperti distropsi muskular, terjadi karena
gangguan yang disebabkan oleh degenerasi serat otot skeletal
 Kerusakan sistem saraf pusat
 Trauma langsung pada sistem muskuloskeletal: kontusio, salah urat, dan
fraktur.
b. Respon fisiologik dari perubahan mobilisasi, adalah
perubahan pada:
• Muskuloskeletal seperti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot,
atropi dan abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme
kalsium

• Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja


jantung, dan pembentukan thrombus

• Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik

• Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme


karbohidrat, lemak dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;
ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan (seperti konstipasi)

• Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran


perkemihan dan batu ginjal

• Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia


jaringan

• Neurosensori: sensori deprivation

Respon psikososial dari antara lain meningkatkan respon emosional, intelektual,


sensori, dan sosiokultural. Perubahan emosional yang paling umum adalah
depresi, perubahan perilaku, perubahan dalam siklus tidur-bangun, dan gangguan
koping.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian CiriKhasPenting DiagnosaKep


Ukur ROM selama latihan Keterbatasan ROM pada bahu kiri Gangguan
ekstremitas Enggan mencoba menggerakkan bahu kiri Mobilisasi
Gagal mengkoordinasi ketika melakukan fisik
Tanya kan klien tentang ROM pada bahu kiri berhubungan
Persepsinya terhadap nyeri Klienmengeluhnyerisepertitertusukpadalen dengan
Tanyakan klien tentang gankiri nyeri pada
daya Klien mengatakan kekuatan otot bahu bahu kiri
Tahan dan toleransi Kirinya berkurang Risiko injuri
aktivitas Abrasi kulit di perimeter area yang digip berhubungan
Kemampuan untuk mengubah posisi dengan
Inspeksi keutuhan area kulit Dengan bebas berkurang tekanan
ekstremitas yang digips dari gips
Observasi gaya jalan dan
Kemampuan bergerak
dengan
Bebas

3.2 Diagnosa Keperawatan

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan: Gangguan integritas kulit atau risiko


 Kesegarisan tubuh yang buruk gangguan
 Penurunan mobilisasi Integritas kulit berhubungan dengan/ b.d:
 Pembatasan mobilisasi
Risiko injuri berhubungan dengan:  Tekanan pada permukaan kulit
 Ketidaklayakan mekanik tubuh  Pengurangan kekuatan
 Ketidaklayakan posisi
 Ketidaklayakan teknik pemindahan Perubahan eliminasi urin b.d:
 Pembatasan mobilisasi
Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan:  Risiko infeksi
 Pengurangan ROM  Retensi urin
 Tirah baring
 Penurunan kekuatan Risiko infeksi berhubungan dengan:
 Stasisnya sekresi paru
Tidak efektifnya bersihan jalan napas b.d:  Gangguan integritas kulit
 Stasisnya sekresi paru  Stasisnya urin
 Ketidaklayakan posisi tubuh
Inkontinensia total berhubungan dengan:
Tidak efektifnya pola napasb.d:  Perubahanpolaeliminasi
 Penurunan pengembangan paru  Pembatasanmobilisasi
 Penumpukansekresi paru
 Ketidaklayakan posisi tubuh Tidak efektifnya koping individu b.d:
 Pengurangan tingkat aktivitas
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan:  Isolasisosial
 Pola napas asimetris
 Penurunan pengembangan paru Gangguan pola tidur berhubungan
 Penumpukan sekresi paru dengan:
Risiko kurangnya volume cairan b.d  Pembatasan mobilisasi
 Penurunan asupan cairan  Rasa tidak nyaman

3.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan: gangguan mobilitas fisik berhubungan


dengan nyeri bahu kiri

Definisi: gangguan mobilitas fisik merupakan kondisi individu


menunjukkan keterbatasan kemampuan dalam mobilitas fisik
secara bebas

Tujuan Hasil yang diharapkan Intervensi


Klienakanmencap Klienakan ROM Usulkanpemberiananalgesik 30
ai ROM normal padakesatuanekstremitasatas menitsebelumlatihan ROM
(fleksidanekstensi Klienakanmenunjukkanaktivi Ajarkanklienuntuklatihan ROM
1800) tasperawatandirimenggunaka spesifikpadabahudanlengankiri
bahukiridalam 4 nlengankiridalam 2 hari Buatjaduallatihanaktifantarawaktumak
bulan Klienakanmengikuti program andanmandi
latihansecarateraturpadasaatp
ulang

Gangguan Mobilitas Fisik

Kategori : fisiologis

Subkatagori : aktivitas

Devinisi : keterbatasan dalalm ferakan fisik dari satu atau lebih


ekstremitas secara mandiri

Penyebab :

1. Kerusakan integritas struktur tulang


2. Perubahan metabolisme
3. Ketidak bugaran fisik
4. Penurunan kendali otot
5. Penurunan masa otot\
6. Penurunan kekuatan otot
7. Keterlambatan perkembangan
8. Kekakuan sendi
9. Kontraktur

Gejala dan tanda mayor

Subjektif :
-Mengeluh sulit menggerakkan ekstremitas

Objektif :

-Kekuatan otot menurun

-Rentang gerak menurun

Gejala dan tanda minor

Subjektif ;

- Nyeri saat bergerak


- Enggan melakukan pergerakan
- Merasa cemas saat bergerak

Objektif :

- Sendi kaku
- Gerakan tidak berkoordinasi
- Gerakan terbatas
- Fisik lemah

Kondisi klinis terkait :

1. Stroke
2. Cidera medula spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthritis
6. Ostemalasia
7. keganasan

Intorelansi Aktivitas

Kategori : fisiologis

Subkatagori : aktivitas

Definisi : ketidak cukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari hari


Penyebab :

1. ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen


2. tirah baring
3. kelemahan
4. imobilitas
5. gaya hidup monoton

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif : mengeluh lelah

Objektif ; frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi intirahat

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif :

- dispnea saat/setelah aktivitas


- merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
- merasa lemah

Objektif :

- tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat


- gambaran EKG menunjukkan adanya saat/setelah istirahat
- gambaran EKG menunjukkan iskemia
- sianosis

Kondisi Klinis Terkait :

1. anemia
2. gagal jantung kongestif
3. penyakit jangtung koroner
4. penyakit katup jantung
5. aritmia
6. penyakit paru obstruktif kronis
7. gangguan metabolik
8. gangguan muskuluskeleta

Resiko Intoleransi Aktivitas

Kategori : fisiologis

Subkatagori ; aktivitas

Definisi : beresiko mengalami ketidak cukupan energi untuk melakukan


aktivitas sehari-hari

Faktor resiko :

1. gangguan silkulasi
2. ketidak bugaran status fisik
3. riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya
4. tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas
5. gangguan pernapasan

Kondisi KlinisTterkait :

1. anemia
2. gagal jantung kongestif
3. penyakit katup jantung
4. aritmia
5. penyakit paru obstruktif kronis
6. gangguan metabolik
7. gangguan muskuloskeletal

Dukungan Mobilisasi

Definisi : memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas pergerakan


fisik

Tindakan : observasi

1. identifikasi adanya nyeri/keluhan fisik lainnya


2. identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
3. monitor prekuensi jantung dan tekanan darah sebelum memulai mobilisasi
4. monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi

Terapeteautik

1. fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu


2. fasilitasi melakukan pergerakan
3. libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan

Edukasi

1. jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi


2. anjurkan melakukan mobilisasi dini
3. ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
BAB IV
SOP AKTIVITAS DAN LATIHAN

SOP AKTIVITAS DAN LATIHAN


Pengertian Range of movement (ROM), merupkan latihan gerak sendi
yang dilakukan oleh perawat kepada pasien.

Indikasi Pasien yang bedrest lama dan beresiko untuk terjadi


kontraktur persendian

Tujuan Memperbaiki tingkat mobilitas fungsional ekstremitas klien,


mencegah kontraktur dan pengecilan Otot dan tendon, serta
meningkatkan sirkulasi darah pada ekstremitas, menurunkan
komplikasi
Vaskularim mobilisasi dan meningkatkan kenyamanan klien
Persiapan tempat dan 1. Tempat tidur.
alat 2. Bantal.
3. Balok drop food.
4. Hanskoon
Persiapan pasien 1. Menjelaskan tujuan pelaksanaan.
2. Mengatur posisi lateral lurus (terlentang biasa).

Persiapan lingkungan 1. Menutup pintu dan jendela.


2. Memasang tabir dan tirai.

Pelaksanaan 1. Leher:
a. Letakkan tangan kiri perawat di bawah kepala pasien dan
tangan kanan pada pipi/wajah pasien.
b. Lakukan gerakan:
1) Rotasi: tundukkan kepala, putar kekiri dan kekanan.
2) Fleksi dan ekstensi: gerakkan kepala menyentuh dada
kemudian kepala sedikit ditengadahkkan.
3) Fleksi lateral: gerakkan kepala kesamping kanan dan kiri
hingga telinga dan bahu hampir bersentuhan.
c. Observasi perubahan yang terjadi.

2. Bahu
Fleksi/Ekstensi
a. Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
b. Angkat lengan pasien pada posisi awal.
c. Lakukan gerakan mendekati tubuh.
d. Lakukan observasi perubahan yang terjadi.
Misalnya:rentang gerak bahu dan kekakuan Abduksi dan
Adduksi
a. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan
pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
b. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah
perawat (kearahsamping).
c. Kembalikan keposisi semula.
d. Catat perubahan yang terjadi. Misal: rentang gerak bahu,
adanya kekakuan, dan adanya nyeri.

RotasiBahu
a. Atur posisi lengan pasien menjauhi dari tubuh (kesamping)
dengan siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas dekat siku
pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
c. Lakukan rotasi bahu dengan lengan kebawah sampai
menyentuh tempat tidur.
d. Kembalikan lengan keposisi awal.
e. Gerakkan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh
tempat tidur, telapak tangan menghadap keatas.
f. Kembalikan ke posisi awal.
g. Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak bahu,
adanya kekakuan, dan adanya nyeri.

3. Siku
Fleksi dan Ekstensi
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan
telapak mengarah ketubuh pasien.
b. Letakkan tangan perawat di atas siku pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
c. Tekuk siku pasien sehingga tangan pasien mendekat
kebahu.
d. Lakukan dan kembalikan keposisi sebelumnya.
e. Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
Misalnya, rentang gerak pada siku, kekakuan sendi, dan
adanya nyeri.

4. Lengan bawah Pronasi dan Supinasi


a. Atur posisi lengan pasien dengan siku menekuk/lurus.
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan tangan
pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.
c. Putar lengan bawah pasien kearah kanan atau kiri.
d. Kembalikan keposisi awal sebelum dilakukan pronasi dan
supinasi.
e. Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi. Misal,
rentang gerak lengan bawah dan kekakuan.

3. Pergelangan tangan
Fleksi dan Ekstensi
a. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan
siku menekuk.
b. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang
lain memegang pergelangan tangan pasien.
c. Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin.
d. Lakukan observasi terhadap perubahan yang terjadi.
Misalnya, rentang gerak pergelangan dan kekakuan sendi.

3. Jari-jari
Fleksi dan Ekstensi
a. Pegang jari-jari tangan pasien dengan satu tangan sementara
tangan lain memegang pergelangan.
b. Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-jari kebawah.
c. Luruskan jari-jari (ekstensikan) kemudian dorong
kebelakang (hiperekstensikan).
d. Gerakkan kesamping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).
e. Kembalikan keposisi awal.
f. Catat perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan
adanya kekakuan sendi.

3. Paha
Rotasi
a. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki pasien
dan satu tangan yang lain di atas lutut pasien.
b. Putar kaki kearah pasien.
c. Putar kaki kearah pelaksana.
d. Kembalikan keposisi semula.
e. Observasi perubahan yang terjadi.

Abduksi dan Adduksi


a. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu
tangan pada tumit.
b. Angkat kaki pasien kurang lebih 8cm dari tempat tidur dan
pertahankan posisi tetap
lurus. Gerakan kaki menjauhi badan pasien atau kesamping
kearah perawat.
c. Gerakkan kaki mendekati dan menjauhi badan pasien.
d. Kembalikan keposisi semula.
e. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
f. Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan
adanya kekakuan sendi.

3. Lutut
Fleksi dan Ekstensi
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang
tumit pasien dengan tangan yang lain.
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada pasien sejauh
mungkin dan semampu pasien.
d. Turunkan dan luruskan lutut dengan tetap mengangkat kaki
keatas.
e. Kembalikan keposisi semula.
f. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
g. Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan
adanya kekakuan sendi

3. Pergelangan kaki
Fleksi dan Ekstensi
Letakkan satu tangan pada telapak kaki pasien dan satu tangan
yang lain di atas
pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan rileks.
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki kearah dada
atau kebagian atas tubuh pasien.
c. Kembalikan keposisi awal.
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. Jari dan
telapak kaki diarahkan kebawah.
e. Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak dan
kekakuan.

Infersi dan Efersi


a. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan tangan kita
(pelaksana) dan pegang pergelangan kaki pasien dengan
tangan satunya.
b. Putar kaki dengan arah kedalam sehingga telapak kaki
menghadap ke kaki lainnya.
c. Kembalikan keposisi semula.
d. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi
kaki yang lain.
e. Kembalikan keposisi awal.
f. Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan
adanya kekakuan sendi.

3. Jari-jari
Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara
tangan lain memegang kaki.
b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki kebawah.
c. Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang.
d. Gerakan kesamping kiri kanan (Abduksi-adduksikan).
e. Kembalikan keposisi awal.
f. Observasi perubahan yang terjadi. Misal, rentang gerak, dan
adanya kekakuan sendi.

3. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

12. Catat perubahan yang terjadi. Misal: rentang gerak, dan


adanya kekakuan sendi.
Sikap Sikap selama pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tidak terjadi cedera.
2. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien setelah
tindakan.
3. Peningkatan rentang gerak sendi
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka
yang memerlukan pengeluaran energi dan menghasilakn kesehatan yang
progresif. Latihan adalah sebuah tipe aktivitas fisik yang di definisikan sebagai
pergerakan tibuh secara terencana,terstruktur, dan berulang yang dilakukan
untuk memperbaiki atau mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran
fisik.Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang mutlak
diharapkan oleh setiap manusia. Kemampuan tersebut meliputi berdir,berjalan
,bekerja,makan, minum, dan lainsebagainya .Dengan beraktivitas tubuh akan
menjadi sehat,sistem persarafan dan sirkulasi tubuhakan berfungsi dengan
baik,dan metabolisme tubuh dapat optimal. Disamping itu,kemampuan
bergerak juga akan mempengaruhi harga diri dan citra tubuh
seseorang.Pergerakan merupakan rangkaian aktivitas yang terintergrasi antara
sistem muskuloskeletal dan sistem persarafan dalam tubuh

5.2 Saran

1. Bagi pasien agar bersedia melakukan latihan Range Of Motion


(ROM) secara mandiri sehingga kekuatan otot meningkat dan dapat
memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
2. Bagi mahasiswa dapat melakukan Range Of Motion (ROM) pada
pasien dengan gangguan mobilitas fisik secara rutin dan sesuai
dengan standar operasional prosedur
DAFTAR PUSTAKA

Potter, Pactricia A. & Anne, G. Perry. (2009). Fundamental KeperawatanBuku 1


Ed. 7. Jakarta: Salemba Medika
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2016.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1.
httpS://subijakto25.blog.com/2011/06/08/kerja-otot/
https://nursepreneursindonesia.wordpress.com/2014/08/28/kebutuhan-aktivitas-
mobilisasi/

Anda mungkin juga menyukai