Disusun oleh :
Dengan Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas terselesaikannya tugas pembuatan makalah Keperawatan Dasar dengan pokok
bahasan “Aktivitas dan Latihan” sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
Kerja tim membuat semua selesai dengan mudah dan lancar, terima kasih kepada
seluruh anggota Focus Group 6 yang telah berkerjasama untuk membuat makalah
ini dengan sebaik-baiknya.
Terdapat empat pokok bahasan yang akan dipaparkan pada makalah ini
antara lain, Overview Aktivitas dan Latihan, Review anatomi dan fisiologi
:regulasi pergerakan, prinsip transfer dan positioning, factor yang mempengaruhi
aktivitas dan latihan, dan proses keperawatan pada kebutuhan aktivitas dan
latihan. Semua pembahasan tersebut akan dijelaskan secara teoritis pada
penjelasan lebih lanjut, sehingga dapat dengan mudah mengerti dengan materi
yang disampaikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Shanti Farida
Rachmi,S.Kp., M.Kp., Sp. Kep.M.B, dan Ibu Hening
Pujasari,S.Kp.,M.Biomed.,M.N., Ph.D yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sehingga menambah pengetahuan kami. Adapun dengan pembuatan makalah
kami ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.
Kami juga memohon maaf apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan
makalah ini. Semoga dapat diterima dengan baik dan kami siap menerima kritik
maupun saran yang dapat membangun agar kedepannya mampu membuat
makalah dengan lebih baik.
ii
Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II ISI.............................................................................................................................3
2.1. Overview fisiologis terjadinya nyeri.................................................................3
2.1.1. Aktivitas dan latihan................................................................................3
2.1.2. Dasar aktivitas dan latihan......................................................................3
2.1.3. Jenis –jenis latihan...................................................................................4
2.2. Review Anatomi dan Fisiologi Regulasi Pergerakan.........................................5
2.2.1. Sistem Kerangka Tulang..........................................................................5
2.2.2. Sendi..........................................................................................................5
2.2.3. Ligamen, Tendon, dan Tulang Rawan....................................................6
2.2.4. Otot Rangka..............................................................................................7
2.2.5. Propriosepsi..............................................................................................7
2.2.6. Keseimbangan...........................................................................................7
2. 3. Prinsip Transfer dan Positioning........................................................................8
2.3.1. Prinsip Transfer.............................................................................................8
2.3.2. Jenis Positioning.......................................................................................9
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas dan Latihan....................................11
2.5 (Asuhan Keperawatan pada Kebutuhan Aktivitas dan Latihan)...............16
iii
2.5.1. Pengkajian....................................................................................................16
2.5.2. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul..........................................16
2.5.3. Rencana keperawatan.................................................................................18
2.5.4. Evaluasi.........................................................................................................21
BAB III...............................................................................................................................22
PENUTUP..........................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan..........................................................................................................22
3.2. Saran....................................................................................................................22
iv
ABSTRAK
Kata kunci: Aktivitas, latihan, anatomi, fisiologi, tranfer dan positioning, faktor
yang mempengaruhi aktivitas dan latihan, dan proses keperawatan.
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II ISI
3
prosedur seperti mengganti balutan untuk mencegah membungkuk terlalu
jauh di pinggang dan menggeser pangkal dukung.
Gerakan Tubuh Terkoordinasi (Coordinated Body Movement), Gerakan
tubuh terkoordinasi adalah hasil dari berat, pusat gravitasi, dan
keseimbangan. Berat badan adalah gaya yang diberikan pada benda oleh
gravitasi. Ketika suatu objek diangkat, pengangkat harus mengatasi berat
objek dan menyadari pusat gravitasi objek. Dalam objek simetris pusat
gravitasi terletak di pusat objek. Kekuatan berat badan selalu mengarah ke
bawah. Objek tidak seimbang memiliki pusat gravitasi menjauh dari garis
tengah dan jatuh tanpa dukungan. Karena orang tidak sempurna secara
geometris, pusatnya adalah gravitasi biasanya garis tengah, pada 55%
hingga 57% dari ketinggian berdiri.
Gesekan ( Friction), adalah kekuatan yang terjadi dalam arah yang
berlawanan. Kurangi gesekan dengan mengikuti beberapa prinsip dasar
perluasan. Untuk mengurang gesekan maka kurangi luas yang terkena
beban.Saat Anda memindahkan objek, objek dengan area permukaan yang
lebih besar akan tercipta lebih banyak gesekan. Untuk mengurangi
gesekan, Anda harus mengurangi objekluas permukaan. Misalnya, ketika
membantu pasien naik di tempat tidur,letakkan tangan mereka di dada. Ini
mengurangi luas permukaan danmengurangi gesekan atau ketika
melakukan mobilisasi sari brankar menggunakan airassisted.
4
2. Latihan isometrik, latihan ini melibatkan mengencangkan atau
menegangkan otot tanpa bagian tubuh yang bergerak (kontraksi
isometrik). Contohnya: tangan mencengkram benda. Manfaatnya adalah
peningkatan massa otot, tonus, dan kekuatan, sehingga mengurangi
potensi pengecilan otot; peningkatan sirkulasi ke bagian tubuh yang
terlibat; dan meningkat aktivitas osteoblastik.
3. Latihan isometrik resistif, latihan ini adalah latihan yang dilakukan
individu dengan otopt berkontraksi dengan mendorong terhadap benda
diam atau menolak pergerakan suatu objek (Hoeman, 2006). Contoh push-
up dan mengangkat pinggul, di mana seorang pasien dalam posisi duduk
mendorong dengantangan menyentuh permukaan seperti kursi dan
mengangkat pinggul. Latihan ini membantu meningkatkan kekuatan otot
dan meningkatkan aktivitas osteoblastik.
2.2.2. Sendi
Berdasarkan sifat gerak sendi
5
b. Sendi kaku (Amfiartrosis) merupakan hubungan antartulang yang dapat
digerakkan secara terbatas. Penghubung antartulangnya adalah jaringan
rawan. Contohnya: pada antarruan tulang belakang dan antara tulang rusuk
dengan tulang dada,
Berdasarkan struktur
a. Sutura merupakan tengkorak dan memiliki serat pendek dari jaringan ikat
yang memegang tulang tengkorak.
c. Gomphosis merupakan antara gigi dan soket. Gigi terhubung ke soket oleh
jaringan ikat yang disebut ligamentum periodontal.
6
Ligamen adalah pita putih, mengkilap, jaringan fleksibel dari serat yang
mengikat sendi dan menghubungkan tulang dan tulang rawan. Mereka elastis dan
membantu fleksibilitas dan dukungan sendi. Sedangkan tendon berwarna putih,
berkilau, dan berserat jaringan yang menghubungkan otot ke tulang. Tendon
membawa kekuatan dari otot yang menggerakkan tulang.Tulang rawan adalah
nonvaskular, mendukung jaringan ikat dengan fleksibilitas yang kuat dan tahan
terhadap tekanan. Menyediakan dukungan fleksibel untuk struktur pada septum
hidung, laring, trakea, dan bronkus.
2.2.5. Propriosepsi
2.2.6. Keseimbangan
Sistem saraf mengontrol keseimbagan secara khusus melalui otak kecil dan
telinga bagian dalam. Otak kecil mengoordinasikan semua gerakan. Telinga
7
bagian dalam terdapat kanal setengah lingkaran yang berisis cairan untuk
membantu menjaga keseimbangan.
8
2. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi (secara manual
dan mekanis menggunakan alat bantu)
3. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar
1. Fowler position
Dalam posisi ini kepala tempat tidur diangkat 45 hingga 60
derajat, dan lutut pasien sedikit terangkat tanpa tekanan untuk
membatasi sirkulasi di kaki bagian bawah. Penyakit dan kondisi
keseluruhan pasien mempengaruhi sudut kepala dan lutut serta
waktu yang dibutuhkan pasien untuk tetap dalam posisi Fowler
yang didukung. Penyangga perlu memungkinkan fleksi pinggul
dan lutut serta penyelarasan yang tepat dari kurva normal di
vertebra servikal, toraks, dan lumbar. Posisi ini guna
9
mempertahankan kenyamanan klien dan memfasilitasi fungsi
pernapasan.
Tujuan: Mengurangi kompilasi yang diakibatkan imobilitas,
mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi
yang selalu menetap, dan meningkatkan dorongan pada
diafragma agar ekspansi dada dapat meningkat serta ventilasi
paru lancar.
2. Terlentang
Posisi ini klien berbaring telentang dengan sedikit
merenggangkan kedua lutut. Posisi ini biasanya digunakan saat
proses persalinan, pemeriksaan genitalia dan pasca operasi (tirah
baring).
Tujuan : Untuk mengurangi rasa nyeri klien pasca operasi
3. Tengkurap
Posisi telungkup atau berbaring dengan wajah bertumpu pada
bantal. Posisi tengkurap juga mungkin memiliki beberapa
manfaat pada pasien dengan sindrom gangguan pernapasan akut
dan cedera paru akut (Marklew, 2006). Biasanya dikarenakan
pemeriksaan bokong & punggung atau klien yang setelah
operasi mulut & kerongkongan.
Tujuan : Mencegah fleksi & kontaktur pada pinggang dan
lutut, memberi ektensi pada sendi lulut dan pinggang.
4. Lateral Position
Posisi dimana sebagian besar berat tubuh berada pada
pinggul & bahu karena posisi yang miring. Posisi ini
dikarenakan klien yang kelelahan.
Tujuan : Mempertahankan body aligement, mengurangi
tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap, dan
memberikan kenyamanan.
5. Sims’ Position
10
Posisi Sims berbeda dari posisi berbaring miring dalam
distribusi berat pasien. Dalam posisi Sims, pasien menempatkan
berat pada ileum anterior, humerus, dan klavikula. Biasanya
posisi ini digunakan oleh ibu hamil, klien paralisis, klien tidak
sadarkan diri dan klien yang sedang menjalani pengobatan
perineal.
11
Orang melakukan latihan untuk mengurangi faktor risiko penyakit
kardiovaskular dan meningkatkan kesehatan mereka. Tujuan lain dari latihan
adalah untuk meningkatkan kekuatan fungsional (kemampuan tubuh untuk
melakukan pekerjaan). Adapun toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah
olahraga atau harian aktivitas hidup yang dapat dilakukan seseorang tanpa
mengalami efek samping (Berman dan Snyder,2012).
Latihan terdiri atas beberapa jenis berdasarkan tipe kontraksi ototnya. (1)
Latihan isotonik (dinamik), dimana otot memendek untuk menghasilkan kontraksi
otot dan gerakan aktif. Bentuk latihan yang bisa dilakukan adalah berlari, berjalan,
berenang, dan bersepeda. Latihan isotonik meningkatkan tonus otot, massa, dan
kekuatan dan menjaga fleksibilitas dan sirkulasi sendi. (2) Latihan isometrik,
dimana terdapat kontraksi otot tanpa menggerakkan sendi (panjang otot tidak
berubah). Latihan ini bertujuan untuk memperkuat otot perut, gluteal, dan paha
depan. Contoh latihan isometric adalah latihan tidur dan meremas handuk atau
bantal di antara lutut sambil mengencangkan otot-otot di bagian depan paha
dengan menekan lutut ke belakang. (3) Latihan isokinetik (resistif), latihan yang
melibatkan kontraksi otot, tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan tekanan
darah dan aliran darah ke otot. (4) Latihan aerobik, aktivitas di mana jumlah
oksigen yang diambil ke dalam tubuh lebih besar dari yang digunakan untuk
melakukan aktivitas. Latihan aerobik menggunakan kelompok otot besar untuk
bergerak berulang-ulang. Latihan aerobik meningkatkan kardiovaskular dan
kebugaran. (5) Latihan anaerobik, melibatkan aktivitas otot yang tidak bisa
mengeluarkan cukup oksigen dari aliran darah, dan aktivitas ini dilakukan untuk
menyediakan energi tambahan dalam waktu singkat. Jenis latihan ini digunakan
dalam pelatihan ketahanan untuk atlet seperti angkat berat dan lari cepat (Perry
dan Potter, 2009).
12
ekstremitas umumnya tertekuk tetapi dapat secara pasif dipindahkan melalui
berbagai gerakan. Pengembangan motorik kasar mendahului keterampilan
motorik halus. Perkembangan motorik kasar terjadi secara head-to-toe (dari
kepala ke kaki), yaitu perkembangan dari kontrol kepala, kemudian
merangkak, belajar posisi berdiri, berdiri, dan berjalan, ini biasanya terjadi
setelah ulang tahun pertama.. Dari usia 1 hingga 5 tahun, keterampilan
motorik kasar dan halus dimurnikan. Misalnya, anak-anak prasekolah
menguasai mengendarai sepeda roda tiga, menari, berlari, melompat,
menggunakan krayon untuk menggambar, mengikat atau menggunakan
ritsleting, dan menyikat gigi. Imobilitas dapat mengganggu perkembangan
sosial dan motorik anak-anak muda. Dari usia 6 hingga 12 tahun,
penyempurnaan keterampilan motorik berlanjut dan pola olahraga untuk
kehidupan selanjutnya ditentukan secara umum. Banyak sekolah menyediakan
pendidikan jasmani dan program olahraga kompetitif untuk meningkatkan
aktivitas fisik. Postur pada anak usia sekolah biasanya sangat baik. Di masa
remaja, kebiasaan dan perilaku pertumbuhan seperti membawa tas buku yang
berat pada satu bahu dan penggunaan komputer dalam waktu lama dapat
menyebabkan perubahan postur tubuh yang sering bertahan hingga dewasa.
Orang dewasa yang berusia antara 20 dan 40 tahun umumnya memiliki sedikit
perubahan fisik yang memengaruhi mobilitas, kecuali pada wanita hamil.
Kehamilan mengubah pusat gravitasi dan memengaruhi keseimbangan.
Penelitia dari American College of Obstetricians and Gynaecologists (Olson,
Sikka, Hayman, Novak, & Stavig, 2008) mengemukakan bahwa wanita yang
sedang hamil harus berolahraga 30 menit atau lebih dengan intensitas sedang
pada beberapa hari dalam seminggu. Seiring bertambahnya usia, tonus otot
dan kepadatan tulang menurun, sendi kehilangan fleksibilitas, waktu reaksi
melambat, dan massa tulang menurun, terutama pada wanita yang menderita
osteoporosis. Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi rapuh
dan rapuh karena penipisan kalsium. Osteoporosis sering terjadi pada wanita
yang lebih tua dan terutama mempengaruhi sendi penahan berat badan
ekstremitas bawah dan aspek anterior tulang belakang, menyebabkan
kompresi fraktur vertebra dan patah tulang pinggul. Semua perubahan ini
13
memengaruhi postur, gaya berjalan, dan keseimbangan orang dewasa yang
lebih tua. Postur menjadi condong ke depan dan bungkuk, yang menggeser
pusat gravitasi ke depan. Akibatnya, lutut sedikit menekuk untuk menopang
dan dasar penopang adalah melebar. Penelitian menyebutkan bahwa
melakukan aktivitas secara berkelanjutan bagi orang tua bermanfaat untuk
mempertahankan dan mendapatkan kembali kekuatan, fleksibilitas, kebugaran
kardiovaskular, dan kepadatan tulang. (Ruppar & Schneider, 2007).
2. Nutrisi, Baik kekurangan gizi dan kelebihan gizi dapat mempengaruhi tubuh
keselarasan dan mobilitas. Orang yang kurang gizi mungkin memiliki
kelemahan otot dan kelelahan. Penyebabnya adalah kekurangan vitamin D
kelainan tulang selama pertumbuhan. Asupan kalsium yang tidak memadai
dan sintesis dan asupan vitamin D meningkatkan risiko osteoporosis. Obesitas
atau kelebihan berat badan juga dapat merusak gerakan dan stres pada sendi,
secara negatif mempengaruhi postur tubuh, keseimbangan, dan kesehatan
sendi.
3. Nilai dan Sikap Pribadi, ada beberapa orang yang sangat rutin berolahraga
disebabkan oleh pengaruh keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dalam
keluarga yang menggabungkan olahraga teratur dalam rutinitas harian mereka
atau menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan, anak-anak belajar untuk
menghargai aktivitas fisik. Di sisi lain keluarga yang tidak banyak bergerak
ikut serta dalam olahraga hanya sebagai penonton, maka akan menularkan
gaya hidup ini kepada anak-anak mereka. Dengan berkembang pesatnya
teknologi kaum muda semakin malas melakukan aktivitas fisik, karena
kehidupannya hanya diisi dengan aktivitas yang berhubungan dengan
teknologi. Persepsi masyarakat umum tentang penampilan fisik juga
memengaruhi partisipasi beberapa orang dalam melakukan latihan. Orang
yang menghargai atau meninginkan memiliki tubuh yang bagus cenderung
dapat berpartisipasi dalam program olahraga teratur untuk menghasilkan
penampilan yang mereka inginkan. Pilihan aktivitas fisik atau jenis latihan
14
juga dipengaruhi oleh nilai-nilai. Pilihan dapat dipengaruhi oleh lokasi
geografis dan budaya. Bagi banyak orang, memikirkan berolahraga lebih
sebagai "gerakan rekreasi," "peningkatan kesejahteraan, "dan" bagian penting
dari perawatan diri sehari-hari "dapat membantu mengatasi persepsi bahwa
olahraga itu membosankan. Latihan lain yang bisa dilakukan selain olahraga
termasuk kegiatan informal dan menyenangkan seperti menari hingga musik.
Adanya motivasi memengaruhi perilaku dan pilihan kita, dan sangat bervariasi
dari hari ke hari. Kebiasaan olahraga dapat ditingkatkan dengan
menumbuhkan kesadaran individu akan pentingnya melakukan aktivitas fisik
dan berolahraga (Ruppar & Schneider, 2007).
15
oksigen, untuk mempercepat perbaikan jaringan, atau untuk mengurangi rasa
sakit. Istilah bed rest bervariasi dalam arti sampai batas tertentu. Ada yag
menyebutkan bed rest berarti kurungan yang ketat di tempat tidur atau
Istirahat total. Yang lain mungkin mengizinkan klien untuk menggunakan
toilet di samping tempat tidur atau memiliki hak istimewa kamar mandi.
Perawat perlu membiasakan diri dengan arti kata bed rest selama melakukan
asuhan keperawatan (Johnson & Meyenburg, 2009).
2.5.1. Pengkajian
2. Tingkat kelelahan
3. Gangguan pergerakan
4. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Postur bentuk tubuh
16
2.5.2. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul
1. Intoleransi aktivitas
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy fisiologis
dan psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Kemungkinan
berhubungan dengan :
a. Kelemahan umum
b. Bedres yang lama (imobilisasi)
c. Motivasi yang kurang
d. Pembatasan pergerakan
e. Nyeri
2. Keletihan
Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang
berlebihan secara terus-menerus dan penuruna kapasitas kerja fisik dan
mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat.Kemungkinan berhubungan
dengan:
a. Menurunnya produksi metabolism
b. Pembatasan diet
c. Anemia
d. Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
17
Definisi: kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh
aktivitas sehari-hari seperti; makan, berpakaian dan mandi, dan lain-lain.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Gangguan neuromuskuler
b. Menurunnya kekuatan otot
c. Menurunnya control otot dan koordinasi
d. Kerusakan persepsi kognitif
e. Depresi
f. Gangguan fisik
2.5.3. Rencana keperawatan
1. Untuk diagnosis keperawatan intoleransi aktivitas
Intervensi:
a. Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
c. Catat tanda vital
d. Kolaborasi dengan dokter
e. Lakukan aktivitas yang adekuat
Berpartisipasi dalam
18
aktivitas fisik tanpa mampu dilakukan
disertai peningkatan
Batasan Karakteristik : tekanan darah, nadi Bantu untuk memilih aktivitas
19
Kelemahan umum · Monitor respon fisik, emosi,
social dan spiritual
Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
oksigen
Imobilitas
Rasional:
a. Merencanakan intervensi dengan tepat
b. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
c. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
d. Mempercepat proses penyembuhan
e. Untuk mengoptimalkan pergerakan
Rasional:
a. Merencanakan intervensi dengan tepat
b. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
20
c. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
d. Mempercepat proses penyembuhan
e. Diet adekuat dapat menambah energy untuk mencegah keletihan
f. Menambah pengetahuan pasien
Rasional:
a. Mencegah iritasi dan komplikasi
b. Mempertahankan keamanan pasien
c. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah kontraktur
d. Meningkatkan fungsi paru
e. Memaksimalkan mobilisasi
21
c. Memberikan keamanan
d. Meningkatkan sirkulasi darah
e. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
2.5.4. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien terganggu kesejajaran
tubuh dan mobilisasi berdasarkan criteria hasil setiap tujuan
keperawatan, yaitu:
- Klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstremitas
atas
- Klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4 kali sehari dengan
perencanaan pulang
- Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
- Tidak ada kontraktur sendi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Salah satu ciri manusia sebagai makhluk hidup adalah bergerak.
Implementasi dari bergerak berupa aktifitas dan latihan. Kedua kegiatan tersebut
haruslah ditunjang dengan fisik yang prima dan energi yang cukup. Tubuh
manusia terdiri atas sendi dan tulang yang mempermudah dalam melakukan
pergerakan. Intensitas aktifitas dan latihan yang dilakukan setiap manusia
berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhinya, seperti nutrisi, usia, nilai
dan sikap pribadi, dan lain sebagainya.
22
perlu memahami tindakan apa yang diperlukan dalam menghadapi individu yang
mengalami kesulitan dalam melakukan pergerakan atau aktifitas. Misalnya dengan
memahami prinsip transfer atau pemindahan pasien dari brankar ke tempat tidur
bagi pasien yang mengalami kesulitan bergerak, prinsip dalam memposisikan
pasien saat istirahat di kasur dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat kesembuhan pasien dan menghindari hal yang tidak diharapkan
seperti luka tekan atau lecet.
3.2. Saran
Setelah mempelajari mengenai aktifitas dan latihan, maka jelas bahwa
kedua komponen ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu,
kita harus membiasakan untuk melatih diri dan beraktifitas secara rutin agar tubuh
tetap bugar dan terhindar dari penyakit. Bentuk aktifitas dan latihan yang bisa
dilakukan adalah dengan berolahraga secara rutin agar kesehatan tetap terjaga.
23
DAFTAR PUSTAKA
Delaune, S.C., & Ladner, P.K. (2010). Fundamentals of Nursing Standards &
Practice. (4th ed.). USA: Delmar Cengage Learning.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013). Fundamentals of
nursing (8th ed.). Missouri: Elsevier Mosby.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013). Fundamentals of
Nursing. (8th ed.). St. Louis: Mosby-Elsevier.
24
Rosidawati, dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta.
Salemba Medika
Ruppar, T., & Schneider, J. (2007). Self-reported exercise behavior and
interpretations of exercise on older adults. Western Journal of Nursing
Research, 29, 140–157
25