Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR II


“PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN”

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
ADINDA TRI KURNIA PUTRI 20113130001
ANNGEA PAHMAREZA 2011311048
SYAKILA LYSANDRA 2011311054
VONY WILYA ALFANES 2011311030
YUNITA TRISCA 2011312007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemenuhan
Kebutuhan Aktivitas dan Latihan”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Nabi besar alam, Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II.
Dengan harapan makalah ini bisa menambah pengetuahuan, menambah wawasan dan
mendatangkan manfaat.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................................................
1.4 Manfaat.............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

2.1 Defenisi Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan..................................................


2.2 Komponen Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan..............................................
2.3 Jenis Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan........................................................
2.4 Tujuan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan.....................................................
2.5 Faktor Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan.....................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................


3.1 Kesimpulan......................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aktivitasdidefenisikansebagaisituasiaksienergetic
ataukeadaanbergerak.Semuamanusiayang
normalmemerlukankemampuanuntukdapatbergerak.Kehilangan kemampuan bergerak
walaupun padawaktuyang singkat memerlukan tindakan-tindakan tertentuyangtepat oleh
pasien maupun perawat (Elang &Engkus, 2013).

Orangyang sakit memerlukanwaktuyang lamaditempattidursehinggamereka


mempunyaimasalahdalammenjaga aktivitas/gerakan.Perawat perlumembantupasien
untukmenjaga kemampuanbergerakserta untukmencegahpenyulit-penyulityangdapat timbul
akibat keadaan kurangbergerak (imobil). Dalam keperawatanuntuk menjaga
keseimbanganpergerakan,banyakaspek-aspek pergerakan yangperludiketahuioleh
perawatantara lain:gerakansetiappersendian,postur tubuh,latihan,dankemampuan
seseorangdalam melakukan suatu aktivitas (Elang &Engkus, 2013).

Keperawatanklinik mengkehendakiperawatuntuk menggabungkan ilmu


pengetahuandanketerampilanke dalampraktik. Salahsatukomponendariilmu pengetahuan
dan keterampilan adalah mekanika tubuh, suatu istilah yang digunakan
untukmenggambarkanusaha dalammengoordinasikansistemmuskuloskeletaldansaraf
(Potter&Perry, 2006).

Mekanikatubuh meliputi pengetahuantentangbagaimanadan mengapakelompok


otottertentu digunakanuntuk menghasilkan danmempertahankangerakan secaraaman.
Dalammenggunakanmekanikatubuhyang tepatperawatperlumengertipengetahuan
tentangpergerakan,termasukbagaimanamengoordinasikangerakantubuhyang meliputi fungsi
integrasi dari system skeletal, otot skelet dan sistem saraf. Selain itu, ada
kelompokotottertentuyangterutamadigunakanuntukpergerakandankelompokotot lain
membentuk postur/bentuk tubuh (Potter&Perry, 2006).

4
Mobilisasi mempunyai banyak tujuan, seperti mengekspresikan emosi dengan
gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas kehidupan sehari-
hari dan kegiatan rekreasi. Dalam mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal
maka system saraf, otot, dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi baik (Potter & Perry,
2006).

Aktivitas fisik (mekanik tubuh) merupakan irama sirkadian manusia. Tiap


individu mempunyai irama atau pola tersendiri dalam kehidupan sehari-hari untuk
melakukan kerja, rekreasi, makan, istrahat (Asmadi, 2008).

Mekanisme tubuh pada dasarnya adalah bagaimana menggunakan tubuh secara


efisien, terkoordinasi, dan aman, sehingga menghasilkan gerakan yang baik dan memelihara
keseimbangan selama beraktivitas. Mekanik tubuh yang baik bukan hanya untuk
olahragawan, tetapi juga sangat penting bagi perawat dan klien (Asmadi, 2008).

Perawat sangat beresiko mengalami cedera tulang belakang karena aktivitas atau
pekerjaan yang dilakukannya. Aktivitas tersebut diantaranya adalah mengangkat klien
ditempat tidur, membantu klien untuk turun dari tempat tidur, memindahkan tempat tidur
klien sendirian, mengangkat klien dan memindahkannya, serta membawa alat yang beratnya
melebihi 15 kg. Dengan demikian, apabila mekanik tubuh yang dilakukan tubuh tidak benar
dapat menyebabkan jatuh, tekanan fisik pada tulang belakang, dan cedera (Asmadi, 2008).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa defini dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan ?
2. Apa komponen dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan ?
3. Apa jenis dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan ?
4. Bagaimana tujuan dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan ?
5. Apa saja faktor dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui defini dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latiha
2. Untuk mengetahui komponen dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan
3. Untuk mengetahui jenis dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan
4. Untuk mengetahui tujuan dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan

5
5. Untuk mengetahui faktor dari pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan

1.4. Manfaat

Menjadibahanbacaanbagimahasiswa keperawatanserta menambah wawasan


dalammemahamipenerapanasuhan keperawatandalamupaya
peningkatanmutupelayanankeperawatan

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada
sistem muskuloskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan
ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya. (Towarto, Wartonah 2007)
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga
kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh. Latihan dapat memelihara pergerakan
dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan kekuatan dan fleksibilitas
oto. (Towarto, Wartonah 2007)
Gangguan aktivitas dan latihan adalah keadaan dimana individu mengalami
ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk menahan atau memenuhi
kebutuhan atau keinginan aktivitas sehari-hari. (Susan, Mary, Eleaner, Majorie, 1998).
2.2 Komponen Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas
a. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis
untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai
tempat penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan
setup saat susuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel
darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam. Terdapat tiga jenis tulang, yaitu
tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang
vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang femur dan tibia.
Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung dan menyempit di
tengah. Bagian ujung tulang panjang dilapisi kartilago dan secara anatomis terdiri
dari epifisis, metafisis, dan diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua
ujung tulang dan terpisah dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan
menyatu pada masa dewasa.
b. Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
sesuai dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta

7
dihubungkan dengan tulang melalui tendon yang bersangkutan, sehingga
diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat berfungsi kembali.
c. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Ligament bersifat elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi dan mendukung
sendi. Ligamen pada lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu
jika terputus akan mengakibatkan ketidakstabilan.
d. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan sistem
saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki somatic dan
otonom. Bagian somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya
kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat
menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat
mengakibatkan terganggunya daerah yang diinervisi, dan kerusakan pada saraf
radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada daerah radial
tangan.
e. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat
segmentasi dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan
berbagai derajat pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya
sendi synovial yang merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh
kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan synovial.
Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul, lutut, dan jenis sendi lain
sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan simpisis.
1. Epidemiologi
Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang kemampuan
untuk mobilisasi secara mandiri. Gangguan aktivitas dan latihan dapat terjadi pada
semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah pada
orang yang lanjut usia, post cedera dan post trauma. (Towarto, Wartonah 2007)
2. Fisiologis Pergerakan
Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintegrasi dari sistem skeletal,
otot skelet, dan sistem saraf. Karena ketiga sistem ini berhubungan erat dengan
mekanisme pendukung tubuh, sistem ini dapat dianggap sebagai satu unit fungsional.
Sistem skeletal berfungsi menyokong jaringan tubuh, melindungi bagian tubuh yang

8
lunak, sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, sebagai sumber mineral dan
berperan dalam proses hematopoeisis (proses pembentukan dan perkembangan sel-sel
darah). Sedangan otot berperan dalam proses pergerakan,memberi bentuk pada postur
tubuh,dan memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot. (Potter dan Perry,
2005)
Pengaturan pergerakan dapat dibedakan menjadi gerak yang disadari atau volunter,
dan gerak yang tidak disadari atau involunter atau yang disebut dengan refleks. Proses
gerak yang disadari mekanismenya melalui jalur yang panjang mulai dari reseptor,
saraf sensorik, kemudian dibawa ke otak untuk selanjutnya diasosiasi menjadi respons
yang akan dibawa oleh saraf motorik dan efektor. Sedangkan gerakan refleks atau
involunter berjalan dengan sangat cepat dan respons terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. (Tarwoto dan Wartonah, 2006)

• Kebutuhan Mobilitas dan Imobilitas


a. Kebutuhan Mobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan kesehatannya.
b. Kebutuhan Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas),
misalnya mengalami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai fraktur
pada ekstremitas, dan sebagainya. Jenis imobilitas :
1) Imobiltas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan
tujuan mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada
pasien hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah
paralisis sehingga tidak dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengubah
tekanan.
2) Imobilitas intelektual, merupakan keadaan dimana mengalami keterbatasan
berpikir, seperti pada pasien yang mengalami gangguan otak akibat suatu
penyakit.
3) Imobilitas emosional, yakni keadaan ketika mengalami pembatasan secara
emosional karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.

9
Seperti keadaan stress berat karena diamputasi ketika mengalami kehilangan
bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling dicintai.
4) Imobilitas sosial, yakni keadaan seseorang yang mengalami hambatan dalam
berinteraksi karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi
perannya dalam kehidupan sosial.
2.3 Jenis Aktivitas dan Latihan
a. Jenis aktivitas antara lain:
1) Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara
penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan
peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik
volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2) Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh
gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada
pasien paraplegi dapat mengalami aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah
karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Aktivitas sebagian ini dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
a) Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh trauma reversibel pada system musculoskeletal,
contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b) Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia
karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis
karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.
b. Jenis latihan:
1) Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan
sendi.
2) Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya
tahan kardiovaskular.
3) Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka
pendek.

10
Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau
kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki
kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit seperti 
penyakit kardiovaskular, Diabetes tipe 2 dan obesitas.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi
a. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas
seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan
aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
c. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi
kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh
memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami
gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.
d. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
e. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak
sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan
stamina, Depresi mood dan cema
3. Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas
a. Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal,
mengingat imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme dalam
tubuh.
b. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari
imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsenstrasi
protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh.
Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskular ke interstitial dapat
menyebabkan edema, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Gangguan Pengubahan Zat Gizi


Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan
protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat
sel menurun, dan tidak bisa melaksanakan aktivitas metabolisme,

11
d. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi  gastrointestinal, karena
imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang dicerna dan dapat menyebabkan
gangguan proses eliminasi.
e. Perubahan Sistem Pernapasan
Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan. Akibat
imobilitas, kadar hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya
lemah otot,
f. Perubahan Kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa hipotensi
ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.
g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
1) Gangguan Muskular : menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas,
dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara langsung.
2) Gangguan Skeletal : adanya imobilitas juga dapat menyebabkan gangguan
skeletal, misalnya akan mudah terjadi kontraktur sendi dan osteoporosis.
h. Perubahan Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena
menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas.
i. Perubahan Eliminasi
Perubahan dalam eliminasi misalnya dalam penurunan jumlah urine.
j. Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain timbulnya rasa
bermusuhan, bingung, cemas, dan sebagainya.

JenisAktivitasdanLatihan
Jenisaktivitasantara lain:
1. Aktivitaspenuh,
merupakankemampuanseseoranguntukbergeraksecarapenuhdanbebassehinggadapatm
elakukaninteraksisosialdanmenjalankanperansehari-hari.
Aktivitaspenuhinimerupakanfungsisarafmotorik volunteer
dansensorikuntukdapatmengontrolseluruhwilayahtubuhseseorang.
2. Aktivitassebagian,
merupakankemampuanseseoranguntukbergerakdenganbatasanjelasdantidakmampuber

12
geraksecarabebaskarenakonstruktifolehgangguansarafmotorikdansesnsorikpada area
tubuhnya. Hal
inidapatdijumpaipadakasuscederaataupatahtulangdenganpemasangantraksi.
Padapasien paraplegi.dll
dapatmengalamiaktivitassebagianpadaekstremitasbawahkarenaKehilangankontrolmot
orikdansensorik. Aktivitassebagianinidibagimenjadiduajenis, yaitu:
a. Aktivitassebagiantemporer,
merupakankemampuanindividuuntukbergerakdenganbatasan yang
sifatnyasementara. Haltersebutdapatdisebabkanoleh trauma
reversibelpadasistemmuskuloskeletal,
contohnyaadalahadanyadislokasisendidantulang.
b. Aktivitaspermanen,
merupakankemampuanindividuuntukbergerakdenganbatasan yang
sifatnyamenetap. Hal tersebutdisebabkanolehrusaknyasistemsaraf yang
reversibel,kejadiankejadian hemiplegia karena stroke,
paraplegikarenacederatulangbelakang, poliomilitiskarenaterganggunya system
sarafmotorikdansensorik.

2.5 Jenislatihan:
1. Latihansepertiregangmemperbaikikisarangerakanototdansendi.
2. Latihanaerobiksepertiberjalandanberlariberpusatpadadukungandayatahankardiovaskul
ar.
3. Latihananaerobiksepertiangkatbesimenambahkekuatanototjangkapendek.Latihanbisa
menjadibagianterapipentingfisik, hilangberatbadanataukemampuanolahraga.
Latihanfisikyang seringdanteraturmemperbaikikinerjasistemkekebalantubuh,
danmembantu.

Tujuan :
Latihanbisamenjadibagianterapipentingfisik,
hilangberatbadanataukemampuanolahraga.Latihanfisikyangseringdanteraturmemperbaikikine
rjasistemkekebalantubuh, danmembantumencegahpenyakitsepertipenyakitkardiovaskular,
Diabetestipe2 danobesitas.

13
Faktor yang Mempengaruhi
a. Perubahangayahidupdapatmempengaruhikemampuanaktivitasseseorangkarenaperilak
uperilakuperilakusehari-hari.
b. Proses penyakit / cedera. Proses
penyakitdapatmempengaruhikemampuanaktivitaskarenadapatmempengaruhifungsisist
emtubuh.
c. Kebudayaan. Kemampuanmelakukanaktivitasdapatjugadapatkebudayaan, contoh
orang yang memilikibudayaberjalanjauhmemilikikemampuanaktivitas yang kuat,
Agakada orangyang mengalamigangguanaktivitas (sakit)
karenabudayadanadatdilarangberaktivitas.
d. Tingkatkanenergi. Energi yang dibutuhkanuntukmelakukanaktivitas.
e. Usiadan status perkembangan.
Kemampuanataukematanganfungsialatgeraksejalandenganperkembanganusia.
Intolerensiaktivitas / penurunankekuatandan stamina, Depresi mood dancemas.

Prosedur Pelaksaan Pemenuhan Aktivitas Dan Latihan


a. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
• Posisi Fowler
• Posisi Sim
• Posisi Trendelenburg
• Posisi Dorsal Recumbent
• Posisi Lithotomi
b. Ambulasi dini
c. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
d. Latihan isotonik dan isometric
e. Latihan nafas dalam dan batuk efektif
f. Melakukan postural drainase
g. Melakukan komunikasi terapeutik
h. Latiham rom pasif dan aktif
• Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
• Fleksi dan ekstensi siku
• Pronasi dan supinasi lengan bawah

14
• Pronasi fleksi bahu
• Abduksi dan adduksi
• Rotasi bahu
• Fleksi dan ekstensi jari-jari
• Infersi dan efersi kaki
• Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki
• Fleksi dan ekstensi lutut
• Rotasi pangkal paha
• Abduksi dan adduksi pangkal paha

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

15
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Yang
terdapat dalam sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas yaitu tulang, otot
dan tendon, ligament, sistem saraf dan sendi. Adapun jenisnya seperti mobilitas penuh,
mobilitas ini merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Adapun
mobilitas sebagian yang merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan
batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan
saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Mobilitas ini juga mempunyai 2 bagian
lagi, pertama mobilitas sebagian temporer dan mobilitas permanen. Adapun faktor yang
mempengaruhinya seperti gaya hidup, proses penyakit/cedera, kebudayaan, tingkat
energi, serta usia dan status perkembangan. Ada pula yang termasuk ke dalam kebutuhan
mekanika tubuh diantaranya prinsip mekanika tubuh, pergerakan dasar dalam mekanika
tubuh, faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh, dan dampak mekanika tubuh,
serta asuhan keperawatan pada masalah mekanika tubuh.
2. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber diatas yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk
pembaca agar bisa memberikan saran kepada kami sebagai penulis sehingga mampu
memperbaiki kesalahan yang ada pada tugas makalah ini

16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38331752/aktivitas_latihan_BAB_I_V_docx

17

Anda mungkin juga menyukai