Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ILMU FAAL OLAHRAGA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Faal

Dosen Pengampu : Dian Imam Saefulah, S.Pd., M.Or. AIFO

Disusun oleh :
Kelompok 1
Farhan Nur Azis (10321016)
Ibnu Awaludin Warsono (10321074)
Gilang Ramadhan (10321120)
Jefri Anton Setiawan (10321078)
Edi Sarwono (10321081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


KESEHATAN DAN REKREASI (PJKR)

STKIP DARUSSALAM CILACAP


2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ilmu Faal ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan -
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal Alamin

Karangpucung, 11 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
C. Metode Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Kajian Teori..............................................................................................4
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu keolahragaan yang difokuskan dalam penelitian ini adalah ilmu faal
olahraga (fisiologi olahraga). Menurut (Giriwijoyo, 2009:1) untuk dapat
memahami Ilmu Faal Olahraga,lebih dulu harus mengenal Ilmu Faal Dasar.
Ilmu Faal Dasar dipelajari fungsi atau cara kerja organ-organ tubuh serta
perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari
luar tubuh. Tommy (2012) menambahkan bahwa penyebab terjadinya
perubahan-perubahan pada tubuh adalah kegiatan olahraga tergantung dari
jenis, lama, dan intensitas latihan yang dilakukan. Misalnya bagaimana
jantung dan paru-paru melaksanakan fungsinya masing-masing di waktu
istirahat dan di waktu berolahraga.
Demikian pula bagaimana perubahan yang terjadi bila melakukan olahraga
di tempat panas dan bagaimana pula melakukan olahraga yang sama di
tempat dingin. Ilmu Faal Olahraga akan dipelajari perubahan-perubahan
fungsi organ-organ baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat
menetap karena pengaruh melakukan pelatihan olahraga baik untuk tujuan
kesehatan maupun untuk tujuan prestasi. Prestasi optimal hanya dapat
dicapai, jika seorang atlet telah melalui proses latihan yang sangat kompleks.
Peran fisiologi olahraga pada proses latihan tersebut mutlak dijadikan dasar
dalam memodifikasi program latihan. Oleh karena itu, apabila guru
penjasorkes tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu faal olahraga (fisiologi
olahraga), bagaimana mungkin guru tersebut dapat meningkatkan prestasi
pada siswanya.
Mata kuliah Ilmu Faal Dasar ini merupakan pra syarat untuk mengikuti
mata kuliah Ilmu Faal Dasar. Demikian pula untuk mengikuti mata kuliah
Ilmu Faal Dasar terlebih dahulu harus memahami tentang struktur, fungsi dan
mekanisme kerja tubuh manusia, terutama pada bahasan kali ini yaitu tentang
system persarafan pada manusia. Dalam mata kuliah Ilmu Faal Dasar akan

1
dipelajari tentang fungsi atau cara kerja organ-organ tubuh terutama pada
bagian saraf manusia yang mempengaruhi segala aktifitas tubuh secara
mekanik. pengaruh itu dapat terjadi secara spontan atau pun terencana.
Membahas Pengertian Ilmu Faal dasar dan Ilmu Faal Olahraga, perubahan
fisiologi yang bersifat sementara maupun yang bersifat menetap sebagai hasil
pelatihan berbagai kegiatan olahraga, Pengertian Ergosistema, Olahdaya
anaerobik dan aerobilk serta tata hubungannya, Latihan Pendahuluan
(”Pemanasan”), Analisis penampilan olahraga mutu tinggi, latihan otot dan
gangguan pada otot, Fisiologi Pembebanan (beban eksternal dan beban
internal), dosis/volume latihan, mekanisme fisiologik untuk meningkatkan
kemampuan maksimal dasar yaitu kapasitas anaerobik dan kapasitas aerobic,
olahraga dalam berbagai kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan
(adaptasi dan aklimatisasi), Pemeliharaan Homeostasis, Pengaturan suhu
tubuh, Kekurangan garam dan cairan tubuh, Ketahanan dan kelelahan,
Pemulihan dari Kelelahan, Fisiologi pembelajaran gerak ketrampilan dan
latihan ketrampilan; Cara/alasan menata urutan latihan fisik dan latihan teknik
dalam kaitannya dengan masalah kelelahan dan efisiensi pemanfaatan waktu.
Penerapan Hukum Biofisika sederhana bagi Perbaikan Sistem ventilasi
ruangan Olahraga tertutup. Ke seluruhan materi tersebut harus dapat dikuasai
oleh seoreang pelatih, sehingga pelatih mampu menerapkan metode-metode
latihan pada seorang atlit yang dilatihnya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan kami membuat makalah ini agar kami dapat memenuhi persyaratan
mengikuti Ujian Semester dan syarat mengikuti pelajaran Ilmu Faal Dasar,
selain itu tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur
dan fungsi ergosistema primer terutama di bagian system saraf pada manusia,
yang mempengaruhi segala aktifitas tubuh secara mekanik. pengaruh itu
dapat terjadi secara spontan atau pun terencana. Misalnya bagaimana otot
pada jantung dan otot tungkai yang melaksanakan fungsinya masing-masing
pada waktu istirahat dan pada waktu olahraga. Demikian juga bagaimana
perubahan-perubahan yang terjadi pada saraf manusia bila seseorang

2
melakukan olahraga, dan bagaimana proses semua gerakan itu dapat
dilakukan. serta agar kita bisa belajar secara otodidak dan mencari sumber
informasi tentang materi tersebut sehingga proses pembelajaran lebih efektif
dalam pemasukan ilmu dari yang diajarkan oleh pengajar. Selesai mengikuti
perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu mengetahui perubahan fungsi
alat-alat tubuh manusia yang bersifat sementara maupun yang bersifat
menetap, baik saat istirahat maupun saat aktif bekerja atau berolahraga. Di
samping itu juga diharapkan memahami teori-•teori dan konsep-konsep Ilmu
Faal Olahraga yang diperlukan untuk dapat menerapkannya secara benar dan
baik dalam tugasnya sebagai Ilmuwan Olahraga, Olahragawan, guru
PENJASKES atau sebagai pelatih olahraga prestasi, oleh karena melatih tiada
lain ialah meningkatkan kemampuan fungsional raga yang berarti
menerapkan Ilmu Faal Olahraga dalam proses pelatihan. Jadi perlu
memahami dan menghayati secara mendalam Ilmu Faal Olahraga, agar tidak
terjadi kesalahan penerapan dalam membina olahraga kesehatan maupun
olahraga prestasi, karena derajat sehat dinamis dan prestasi olahraga akan
meningkat secara aman dan efisien setelah melalui masa pelatihan yang
FISIOLOGIS.
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara
browsing atau mencari dari internet dan mencari di buku sebagai bahan dan
pembuatan makalah ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Faal Secara Umum


Imu faal atau fisiologi adalah cabang dari biologi yang fokus pada fungsi-
fungsi normal organisme hidup serta bagian bagian tubuhnya. Ilmu ini
menekankan pada cara bagaimana organisme hidup atau bagian tubuhnya
berfungsi dengan normal. Tujuannya untuk memahami mekanisme
bagaimana sesuatu itu hidup.
Secara sederhana Ilmu faal (fisiologi) dipahami sebagai ilmu yang
mempelajari tentang fungsi organ tubuh. Sebagai seorang praktisi olahraga,
seperti guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes),
pelatih, mahasiswa penjaskes atau PJOK, atlet maupun pembina cabang
olahraga, dan semua masyarakat yang berhubungan erat dengan proses
latihan dan pembelajaran gerak perlu memahami pengetahuan dari ilmu
tersebut agar semua persoalan yang berkaitan dengan kegiatan fisik terhadap
fungsional organisme tubuh dan berbagai efek yang ditimbulkan dapat
dipahami dengan jelas. Karena itu kehadiran buku ini merupakan jawaban
untuk mengatasi pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya perubahan
organisme di dalam tubuh selama dan setelah aktivitas fisik, terutama latihan
dan pembelajaran gerak.
Jadi, Untuk dapat memahami Ilmu Faal Olahraga, lebih dulu harus
mengenal Ilmu Faal pada umumnya atau yang sering di istilahkan dengan
Ilmu Faal Dasar. Dalam Ilmu Faal Dasar dipelajari fungsi atau cara kerja
organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh
dari dalam maupun dari luar tubuh. Pengaruh itu dapat terjadi secara sendiri-
sendiri atau secara bersamaan. Misalnya bagaimana jantung dan paru
melaksanakan fungsinya masing-masing di waktu istirahat dan di waktu
berolahraga. Demikian pula bagaimana perubahan yang terjadi bila
melakukan olahraga di tempat panas dan bagaimana pula bila melakukan
olahraga yang sama di tempat dingin. Pada Ilmu Faal Olahraga akan

4
dipelajari perubahan-perubahan fungsi organ-organ baik yang bersifat
sementara maupun yang bersifat menetap karena pengaruh melakukan
pelatihan olahraga baik untuk tujuan kesehatan.
Sistem tubuh pada manusia
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai
fungsi tertentu. Ada beberapa sistem pada tubuh manusia :
1. Sistem Rangka (Kerangka/Skeleton)
Fungsi rangka:
 Menopang bagian tubuh.
 Melindungi organ tubuh.
 Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh.
 Memberi bentuk tubuh.
2. Sistem Otot (Muskularis)
Merupakan suatu organ atau alat yang berfungsi menggerakkan tubuh
3. Sistem Pernapasan (Respirasi)
Ada dua sistem pernapasan:
a. Pernapasan Dalam adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
yang terjadi dalam Jaringan.
b. Pernapasan Luar adalah pertukaran gas oksigen dan karbon
dioksida didalam paru-paru.
4. Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah terdiri :
a. Peredaran darah Kecil :
Jantung Paru-paru (terjadi pengambilan oksigen dan pembuangan gas
karbon dioksida) Jantung.
b. Peredaran darah Besar :
Jantung pembuluh nadi semua bagian tubuh (terjadi pemberian oksigen
serta pengambilan zat sampah di kapiler) Pembuluh balik Jantung.
5. Sistem Saraf (Nervus)
Organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
bagian tubuh.

5
6. Sistem Pencernaan (Digestif)
Saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh
dengan jalan dicerna ( proses telan, kunyah dan mencampur ) dengan
bantuan enzim dan zat cair mulai mulut sampai anus.
7. Sistem Kelenjar Buntu (Endokrin)
Kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya ( produknya ) kedalam
darah dalam jaringan kelenjar tampa melalui saluran dan hasil sekresi ini
disebut hormon.
8. Sistem Kemih (Urinaria)
Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh
yang membebaskan dari zat yang tidak digunakan.
9. Kulit
Adalah lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan
melindungi permukaan tubuh dan yang berhubungan dengan selaput
lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang masuk.
10. Panca Indera
Panca indera adalah organ untuk menerima jenis rangsangan
atau stimulus tertentu.
Terdiri dari :
- Indera Penglihatan (Mata)
- Indera Pendengaran (Telinga)
- Indera Penciuman (Hidung)
- Indera Pengecap (Lidah)
- Indera Perasa/Peraba (Kulit)
11. Sistem Reproduksi
Terdiri dari Sistem reproduksi Pria dan Sistem reproduksi Wanita.
B. Sejarah Ilmu Faal
Sejak sejuta tahun lalu, manusia sudah memberi perhatian khusus kepada
otak, dan mengetahui bahwa kerusakan pada otak dapat berujung kematian.
Bahkan pada zaman Neolitik, sekitar tahun 7000 sM, telah diadakan
pembedahan otak yang pertama.

6
Hippocrates (470-410 SM), melalui penelitiannya terhadap para gladiator
yang menderita kerusakan otak, menemukan bahwa otak adalah sumber
segala perasaan gembira, kesenangan, kesedihan dll. Begitu pula Plato (447-
327 sM), berpendapat bahwa kedudukan pikiran adalah di otak. Akan tetapi
muridnya, Aristoteles (384-322 sM), berpendapat bahwa pikiran terletak di
dalam hati, sedang otak dianggapnya hanya seperti “radiator” untuk
mendinginkan darah.
C. Ilmu Faal Dasar
Ilmu faal dasar adalah Membahas fungsi dan mekanisme kerja berbagai
organ tubuh. Bahasan disusun berdasarkan sistema kerja sesuai sistematika
dalam anatomi.Pada akhir tiap bahasan sedikit diulas dalam kaitannya
perannya dalam olahraga.Sedangkan ilmu faal olahraga/ilmu faal kerja adalah
membahas respon – respon dan adaptasi fisiologik dan beberapa organ tubuh
dalam bekerja dan olahraga.Pokok bahasan utamanya adalah untuk
pencapaian prestasi maksimal pada pada olahraga prestasi sedangkan ilmu
faal kerja adalah membahas perubahan perubahan fisiologi oleh pengaruh
aktivitas jasmani yang bersifat optimal
Jadi, Ilmu faal dasar adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau cara kerja
organ-organ tubuh serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat pengaruh
dari dalam maupun luar.
D. Ilmu Faal Olahraga
Olahraga adalah budaya manusia, artinya tidak dapat disebut ada kegiatan
olahraga apabila tidak ada faktor manusia yang berperan secara pribadi
melakukan aktivitas tersebut. Oleh karena itu olahraga menuntut persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi oleh manusia, baik secara jasmani, rohani
maupun sosial. Dari sudut pandang ilmu faal olahraga, olahraga adalah
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang
dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan
tujuannya melakukan olahraga. Dalam kaitan dengan kepentingan

7
pembicaraan dalam naskah ini, maka olahraga dibagi berdasarkan sifat atau
tujuannya yaitu:

 Olahraga prestasi ( olahraga sebagai tujuan


)
 Olahraga rekreasi olahraga sebagai alat
untuk mencapai
 Olahraga kesehatan tujuan
 Olaraga pendidikan

Ilmu faal olahraga adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia dan
bagian-bagiannya pada waktu olahraga. Faal olahraga sebagai ilmu amalan
(Applied Science) merupakan dasar dari ilmu kedokteran olahraga. Definisi
ilmu kedokteran olahraga menurut A. Venerando (1975) adalah "Aplikasi
ilmu kedokteran pada olahraga dan aktivitas fisik umumnya, agar didapat
keuntungan segi preventif dan kemungkinan terapoetis dari berolahraga untuk
mempertahankan keadaan sehat dan menghindari setiap keadaan yang
berhubungan dengan kelebihan atau kekurangan latihan fisik" (Karhiwikarta,
1978).

Fisiologi olahraga sebagai salah satu disiplin kedokteran berusaha untuk


mempelajari efek latihan terhadap tubuh. mempelajari bagaimana efisiensi
tubuh manusia dapat diperbaiki dengan latihan, mempelajari metoda yang
paling sesuai untuk menilai perbedaan parameter fisik dan fisiologis dan
mempelajari bermacam-macam tes yang cocok untuk mengukur keadaan
kesegaran jasmani (Giam, 1993). Berdasarkan tipe dan intensitas performance
latihan, olahraga dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:

a. Olahraga dinamik, yaitu olahraga yang menyebabkan perubahan pada


panjang otot dan pergerakan sendi dengan kontraksi ritmis, tetapi hanya
terjadi sedikit perubahan pada kekuatan intramuskular.
b. Olahraga statik, yaitu olah raga yang menyebabkan perubahan kekuatan
intramuskular, tetapi tidak terjadi atau hanya terjadi sedikit perubahan
panjang otot dan pergerakan sendi (Mitchell dkk, 1994). Olahraga
dinamik dengan melibatkan banyak otot menyebabkan peningkatan

8
kebutuhan oksigen. Sedangkan olahraga statik hanya menyebabkan
sedikit peningkatan dalam kebutuhan oksigen.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa ilmu faal


olahraga adalah ilmu yang mempelajari suatu organ tubuh manusia ketika
melakukan aktifitas fisik ketika seseorang melakukan gerak yang mana
tujuanya agar badan bugar dan sehat.

E. Ergosistema
Tingkat biologis tubuh manusia tersusun dari bagian terkecil yaitu sel
sampai bagian terbesar sistema. Pencarian solusi untuk meningkatkan
kebugaran jasmani ataupun performa saat berolahraga, ilmu fisiologi olahraga
menjadi landasan solusinya karena dalam permasalahan kebugaran jasmani
dan performa tentunya akan berhubungan dengan fisiologis tubuh manusia.
Oleh karena itu, analisis dalam sudut pandang fisisologis dapat memecahkan
permasalahan mengenai kebugaran jasmani dan performa saat berolahraga.
Adapun komponen kebugaran jasmani menurut Santosa Giriwoyo (1992)
menyebutkan bahwa komponen kebugaran jasmani tergantung dua komponen
dasar yaitu:
1. Kemampuan kualitas dasar ergosistema primer (ES1) yang terdiri atas :
a. Luas pergerakan persendian,
b. Kekuatan dan daya tahan otot
c. Koordinasi fungsi otot.
2. Kemampuan kualitas dasar ergosistema sekunder ( ES2 ) yang berupa
daya tahan umum ( fungsi jantung dan paru-paru ).
Kebugaran jasmani dan keterampilan gerak yang kaya dengan koordinasi
otot syarat yang halus menjadi bagian dalam taksonomi tujuan pendidikan
jasmani, dan termasuk psikomotorik. Sebab hal ini kelak bermanfaat bagi
pelaksanaan kegiatan- kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan
sebagai dasar ketrampilan yang baik untuk suatu cabang olahraga
Ergosistema adalah sekumpulan struktur-struktur anatomis yang secara
bersamasama menjadi satu kesatuan fungsional (fisiologis) yang aktif pada

9
waktu bekerja atau berolahraga. Dalam menjalankan fungsinya sebagai satu
ergosistema, dalam hal ini ergosistema dibagi menjadi dua bagian yaitu
sistematika anatomik dan sistematika fisiologis:
1. Sistematika anatomic
Telah diketahui bahwa tubuh, dalam hal ini jasmani atau raga tersusun
dari sekumpulan struktur-struktur (organ) dalam ikatan kerja-sama yang
secara anatomis disebut sebagai sistema dan terdiri dari Sistema:
a. Skelet = Kerangka
b. Muscular = Otot
c. Nervorum = Syaraf
d. Hemo – hidro - limfatik = Darah - Cairan Jaringan - Getah Bening
e. Respirasi = Pernafasan
f. Kardiovaskular = Jantung - Pembuluh Darah
g. Termoregulasi = Tata Suhu Tubuh
h. Digestivus = Pencernaan
i. Exkresi = Pembuangan
j. Endokrin = Hormon
k. Sensoris = Pengindera
l. Reproduksi = Pemulih Generasi
Ilmu Faal Dasar membahas fungsi (fisiologi) satuan-satuan sistema
tersebut di atas secara tersekat-sekat, belum membahas tata hubungan
fungsionalnya secara integral. Dalam kondisinya yang tersekat-sekat
memang sulit untuk dapat menghubung-hubungkannya menjadi bahasan
yang integral. Oleh karena itu Ilmu Faal mengelompokkan sistema-
sistema Anatomik tadi ke dalam Sistematika Fisiologik seperti diuraikan
di bawah ini. Hal ini diperlukan untuk dapat memudahkan memahami tata
hubungan fungsional antar berbagai sistema anatomik tersebut di atas.
2. Sistematika Fisiologik
Setelah mengenali struktur-struktur anatomis secara sistematis beserta
masingmasing fungsinya, maka menjadi lebih mudah untuk memahami
fungsi dari struktur-struktur tersebut serta tata hubungan fungsionalnya.
Fungsi

1
jasmani yang terdiri dari berbagai macam sistema itu ialah untuk bergerak,
mempertahankan hidup, bekerja, mendapatkan kepuasan hidup lahir dan
batin. Pada ilmu fisiologi, satu kesatuan proses biologis tubuh manusia terjadi
karena adanya satu kerja sama antar sistema begitupun pada saat berolahraga
ada satu kesatuan kerja sistema yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani
dan performa saat berolahraga.
F. Sehat Bugar Menurut Ilmu Faal Olahraga
Sejalan dengan definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan
Departemen
Kesehatan , definisi ini diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut: Sehat = Sejahtera + Bebas
– jasmani – penyakit
– rohani – cacat
– sosial – kelemahan
Jadi sehat meliputi tiga aspek yang saling berkaitan erat, yakni jasmani,
rohani, dan sosial. Maka sehat tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan, tetapi baik jasmani, rohani, dan sosial harus
berkontribusi dalam mendukung kehidupan. Itulah sebabnya pembinaan
kesehatan melalui salah satu aspek, khususnya melalui kegiatan jasmani atau
olahraga, berpengaruh terhadap kedua aspek lainnya. Kutub lain dari sehat
ialah sakit. Karena sehat bertingkat sehingga tepat digunakan istilah derajat
sehat. Dengan demikian derajat sehat selalu meningkat bila dibina, sebaliknya
menurun bila ditelantarkan. Istilah sehat mengandung makna khas jika
ditinjau dari ilmu faal. Ilmu faal adalah ilmu yang mempelajari fungsi suatu
struktur, khususnya struktur biologik. Pada manusia struktur biologik itu ialah
jasmani. Dengan demikian peninjauan ilmu faal terhadap kesehatan terutama
dari aspek jasmaniah. Jasmaniah dikatakan sehat bila seluruh proses fisiologis
atau seluruh fungsi organ pada jasmani dalam keadaan normal. Karena fungsi
organ tubuh berubah dari keadaan istirahat ke keadaan kerja, maka sehat
menurut ilmu faal dibagi menjadi dua tingkatan:
– Sehat statis: fungsi organ tubuh normal dalam keadaan istirahat.

1
– Sehat dinamis: fungsi organ tubuh normal dalam keadaan bekerja, atau
bergerak.
Seseorang yang sehat dinamis tentu sehat statis, namun tidak demikian
dengan sebaliknya sehat statis belum tentu sehat dinamis. Jadi demikian berat
kerja atau olahraga yang dapat dilakukan seseorang dengan fungsi organ
tubuh tetap dalam keadaan normal, demikian tinggi derajat sehat dinamisnya.
Sebagai contoh, seseorang yang mampu berjalan di sepanjang tanjakan yang
cukup panjang selama 10 menit atau lebih dengan dengan kecepatan wajar
tanpa tanda-tanda sesak nafas, akan disebut memiliki derajat sehat dinamis.
Tapi bila seseorang lainnya dapat berlari di sepanjang tanjakan itu tanpa
tanda-tanda sesak nafas, maka dia disebut memiliki derajat sehat dinamis
yang lebih tinggi. Sesak nafas menunjukkan adanya fungsi organ tubuh yang
tidak normal, yaitu ketidakmampuan organ tubuh memenuhi tuntutan
kebutuhan olah daya (metabolism) yang lebih tinggi pada waktu terjadi
kegiatan jasmani yang lebih berat. Setiap orang perlu memiliki derajat sehat
dinamis. Apalah artinya sehat kalau orang itu hanya sehat sewaktu
beristirahat, apalagi jika sehat sewaktu tidur. Peran kehidupan manusia dalam
setiap seginya selalu membutuhkan dukungan derajat sehat dinamis pada
tingkat tertentu. Jasmani yang bugar adalah jasmani yang memiliki derajat
sehat dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan, dan kelelahan itu pulih
kembali sebelum dating tugas yang sama pada keesokan harinya. Inilah inti
pengertian kebugaran jasmani. Kian tinggi derajat sehat dinamis seseorang,
kian besar kemampuan kerja fisiknya dan kian kecil kemungkinan terjadi
kelelahan. Orang seperti itu memiliki derajat kebugaran jasmani yang tinggi.

1
G. STRUKTUR SISTEM NERVORUM

Serabut saraf merupakan benang-benang panjang yang terbentang mulai


dari susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak, sum-sum tulang belakang (medulla
spinalis) dan ganglion-ganglion ke susunan saraf perifer. Setiap neuron hanya
mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut
mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson.
Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma.
1. Bagian sel saraf
– Dendrit
– Axon
– Membran Axon
– Axoplasma
– Myelin Sheath
– Node of Renvier
2. Warna saraf
– Warna abu-abu yaitu warna asli serabut saraf
– Warna putih yaitu warna serabut saraf yang dilapisi oleh myelin sheath

1
3. Pengelompokan saraf
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet
(asosiasi).
4. Sistem saraf
– Saraf Pusat yaitu, otak, sumsum tulang belakang (medulla spinalis), dan
ganglion-ganglion
– Saraf tepi atau saraf perifer yaitu susunan yang terletak di luar susunan
saraf pusat
H. FUNGSI SISTEM NERVORUM
1. Serabut saraf
Fungsi serabut saraf adalah menghantarkan impuls akibat rangsangan
yang diterima reseptor ke SSP melalui saraf aferen dan SSP
menghantarkan impuls ke efektor melalui saraf eferen.
2. Sel saraf
Sel saraf atau neuron berfungsi mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan. Jutaan sel saraf ini membentuk suatu
sistem saraf. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya
terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut
saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit).
3. Dendrit dan Axon
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan
akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain.
Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
4. Membran axon dan Axoplasma
Membran axon befungsi sama dengan membrane sel pada umumnya
yaitu sebagai pemisah, pelindung, dan penghubung antara bagian dalam
dan luar axon dan memiliki fungsi khusus yaitu mampu menghantarkan
impuls elektro kimia. Sedangkan Axoplasma (caian dalam axon) berisi
cairan kental dan merupakan bagian dari cairan interstisial.

1
5. Myelin sheath
Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian
dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang
berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
6. Sel saraf sensorik
Fungsi sel saraf sensorik adalah menghantar impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula
spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf
asosiasi (intermediet).
7. Sel saraf motoric
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat
ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap
rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat.
Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
8. Sel saraf intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat
ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel
saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf
lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet
menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam
satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf
berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf
I. MEKANISME SISTEM NERVORUM
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel
saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. .
1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun
tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya
perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada

1
waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub
negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan
(stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi
berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang
perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak
dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali
seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan
berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam
sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak
akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi
bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke
ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron
lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk
tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula
sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-
sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk
sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron,
maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin.
Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh,

1
noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin
yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah
sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-
sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada
sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka
akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh
membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara
saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran
pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema
yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-
saraf lainnya.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat
lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain
tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan
selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai
berikut.
a) Durameter
merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
b) Araknoid
Disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-
labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam
cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak
dari bahaya kerusakan mekanik.
c) Piameter.
Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat
dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk

1
memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa
metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
a) Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi
grissea)
b) Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
c) Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel
saraf di dalam sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar
atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum
tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,
sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
J. OTAK
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
1. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas
mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan
(memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar
atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks
otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian
penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area
motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan.
Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,

1
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di
bagian belakang.
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di
depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur
kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah
merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan
otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada
rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang
normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak
kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume
dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang
lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak
bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu
dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian
seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap
bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk

1
ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor
keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju
efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan
serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa
impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls
yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak
sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang
kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas
yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.
K. SISTEM SARAF
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu
saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu
saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
a) Tiga pasang saraf sensori
b) lima pasang saraf motor
c) empat pasang saraf gabungan sensori dan
motor. Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf
kranial
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali
nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan
rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena
daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf
pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf
gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan

2
atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang
disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a) Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang
mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b) Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c) Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari
otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing
jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan
sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang
karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus
vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak
lain dan saraf sumsum sambung.

2
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
 mengecilkan pupil  memperbesar pupil
 menstimulasi aliran ludah  menghambat aliran ludah
 memperlambat denyut jantung  mempercepat denyut jantung
 membesarkan bronkus  mengecilkan bronkus
 menstimulasi sekresi kelenjar  menghambat sekresi kelenjar
pencernaan pencernaan
 mengerutkan kantung kemih  menghambat kontraksi kandung
kemih

3. Gerak Refleks
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak
yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar
melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak
untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak,
berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi
dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin,
atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi)
tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor
untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini

2
disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak
bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak
mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum
tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang misalnya refleks pada lutut.
ada dua macam reflex yaitu:
a) Reflex sederhana meiputi, interoceptor dan exteroceptor
– rasa haus dan lapar
– mengantuk
– batuk dan bersin
– berkedip
b) Reflex complex
– naik sepeda
– melempar bola basket
– memasukan bola ke gawang
Lingkaran reflex
RANGSANGAN RECEPTOR SARAF AFEREN
SARAF PUSAT SARAF EFEREN EFEKTOR
L. KELAINAN SARAF DAN GEJALANYA
1. Kelainan Saraf
Cerebral Palsy (CP) bila didefinisikan adalah kelainan motorik dini
oleh karena cacat di otak. CP bukan penyakit dan tidak bersifat progresif.
Gerakan tubuh di luar kemauan dan terdapat gangguan koordinasi. CP
terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tapi 10 kali lebih sering ditemukan pada
bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.

Gambar Anak yang mengalami kelainan saraf

2
Ada beberapa faktor resiko anak menderita CP di antaranya, anak
yang lahir dengan barat badan rendah (prematur atau gizi buruk), anak
yang lahir kembar, infeksi pada waktu dalam kandungan (resiko naik 9X),
gangguan pembekuan darah atau kekentalan darah, kekurangan O2,
kelainan placenta (gumpalan darah yang menuju sirkulasi darah bayi), ibu
yang cacat mental, dan pengaruh obat-obatan/zat selama kehamilan.
Sedangkan gejala saraf yang ditemukan seperti dikatakan Dr.
Melani Yustina, Sp.S dalam sebuah seminar bertajuk “Penyakit Kelainan
Saraf Pada Bayi” di RS Pantai Indah Kapuk (19/4), adalah kejang-
kejang/kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
gangguan bicara, dan gangguan sifat serta tingkah laku/intelejensia.
Anak yang menderita CP biasanya akan mengalami gangguan-
gangguan motorik seperti, gerakan-gerakan di luar kendali, jalan seperti
robot, tungkai dan lengan lemas, atau kombinasi di antaranya.
Cara pengobatannya bisa digolongkan melalui obat-obatan atau
non obat-obatan. Penyembuhan melalui obat bisa dengan obat anti kejang,
vitamin otak, atau obat untuk mengurangi kekakuan otot. Sedangkan
melalui non-obat bisa dengan cara dioperasi (bedah saraf-Meningocele,
Hydrocephalus, Spina Bifida), fisioterapi, pelatihan okupasi, speech
therapy, sekolah luar biasa, kacamata untuk gangguan refraksi, operasi
mata untuk Strabismus, alat bantu dengar, Orthopedi, dan terapi keluarga
dibantu psikolog.
Anak-anak dengan CP memerlukan pengobatan jangka panjang.
Perlu kesabaran dari orang tua dan keluarga untuk melayaninya. Oleh
karena itu, pengobatannya pun memerlukan biaya yang tinggi dengan hasil
yang belum tentu maksimal.
Untuk mencegah mendapat bayi dengan CP, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan.
a) Jangan menikah pada umur yang terlalu muda
b) Jangan menikah dengan pasangan yang masih ada hubungan keluarga
c) Jagalah kesehatan fisik dan mental pada waktu kehamilan

2
d) Hindari rokok, minuman beralkohol, obat-obatan yang tidak
dianjurkan dokter
e) Lakukan aktifitas fisik sehari-hari yang sehat dan menyenangkan
f) Usahakan agar selalu dapat istirahat dan tidur nyenyak
g) Memeriksakan secara teratur pada dokter sejak mulai kehamila
2. Peran Nutrisi
Anak sehat dan cerdas dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan (nutrisi dan stimulasi). Orang tua diharapkan memberikan
nutrisi dan stimulasi yang berguna bagi pertumbuhan anak.
Komponen nutrisi yang dibutuhkan oleh anak adalah karbohidrat
sebagai sumber energi, protein sebagai sumber pengganti sel tubuh yang
rusak, lemak sebagai sumber energi dan insulator jaringan saraf, serta
vitamin dan mineral sebagai zat pelengkap agar proses pembentukan
energi dan sel baru lancar.
Tapi, penambahan salah satu dari komponen gizi tanpa
memperhitungkan keseimbangan dapat mengakibatkan efek kekurangan di
satu sisi dan kelebihan di sisi lain. Contoh suplementasi DHA yang tidak
terkendali dapat menekan produksi AA yang mengakibatkan efek samping
perdarahan.
Kaitannya dengan peran nutrisi dalam mencegah kelainan syaraf
pada bayi atau penderita CP adalah karena hampir seluruh jaringan otak
terdiri atas jaringan lemak. Berbagai asam lemak, mineral, dan vitamin
berperan untuk pembentukan sel saraf & mielin seperti, asam amino,
vitamin B & asam folat, dan vitamin C-E-beta caroten-selenium.
Semua zat-zat tersebut terdapat di makanan yang setiap hari
dikonsumsi oleh anak. Maka dari itu, selain pemberian ASI dan makanan
pendamping ASI, orang tua harus bisa memberikan makanan yang terbaik
untuk anaknya.
Proses makan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
dan stimulator perkembangan (fisik, kecerdasan, emosional). Cara praktis
dan murah yang dapat dilakukan oleh setiap keluarga

2
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu faal olahraga telah di susun dalam 2 judul yang masing-masing
berdiri sendiri, yaitu :
1. Olahraga, kesehatan, dan Olahraga kesehatan
2. Ilmu Faal Olahraga dan penerapannya pada pembinaan Olahraga
Prestasi, yang diabagi dalam 3 bagian :
a. Ergosistema dan Analisa Penampilan Olahraga
b. Latihan kondisi fisik
c. Latihan keterampilan teknik dan kelelahan pada olahraga prestasi,
Presepsi bahwa ilmu faal olahraga merupakan Suatu proses perpaduan
antara ilmu dasar kehidupan manusia dengan terapannya dalam apa yang
dikenal sebagai olahraga. Sehat yang dikembangkan dalam ilmu faal olahraga
ini berkisar anatara normalya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat
(sehat statis) dan pada aktu kerja/olahraga (sehat dinamis). Selanjutnya
inherent dengan pengertian sehat dikenal sebagai kebugaran jasamani yang
menggambarkan kerjasama dan inteaksi antara alat-alat pelaksana gerak an
alat-alat kelangsungan gerak terwujud dalam kelentukan, kekuatan dan daya
tahan otot, serta koordinasi otot dalam ketahanan fisik fungsional.
Pemantauan atau pemonitoran dan pengontrolan setiap kegiatan dalam
tubuh baik dalam keadaan bangun ataupun tidur dilakukan oleh jaringan saraf
yang kompleks. Jaringan ini membentuk suatu sistem yang disebut sistem
persarafan (nervous system).
Sistem persarafan inilah yang menerima, mentrasmisis, menyimpan
danmerespon informasi/rangsangan/stimulus/impuls yang ditarik dari dalam
atau dari luar tubuh.
Sistem persarafan bekerja bersama-sama dengan sistem endokrin atau
sistem kelenjar untuk melakukan sebagian besar pengontrolan dan pengatuan
dalam tubuh.

2
Pada umumnya sistem persarafan mengatur kegiatan-kegiatan sebagai
berikut, yaitu kontaksi dan relaksasi otot. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam alat-alat pencernaan, pernafasan, dan peedaan darah. Sedangkan sistem
endokrin, terutama mengatur komposisi dan lingkungandalam setiap set dan
organ, serta seluruh tubuh.
Organ-organ yang menyusun sistem persarafan adalah otak, sumsum
tulang belakang, saraf perifei dan indra-indra tubuh.
Kesimpulan dari sistem saraf ini bahwa sistem saraf pada manusia sangat
penting, karena saraf merupakan pusat sistem pergerakan aktif pada manusia.
Dan apabila organ pada sistem saraf pada manusia ada yang rusak, maka akan
terganggu juga sistem pergerakan yang menggerakan seluruh tubuh, dan dari
pembahasan sistem saraf diatas, kita bisa mengetahui kelainan-kelainan pada
organ dan penanggulangan atau pengobatan pada organ tersebut.
B. Saran
Diharapkan dari uraian-uraian dalam Ilmu faal olahraga ini dapat diambil
hikmahnya, sehingga pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga
khususnya dan kesehatan serta kebugaran jasmani mumnya dapat turut
menyumbang tecapainya manusia Indonesia seutuhnya, dalam artian fisik,
mental dan spriritual seperti yang diharapkan oleh dan untuk pembangunan
Nusa dan Bangsa selanjutnya

2
DAFTAR PUSTAKA

 PURBANGKARA, T., KURNIAWAN, F., & MAHTUMI, I. (2022). Buku


Bahan Ajar ILMU FAAL OLAHRAGA DAN PRAKTIKUM. uwais
inspirasi indonesia.
 Rahmat, H. (2018). Ilmu Faal Dasar.
 Susandi, D., & Wikananda, R. (2018, October). nalisis Beban Pada
Olahraga Panahan Dengan Menggunakan Metode Fisiologi. In Prosiding
Industrial Research Workshop and National Seminar (Vol. 9, pp. 432-437).
 Giriwijoyo, H. Y. S. S. (2010). Pengantar Ilmu Faal Olahraga. Bandung:
Doc. Penjas-Or SD Tr.
 Mom, (2018) V. ILMU FAAL INDONESIA.
 FAAL, D. I., (2019) & KEBUDAYAAN, K. P. D. PENDIDIKAN JASMANI
OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK).
 Besar, P. P. G. (2011). OPTIMALISASI PENDIDIKAN JASMANI
DAN OLAHRAGA BERLANDASKAN ILMU FAAL OLAHRAGAA.
 Suhardi, S., Priambodo, A., & Sofwan, M. (2016). Modul guru pembelajar
mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sekolah
menengah pertama (SMP) kelompok kompetensi G profesional: ilmu urai,
ilmu faal tubuh, sosiologi dan belajar gerak.
 Hermawan, R., & Surisman, S. (2018). Pengaruh Workshop Ilmu
Keolahragaan Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif Tentang Ilmu
Faal Olahraga Pada Guru Penjasorkes. JUPE (Jurnal Penjaskesrek), 6(3).
 Anggriawan, N. (2015). Peran fisiologi olahraga dalam menunjang prestasi.
Jorpres (jurnal olahraga prestasi), 11(2).
 Giriwijoyo, S., & Mulyana,(2015) B. MENINGKATKAN KEMAMPUAN
FUNGSIONAL OTOT/LATIHAN OTOT. Jurnal Kepelatihan Olahraga,
1(2), 58-64.
 Rahman, R. (2016). Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja dengan Pendekatan
Metode Rapid Upper Limb Assesment dan Antropometri Pada Stasiun
Kerja

2
Linking di Sentra Industri Kain Rajutan Binong Jati (Doctoral dissertation,
Fakultas Teknik (UNISBA)).
 Bafirman, B. (2013). Kontribusi fisiologi olahraga mengatasi resiko menuju
prestasi optimal. Media Ilmu Keolahragaan: Jurnal Ilmu Keolahragaan,
3(1), 41-45.
 Saleh, A. A. (2018). Pengantar Psikologi.
 Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Kencana.
 Yusuf, Ucup. Dkk. (2018). Modul Anatomi Manusia. Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia.
 Habibudin, Tjetjep. (2013). Modul Ilmu Faal I. Bandung :
Univesitas Pendidikan Indonesia
 Achmad, Sofyan. (2015). Physical Activity Sciences. Campaign : Illinois.
 Syamsuri, Istamar. (2010). Biologi 2a. Malang : Erlangga.

Di akses pada tanggal 07 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai