FISIOLOGI MANUSIA
NIM :6233111059
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan khadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah Critical Jurnal Review
mengenai materi mata kuliah Fisioligi Manusia ini dengan baik. Saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.Miftahul Ihsan,M.Ked. selaku dosen pengampu mata kuliah Fisioligi Manusia, yang
telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat belajar dan memahami isi jurnal dengan baik.
2. Orang tua, yang senantiasa memberi saya dukungan dalam perkuliahan baik dalam
memberikan semangat maupun dana sehingga saya dapat membuat makalah ini
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah CJR ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu saya sangat menantikan kritik maupun saran yang membangun demi penyempurnaan
makalah ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Saya akhiri dan saya berharap semoga Critical Journal Review ini bermanfaat khususnya bagi
saya dan umumnya dari berbagai pihak yang berkepentingan.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...
D.Identitas Jurnal………………………………………………………………………………...
A. Identitas Jurnal………………………………………………………………………………...
B. Ringkasan Jurnal...…………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………............
B. Saran…………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
Dengan kata lain dengan melakukan Critical Journal Review kita menguji pikiran penulis
berdasarkan sudut pandang kita sendiri, selain itu CJR juga bertujuan untuk mengembangkan
budaya membaca, bepikir sitematis dan kritis serta mengekspresikan pendapat. Oleh sebab itu
CJR sangat lah penting dilakukan, karna dengan melakukan CJR kita dapat menilai tentang
bagus atau tidaknya sebuah tulisan, layak tidaknya sebagai bahan bacaan serta dapat menambah
wawasan kita,menjadi lebih berpikir kritis serta melatih kebiasaan membaca cepat.
A.Identitas Jurnal
Judul PERAN FISIOLOGI OLAHRAGA DALAM MENUNJANG
PRESTASI
Nama jurnal Jurnal olahraga prestasi
download https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/
view/5724
B.Ringkasan Jurnal
Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
penjelasan dari materi fisiologi olahraga dalam menunjang
prestasi mutlak dijadikan dasar dalam memodifikasi program
latihan bagi seorang atlet yang telah melalui proses latihan yang
sangat kompleks dan mendapatkan perubahan optimal sesuai
dengan apa yang diharapkan
Subjek/Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah Atlet yang telah melakukan
proses latihan yang sangat kompleks dan mendapatkan
perubahan optimal sesuai dengan yang diharapkan
Analisis Data Berdasarkan Analisis data yang telah diketahui bahwa Dalam
fisiologi yang dipelajari bukan bagian-bagian atau struktur tubuh
mahkluk hidup, tetapi fungsi dan cara kerja organ organ tubuh
mahkluk hidup, sehingga secara keseluruhan Fisiologi dapat kita
artikan sebagai Ilmu yg mempelajari fungsi dan cara kerja organ-
organ tubuh serta perubahan perubahan yang terjadi akibat
pengaruh dari dalam maupun dari luar tubuh
Fisiologi olahraga mengkaji perubahan perubahan fungsi organ-
organ baik yang bersifat sementara (akut) maupun yang bersifat
menetap karena melakukan olahraga. Fisiologi Olahraga merinci
dan menerangkan perubahan fungsi yang disebabkan oleh latihan
tunggal (acute exercise) atau latihan yang dilakukan secara
berulang-ulang (chronic exercise) dengan tujuan untuk
meningkatkan respon fisiologis terhadap intensitas, durasi,
frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis
individu.
Nofa Anggriawan
PPS UNY
oppaanggriawan@yahoo.com
Abstract
Optimal performance can only be achieved , if an athlete has been through the process very
complex exercise. At the rehearsal process the role of exercise physiology makeing absolute
basis in modifying training program. Sports Physiology is a branch of physiology that studies the
physiological changes in the body when a person exercise . By knowing the changes that occur
in the body, one can design an exercise program for making optimal changes as expected. Errors
in applying management training load, will adversely affects physiological condition of the
athlete. Pulse is high, often feel dizzy, interference with digestion and metabolism, is the
consequences of fatigue and overtraining, thus affecting the performance of the athlete to achieve
optimal performance .
Abstrak
Prestasi optimal hanya dapat dicapai, jika seorang atlet telah melalui proses latihan yang sangat
kompleks. Pada proses latihan tersebut, peran fisiologi olahraga mutlak dijadikan dasar dalam
memodifikasi program latihan. Fisiologi Olahraga merupakan cabang ilmu fisiologi yang
mempelajari perubahan fisiologis di tubuh pada saat seseorang berolahraga. Dengan mengetahui
perubahan yang terjadi di tubuh, seseorang dapat merancang suatu program latihan olahraga
untuk mendapatkan perubahan optimal sesuai dengan yang diharapkan. Kesalahan dalam
menerapkan manajemen beban latihan, akan berakibat negatif terhadap kondisi fisiologis atlet.
Denyut nadi yang tingi, sering merasa pusing, gangguan pada pencernaan dan metabolisme,
merupakan dampak yang timbul akibat kelelahan dan overtraining, sehingga mempengaruhi
kinerja atlet untuk meraih prestasi optimal. Kata kunci: Fisiologi Olahraga, Prestasi Puncak
fungsi organ tubuh dengan program- teratur, denyut jantung rata-rata 60 kali per
program latihan fisik yang dilakukan guna menit. Dengan demikian dalam satu menit
mendapatkan perubahan fungsi dan cara dihemat 20 denyutan, dalam satu jam 1200
kerja organ tubuh yang baik secara efektif denyutan, dan dalam satu hari 28.800
dan efisien. denyutan. Penghematan tersebut menjadikan
jantung awet, dan boleh diharap hidup lebih
lama dengan tingkat produktivitas yang
Perubahan Akibat Olahraga tinggi.
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 12
ditentukan. Melalui latihan fisik seseorang Tipe latihan tertentu memberi dampak pada
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam faal tubuh tertentu. Tipe latihan aerobik
istilah fisiologisnya, seseorang mengejar lebih dominan meningkatkan kapasitas
tujuan perbaikan sistem organisme dan aerobik, mioglobin, mitokondria sel (jumlah
fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi dan ukurannya), maupun cadangan gikogen
dan penampilan olahraganya (Bompa, otot, serta meningkatkan konsentrasi enzim-
1990). enzim oksidatif atlet. Sebaliknya tipe latihan
anaerobik lebih dominan meningkatkan
Latihan olahraga merupakan suatu kapasitas anaerobik, sitem energi ATP-PC
proses yang sistematis dari berlatih yang dan glikolisis anaerobik atlet. Tipe latihan
dilakukan secara berulang-ulang dengan aerobik juga dapat meningkatkan jumlah dan
menggunakan prinsip penambahan beban ukuran otot slow twitch fiber, sedangkan
( Bompa, 1990). Prinsip penambahan beban tipe latihan anaerobik akan meningkatkan
dimaksud adalah peningkatan beban yang jumlah dan ukuran otot fast twitch fiber
progresif, bertujuan untuk meningkatkan (Fraga, 2010)
efisiensi faal tubuh. Penerapan perinsip ini
didasarkan atas kondisi masing-masing Serabut otot yang membangun rangka
individu, karena tidak ada beban yang persis manusia (slow twitch fiber /tipe I dan fast
sama untuk setiap orang. Latihan fisik yang twitch fiber /tipe II), memiliki ciri-ciri yang
tepat akan meningkatkan prestasi kerja dari berbeda. Pada serabut tipe I akan dijumpai
faal tubuh. Peningkatan prestasi kerja banyak kadar hemoglobin, cadangan lemak,
dimaksud sangat tergantung kepada tipe cadangan glikogen, enzim oksidatif, dan
latihan, intensitas latihan, frekuensi, lama tidak peka terhadap kelelahan. Jika ditinjau
latihan, dan prinsipprinsip dasar latihan secara anatomis, serabut tipe I terdiri dari
fisik. Selain itu, variasi dalam latihan juga serabutserabut yang kecil dan memiliki
sangat perlu diperhatikan. Apabila hal banyak pembuluh kapiler. Sedangkan
tersebut sudah dapat dilaksanakan dengan serabut tipe II, memiliki banyak cadangan
baik, sudah dapat dikatakan latihan yang gikogen, enzim glikolitik, dan sangat peka
dikuti berkualitas (; Bompa, 1990). terhadap kelelahan. Secara anatomis serabut
otot tipe II ini terdiri dari serabut yang besar
Tipe Latihan dan sedikit memiliki pembuluh kapiler
(Tommy Boone. (2012).
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 13
Kesesuaian tipe latihan terhadap atlet yang berbeda dengan orang lain. Perbedaan ini
memiliki serabut otot dominan diantara sebagian besar disebabkan oleh perbedaan
kedua jenis otot tersebut, akan lebih intensitas latihan dimana terjadi akumulasi
menjanjikan hasil yang optimal, dibanding asam laktat (onset of blood lactate
dengan penerapan tipe latihan yang sifatnya accumulation) (Mock, 1997). Perbedaan
sama rata. Atlet yang dominan memiliki ketahanan dalam menjalankan level
serabut otot tipe I akan lebih menjanjikan intensitas latihan ini menjadi hal yang harus
jika diberi latihan yang bersifat aerobik. diperhatikan dalam menyusun program
Sebaliknya latihan anaerobik sangat tepat latihan.
diberikan kepada atlet yang dominan
memiliki serabut otot tipe II. Penempatan Menurut Andersen (1999) pada
atlet dalam cabang-cabang olahraga harus umumnya, intensitas latihan dimulai 40
berdasarkan kepada kondisi tipe serabut otot sampai dengan 85% kapasitas fungsional.
dominan yang dimiliki. Pada orang dengan dengan permasalahan
jantung, intensitas latihan dapat ditetapkan
Intensitas Latihan antara 40 sampai dengan 60% kapasitas
fungsional. Durasi latihan dapat ditetapkan
Intensitas latihan ditetapkan secara sesuai dengan respon seseorang terhadap
spesifik pada setiap individu sesuai dengan latihan. Sebagai contoh, seseorang sudah
kapasitas fisik yang dalam pelaksanaannya harus merasa pulih dalam satu jam setelah
memerlukan pengawasan secara terus latihan. Terlepas dari teknik
menerus agar intensitas latihan benar-benar penetapanintensitas dan level intensitas yang
mencapai intensitas yang diprogramkan. dipilih, intensitas latihan tersebut merupakan
Intensitas latihan dapat diekpresikan dalam intensitas yang dapat dilakukan selama 15
satuan absolut (contoh: watt) maupun sampai dengan 60 menit. Pada dasarnya
diekspresikan dalam bentuk relatif (misalkan tujuan akhir menentukan besaran intensitas
terhadap frekuensi denyut jantung maksimal, latihan adalah untuk memberikan petunjuk
METs, VO2 maks maupun RPE/Rating of bagi seseorang tentang intensitas latihan
Perceived Exertion) (Jette, 1999). yang akan dapat memberikan manfaat yang
Hal yang perlu diperhatikan adalah maksimal untuk dirinya sekaligus
bahwa kemampuan seseorang untuk meminimalisir resiko terjadinya cedera
mempertahankan suatu intensitas latihan (Slentz, 2004).
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 14
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 15
tubuh terhadap dosis atau beban latihan yang antara lain respons jantung, pernafasan,
diberikan, hal ini merupakan usaha biokimia
penyesuaian diri dalam rangka menjaga
keseimbangan lingkungan yang stabil atau tubuh lainnya. Respons jantung terhadap
bisa disebut juga dengan homeostasis latihan memberikan respons yang positif.
(Bafirman, 2013). Latihan merupakan salah Artinya, kalau kita mulai latihan jantung
satu stressor fisik yang dapat mengganggu akan berdenyut begitu juga denyut nadi
keseimbangan homeostasis, oleh sebab itu, lebih cepat dan bekerja dengan kekuatan
pemanfaatan latihan yang dikemas dalam lebih besar, sehingga lebih banyak darah
bentuk latihan fisik memerlukan pengukuran yang dipompakan keluar pada setiap
dosis yang tepat, sehingga memberikan denyutannya. Respons pernafasan dalam hal
peluang untuk membentuk mekanisme ml paru-paru berguna untuk menyediakan
penyakit (coping) yang mampu mengubah sumber oksigen dan darah membuang CO2
stressor menjadi stimulator. Dosis latihan yang diambil dan sel-sel yang aktif bekerja.
yang diberikan tidak tepat, maka stressor Volume udara yang keluar dan paru-paru
tersebut akan menggagu keseimbangan dalam keadaan normal sewaktu istirahat 5
(homeostasis) dalam tubuh dan dapat liter. Selama menjalankan latihan olahraga,
menyebabkan masalah kelainan biologis jumlah udara yang dikeluarkan paru-paru
atau patologis (Bafirman, 2013). Semua dapat naik sampai 100 liter orang biasa,
aktivitas fisik merupakan stressor bagi sedangkan atlet terlatih dapat sampai 200
tubuh. Jika tubuh diberi stressor yang liter per menit. Rasa kekurangan nafas
dilakukan dengan teratir, berkesinambungan waktu kita melakukan latihan olahraga
dan disertai dengan program latihan yang merupakan masalah suplai darah bukan
tepat, maka tubuh akan beradaptasi dengan masalah pernafasan. Liliani Puspa (2009)
membentuk mekanisme coping yang mampu mengatakan sekarang telah berkembang
mengubah stressor menjadi stimulator. pendapat, bahwa endurance (daya tahan)
Pemberian beban pada latihan akan jantung paru tinggi, dapat meningkatkan
ditanggapi oleh tubuh dalam bentuk respon, kemampuan prestasi. Latihan endurance
jika dosis yang diberikan tepat akan pada umumnya daya tahan jantung paru
menghasilkanproses adaptasi yang baik. merupakan latihan yang bertujuan untuk
Program atau dosis latihan yang tepat harus meningkatkan kemampuan seluruh tubuh
memperhatikan beberapa unsur latihan yaitu untuk selalu bergerak dalam tempo sedang
frekuensi, intensitas, durasi, dan set dalam sampai cepat, yang cukup lama. Jadi yang
latihan. Dalam melakukan aktivitas/latihan dimaksud dengan endurance adalah
akan terjadi beberapa perubahan fisiologi kemampuan seseorang melaksanakan gerak
dengan seluruh tubuhnya, dalarn waktu yang
cukup lama dan dengan tempo sedang
sampai cepat tanpa mengalarni rasa sakit atlet maupun pelatih yang ingin
dan kelelahan berat. Bahwa bagi seorang meningkatkan
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 16
endurance, harus mengetahui benar bahwa berlatih dalam waktu yang lebih lama tanpa
yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan mengalami
kerja sistem jantung peredaran darah.
Namun, Cesar, Gonelli, dkk (2007) kelelahan, hal ini tentu dapat meningkatkan
berpendapat bahwa latihan endurance sangat prestasi atlet. Terdapat banyak faktor yang
penting bagi semua cabang olahraga. Karena mempengaruhi kenaikan prestasi seorang
dengan tingkat endurance yang tinggi, atlet. Salah satu faktor di antaranya adalah :
kualitas aktivitas yang berat seperti takaran latihan atau dosis latihan. Tetapi
melakukan sprint sambil menendang bola. tentu masih banyak lagi faktor lain yang
Akan tetap dipertahankan dengan tempo berpengaruh pada prestasi atlet.
tetap tinggi, selama pertandingan
SIMPULAN
berlangsung, apabila mereka masih tetap
segar untuk melakukan hal- hal yang sama Prestasi olahraga yang optimal tercapai,
selama pertandingan belum selesai. Dengan bila proses latihan diterapkan secara
demikian sistem jantungperedaran darah sistematis. Manajemen beban latihan harus
yang baik, maka kebutuhan biologis tubuh menjadi fokus perhatian. Terjadinya
pada waktu istirahat maupun latihan akan kesalahan dalam menerapkan prinsip beban
diperlancar. Kelancaran tersebut berlebih dan peningkatan beban yang
dimungkinkan alat-alat peredaran darah progresif akan selalu menimbulkan dampak
berisi darah yang memberikan zat-zat negatif. Informasi dari karakteristik faal atlet
makanan dan O2 yang sangat diperlukan menjadi titik tolak dalam membuat suatu
jaringan tubuh, dapat menjalankan fungsinya program latihan. Untuk memperbaiki
dengan sempurna. Berfungsinya alat-alat prestasi olahraga sebaiknya kita
tersebut akan makin sempurna dan efisien, memperhatikan energi yang kita pakai untuk
bilmana memperoleh latihan-latihan dengan menjalankan latihan. Tentunya selama
dosis/takaran yang benar dan tepat. menjalankan latihan ada beberapa hal yang
Demikian juga dengan beberapa perubahan penting antara lain takaran latihan harus
yang terjadi di dalam otot agar badan dipenuhi. baik intensitas dan frekuensinya.
mendapat penampilan (performance) yang Beberapa pengamatan, masih banyak atlet
memadai (George Cunningham2010). kitayang berlatih dengan takaran yang
Perubahan badan ini antara lain berupa kurang dan cukup, terutama takaran
kenaikan kapasitas otot-otot rangka dalam intensitasnya tidak mencapai training zone.
membakar glukosa dan lemak untuk energi Akibatnya prestasi sukar berkembang,
selama olah raga. Perubahan-perubaha ini meskipun frekuensi latihan sudah cukup.
menyehatkan yang bersangkutan dapat bahkan lebih. Untuk mendapatkan prestasi
yang tinggi berlatih dengan memenuhi uraian di atas terlihat jelas peran fisiolog
ketiga macam takaran yang diuraikan tadi, olahraga dapat membantu meningkatkan
sehingga tidak membuang waktu dan biaya prestasi atlet.
yang banyak untuk latihan-latihan. Uraian-
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 17
J u r n a l O l a h r a g a P r e s t a s i , V o l u m e 1 1 , N o m o r 2 , J u l i 2 0 1 5 | 18
Tommy, Boone. (2012). Effect of Walking Wara, Kushartanti. (2009). Fisiologi dan
and Running on the Cardiorespiratory Kesehatan Olahraga.Fakultas Ilmu
System, Muscle Injury, and the Antioxidant Keolahragaan: UNY
System after 30 Min at the