FISIOLOGI KERJA
Di Susun Oleh:
Faiz Rosidi (16611029)
Muhammad Prayogi Setiyawan (16611030)
Selly Nurdianti (16611034)
Penulis
Fisiologi Kerja ii
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan
sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya
peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu
disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada
menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi
jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para
pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit
Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan
Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini
harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan
ergonomi.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya
dengan pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi
ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk
menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak
melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai
dengan kebutuhan tubuh manusia. Ruang lingkup ergonomik sangat luas
aspeknya, antara lain meliputi fisiologi kerja atau faal kerja.
Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang
sebaikbaiknya dari indra (mata, telinga, peraba, perasa dan prnciuman), otak
dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk
petukaran zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran
darah ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan
lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan. Fisiologi secara umum
Fisiologi Kerja 1
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
mempelajari bagaimana fisik manusia dapat menjalankan fungsinya dengan
baik. Dalam ergonomi, rancangan suatu kerja harus sesuai dengan kemampuan
fisiologis manusia dan harus dilakukan perekayasaan agar kerja lebih menjadi
ringan dan mudah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah
yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan fisiologi kerja ?
2. Apa saja jenis- jenis kerja ?
3. Bagaimana metode dalam mengukur beban kerja fisik ?
4. Apakah yang dimaksud dengan kelelahan dan factor- factor yang
mempengaruhi kelelahan ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu ?
1. Untuk mengetahui pengertian dari fisiologi kerja
2. Untuk mengetahui jenis- jenis kerja
3. Untuk mengetahui metode dalam mengukur beban kerja fisik
4. Untuk mengetahui kelelahan dan factor- factor yang mempengaruhi
kelelahan
D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap, makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca
tentang Fisiologi Kerja, Menghitung Jumlah Oksigen, dan Mengukur Denyut
Jantung.
Fisiologi Kerja 2
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
BAB II
PEMBAHASAN
Fisiologi Kerja 3
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
B. Jenis Kerja
Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik
(otot) dan kerja mental. Pada kerja mental pengeluaran energi relatif kecil
dibandingkan dengan kerja fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan
menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, temperatur tubuh dan
perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh
Davis dan Miller menjadi tiga kelompok besar, sebagai beerikut :
1. Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar otot
biasanya melibatkan dua pertiga atau tiga perempat otot tubuh.
2. Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energy expenditure
karena otot yang digunakan lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot yang digunakan untuk menghasilkan gaya konstrasi
otot.
Fisiologi Kerja 4
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Y 1,80411 0,0229038 X 4,71733.10 4 X 2
Dimana:
Y : Energi (kilokalori per menit)
X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
dimana :
KE : konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu
(kilokalori/menit)
Et : pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei : pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
Terdapat tiga tingkat energi fisiologi yang umum : Istirahat, limit kerja
aerobik, dan kerja anaerobik. Pada tahap istirahat pengeluaran energi
diperlukan untuk mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat
metabolisis basah. Hal tersebut mengukur perbandingan oksigen yang
masuk dalam paru-paru dengan karbondioksida yang keluar. Berat tubuh
dan luas permukaan adalah faktor penentu yang dinyatakan dalam
kilokalori/area permukaan/jam. Rata-rata manusia mempuanyai berat 65
kg dan mempunyai area permukaan 1,77 meter persegi memerlukan energi
sebesar 1 kilokalori/menit.
Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot sempurna, sistem
akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini dipengaruhi
oleh aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan.
Fisiologi Kerja 5
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Tabel 1. Klasifikasi Beban Kerja Dan Reaksi Fisiologis
Tingkat Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi
Pekerjaan Energi
Fisiologi Kerja 6
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan
mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh
tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal energi.
T B S
R
B 0,3
Dimana :
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)
T : Total waktu kerja dalam menit
B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)
S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)
Bedasarkan energi yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan dapat
diukur dengan memperhitungkan denyut jantung dan faktor demografi
.kamalakannan (2007) menyatakan model persamaan untuk
menghitung beban kerja seperti berikut.
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -1867 + 8.58HR + 25.1HT + 4.5A – 7.4RHR + 67.8G
dengan,
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 : beban kerja (Watt)
HR : denyut jantung saat bekerja (bpm)
HT : tinggi badan (inci)
A : umur (tahun)
RHR : denyut jantung saat beristirahat
G : jenis kelamin (m = 0, f = 1)
1 Watt setara dengan 0,0143 kkal/menit
Sementara, Keytel (2005) mengukur beban kerja dalam
persamaan berikut.
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -55,0959 + (HR x 0,6309) + (W x 0,1988) + (A x 0,2017)
dengan,
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 : beban kerja (kJ/menit)
W : bobot badan (kg)
1 kJ/menit setara dengan 0,239 kkal/menit
Fisiologi Kerja 7
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
c. Perhitungan denyut jantung
Perhitungan denyut jantung apabila mengingat semakin berat
kerja fisik seseorang, semakin beratpula kerja jantung, yang
diindikasikan oleh kenaikan denyut jantung. Berat ringannya suatu
pekerjaan dapat pula dievaluasi dengan menggunakan tabel berikut.
Tabel 2. Evaluasi beban kerja fisiologis menggunakan data denyut jantung
Ringan 90
Moderate 100
Berat 120
Sangat Berat 140
Ekstream 160
Dengan,
HRR = heart rate range
Fisiologi Kerja 8
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
𝐻𝑅𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = denyut jantung diukur saat bekerja
𝐻𝑅𝑅𝑒𝑠𝑡 = denyut jantung diukur saat istirahat (diukur setelah
istirahat pada posisi berbaring selama 20 menit)
𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 = denyut jantung maksimal
Untuk pekerja yang melakukan aktivitas selama 8 jam berturut-
turut, nilai HRR rata-rata yang disarankan ialah tidak melebihi 33%
(Chengalur et al., 2004). Idealnya, evaluasi beban kerja dengan
menggunakan HRR maupun konsumsi oksigen akan memberikan
hasil yang sama. Namun denyut jantung dapat dengan mudah
dipengaruhi olleh aspek-aspek yang tidak berhubungan langsung
dengan pekerjaan , misalkan beban mental atau panas lingkungan.
2. Menentukan Konsumsi Oksigen dan Waktu Standar Dengan Metode
Fisiologis
Pengukuran energi yang dibutuhkan saat seseorang bekerja umumnya
dilakukan secara tidak langsung (indirect calorimetry) melalui pengukuran
jumlah oksigen yang dikonsumsi per satuan waktu (liter/menit). Hal ini
dimungkinkan, namun dengan asumsi bahwa rata-rata sekitar 4,8 - 5 kkal
energi dapat dihasilkan dari setiap liter oksigen yang digunakan dalam
proses metabolisme zat gizi (Kroemer et al., 2001). Dengan demikian,
energi saat bekerja dapat dihitung dengan cara mengukur oksigen yang
dikonsumsi oleh seorang individu saat melakukan pekerjaan yang
bersangkutan. Perbandingan peningkatan konsumsi oksigen pada saat kerja
relatif terhadap konsumsi oksigen saat istirahat merupakan indeks beban
fisiologis yang dialami seseorang akibat pekerjaan yang dilakukannya.
Fisiologi Kerja 9
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Tabel 2. Jenis Pekerjaan Dengan Konsumsi Oksigen
WORK LOAD OXYGEN ENERGY HEART RATE
CONSUMPTION EXPENDITURE DURING WORK
(Liter/Minute) (Beats per minute)
(Calories/minute)
Light 0.5 – 1.0 2.5 – 5.0 60 – 100
Moderate 1.0 – 1.5 5.0 – 7.5 100 – 125
Heavy 1.5 – 2.0 7.5 – 10.0 125 – 150
Very Heavy 2.0 – 2.5 10.0 – 12.5 150– 175
Besarnya beban fisiologi seorang pekerja dapat pula dievaluasi dengan cara
mengukur oksigen saat pekerja yang bersangkutan tengah melakukan pekerjaannya,
kemudian dibandingkan dengan 𝑉𝑂2maks pekerja tersebut dengan formula :
Fisiologi Kerja 10
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Tabel 2. Hasil Klasifikasi pekerjaan untuk pekerja wanita
Klasifikasi Denyut Konsumsi Energi Ekxpenditur
Pekerjaan Jantung Oksigen
(denyut/menit) (1/menit)
(kj/menit) (kkal/menit)
Ringan 90 0,379 1,8192 654,912
Moderate 100 0,509 2,4432 879,552
Berat 120 0,769 3,6912 1328,832
Sangat Berat 140 1,029 4,9392 1778,112
Ekstream 160 1,289 6,1872 2227,392
3. Penilaian Subjektif
Penilaian atas beban kerja dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan
persepsi seseorang atas beban yang dirasakan oleh tubuh pada saat
melakukan pekerjaan. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk
menilai besarnya usaha yang dilakukan sebagai fungsi dari intensitas kerja
akan diukur dengan Skala RPE dan Skala CR-10.
Fisiologi Kerja 11
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Tabel 2. Skala CR-10 (kroemer,2001, p:111)
Skala Deskripsi
0 Tidak ada usaha sama sekali
0,5 Amat sangat ringan
1 Sangat lemah
2 Lemah
3 Moderat
4 Agak kuat
5 Kuat
7 Sangat kuat
10 Amat sangat kuat
Fisiologi Kerja 12
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu tingkat kelelahan
pada pekerja disaat menjalankan operasi atau melakukan pekerjaannya, adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan dan lamanya waktu kerja.
2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat.
3. Sikap mental pekerja.
4. Besarnya beban tetap.
5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.
6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.
7. Lingkungan fisik kerja.
8. Kecapaian kerja.
9. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.
10. Jenis kelamin.
11. Umur.
12. Sikap kerja.
Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini
adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan:
1. Mengukur kecepatan denyut jantung.
2. Mengukur kecepatan pernafasan.
3. Mengukur tekanan darah.
4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh.
5. Perubahan temperatur tubuh.
6. Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin.
7. Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator.
Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan
adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam
Work & Effort adalah:
1. Pengeluaran sejumlah energi secara cepat.
2. Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus.
3. Pekerjaan setempat atau lokal yang terus-menerus berulang dengan
pengeluaran energi setempat yang besar.
Fisiologi Kerja 13
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
4. Sikap yang dibatasi (kerja statis).
Saran-saran untuk mengurangi kelelahan otot (Brouha Physiology in
Industry) dalam keadaan kerja sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi beban kerja dengan melakukan perancangan kerja.
2. Mengatur perioda istirahat yang cukup didasarkan atas pertimbangan fisiologi.
3. Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan tekanan fisiologi
diantara anggota pekerja.
4. Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja dalam
lingkungan kerja yang panas.
Beberapa klasifikasi tingkat pekerjaan antara lain:
1. Tingkat pekerjaan ringan : Pekerjaan tersebut bila dilaksanakan memerlukan
oksigen 0,5 liter/menit atau 2,5 kkal/menit yang setara dengan 10,5 kJ/menit.
2. Tingkat pekerjaan berat: Pekerjaan tersebut bila dilaksanakan memerlukan
oksigen 1,5-2 liter/menit atau 7,5-10 kkal/menit yang setara dengan 31,4-41,9
kJ/menit.
3. Istilah pekerjaan ringan dan berat dikaitkan dengan kebutuhan oksigen dan
tidak ada kaitannya dengan beban/strain pada pekerja sebagai individu juga
tidak dikaitkan dengan kebutuhan selama 8 jam melainkan kebutuhan oksigen
per menit terutama pada beban maksimal.
4. Pekerja penebang kayu dengan beban berat merata sepanjang hari sedangkan
di Industri lama kerja berat mungkin hanya 20% dari waktu kerja umum.
E. Studi Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial.
Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan
longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang
disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam
melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan
hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam
tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya.
Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Fisiologi Kerja 14
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
1. Objek yang diamati : Kuli bangunan
2. Lokasi : Jl Tanjung Harapan 3 GKB
3. Foto Profil:
Fisiologi Kerja 15
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Beban Kerja golongan ringan(90 denyut jantung)
Mengukur 𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 pada kuli bangunan :
Max HR = 220 – Umur
Max HR = 220 – 20 thn
Max HR = 200/menit
Mengukur HRR(%) pada kuli bangunan :
100 (𝐻𝑅𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 − 𝐻𝑅𝑟𝑒𝑠𝑡 )
HRR(%) =
𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝑅𝑟𝑒𝑠𝑡
100 (127 − 97)
HRR(%) =
200 − 97
3000
HRR(%) = = 29,12%
103
Jadi hasil dari pengukuran HRR(%) yaitu 29,12%, dan Melakukan
aktivitas tidak melebihi 33% dinyatakan aman.
Menghitung beban kerja pada kuli bangunan dengan persamanaan
Kamalakkanan (2007) :
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -1867 + 8.58HR + 25.1HT + 4.5A – 7.4RHR + 67.8G
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -1867 + 8.58(127) + 25.1(165) + 4.5(20) – 7.4(97) + 67.8(0)
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = 2.655,36 Watt
Menghitung beban kerja pada kuli bangunan dengan persamanaan
Keytel (2005) :
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -55,0959 + (HR x 0,6309) + (W x 0,1988) + (A x 0,2017)
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -55,0959 + (127 x 0,6309) + (54 x 0,1988) + (20 x 0,2017)
𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = 39,7976 (kJ/menit)
Fisiologi Kerja 16
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
Lampiran Gambar Saat berada dilokasi :
Fisiologi Kerja 17
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Fisiologi kerja lebih terfokus pada faal tubuh dalam koordinasi antara saraf
pusat dan perifer, panca indra, otot, rangka, pertukaran zat dan energi
tubuh serta pengaruhnya terhadap system peredaran darah, paru- paru, alat
pernafasan dan jaringan organ termasuk system gastro intestinal ( mulut,
esophagus, usus, hati dan lainnya ) oleh karena aktifits bekerja.
2. Kerja dibedakan menjadi kerja fisik dan kerja mental, dimana kerja mental
lebih sedikit membutuhkan energy.
3. Metode dalam mengukur tingkat beban fisik yaitu dengan mengukur
konsumsi energy dan menentukan waktu standar dengan metode fisiologis.
4. Kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada syaraf dan otot
manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya.
Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada
pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan
kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis
seorang operator.
B. Saran
Saran dari penulis yaitu kita harus memperhatikan fisiologi kerja dari
setiap pekerja terhadap pekerjaannya karena agar tidak terjadi kelelahan
kerja.dan juga kita harus mengetahui apa aja yang diperlukan dalam mengatasi
maupun mencari cara dalam memahami fisiologi kerja.
Fisiologi Kerja 18
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik
DAFTAR PUSTAKA
Fisiologi Kerja 19
Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik