Anda di halaman 1dari 39

REVISI

LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
MODUL 4
“QUICK EXPOSURE CHECKLIST (QEC)”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum


Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun Oleh :

TI RP 20B – KELOMPOK 2

Ilham Suwarman 20262011090


Reza Rifki Sapari 20262011106
Rifqi Naufal F 20262011066
Salsabila Annisa P 20262011063
Tiana Zahra Putri 20262011040
Yuspi atifah 20262011116

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI


TEKNOLOGI BANDUNG

2022
LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
MODUL 4
“QUICK EXPOSURE CHECKLIST (QEC)”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum


Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Disusun Oleh :

TI RP 20B – KELOMPOK 2

Ilham Suwarman 20262011090


Reza Rifki Sapari 20262011106
Rifqi Naufal F 20262011066
Salsabila Annisa P 20262011063
Tiana Zahra Putri 20262011040
Yuspi atifah 20262011116

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI


TEKNOLOGI BANDUNG

2022

i
RINGKASAN

Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja
dan nomos yang berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih
populer digunakan oleh beberapa negara Eropa Barat, dan di Amerika istilah ini lebih
dikenal sebagai Human Faktors Engineerings atau Human Engineering
(Wignjosoebroto, 2003). Musculoskeletal Disorder (MSDs) adalah gangguan pada
bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara
berulang dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama dan akan menyebabkan
keluhan pada sendi, ligamen dan tendon (Sutopo, 2009).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko
muskuloskletal disorders (MSDs) pada pekerja disetiap stasiun kerja yang ada
dengan menggunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC). Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan dan kajian bagi pemilik produksi pakaian
mengenai penyakit akibat kerja yang dikeluhkan pekerja sektor informal. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan observasional terhadap faktor risiko terjadinya musculoskeletal disorders
pada tiap pekerja dan tiap proses yang berjumlah empat responden. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara, kuisioner QEC, Nordic Body Map dan dokumentasi
dianalisis serta disajikan dalam bentuk deskripsi.
Kata Kunci : Ergonomi dan Quick Exposure Check (QEC)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulilah berkat rahmat Allah SWT, yang telah memberikan Ridho dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Perancangan
Sistem Kerja ini. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kurikulum
perkuliahan yang wajib diikuti oleh setiap Mahasiswa Program Studi Teknik Industri
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung.
Pelaksanaan dan penulisan Laporan Praktikum ini, tentunya tak lepas dari
bantuan banyak pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Teguh Aprianto, S.T., M.T. selaku Dosen Praktikum Perancangan Sistem
Kerja Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Bandung,
2. Neneng Puja Reflina sebagai Asisten Laboratorium yang membimbing serta
membantu dalam pengerjaan laporan praktium ini bisa berjalan dengan lancar,
3. Teman-teman TI RP 20B yang membantu dalam pengerjaan laporan sehingga
praktikum bisa berjalan dengan baik.
Dalam penulisan Laporan Praktikum ini tentunya masih terdapat banyak
kekurangan, namun hal itulah yang mendorong kelompok kami untuk berbuat lebih
baik.

Wassalamu’alaikum.wr.wb.

Bandung, 11 April 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER …………………………………………………………………………… i
RINGKASAN …………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….... viii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………….…………………… I-1
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………...…………………. I-1
1.2 Identifikasi Masalah ………………………………...………………… I-2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………...…………... I-2
1.4 Tujuan Pratikum ………………………………………...……………. I-2
1.5 Manfaat Pratikum …………………………………………...………... I-3
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ……………………………………….. I-3
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… II-1
2.1 Ergonomi ….………………………………………………………….. II-1
2.2 Quick Exposure Check (QEC) ………………………………………... II-2
2.3 Prosedur Quick Expose Checklist …………………………………...... II-3
2.3.1 Self Training ………………….………………………………………. II-3
2.3.2 Observes and Workers Assessment Checklist………………………… II-6
2.3.3 Calculations of Expose Checklist……………………………………... II-7
2.3.4 Consideration of Actions…………………………...……………………….. II-9
BAB III ALUR PRATIKUM …………………………………………………... III-1
3.1 Flowchart Praktikum ………………………………………………..... III-1
3.2 Algoritma Flowchart Praktikum ……………………………………… III-2
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA …………………………... IV-1
4.1 Pengumpulan Data ……………………………………………………. IV-1
4.2 Pengolahan dan Perhitungan Data ……………………………………. IV-2
4.3 Usulan Perbaikan …………………………………………...………… IV-7
4.4 Analisis Hasil Pengolahan QEC …………………………………….... IV-7

iv
4.5 Pembahasan …………………………………………...…………........ IV-7
BAB V Penutup………………………. ………………………………………. V-1
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………… V-1
5.2 Saran ………………………………………………………………….. V-2
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..……………………....
LAMPIRAN……………………………………..…………………….................... L-1

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengolahan Observer Assessment checklist..................................... IV-2


Tabel 4.2 pengolahan data kuisioner pekerja (operator).................................. IV-3
Tabel 4.2.1 Exposure Score............................................................................. IV-4
Tabel 4.7 Rekapitulasi Exposure Score........................................................... IV-6

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Postur Punggung Level A1 ....................................................... II-4


Gambar 2.2 Postur Punggung Level A2 ....................................................... II-4
Gambar 2.3 Pustur Punggung Level A3 ....................................................... II-5
Gambar 2.4 Bekerja diKetinggian Dada dan Bekerja di Atas Ketinggian ...
Bahu ......................................................................................... II-5
Gambar 2.5 Postur Pergelangan Tangan atau Tangan .................................. II-6
Gambar 2.6 Observer’s and Workers Assesment ......................................... II-7
Gambar 2.7 Quick Expose Checklist Score................................................... II-8
Gambar 2.8 Nilai Level Tindakan Quick Expose Checklist.......................... II-9
Gambar 3.1 Flowchart Praktikum................................................................. III-1
Gambar 4.1 Responden Yang Diamati ........................................................ IV-1

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Kuisioner Observer Quick Expose Checklist ......................................... L-1


Rekapitulasi Jawaban Kuisioner pengamat ..................................................... L-3

viii
I-10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi persaingan antar perusahaan sangatlah ketat baik perusahaan


besar maupun kecil. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan tersebut, adalah
melalui peningkatan produktivitas kerja secara optimal. Menurut Wingdjosoebroto
(2000) bahwa produktivitas adalah perbandingan antara output dan input,
produktivitas dikatakan meningkat jika terjadi peningkatan output diikuti penurunan
input atau terjadi peningkatan output dengan sedikit peningkatan input. Salah satu
faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas adalah manusia sebagai pekerja.

Aktivitas produksi terdapat interaksi antara tenaga kerja (manusia/operator)


dengan fasilitas produksi (mesin) yang digunakan. Interaksi ini dapat berupa
kesesuaian antara dimensi tubuh operator (tenaga kerja) dengan dimensi mesin.
Dilihat dari sudut pandang ergonomi suatu produk (fasilitas produksi) dikatakan
ergonomis apabila secara anthropometris, faal, biomekanika dan fisiologis
kompatibel dengan manusia sebagai pemakainya (Sutalaksana, 2006).

Penerapan ergonomi untuk peningkatan kesehatan, keselamatan dan serta


perbaikan mutu produk dalam suatu proses produksi semakin dirasakan. Oleh karena
itu, perlu segera dilakukan dengan lebih baik melalui penyesuaian mesin, alat dan
perlengkapan kerja terhadap tenaga kerja yang dapat mendukung kemudahan,
kenyamanan dan efisiensi kerja (Nurmianto, 2004).

Kondisi stasiun kerja yang tidak baik dapat menurunkan performansi pekerja,
hal tersebut dikarenakan pekerja akan bekerja dengan kondisi yang tidak nyaman dan
juga hal ini akan menimbulkan risiko cedera dalam jangka waktu tertentu. Seorang
pekerja yang bekerja dengan pergerakan berulang-ulang secara terus menerus, postur
tubuh yang tidak baik.
I-11

Praktikum kali ini praktikan mencoba melakukan sebuah praktikum yang


difokuskan pada perancangan sistem kerja yang diperlukan studi untuk menganalisa
dan mengevaluasi postur kerja pada suatu sistem kerja untuk mengefisienkan suatu
pekerjaan sehinggu produktivitas naik dan semua permintaan produksi dapat
terpenuhi secara tepat waktu dan yang tidak aman untuk meminimalkan kecelakaan
kerja serta dapat mengendalikan produksi sesuai dengan sumber daya manusia yang
tersedia pada sebuah perusahaan, oleh kerena itu dalam praktikum ini penulis
mencoba menganalisa mengenai gangguan pada pekerja yang disebabkan oleh postur
kerja yang kurang dengan menggunakan metode QEC (Quick Exposure Checklist)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan


masalah yang dilakukan dalam praktikum ini adalah bagaimana cara menganalisa
postur kerja dengan metode QEC (Quick Expose Checklist)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan


masalah yang dilakukan dalam praktikum ini sebagai berikut :
1. Apa yang dimagsud dengan ergonomi?
2. Apa yang dimagsud dengan QEC (Quick Expose Checklist)?
3. Bagaimana cara menganalisa postur kerja dengan meode QEC (Quick Expose
Checklist) ?
1.4 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:


1. Praktikan mampu memahami konsep, dalam menganalisis struktur.
2. Praktikan memahami manfaat studi menganalisis struktur untuk perancangan
sistem kerja

3. Praktikan mampu merancang sistem kerja yang ergonomis berdasarkan


analisis struktur yang didapat
I-12

1.5 Manfaat Praktikum

Berikut merupakan manfaat dari praktikum ini ialah:

1. Manfaat bagi mahasiswa sebagai berikut :


a. Memperluas pengetahuan tentang praktikum menganalisa postur kerja
dengan metode QEC (Quick Expose Checklist).

b. Memberikan gambaran konsep tentang analisa postur kerja dengan


metode QEC (Quick Expose Checklist)sebagai acuan referensi untuk
setiap kelompok atau setiap mahasiswa yang melakukan praktikum.

c. Setiap kelompok mampu memahami prosedur menganalisa postur kerja


dengan metode QEC (Quick Expose Checklist)

d. Mahasiswa dapat menganalisa postur kerja dengan metode QEC (Quick


Expose Checklist)
2. Manfaat bagi perguruan tinggi, mengembangkan kemmampuan dan
keterampilan mahasiswa dalam dunia pendidikan dan dapat bersaing menjadi
mahasiswa yang berkompeten
3. Manfaat Bagi Masyarakat, mahasiswa dapat memakai penerapan analisa
postur kerja dengan metode QEC (Quick Expose Checklist) untuk masyarat sekitar

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan masalah, maka dibuat sistematika


penulisan laporan yang dapat menjelaskan secara singkat mengenai gambaran
praktikum ialah:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi hal-hal yang melatar belakangi permasalahan antara pemenuhan
permintaan konsumen dan pengoptimalan produktivitas pekerjaan yang ergonomis.
I-13

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini menerangkan teori-teori yang relevan dengan praktikum yang dilakukan,
terutama mengenai analisa postur kerja dengan metode QEC (Quick Expose
Checklist)

BAB III ALUR PRAKTIKUM

Bab ini menggambarkan tata cara pengumpulan atau pengambilan data untuk
menganalisa postur kerja dengan metode QEC (Quick Expose Checklist)

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini menampilkan data-data yang telah dikumpulkan serta diolah dan dianalisis
berdasarkan landasan teori yang didapatkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh hasil dan analisa terkait praktikum
analisa postur kerja dengan metode QEC (Quick Expose Checklist). Adapun saran-
saran yang dapat membantu dalam praktikum analisa postur kerja dengan metode
QEC (Quick Expose Checklist)

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar sumber bacaan yang digunakan sebagai acuan dalam praktikum ini.

LAMPIRAN

Berisi tentang data-data yang perlu dilampirkan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

Ergonomi (ergonomics) berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja
dan nomos yang berarti hukum, dimana ergonomi sebagai disiplin keilmuan yang
mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaannya. Istilah ergonomi lebih
populer digunakan oleh beberapa negara Eropa Barat, dan di Amerika istilah ini lebih
dikenal sebagai Human Faktors Engineerings atau Human Engineering
(Wignjosoebroto, 2003). Dengan diterapkannya ergonomi, sistem kera dapat menadi
lebih produktif dan efisien. Dilihatdari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian
ergonomi dapat dikelompokkan dalam bidang penelitian :
1. Antropometri
2. Biomekanika
3. Fisiologi
4. Pengindraan
5. Lingkungan Fisik Kerja

Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan


informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia dalam
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu
dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan
efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana,1979). Menurut Tarwaka (2004), Terdapat
beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penerapan ilmu ergonomi. Tujuan-tujuan
dari penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan


cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi, kepuasan kerja dan memberikan peranan yang aktif.

II-1
II-2

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak


sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik
selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan


antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja
dan kualitas hidup yang tinggi.

Penilaian ergonomi diperlukan untuk mengurangi potensi risiko cedera


musculoskeletal dan meningkatkan produktivitas kerja. Untuk menentukan masalah
yang mungkin timbul dalam aktivitasnya, ergonomi pekerja harus diobservasi dan
dinilai agar tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk. Beberapa alat penilaian
ergonomi adalah NIOSH Lifting Equation, Nordic Musculoskeletal Questionnaire,
Quick Exposure Check dll.

2.2 Quick Exposure Check (QEC)

Quick Exposure Check (QEC) merupakan suatu metode untuk penilaian


terhadap risiko kerja yang berhubungan dengan gangguan otot di tempat kerja.
Metode ini menilai gangguan risiko yang terjadi pada bagian punggung, bahu/lengan,
pergelangan tangan, dan leher. QEC membantu untuk mencegah terjadinya WMSDs
seperti gerak repetitive, gaya tekan, postur yang salah, dan durasi kerja (Stanton,
2004). Penilaian pada QEC dilakukan pada tubuh statis (body static) dan kerja
dinamis (dynamic task). Kemudian untuk memperkirakan tingkat risiko dari postur
tubuh dengan melibatkan unsur penggulangan gerakan, tenaga/beban dan lama tugas
untuk area tubuh yang berbeda (Li dan Buckle, 1999).

Brown & Li (2003) menyatakan, bahwa konsep dasar metode ini sebenarnya
adalah mengetahui seberapa besar exposure score untuk bagian tubuh tertentu
dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Exposure score dihitung untuk masing-
masing bagian tubuh, seperti pada punggung, bahu/lengan atas, pergelangan tangan,
maupun leher dengan mempertimbangkan kurang lebih kombinasi/interaksi,
II-3

misalnya postur dengan gaya/beban, pergerakan dengan gaya/beban, durasi dengan


gaya/beban, postur dengan durasi, atau pergerakan dengan durasi

Menurut Li dan Bucke (1998) mengatakan salah satu karakteristik yang


penting dari metode QEC adalah penilaian dilakukan oleh peneliti dan pekerja,
dimana faktor risiko yang dipertimbangkan dan digabungkan dalam implementasi
dengan tabel skor yang ada. QEC dikembangkan untuk :
1. Menilai perubahan paparan pada tubuh yang berisiko terjadinya
muskuloskeletal sebelum dan sesudah intervensi ergonomi.
2. Melibatkan pengamat dan juga pekerja dalam melakukan penilaian dan
mengidentifikasi kemungkinan untuk perubahan pada sistem kerja.
3. Membandingkan paparan risiko cedera diantara dua orang atau lebih yang
melakukan pekerjaan yang sama, atau diantara orang-orang yang melakukan
pekerjaan yang berbeda.
4. Meningkatkan kesadaran diantara para manajer, engineer, desainer, praktisi
keselamatan dan kesehatan kerja dan para operator mengenai faktor risiko
musculoskeletal pada stasiun kerja.

2.3 Prosedur Quick Expose Checklist

Menurut Brown dan Li pada tahun 2003, Exposure score dihitung


berdasarkan bagian tubuh dengan mempertimbangkan ± 5 kombinasi atau interaksi,
contohnya postur dengan gaya atau beban, pergerakan dengan gaya atau beban,
durasi dengan gaya atau beban, postur dengan durasi serta pergerakan dengan durasi.
Sedangkan untuk tahap-tahap penilaian dengan menggunakan metode Quick
Exposure Checklist (QEC). musculoskeletal pada stasiun kerja.

2.3.1 Self Training

Pengguna yang tidak berpengalaman pada QEC diharuskan untuk membaca


panduan referensi QEC . Panduan referensi dapat ditemukan di “pengembangan lebih
lanjut dari validaritas kegunaan Quick Eposure Checklist (QEC)” . Penguna
berpengalaman dapat melewati langkah 1. Berikut merupakan panduan dalam self
II-4

training :
1. Postur Punggung (Back Posture)
Penilaian untuk postur punggung harus dilakukan saat punggung dibebani
paling banyak. Misalnya, saat mengangkat sebuah kotak, bagian belakang dapat
dianggap sebagai beban tertinggi pada saat orang tersebut bersandar atau meraik
kedepan untuk mengambil muatan.
a. Punggung dapat dikatakan “hampir netral” (level A1) jika orang
tersebut terlihat bekerja dengan fleksi/ekstensi punggung, memutar,
atau menekuk kesamping kurang dari 20°, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Postur Punggung Level A1


b. Punggung dapat dianggap sebagai “agak tertekuk atau terpuntir” (level
A2) jika orang tersebut terlihat bekerja dengan fleksi/ektensi punggung,
memutar, atau menekuk kesamping lebih dari 20° tetapi kurang dari 60
° seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Postur Punggung Level A2


c. Punggung dapat dianggap sebgai “terlipat atau terpelintir secara
berlebihan” (level A3) jika orang tersebut terlihat bekerja dengan fleksi
punggungnnya atau memutar lebih dari 60° (atau mendekati 90°)
ditunjukkan pada gambar 2.3
II-5

Gambar 2.3 Pustur Punggung Level A3

2. Gerakan Punggung (Back Movement B1-B5)


Tugas penanganan material secara manual dengan nilai B1-B3 mengacu pada
seberapa sering orang tersebut perlu membungkuk, memutar punggungnya pada saat
melakukan tugasnya. Gerakan punggung dapat terjadi dalam satu siklus tugas. Untuk tugas
selain penanganan manual, seperti pekerjaan menetap atau tugas berulang yang dilakukan
dalam posisi berdiri atau duduk, abaikan B1-B3 dan nilai B4-B5
3. Pustur Bahu atau Lengan (Shoulder or Arm Posture C1-C3)
Penilaian harus dilakukan saat bahu atau lengan dibebani paling berat selama
bekerja, tetapi tidak harus pada saat yang bersamaan saat pemeriksaan punggung. Misalnya,
beban di bahu mungkin tidak berada pada tingkat tertinggi ketika orang tersebut
membungkuk untuk mengambil kotak dari lantai, tetapi dapat menjadi lebih besar akibatnya
ketika kotak ditempatkan di tingkat yang lebih tinggi

Gambar 2.4 Bekerja di Ketinggian Dada dan Bekerja di Atas Ketinggian Bahu

4. Pergerakan Bahu atau lengan (Shoulder or Arm Movement D1-D3) gerakan


bahu atau lengan dianggap sebagai berikut :
a. Jarang terjadi jika tidak ada pola gerakan teratur.
b. Sering jika ada pola gerakan teratur dengan jeda singkat.
c. Sangat sering jika ada pola gerak terus menerus yang teratur selama
bekerja
II-6

5. Postur Pergelangan Tangan atau Tangan (Wrist or Hand Posture E1 – E2)

Pennilaian dilakukan selama pelaksanaan tugas pada titik di mana postur


pergelangan tangan yang paling canggung diterapkan, termasuk fleksi atau ekstensi
pergelangan tangan, tekukan ke samping (deviasi ulnar / radial) dan rotasi
pergelangan tangan di sekitar sumbu lengan bawah. Pergelangan tangan dianggap
hampir lurus (level E2) jika gerakannya terbatas dalam rentang sudut kecil < 15o dari
postur kawat netral (Figure E1). Sebaliknya, jika sudut yang jelas dapat diamati
selama melakukan tugas, pergelangan tangan dianggap menyimpang atau bengkok
(Figure E2)

Gambar 2.5 Postur Pergelangan Tangan atau Tangan


6. Gerakan Pergelangan Tangan atau Tangan (Wirst or Hand Movement F1-
F3)
Mengacu pada gerakan pergelangan tangan / tangan dan lengan bawah, tidak
termasuk gerakan jari. Satu gerakan dihitung setiap kali pola gerakan yang sama atau
serupa diulangi selama periode waktu tertentu (misalnya 1 menit).
7. Penilaian Eksposur Untuk Leher (Expose Assessment For The Neck)
Leher dapat dianggap “terlalu bengkok atau bengkok” jika dibengkokkan
atau diputar pada sudut yang jelas (atau lebih dari 20°) relatif terhadap batang tubuh.

2.3.2 Observers and Workers Assessment Checklist

Untuk menghasilkan sebuah metode kerja yang cepat untuk digunakan tubuh
dibagi dalam segmen-segmen yang membentuk tujuh kelompok atau grup yakni grup
A, B, C, D, E, F dan G dari sudut pandang pengamat. Sedangkan untuk dari sudut
pandang operator dibentuk kelompok atau grup yaitu grup H, I, J, K, L, M dan N.
Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh postur tubuh terekam, sehingga segala
kejanggalan atau batasan postur oleh punggung atau leher yang mungkin saja
mempengaruhi postur anggota tubuh atas dapat tercakup dalam penilaian.
II-7

Sebelum memulai penilaian (assessment) minimal satu siklus kerja harus


diamati sampai selesai. Jika satu pekerjaan terdiri dari beberapa tugas/aktivitas yang
berbeda-beda, setiap aktivitas dapat dinilai secara terpisah. Jika suatu pekerjaan sulit
untuk dibagi menjadi beberapa aktivitas, maka nilailah kejadian paling berat/paling
buruk dalam pekerjaan tersebut (ex : ketika tubuh paling banyak membawa beban
fisik). Peilaian dapat dilakukan dengan mengamati langsung atau dengan
menggunakan hasil rekaman video

Gambar 2.6 Observer’s and Workers Assesment


II-8

2.3.3 Calculations of Expose Checklist

Gunakan “Table of Exposure Scores” Hitung score exposure untuk setiap


tugas yang dinilai sbb:
1. Lingkari semua angka yang merupakan hasil penilaian pengamat (observer
assessment) dan hasil penilaian pekerja (Worker’s Assessment).
2. Tandai angka yang merupakan perpotongan dari setiap pasangan jawaban
obsever dan worker.Sebagai contoh, untuk “exposure to the back”, angka 8
merupakan nilai dari score 1, Yang merupakan perpotongan dari item A2 dan
A3.
3. Hitung total score untuk masing-masing bagian tubuh.

Gambar 2.7 Quick Expose Checklist Score


II-9

2.3.4 Consideration of Actions

Menurut Brown dan Li pada tahun 2003 exposure level (E) dihitung
berdasarkan presentase antara total skor aktual exposure (X) dengan total skor
maksimum (Xmaks).
E (%) × 100 % ………………………………………
=
𝑥 (2.1)
𝑥𝑚𝑎𝑥
Dimana :
X = total skor yang diperoleh dari penilaian terhadap postur (punggung +
bahu/lengan
+ pergelangan tangan + leher)
Xmaks = total skor maksimum untuk postur kerja (punggung +
bahu/lengan + pergelangan tangan + leher)
Xmaks adalah konstan untuk tipe-tipe tugas tertentu. Pemberian
skor (Xmaks
= 162) apabila tubuh adalah statis, termasuk duduk atau berdiri
tanpa pengulangan (repetitive) yang sering dan penggunaan
tenaga atau beban yang relatif lebih rendah. Untuk pemberian
skor maksimum (Xmaks = 176) apabila dilakukan manual
material handling yaitu mengangkat, mendorong, menarik, dan
membawa beban.
II-10

Gambar 2.8 Nilai Level Tindakan Quick Expose Checklist


BAB III

ALUR PRAKTIKUM

3.1 Flowchart Praktikum


Alur praktikum quick expose checklist dijelaskan meelalui flowchart sebagai
berikut :

Mulai

Latar Belakang dan


Perumusan Masalah

Studi Literatur

Pengamatan dan
Wawancara Pengumpulan Data

Penghitungan Exposure Score Penghitungan Exposure Level


dengan Metode QEC dengan Metode QEC

Analisi dan pembahasan Exposure Level

Kesimpulan

Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Praktikum

III-1
III-2

3.2 Algoritma Flowchrat Praktikum


Berikut adalah pembahasan pada alur praktikum :
a. Mulai
Melakukan uji QEC.
b. Pemilihan objek
Kegiatan pemilihan objek yang dilakukan secara acak diderah sekitar tempat
tinggal.
c. Sumber Responden
Sumber atau respoden yang di ambil adalah pekerja yang ada di sekitar
ligkungan terdekat. Pengambilan informasi di lakukan dengan memfoto sikap
kerja yang di lakukan para pekerja.
d. Pengolahan data
Pada pengolahan data di kelolah dengan :
1) Self Training (Latihan mandiri), mencari responden dan mulai
menguji mengenai penggunaan QEC pada pekerja.
2) Observers Assessment (penilaian pengamat) dengan dilakukannya
pengamatan ini kami dapat mengetahui apakah posisi pekerja sudah
dalam keadaan aman atau tidak aman (risiko terjadinya cedera nya
tinggi).
3) Workers Assessment Checklist (penilaian pekerja) pada penilaian
anggota tubuh pada pekerja agar bisa lebih paham apakah pekerja
sudah melakukan posisi yang baik atau belum dalam melakukan
pekerjaannya dan menganalisi tingkat risiko terjadinya cedera.
4) Calculation Of Exposure Checklist (perhitungan daftar periksa)
setelah mengkalkulasikan nilai para pekerja lalu dipastikan kembali
apakah penganalisisan pengamat sudah sesuai dengan penganalisisan
para pekerja.
5) Consideration Of Actions (pertimbangan tindakan) data yang sudah
selesai diolah Kembali untuk menentukan tindakan apa yang akan
diambil untuk mengurangi terjadinya risiko cedera pada pekerja.
III-3

e. Menganalisis data
Data yang telah di dapat dengan koesioner kemudian di oleh dalam beberapa
tabel untuk menghitung score yang didapat oleh pekerja/ responder pada
setiap stasiun kerja.
f. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah di lakukan maka dapat disimpulakan postur kerja
yang di lakukan oleh pekerja/ respoder termasuk pada leel resiko tertentu dan
dapat menentukan tindakan yang dapat di ambil.
g. Selesai
Pembuatan catatan akhir atau berupa laporan hasil praktikum.
BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner
observer dan worker assessment pada hari Selasa, 12 April 2022. Responden yang
diamati adalah seorang pekerja di salah satu tempat pengolahan kayu.

Gambar 4.1 Responden yang diamati


Nama : Polo
Pekerjaan : Buruh pengolahan kayu
Usia : 50 tahun
Lama bekerja : 5 tahun
Posisi kerja : Bekerja / berjalan

IV-1
IV-2

Tabel 4.1 Pengolahan Observer Assessment checklist


Nama pekerja : Polo
Tanggal pengamatan : 12 April 2022
KUISIONER PENGAMAT
Punggung (Back)
A. Ketika melakukan pekerjaan apakah punggung
A1. Hampir netral
A2. Agak memutar
A3. Terlalu memutar atau membungkuk
B. Pekerjaan mengangkat / mendorong / menarik
Seberapa sering pergerakan punggung
B1. Jarang (3 kali / menit)
B2. Sering (8 kali / menit)
B3. Sangat sering (12 kali atau lebih / menit)

Bahu / Lengan (Shoulder / Arm )


C. Saat bekerja posisi tangan ?
C1. Pada atau dibawah pinggang
C2. Setinggi dada
C3. Pada atau di atas bahu
D. Bagaimana pergerakan bahu/lengan?
D1. Jarang
D2. Sering
D3. Sangat sering

Pergelangan Tangan / Tangan (Wrist / Hand)


E. Bagaimana pekerjaan dilakukan?
E1. Pergelangan tangan hampir lurus
E2. Pergelangan tangan menyimpang atau menekuk
F. Seberapa sering pola pergerakan yang sama terulang?
F1. 10 kali atau kurang / menit
F2. 11-20 kali / menit
F3. Lebih dari 20 kali / menit

Leher (Neck)
G. Saat bekerja, apakah kepala/leher tertekuk atau memutar?
G1. Tidak
G2. Ya (kadang-kadang)
G3. Ya (terus menerus)
IV-3

Tabel 4.2 pengolahan data kuisioner pekerja (operator)


Nama pekerja : Polo
Tanggal pengamatan : 12 April 2022
KUISIONER PEKERJA

H. Berat maksimum yang diangkat secara manual


H1. Ringan (≤ 5 kg)
H2. Cukup berat (6 kg -10 kg)
H3. Berat (11 kg – 20 kg)
H4. Sangat berat (≥ 20 kg)
I. Lama rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan dalam sehari
I1. (≤ 2 jam)
I2. ( 2 – 4 jam)
I3. ( ≥ 4 jam)

J. Tingkat kekuatan yang digunakan oleh satu tangan


J1. Rendah (≤ 1 kg)
J2. Sedang (1 – 4 kg)
J3. Tinggi (≥ 4 kg)

K. Apakah pekerjaan ini memerlukan penglihatan yang ?


K1. Rendah (hampir tidak memerlukan untuk melihat secara
detail)
K2. Tinggi (memerlukan untuk melihat secara teliti)

L. Apakah menggunakan kendaraan selama?


L1. ≤ 1 jam/hari atau tidak pernah
L2. 1 – 4 jam / hari
L3. ≥ 4 jam / hari

M. Apakah menggunakan alat yang menghasilkan getaran?


M1. ≤ 1 jam/hari atau tidak pernah
M2. 1 – 4 jam / hari
M3. ≥ 4 jam / hari

N. Apakah mengalami kesulitan selama bekerja?


N1. Tidak pernah
N2. Terkadang
N3. Sering
O. Bagaimana menjalani pekerjaan ini?
O1. Sama sekali tidak stres
O2. Cukup stres
O3. Stres
O4. Sangat stres
IV-4

4.2 Pengolahan dan Perhitungan Data


Berikut merupakan hasil pengolahan data dari pengisian kuisioner oleh
pengamat dan operator yang disajikan dalam tabel Exposure Score.
Tabel 4.2.1 Exposure Score
Exposure Score
Back Shoulder/Arm Wirst/Hand Neck

Punggung (A) dan Tinggi (C) dan Gerak berulang (F) Leher (G) dan
Beban (H) Beban (H) dan Kekuatan (J) Durasi (I)
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 G1 G2 G3
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6 I1 2 4 6
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 I2 4 6 8
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 I3 6 8 10
H4 8 10 12 H4 8 10 12 =6 =6
=6 =6

Punggung (A) dan Tinggi (C) dan Gerak berulang (F) Visual (K) dan
Durasi (I) Durasi (I) dan Durasi (I) Durasi (I)
A1 A2 A3 C1 C2 C3 F1 F2 F3 K1 K2
I1 2 4 6 I1 2 4 6 I1 2 4 6 I1 2 4
I2 4 6 8 I2 4 6 8 I2 4 6 8 I2 4 6
I3 6 8 10 I3 6 8 10 I3 6 8 10 I3 6 8
=6 =6 =6 =6
Total untuk leher =
Durasi (I) dan Beban durasi (I) dan Beban Durasi (I) dan 12
(H) (H) Kekuatan (J)
I1 I2 I3 I1 I2 I3 I1 I2 I3 Mengemudi /
H1 2 4 6 H1 2 4 6 J1 2 4 6 kendaraan
H2 4 6 8 H2 4 6 8 J2 4 6 8 L1 L2 L3
H3 6 8 10 H3 6 8 10 J3 6 8 10 1 4 9
H4 8 10 12 H4 8 10 12 =10 =1
=10 =10
Getaran
M1 M2 M3
1 4 9
=1

Posisi Statis(B) dan Frekuensi Bahu (D) Posisi pergelangan Kesulitan Bekerja
Durasi (I) dan Beban (H) (E) dan Kekuatan (J) N1 N2 N3
B1 B2 D1 D2 D3 E1 E2 1 4 9
I1 2 4 H1 2 4 6 J1 2 4 =4
I2 4 6 H2 4 6 8 J2 4 6
J3 6 8 Stres
IV-5

I3 6 8 H3 6 8 10 =8 O1 O2 O3
=2 H4 8 10 12 1 4 9
=8 =1
Frekuensi (B) dan Posisi pergelangan
Beban (H) Frekuensi Bahu (D) (E) dan Durasi (I)
B1 B2 B3 dan Durasi (I) E1 E2
H1 2 4 6 D1 D2 D3 I1 2 4
H2 4 6 8 I1 2 4 6 I2 4 6
H3 6 8 10 I2 4 6 8 I3 6 8
H4 8 10 12 I3 6 8 10 =8
=6 =8

Frekuensi (B) dan


Durasi (I)
B1 B2 B3
I1 2 4 6
I2 4 6 8
I3 6 8 10
=6
36 38 38 19

X
E (%) = X 100%
Xmax
Dengan :
X = Total skor yang didapat untuk paparan risiko cedera untuk punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher yang diperoleh dari perhitungan
kuisioner.
Xmax = Total maksimum skor untuk paparan yang mungkin terjadi untuk punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan dan leher

Diketahui :
 X = 36 + 38 + 38 + 19 = 131
 Xmax = 162
Ditanya :
 E?
IV-6

Jawab :
131
E (%) = X 100%
162
= 80,8%

Tabel 4.7 Rekapitulasi Exposure Score


Nilai Exposure Score
Anggota Tubuh yang Diamati
Pengolahan Kayu
Punggung 36
Bahu/Lengan 38
Pergelangan tangan 38
Leher 12
Driving 1
Vibration 1
Work pace 4
Stress 1
Total 131

Tabel 4.7 Rekapitulasi Exposure Level


Stasiun kerja Exposure Score Tindakan
Pengolahan Kayu 80,8% Dilakukan penelitian dan
perubahan secepatnya

4.3 Usulan Perbaikan

Postur Salah Postur Benar


Berdasarkan hasil dari analisis yang telah dilakukan, untuk meminimalisasi
cedera otot rangka pada pekerja pengangkat kayu di salah satu tempat pengolahan
IV-7

kayu yang diamati, maka diperlukan penelitian lebih lanjut dan perubahan secepatnya
untuk mengurangi resiko yang dihasilkan. Perbaikan yang dapat diberikan adalah
dengan membuat alat untuk membawa kayu tersebut, mengurangi durasi kerja, dan
dapat juga dengan menanmbah pekerja sehingga pengangkatan dilakukan oleh dua
orang. Hal ini sangat perlu dilakukan agar pekerja lebih aman dan pekerjaan lebih
efektif dan efisien.

4.4 Analisis Hasil Pengolahan QEC


Berdasarkan Tabel 4.2.1 diperoleh hasil QEC sebagai berikut :
1. Pada kegiatan pengolahan kayu terutama pada kegiatan mengangkat balok
kayu dapat menimbulkan resiko cidera karena beban dari 1 balok kayu lebih
dari 10 Kg dan diangkat oleh seorang diri.
2. Postur tubuh yang beresiko menimbulkan cidera adalah pergelangan tangan
dengan skor QEC sebesar 38, leher/bahu dengan skor QEC sebesar 38, dan
punggung dengan skor QEC sebesar 36. Skor tersebut merefleksikan risiko
terbesar sehingga kita harus memperbaiki postur kerjanya atau menambah
pekerja untuk membantu dalam melakukan aktivitas mengangkat balok kayu.

4.5 Pembahasan
Bapak Polo berusia 50 tahun, beliau bekerja sebagai buruh pengolah kayu.
Beliau bekerja selama lebih dari 4 jam dalam sehari, pekerjaan yang beliau lakukan
memiliki resiko cidera terlebih dengan usianya sekarang yang telah mencapai 50
tahun dimana kekuatan otot dan kesehatan tubuh tidak lagi sama seperti pada saat
umur 30an sehingga peluang untuk mengalami cidera semakin lebih besar terlebih
dengan adanya postur kerja yang kurang tepat seperti dibagian pergelangan tangan,
leher/bahu dan punggung yang dapat memperbesar peluang resiko kedalam kategori
berbahaya. Maka sesuai dengan metode postur kerja QEC untuk jenis pekerjaan
mengangkat kayu perlu dilakukan tindakan perbaikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia dalam merancang
suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan
baik.
2. Quick Exposure Check (QEC) merupakan suatu metode untuk penilaian
terhadap risiko kerja yang berhubungan dengan gangguan otot di tempat kerja.
Metode ini menilai gangguan risiko yang terjadi pada bagian punggung,
bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher.
3. Cara menghitung QEC yaitu Exposure score dihitung berdasarkan bagian
tubuh dengan mempertimbangkan ± 5 kombinasi atau interaksi, contohnya
postur dengan gaya atau beban, pergerakan dengan gaya atau beban, durasi
dengan gaya atau beban, postur dengan durasi serta pergerakan dengan durasi.
Sedangkan untuk tahap-tahap penilaian dengan menggunakan metode Quick
Exposure Checklist (QEC). musculoskeletal pada stasiun kerja.
4. Pekerjaan mengangkat kayu yang dilakukan di stasiun kerja yang diamati
memiliki nilai Exposure Score yang tinggi, yakni mencapai 79,6%.
Diperlukan perbaikan secepatnya untuk mengurangi resiko muskuluskeletal
disorders (MSDs) yang dapat membahayakan pekerja.

Tabel 5.1 Preliminary Action Levels for the QEC


QEC Score (E) Equivalent
Action
Percentage total RULA Score
≤ 40% Aman 1-2
- 50% Perlu penelitian lebih lanjut 3-4
51 – 70% Perlu penelitian lebih lanjut 5-6

V-1
dan dilakukan perubahan
Dilakukan penelitian dan
>70% 7+
perubahan secepatnya

5.2 Saran
1. Sebaiknya kita lebih memahami objek yang akan kita teliti agar mendapatkan
hasil yang maksimal.
2. Diperlukan koordinasi yang baik antar anggota kelompok agar memudahkan
proses analisis dan mengurangi kebingungan.
3. Memperhatikan setiap unsur laporan agar mengurangi kesalahan.
4. Saat pengerjaan perlu adanya dukungan yang psitif dari pihak kampus atau
pun pembina.

V-2
DAFTAR PUSTAKA

1. Adha, Ezi Adh. Dkk 2014. Usulan Stasiun Kerja pada PT. SInar Advertama
Servicindo (SAS) Berdasarkan Hasil Evaluasi Menggunakan Metode Quick
Expose Check (QEC). Jurnal Institut Teknologi Nasional, 04 (02)
2. Brown R. & Li G. 2003. The Development of Action Levels For the ‘Quick
Exposure Check’ (QEC) System, In Contemporary Ergonomics. McCabe.
P.T. Ed. Taylor & Francis, London. pp. 41-46
3. Li G. & Buckle P. 1999. Evaluating Change in Exposure to Risk for
Musculosketal Disorders-A Practical Tool. Sudbury. Suffolk; Report No:
251/1999
4. Li, G. and Buckle, P. 1998. A Practical Method For The Assesment Of Work-
Related Musculoskeletal Risks – Quick Exposure Check (QEC). In:
Proceedings Of Human Factors and Ergonomics Society 42nd Annual
Meeting, October 5-9. Chicago.
5. Nurmianto, Eko. 2004. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya:
Guna Widya
6. S. Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen
Industri. Surabaya : Guna Widya
7. S. Wignjosoebroto. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta : Guna
Widya
8. Stanton. dkk . 2005. Handbook of Human Factors And Ergonomics Methods.
USA : CRC Press.
9. Sutalaksana, I. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : ITB.
10. Tawarka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi untuk
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA
Press.

x
LAMPIRAN

L-1
L-2
Rekapitulasi jawaban kuisioner pengamat

Pergelangan
Punggung Bahu/lengan
Stasiun kerja tangan Leher
1 2 1 2 1 2
Pengolahan kayu A1 B1 C1 D2 E2 F1 G2

Rekapitulasi jawaban kuisioner operator


Pertanyaan
Stasiun Kerja
H I J K L M N O
Pengolahan kayu H3 I3 J3 K1 L1 M1 N2 O1

L-3

Anda mungkin juga menyukai