Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan juga
tak lupa sholawat serta salam kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang seperti saat
ini.
Makalah yang berjudul PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN DAN PENINGKATAN
HASIL KARYA ini membahas tentang konsep perilaku organisasi dalam pengembangan
organisasi.
Namun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya ilmu. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan dikemudian hari.
Kami mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Salam Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 KONSEP ORGANIZATION DEVELOPMENT (OD).............................................................2
2.2 PRINSIP BELAJAR DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ORGANIZATION
DEVELOPMENT (OD)....................................................................................................................4
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ORGANIZATION DEVELOPMENT
(OD)..................................................................................................................................................6
2.4 SASARAN ORGANIZATION DEVELOPMENT (OD)..........................................................6
2.5 MODEL MANAJEMEN ORGANIZATION DEVELOPMENT (OD).....................................7
2.6 METODE PENERAPAN ORGANIZATION DEVELOPMENT (OD)....................................7
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................15
3.2 SARAN......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Organisasi harus beradaptasi terhadap perubahan teknologi, ekonomi, politik, dan
budaya yang semakin komplek dan tidak pasti. Organization Development dapat
membantu organisasi untuk menciptakan respon yang efektif terhadap perubahan itu, dan
dalam banyak kasus secara proaktif mempengaruhi arah straregis dari organisasi.
Tiga trend besar yang membentuk perubahan pada organisasi, yakni globalisasi,
informasi teknologi, dan inovasi manajemen. Globalisasi dapat mengubah pasar dan
lingkungan sekitar yang dimana itu adalah tempat organisasi beroperasi. Teknologi
informasi mendifinisikan kembali bisnis tradisional dengan cara mengubah cara
pekerjaan dilakukan, cara pengetahuan digunakan, dan cara perhitungan biaya bisnis.
Inovasi majerial telah merespon globalisasi dan tenologi informasi, dan pengaruhnya
sangat cepat terhadap organisasi.
Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap
kinerja. Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi yang mempelajari tentang interaksi
manusia dalam organisasi yang meliputi perilaku, struktur dan proses dalam organisasi.
Dalam studi mengenai perilaku organisasi terdapat bagian tentang pengembangan
organisasi atau organization development (OD).
OD memainkan peranan kunci dalam membantu organisasi mengubah dirinya
sendiri, membantu organisasi menilai dirinya sendiri, dan lingkungannya. OD membantu
merevitalisasi, membangun kembali strategi, struktur, dan prosesnya. OD membantu
organisasi bergerak melampaui perubahan di permukaan untuk mentransformasi asumsi-
asumsi yang mendasari dan nilai-nilai yang mengatur perilaku mereka.
1
BAB II
PEMBAHASAN
4. Menurut Gibson, Ivancevich, dan Dinnelly dalam buku Organisasi Edisi Kedelapan
Jilid 2 (1997)
Pengembangan Organisasi atau Organization Development (OD) adalah teknik
manajerial untuk mengimplementasikan perubahan penting di organisasi. Karena
dalam praktik dimaksudkan membawa perubahan. OD melibatkan ilmu-ilmu
pengetahuan perilaku yang kuat oleh suatu agen pengubah (konsultan perubahan)
untuk mengarah pada peningkatan prestasi.
2
5. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita dalam buku Perilaku
Keorganisasian (1997)
Pengembangan Organisasi atau Organization Development (OD) adalah suatu proses
yang berkaitan dengan serangakaian perencanaan perubahan yang sistematis yang
dilakukan secara terus menerus oleh organisasi. Perubahan ini khususnya berkaitan
dengan aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan
membantunya dalam menanggapi perubahan dari faktor lingkungan.
3
Paradigma OD menghargai pertumbuhan manusiawi dan organisasi, proses kerjasama
dan partisipatif, dan suatu semangat penyelidikan. Agen perubahan bisa menjadi
pengarah dalam OD, tetapi ada suatu tekanan yang kuat pada kerjasama (kolaborasi)
tersebut. Konsep seperti kekuasaan, wewenang, kontrol, konflik, dan pemaksaan
mendapat penghargaan yang relative rendah di kalangan agen perubahan OD. Maka dari
itu, berikut ini secara singkat diidentifikasikan nilai-nilai yang mendasar dalam upaya
OD:
1. Penghargaan akan orang yaitu individu dipersepsikan sebagai seseorang yang
bertanggung jawab, teliti, dan punya perhatian. Jadi hendaknya mereka diperlakukan
secara layak dan hormat.
2. Percaya dan mendukung yaitu organisasi yang efektif dan sehat dicirikan mempunyai
kepercayaan, otentisitas, keterbukaan dan suatu iklim yang mendukung satu sama
lain.
3. Penyamaan kekuasaan yaitu organisasi yang efektif akan mengurangi tekanan pada
wewenang dan kontrol yang hirarkis.
4. Konfrontasi yaitu organisasi yang tidak menyembunyikan suatu masalah, jadi
hendaknya masalah yang dihadapi harus secara terbuka.
5. Partisipasi yaitu semakin banyak orang yang akan terkena perubahan dalam
keputusan di organisasi, semakin mereka setia kepada pelaksanaan keputusan
tersebut.
4
2. Pergerakan ke pembelajaran baru membutuhkan pelatihan, demonstrasi, dan
pemberdayaan (empowerment). Pelatihan pada karyawan non manajerial belum
menjadi prioritas tinggi di atara perusahaan Amerika, tetapi kehilangan pangsa pasar
baru-baru ini terhadap pesaing luar negeri yang menginvestasikan sumber daya lebih
besar dalam pelatihan, telah mendorong perusahaan Amerika untuk membuat
pelatihan sebagai bagian regular dari penugasan kepada karyawan mereka. Melalui
pelatihan dan demonstrasi ketetapan dari pelatihan itu, karyawan bisa diperkuat untuk
mewujudkan perilaku yang sebelumnya mereka hanya secara samar membayangkan.
Perilaku baru harus diajarkan secara hati-hati dan sensitif.
3. Pembekuan kembali/refreezing perilaku yang dipelajari terjadi melalui penerapan
penguatan dan umpan balik. Dua prinsip ini menyarankan bahwa bisa orang
menerima imbalan positif, informasi atau perasaan untuk melakukan sesuatu, mereka
menjadi lebih mungkin melakukan sesuatu yang sama dalam situasi yang sama. Sisi
lain mata uang melibatkan dampak pemberian hukuman untuk suatu respon tertentu.
Hal tersebut di asumsikan bahwa hukuman akan menurunkan kemungkinan
melakukan sesuatu yang sama pada waktu yang berbeda. Prinsipnya kemudian,
mengimplikasikan bahwa akan menjadi lebih mudah untuk mencapai perubahan yang
berhasil melalui penggunaan imbalan positif. Penguatan bisa juga terjadi bila
pengetahuan atau keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu program pelatihan
ditanamkan kembali melalui pelatihan penyegaran.
Berikut adalah intervensi/campur tangan OD yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
oleh agen perubahan untuk membangkitkan perubahan suatu organisasi (Prinsip
Belajarnya juga).
1. Pelatihan kepekaan atau pelatihan laboraturium atau disebut juga kelompok
pertemuan atau kelompok-T adalah suatu perkumpulan yang mengacu kepada suatu
metode yang berupaya mengubah perilaku lewat interaksi kelompok yang tidak
terstruktur.
2. Umpan balik survai adalah sebuah alat untuk menilai sikap yang diambil oleh
anggota-anggota organisasi (kuisioner) yang mengidentifikasi penyimpangan di
antara presepsi anggota dan memecahkan perbedaan-perbedaan (pembahasan dan
saran perbaikan). Contohnya adalah kuisioner tentang praktik pengambilan
keputusan, keefektifan komunikasi, koordinasi antara unit-unit, kepuasan dengan
organisasi, pekerjaan, dan rekan sekerja.
3. Konsultasi proses adalah supaya seorang konsultan luar membantu seorang klien
(biasanya adalah seorang manajer) untuk mempresepsikan, memahami, dan bertindak
terhadap peristiwa proses yang harus ditanganinya. Ini mungkin mencakup aliran
kerja, hubungan informal antara anggota unit, dan saluran komunikasi yang formal.
Konsultasi proses berfungsi memberikan kepada klien wawasan ke dalam apa yang
terjadi di sekitarnya, dalam dirinya, dan antara dia dan orang lain, Mereka tidak
memecahkan masalah organisasi ini. Konsultan itu lebih merupakan seorang
pemandu atau pelatih (coach) yang memberi advis mengenai proses untuk membantu
klien memecahkan masalahnya sendiri.
4. Pembinaan tim adalah memanfaatkan kegiatan kelompok interaksi tinggi untuk
meningkatkan kepercayaan dan keterbukaan di kalangan anggota tim. Pembinaan tim
dapat diterapkan di dalam kelompok-kelompok atau pada tingkat antarkelompok
5
dimana kegiatan saling bergantung. Untuk pembahasan kita, kita menekankan tingkat
intrakelompok dan menyisakan pengembangan antarkelompok pada bagian
berikutnya. Akibatnya perhatian kita menyangkut penerapan pada keluarga-keluarga
organisasi (kelompok komando), maupun pada komite, tim proyek, tim swakelola,
dan kelompok tugas.
5. Pengembangan antarkelompok adalah upaya dari organization development (OD)
untuk mengubah sikap, stereotipe (pemikirian luas tentang tipe individu), dan
persepsi yang dimiliki kelompok satu terhadap yang lain.
6. Penyelidikan apresiatif adalah mengidentifikasi sifat-sifat unik dan kekuatan-
kekuatan khusus organisasi yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki
kinerja. Artinya fokus penyelidikan apresiatif ini yaitu pada keberhasilan
organisasinya.
1. OD adalah direncanakan
2. OD beorientasi pada persoalan
3. OD mencerminkan sebuah pendekatan system
4. OD merupakan bagian integral dari proses manajemen OD bukan merupakan suatu
strategi yang “siap pakai”
6
5. OD memusatkan perhatian pada suatu kemajuan
6. OD berorientasi pada suatu tindakan
7. OD berdasarkan pada teori dan praktek yang sehat
KEKUATAN
PERUBAHAN
LINGKUNGAN:
Seleksi dari metode yang sesuai
pasar Persoalan Prestasi
Diagnosis Persoalan Struktural
teknologi Keorganisasian
Informasi Partisipasi Keterampilan
sumber Kelompok
Pengantar Perubahan Keperilakuan
INTERNAL: Individu
Perilaku
Proses
7
pertumbuhan atau penurunan atau dari perubahan kompetisi, teknologi, hukum, atau
perubahan sosial yang terjadi di lingkungan eksternal. Para manajer sudah
seharusnya sensitif dengan perubahan yang terjadi di lingkungan yang kompetitif,
dan sensitif terhadap “apa yang sedang terjadi di luar sana”.
Komitmen dan dukungan dari manajemen tingkat atas dalam suatu kegiatan OD
menjadi sangat penting. Suatu ketika seorang CEO baru ditunjuk untuk memimpin
sebuah korporasi, dalam kesempatan awal, dia menyatakan dengan jelas tentang
perlunya perubahan dan disampaikannya kepada para top executive-nya bahwa
sekarang tidak lagi “business as usual”. Di minggu pertama sebagai CEO, dia
bertemu dengan 20 orang teratas di perusahaan, dan mengatakan kepada mereka
bahwa budaya untuk mempertahankan orang di posisi puncak selama mungkin
selama yang bersangkutan tidak membuat masalah, telah usai. CEO tersebut
mengatakan, “Anda sekalian akan berada di kapal saya, atau turun dari kapal saya.
Namun jika anda memilih ikut berada di dalam kapal, jangan berteriak atau
mengoceh yang bisa mengganggu perjalanan kapal ini”.
2. Kembangkan Hubungan Praktisi-Klien
Setelah organisasi berhasil melakukan identifikasi kebutuhan akan perubahan dan
seorang praktisi OD hadir ke dalam sistem untuk membantu proses perubahan, maka
akan mulai terjalin hubungan antara praktisi OD tersebut dengan sistem dari klien
yang sedang melakukan perubahan.
Klien adalah orang atau organisasi yang akan dibantu melakukan proses
perubahan. Pengembangan jalinan hubungan ini adalah faktor penting dari
keberhasilan atau kegagalan dari sebuah program OD. Sebagaimana terjadi pada
banyak hubungan interpersonal, impresi pertama yang bagus antara praktisi dengan
klien-nya akan menentukan efektifitas formasi kontrak psikologis, yaitu berupa
komunikasi serta pertukaran harapan dan tanggungjawab antara praktisi dengan
klien-nya. Praktisi OD akan berusaha menerapkan bentuk-bentuk komunikasi
terbuka, hubungan yang saling mempercayai, dan atmosfir yang saling
bertanggungjawab. Berbagai isu yang terkait dengan tanggungjawab, reward, dan
sasaran haruslah diklarifikasi, didefinisikan dan dikerjakan mulai dari tahapan ini.
Para praktisi OD harus menentukan kapan saat yang tepat untuk masuk ke dalam
sistem dan peran apa yang akan diambil. Sebagai misal praktisi OD mungkin akan
menghadapi persetujuan atau penolakan dari manajemen tingkat atas, juga dari para
anggota organisasi di tingkat yang lebih rendah. Pada sebuah perusahaan, OD
dilaksanakan dari tingkat VP, dan dilakukan oleh para praktisi OD internal, dan
kemudian secara bertahap dilakukan juga pada tingkatan yang lebih rendah, kepada
para manajer dan para karyawan. Di perusahaan lain, bisa saja dilakukan dengan
pendekatan berbeda, praktisi eksternal dari sebuah universitas diundang oleh
perusahaan untuk membantu melaksanakan program OD.
3. Fase Diagnostik
Setelah praktisi OD masuk dan menjalin hubungan kerja dengan klien, praktisi
OD dan klien akan mulai berbagi data mengenai sistem yang ada. Pengumpulan data
8
merupakan sebuah aktivitas penting untuk menunjukkan masalah yang terjadi.
Aktifitas ini merupakan kegiatan untuk melakukan Diagnosis.
Satu hal yang secara operasional bersifat baku bagi seorang praktisi OD adalah
menanyakan kepada klien mengenai permasalahan yang terjadi. Dalam banyak
kasus, perspektif klien bisa saja bersifat biasa terhadap permasalahan yang terjadi.
Karenanya, untuk mengatasi hal ini, setelah memperoleh informasi yang relevan
dengan situasi yang dianggap sebagai permasalahan, klien bersama praktisi OD akan
bersama-sama menganalisa data untuk mengidentifikasi area yang bermasalah serta
hubungan sebab-akibat yang terjadi. Diagnosis yang lemah, tidak akurat, atau
diagnosis yang salah dapat berakibat kepada program perubahan yang tidak efektif
dan mahal. Tahapan diagnostik karenanya digunakan untuk menentukan masalah
yang tepat yang memerlukan pemecahan, untuk mengidentifikasi hal-hal yang
menyebabkan situasi bermasalah, dan untuk menyediakan sebuah landasan untuk
memilih strategi dan teknik perubahan yang efektif.
Sekalipun suatu organisasi memiliki banyak data operasional, namun demikian
biasanya data tersebut menampilkan gambaran yang tidak lengkap tentang kinerja
organisasi. Praktisi dan klien sebaiknya bersepakat mengenai keperluan memiliki
data yang lebih lengkap, baik dalam hal cakupan maupan kedalaman informasi. Hal
ini dapat diperoleh melalui interview ataupun kuesioner sebagai dasar bagi program-
program aksi lebih lanjut.
Pada sebuah organisasi, misalnya, memiliki masalah dengan tingginya angka
turnover karyawan yang tinggi. Data operasional yang ada di organisasi berdasarkan
exit interview yang rutin dilakukan, hanya mengatakan bahwa mereka yang keluar
dari perusahaan beralasan memperoleh tawaran gaji yang lebih tinggi dari
perusahaan lain. Dalam kasus seperti ini, praktisi OD akan menginvestigasi tingginya
angka turnover tersebut dengan cara menyebarkan kuesioner menyangkut mengapa
masalah ini bisa terjadi. Dan kemudian, dengan mengacu pada hasil kuesioner
tersebut, tindakan perbaikan dapat dilakukan. Ternyata, berdasarkan hasil kuesioner
yang disebarkan kepada seluruh karyawan, karyawan perusahaan merasa perusahaan
telah menjadi organisasi yang sangat birokratis dan hal ini menyebabkan tingkat
turnover yang tinggi. Program OD kemudian dilakukan untuk mengatasi masalah
“birokratis” tersebut, dan hasilnya dapat mengurangi tingkat turnover karyawan
secara signifikan.
Contoh kasus lainnya, pada sebuah perusahaan makanan, seorang executive vice
president yang baru merasa perlu bergerak cepat untuk memperbaiki kinerja divisi.
Dengan bantuan praktisi eksternal, data diperoleh dengan melakukan interview
secara intensive dengan jajaran top management, dan juga dengan pihak luar, untuk
menentukan area permasalah kunci. Kemudian tanpa melihat sumber dari setiap
komentar yang masuk, team manajemen bekerja berdasarkan informasi tersebut
hingga solusi terhadap masalah utama ditetapkan dan rencana aksi disusun.
9
setting, team building, dan intergroup development, untuk menghasilkan hal yang
diharapkan dalam fase diagnostik. Dari semua tahapan program OD, fase keempat ini
merupakan tahapan yang memerlukan waktu paling banyak.
10
memotivasi orang dengan kekuasannya. Demikian pula, para manajer berkompetisi
untuk promosi, dan Departemen atau Divisi bisa saling tidak bersepakat tentang
alokasi anggaran.
Pertarungan politik merupakan realitas dan seringkali merupakan faktor yang
menghambat di hampir semua organisasi, dan masalahnya adalah apakah praktisi OD
akan membawa hal ini dalam tindakan perubahan yang dilakukan. Dalam sebuah
studi disebutkan bahwa politik berpengaruh terhadap keputusan yang diambil dan
konflik politik di manajemen puncak berkaitan langsung dengan kinerja buruk dari
suatu perusahaan.
Praktisi OD berperan sebagai seorang fasilitator untuk mengenalkan kolaborasi
dan pemecahan masalah secara kelompok, dan mendorong nilai-nilai seperti
kepercayaan, keterbukaan dan konsensus. Sesuai harkatnya, program OD bukanlah
merupakan proses intervensi yang mengandalakan politik atau kekuasaan. Namun
demikian, program OD haruslah mempertimbangkan aspek politik ini dalam proses
pengambilan keputusan perusahaan, dan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang sesuai dengan situasi kekuasaan yang ada.
Mendiagnosis Persoalan
persoalan
operasional
teknis persoalan
keperilakuan
1. Penelitian Sikap
partisipasi
karyawan
kepuasan
3. Pengantar Perubahan
Karena ada kecenderungan mencari jawaban dalam pemecahan
tradisional, maka intervensi dari orang luar biasanya sangat diperlukan.
Intervensi berarti memasuki organisasi yang sedang berjalan dengan maksud
membantu meningkatkan efektivitas mereka.
4. Beberapa bentuk intervensi
5. Pengantar perubahan dapat dikaitkan dengan organisasi sesuai dengan satu atau
beberapa model
a. Model Medis yaitu model yang memberikan peran kepada pembawa
perubahan sebagai penasehat.
b. Model Dokter – Pasien yaitu model yang memposisikan perusahaan
sebagai pasien dan pembawa perubahan sebagai dokter.
c. Model Ahli Teknik
d. Model Proses yaitu model yg menyangkut kerjasama yang erat dari
pengantar perubahan dengan organisasi.
6. Strategi untuk memperkenalkan perubahan
a. Pendekatan Unilateral
Pada kondisi ekstrim bawahan tidak memberi kontribusi kepada program.
Penggunaan wewenang unilateral akan terlihat dalam 3 bentuk:
- Dengan keputusan ( by decre)
12
- Dengan penggantian (by replecement)
- Dengan struktur (by struktur)
b. Pendekatan yang didelegasikan
- Kelompok Diskusi, asumsi dari pendekatan ini adalah bahwa
pembahasan dan pemecahan persoalan secara bersama – sama
diantara para bawahan dan manajer menghasilkan kelompok
yang lebih besar motivasinya.
- Kelompok – T, memberi tekanan kepada kesadaran diri dari
seseorang.
c. Pendekatan bersama-sama
8. Melaksanakan Metode
a. Penetuan waktu
- Penetuan waktu menyangkut pemilihan waktu yang tepat untuk
memulai metode
- Masalah penentuan waktu adalah strategis tergantung dari
sejumlah faktor, khususnya siklus kerja organisasi dan dasar
yang mendahului program.
b. Jangkauan
- Jangkauan menyangkut pemilihan skala.
- Jangkauan program tergantung pada strategi, program mungkin
dilaksanakan menyeluruh atau secara bertahap.
9. Mengevaluasi Program
13
a. Memperoleh data yang mengukur sasaran yang diinginkan
b. Menentukan kecenderungan yang diharapkan mengenai kemajuan
sepanjang waktu. Trend sendiri memiliki tiga dimensi :
- Petunjuk pertama dari kemajuan
- Besarnya kemajuan
- Lamanya kemajuan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengembangan organisasi adalah suatu perspektif tentang perubahan sosial yang
direncanakan dan yang dibina. Hal ini menyangkut inovasi yang menyiratkan
perubahan kualitatif dalam norma, pola perilaku dalam hubungan perorangan dan
hubungan kelompok dalam persepsi tujuan maupun metode. Penerapan
pengembangan organisasi didasari oleh sejumlah asumsi dan nilai. Asumsi dan nilai
memegang peranan penting dalam memahami proses yang digunakan di dalam
pengembangan organisasi. Sebagian besar dari proses ini sangat bergantung pada
keterlibatan individu dan fungsi kelompok secara efektif untuk keberhasilan dari
pengembangan organisasi.
3.2 SARAN
Saran dari tulisan ini diharapkan setiap individu atau mahasiwa mampu
meningkatkan hasil karyanya dalam berorganisasi agar organisasi yang dijalankan
bisa berkembang dengan individu yang memiliki nilai didalamnya dan semoga
makalah ini berguna bagi setiap individu atau kelompok dalam menjalankan
organisasinya serta segala krtik dan saran tentang makalah ini kami terima.
15
DAFTAR PUSTAKA