Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

(Sejarah,defenisi,dan tokoh-tokoh industri)

DISUSUN OLEH:

Nama : Andi. Rugayya

Nim : D22116511

Prodi : Teknik industry

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya,
sehingga tugas ini dapat di selesaikan sebagai salah satu tugas mata
kuliah PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Selama penyusunan tugas ini , penulis menghadapi berbagai


hambatan dan tantangan namun berkat bimbingan, motivasi, bantuan
dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak, segala hambatan dan
tantangan yang di hadapi penulis dapat teratasi.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa


mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan
kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-
mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri
pribadi penulis. Amin.
Makassar, 23 agustus 2016

Andi Rugayya
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

I. BAB 1
A. Latar Belakang
II. BAB 2
A. Sejarah industri
B. Defenisi industri
C. Tokoh tokoh industri
III. PENUTUP
A. kesimpulan
B. Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
I . BAB 1

A. Latar belakang
Teknik Industri sebagai sebuah disiplin kecabangan dari ilmu
keteknikan/teknologi secara formal orang mengenalinya sekitar
pertengahan tahun 1900-an, setelah sebelumnya orang mengenal
terlebih dahulu beberapa disiplin seperti Teknik Sipil, Teknik Mesin,
Teknik Elektro, Teknik Kimia dan berbagai macam derivasi disiplin-
disiplin tersebut. Namun, agak berbeda dengan disiplin keteknikan
yang lain, orang seringkali menjumpai berbagai kesulitan didalam
mencoba mendefinisikan secara konkrit mengenai karakteristik, ciri
spesifik, maupun ruang lingkup yang berkaitan dengan fungsi
maupun peran disiplin Teknik Industri ini didalam menjawab
tantangan dan persoalan di dunia industri.
Orang seringkali sulit sekali menempatkan disiplin Teknik
Industri ini didalam ranah habitat “engineering” yang begitu
mengunggulkan kemampuan dan kompetensi merancang --- bisa
berupa rancangan produk ataupun rancangan proses --- dengan
berlandaskan analisa pendekatan kuantitatif dan serba eksak. Disisi
lain problematika industri yang dijumpai seringkali juga lebih
cenderung begitu kompleks, gampang berubah, penuh unsur
ketidak-pastian, abstraktif dan sulit untuk diramalkan dengan
pendekatan obyektif; sehingga memerlukan penyelesaian yang
lebih bersifat sistemik, holistik, dan komprehensif-integral. Proses
pengambilan keputusan didalam menyelesaikan persoalan tidak
lagi bisa dilakukan secara parsial, sepotong-potong, dan linier; akan
tetapi haruslah dilakukan dengan pola pikir dan tindak lateral
dengan segala macam pertimbangan yang multi-dimensional,
kualitatif dan terkadang memerlukan kepekaan intuitif .
Problematika industri tidaklah semata ditentukan oleh sub-sistem
materi (material sub-system) yang serba eksak, melainkan juga
dipengaruhi lebih banyak lagi oleh sub-sistem manusia (human
sub-system) dengan perilaku yang lebih sulit untuk diduga.
Problematika industri selain akan tergantung pada faktor produksi
pasif (bahan baku, mesin, gedung, ataupun fasilitas produksi
lainnya), juga akan banyak dipengaruhi oleh faktor produksi aktif
yaitu manusia (baik sebagai individu maupun kelompok kerja)
dengan segala macam perilakunya (Wignjosoebroto, 1995).
Sebagai sumber daya aktif, perilaku manusia baik secara
individu pada saat berinteraksi dengan mesin dalam sistem
manusia-mesin dan lingkungan fisik kerja, maupun pada saat
berinteraksi dengan sesama manusia lain dalam sebuah aktivitas
kelompok kerja akan memberi pengaruh signifikan dalam setiap
upaya peningkatan produktivitas. Persoalan perancangan tata-cara
kerja di lini produksi nampak terus terarah pada upaya
mengimplementasikan konsep “human-centered engineered
systems” untuk perancangan teknologi produksi dengan melibatkan
unsur manusia didalamnya. Demikian juga sesuai dengan ruang
lingkup industri yang pendefinisannya terus melebar-luas --- dalam
hal ini industri akan dilihat sebagai sebuah sistem skala besar yang
komprehensif-integral --- maka persoalan industri tidak lagi cukup
dibatasi oleh pemahaman tentang perancangan teknologi produk
dan/atau teknologi proses dalam ruang lingkup industri yang
berskala mikro dan berdimensi operasional saja; akan tetapi juga
mencakup ke persoalan organisasi dan manajemen industri dalam
skala yang lebih luas, makro, kompleks dan berdimensi strategis.
Problem industri tidak lagi berada didalam dinding-dinding industri
yang rigid-terbatas, tetapi terus bergerak merambah menuju ranah
lingkungan luar sistem-nya. Solusi persoalan tidak lagi cukup
didekati dengan proses pengambilan keputusan yang bersifat
sepotong-potong dan parsial, melainkan memerlukan solusi-solusi
yang berbasiskan pemahaman mengenai konsep sistem, analisis
sistem dan pendekatan sistem
II. BAB 2

A. Sejarah industri

Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata


pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi,
pemburu, dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap,
membangun rumah, dan mengolah tanah dengan bertani, dan berkebun
serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk
mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan,
alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk
berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang, dan juru timbul
sebagai sumber alat-alat, dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ
mulailah berkembang kerajinan, dan pertukangan yang menghasilkan
barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin, dan tukang yang baik
diadakan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil
kerajinan, dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda
(perhimpunan tukang, dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi
sekarang).

Pertambangan besi, dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad


pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara,
minyak bumi, dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan
teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang
selanjutnya membuka jalan pada pembuatan, dan perdagangan barang
secara besar-besaran, dan massal pada akhir abad 18, dan awal abad 19.
Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille, dan Manchester) dan kereta api,
lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik
alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil
berkembang industri kimia, dan farmasi. TerjadilahRevolusi Industri.

Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik


produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan
cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di
bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan
ragam industri.

Industri secara umum dapat dikatakan sebagai kelompok bisnis tertentu


yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkan laba.
Sebagai contoh yaitu “industri musik”, “industri mobil”, atau mungkin juga
“industri ternak”.

Merujuk kepada definisi kedua, industri (besar) adalah kunci utama


produksi di Eropa dan Amerika Utara pada periode Revolusi Industri, yang
menyebabkan berakhirnya era merkantilisme danfeodalisme melalui
penerapan teknologi yang tepat guna dalam proses produksi, sebagai
contoh pengguna mesin uap, mesin tenun, dan pengembangan produksi
skala besar bahan baku baja dan batu bara.

Jalur kereta api dan kapal-kapal uap kemudian berkembang untuk


mempermudah transportasi barang-barang yang sudah menjadi
berlimpah. Akibatnya pengertian industri kemudian bergeser dari
pengertian secara umum menjadi pengertian secara khusus, seperti “Apa
yang dimaksud dengan msin?” maka jawabannya juga meliputi pengertian
industri.

Negara-negara industri biasanya mengembangkan ekonomi kapitalisme.

Kemudian adapun di Indonesia pengertian industri bisa lebih luas lagi jika
disangkut pautkan dengan fabrikasi industri diperusahaan. Sebagai
contohnya adalah industri secara mekanisme kerja pengertiannya berarti
mekanika-mekanika yang etrjadi pada suatu mesin misalkan mesin bubut
atau mesin las. Industri berkembang pesat seiring dengan perubahan
teknologi mesin modern.
B. Defenisi industry

Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan


kerja (bahasa Inggris:industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang
pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka
industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-
usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi,
yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang
berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari
tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik. (Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Menurut KKBI, Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah


barang dng menggunakan sarana dan peralatan

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, INDUSTRI adalah


kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang
setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun
dan perekayasaan industri.

6 Konsep yang berkaitan dengan industri adalah sebagai berikut :

1. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari


sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha
manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas
untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji
besi untuk industri besi dan baja.
2. Bahan baku industri adalah bahan mentah yang diolah
atau tidak diolah yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana
produksi dalam industri, misalnya lembaran besi atau baja
untuk industri pipa, kawat, konstruksi jembatan, seng, tiang
telpon, benang adalah kapas yang telah dipintal untuk
industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri
margarine.
3. Barang setengah jadi adalah bahan mentah atau bahan
baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap
proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian,
kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-
barang cetakan.
4. Barang jadi adalah barang hasil industri yang sudah siap
pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat
produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan
bahan bakar.
5. Rancang bangun industri adalah kegiatan industri yang
berhubungan dengan perencanaan pendirian industri/pabrik
secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.
6. Perekayasaan industri adalah kegiatan industri yang
berhubungan dengan perancangan dan pembuatan
mesin/peralatan pabrik dan peralatan industri lainnya.

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
tetapi juga dalam bentuk jasa. Contoh hasil industri yang berbentuk jasa
adalah pada asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi (pengiriman
barang), dan lain sebagainya.
Industri yang memproduksi hampir semua alat-alat yang kita gunakan,
obat yang kita minum, atau makanan yang kita makan. Karena itu, industri
sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Maka dari itu,
pemerintah serius mengembangkan sektor industri terutama sektor usaha
kecil dan menengah (UKM).

1. Pengertian Industri Menurut Beberapa Ahli


Pengertian industri bermacam-macam. Menurut UU No. 5 Tahun 1984
tentang Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, industri adalah kegiatan memproses
atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan, misal
mesin. Menurut Badan Pusat Statistik, industri adalah sebuah kesatuan
unit usaha yang menjalankan kegiatan ekonomi dengan tujuan untuk
menghasilkan barang atau jasa yang berdomisili pada sebuah tempat atau
lokasi tertentu dan memiliki catatan administrasi sendiri.

Sedangkan pengertian industri menurut beberapa ahli juga bermacam-


macam.Menurut Teguh S. Pambudi, industri adalah sekelompok
perusahaan yang bisa menghasilkan sebuah produk yang dapat saling
menggantikan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Hinsa
Sahaan, industri adalah bagian dari sebuah proses yang mengolah
barang mentah menjadi barang jadi sehingga menjadi sebuah barang
baru yang memiliki nilai lebih bagi kebutuhan masyarakat. Menurut
Wirasti dan Dini Natalia, industri diartikan sebagai pengolahan barang
setengah jadi menjadi barang yang telah jadi sehingga dapat
mendatangkan sebuah keuntungan bagi pelaksanaannya.

2. Asal Mula Kata Industri


Berdasarkan etimologi, kata “industri” berasal dari bahasa Inggris
“industry” yang berasal dari bahasa Prancis Kuno “industrie” yang berarti
“aktivitas” yang kemudian berasal dari bahasa Latin “industria” yang
berarti “kerajinan, aktivitas”. Industri merupakan kata nomina.

3. Pengertian Industri dalam Arti Luas dan Arti Sempit


Dalam arti luas, pengertian industri adalah segala kegiatan ekonomi yang
bersifat produktif atau menghasilkan keuntungan. Dalam arti sempit,
pengertian industri adalah usaha manusia mengolah bahan mentah atau
bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi sehingga
memperoleh keuntungan atau profit.

C. Tokoh – tokoh industri

1. Frederic Winslow Taylor


Frederick Winslow Taylor (lahir 20 Maret 1856 – meninggal 21
Maret 1915 pada umur 59 tahun) adalah seorang insinyur mekanik asal
Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi
industri. Ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah" dan merupakan
pemimpin intelektual dari Gerakan Efesiensi. Frederic Winslow Taylor
merupakan anggota dari The American Society of Mechanical Engineers
(ASME) dikenal sebagai Bapak Teknik Industri. Pada tahun 1874 Taylor
bekerja di perusahaan hidrolik menjadi seorang mekanik. Frederic W.
Taylor dikenal sebagai Bapak Teknik Industri karena beliau merupakan
ilmuwan yang mencetuskan tentang konsep teknik industri. Beliau
mengemukakan hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran,
perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja dalam proses
kerja keilmuan teknik industri.Pada tahun 1881, Taylor melakukan studi
tentang pemotongan baja selama 25 tahun dan dipublikasikan di
Transaction of The American Society of Mechanical Engineers pada tahun
1907 yang merupakan paper terpanjang. Selanjutnya di Bethlehem
Steeel, Taylor melakukan analisis tentang percobaan penyekopan untuk
mengangkat biji batubara dan biji besi. Dari kasus ini, Taylor
menyimpulkan bahwa jenis skop yang sama tidak cocok digunakan untuk
semua pekerjaan.
Hasil penelitian lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk
pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan
pemindahan besi gumbal untuk menentukan metode pemindahan,
kecepatan, waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu
bekerja, lamanya waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis
spesifikasi dan kebutuhan kerja yang dikembangkannya dikenal sebagai
Work Design or Method Study. Taylor juga dikenal sebagai pelopor
aktivitas yang sekarang dikenal dengan pengukuran kerja. System yang
dikembangkan Taylor dalam upaya peningkatan efisiensi kerja difokuskan
pada perbaikan metode kerja, mengurangi jam kerja, dan
mengembangkan standar kerja.

2. Adam Smith
Adam Smith lahir di Kirkcaldy, Skotlandia, 5 Juni 1723 – meninggal di
Edinburgh, Skotlandia, 17 Juli 1790 pada umur 67 tahun), adalah seorang
filsuf berkebangsaan Skotlandia yang menjadi pelopor ilmu ekonomi
modern. Yang merupakan Orang pertama yang memberikan perhatian
terhadap bagaimana berproduksi secara efisien (production economics)
dalam bukunya The Wealth of Nations, mengemukakan konsep
perancangan produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga–
tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi. Dia melakukan
perubahan besar dimana seorang pekerja dapat menghasilkan 1000 pin
per hari, setelah digunakan spesialisasi pekerja 10 pekerja dapat
menghasilkan 48.000 pin per hari dengan membuat 4 kelompok kerja.
Menurut Adam Smith ada 3 keuntungan yang diperoleh dari adanya
spesialisasi pekerja, yaitu :
Ø Bertambahnya kecakapan atau keterampilan seseorang, jika orang
tersebut mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang.
Ø Hemat waktu, yang biasanya hilang karena sering bergantinya
pekerjaan, dari mengerjakan sesuatu berpindah mengerjakan yang lain.
Ø Ditemukannya mesin-mesin atau alat – alat terspesialisir. Dengan
mengkombinasikan ketiga keuntungan tersebut, maka hal ini akan
memberikan efisiensi dalam suatu perusahaan yang mengadakan
devision of labor karena ongkos/ biaya rendah dan jumlah produksi
meningkat.

3. Charles Babbage

Charles Babbage (lahir 26 Desember 1791 – meninggal 18 Oktober 1871


pada umur 79 tahun) merupakan seorang ahli matematik dan ilmuwan
yang menyelidiki proses produksi lebih mendalam lagi. Setelah melalui
penyelidikan yang mendalam, dia berpendapat bahwa pada proses
produksi barang-barang terdapat keadaan yang tidak ekonomis, dalam hal
pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia. Dalam bukunya yang
berjudul On The Economy of Machinery and Mfg (1852) mengemukakan
persoalan bagaimana kita menggunakan mesin-mesin dan mengorganisir
orang-orang untuk memproduksi barang-barang dengan efisien dan efektif
produsen menggunakan “Scientific Methods“ (Mengkombinasikan faktor-
faktor produksi sehingga produksi meningkat dan biaya rendah). Selalin
memperkuat pendapat Adam Smith (Devision of Labor menguntungkan)
Charles Babbage juga memperkenalkan Limiting Skill sebagai dasar untuk
pembayaran upah.
Hal ini menunjukkan bahwa skills dan waktu yang diperlukan untuk setiap
pekerja harus ditentukan atas dasar penyelidikan yang rasional (Skill and
Time Studies ). Dalam hal ini Charles Babbage melakukan penyelidikan
atas time studies terhadap pembuatan peniti yaitu menyelidiki berapa
waktu yang dibutuhkan untuk proses produksinya  “ Time Studies”. Pada
dasarnya Charles Babbage telah memperbaiki idea divison of labornya
Adam Smith dan mengajukan persoalan apa yang dinamakan “ fair day’s
wage, for a fair day’s work” (Upah yang layak untuk pekerjaannya satu
hari).

4. Henry Towne

Henry Robinson Towne (lahir di Philadelphia, 28 Agustus 1844; umur 166


tahun) adalah seorang insinyur mekanik dan pengusaha di
Amerika. Dalam bukunya The Engineers as Economist, mengemukakan
pentingnya peran para insinyur dalam memperhatikan unsur profitabilitas
dari keputusan yang diambil dalam melakukan proses produksi. Hal ini
dikemukakan olehnya mengenai pentingnya pengaturan dalam
merancang, tata cara, dan prosedur kerja secara sederhana suatu
industri, sehingga memperoleh cara kerja yang efisien dan efektif. Selama
1864-1866, Towne bertugas mendirikan mesin untuk memonitor US Navy.
Setelah perang, Towne belajar teknik di Paris, Perancis. Pada tahun 1868,
Towne membentuk kemitraan dengan Linus Yale (presiden Yale Lock
(perusahaan manufaktur)). Pada tahun 1888-1889, Towne menjabat
sebagai presiden dari American Society of Mechanical Engineers. Henry
Robinson Towne menikah dengan Cora E. White dan meninggal pada
tanggal 15 Oktober 1924, di New York.

5. Frank B. Gilbreth
Frank Bunker Gilbreth (7 Juli 1868 - 14 Juni 1924) adalah pembela
awal manajemen ilmiah dan perintis studi gerak, tapi mungkin paling
dikenal sebagai ayah dan tokoh sentral Cheaper by the Dozen. Frank B.
Gilberth lahir di Maine Fairfield, 7 Juli 1868. Dia memperkenalkan analisis
gerakan yang disebut Micromotion Studies pada pertemuan American
Society of Mechanical Engineers (ASME). Pada mulanya ia adalah
seorang kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika Serikat. Bersama
istrinya Lilian Gilberth, seorang Doktor di bidang psikologi, telah
memperkuat peranan faktor manusia pada konsep teknik isndustri.
Gilberth sangat berjasa dalam upaya memberi landasan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis gerakan-gerakan dasar manusia pada
saat melakukan kerja manual. Selain itu, Gilberth banyak sekali memberi
kesadaran bagi manajemen arti pentingnya penyederhanaan di dalam
perancangan, cara dan prosedur kerja guna memperoleh cara kerja yang
efektif dan efisien. Berbeda dengan Taylor yang lebih fokus pada aspek
waktu, Gilberth lebih menekankan pada aspek metode kerja.

Salah satu penelitian yang dilakukan Gilberth didasari atas apa yang
dilihatnya bahwa dalam proses pembangunan, gerakan yang dilakukan
para tukang batu sangat tidak efektif. Untuk itu dia mengajukan konsep
tentang gerakan-gerakan dasar yang dilakukan manusia dalam bekerja.
Prosedur yang dilakukan adalah dengan membagi pekerjaan menjadi
elemen-elemen gerakan dasar. Dia mempertimbangkan bahwa
pengambilan satu batu bata akan diganti posisinya dengan batu bata yang
lainnya, dengan cara satu dari dua batu bata didorong untuk menempati
posisi batu bata yang terambil sebelum pekerja mengambil batu bata lagi.
Gilberth berharap bahwa kepala tukang batu bata dapat mengambil batu
bata dengan sangat efisien. Oleh karena itu, dia dapat meminimkan biaya
tenaga kerja dalam menyusun batu bata dari sebuah palet. Dia kemudian
menyediakan tangga yang dapat disesuaikan, lokasi yang tepat untuk
batu bata dan adukan semen, dan hasil inovasi merupakan kemajuan
yang pesat dalam hal produktivitas kerja.

6. Lilian GilbrethLillian Moller Gilbreth, BA, MA, PhD (24 Mei 1878–2
Januari 1972) adalah salah seorang wanita ilmuwan Amerika Serikat yang
pertama kali menyandang gelar doktor (Ph.D). Sebagian orang
berpendapat bahwa Gilbreth adalah ahli psikologi organisasi dan industri
yang pertama. Bersama suami bernama Frank Bunker Gilbreth, ia adalah
perintis bidang teknik industri. Pasangan suami istri Frank dan Lillian
Gilbreth memiliki banyak anak sehingga mereka tertarik dalam studi waktu
dan gerak. Kesibukan pasangan ini yang beranak dua belas digambarkan
dalam novel Cheaper by the Dozen dan Belles on Their Toes. Lilian
Gilberth adalah First Lady of Engineering. Lilian adalah istri dari Frank
Gilberth. Mereka bekerja bersama-sama dalam menekuni perkembangan
Scientific Management,. Mrs. Gilberth memperoleh gelar doktor dari
Brown University. Ia juga wanita pertama yang memperoleh Hoover
medal. Lilian Gilberth membantu suaminya mengembangkan ide dan
cenderung ke sisi psikis (human relationship and work attitudes).

7. Henry Gantt & amp; Ralph Barnes Henry Laurence Gantt lahir di
Calvert County, Maryland, Amerika Serikat. Gantt lulus dari Sekolah
McDonogh tahun 1878 dan bekerja pada Johns Hopkins College sebagai
guru teknik mesin dan juru gambar. Pada tahun 1887, ia bergabung
dengan Frederick Winslow Taylor dalam memanfaatkan teori manajemen
ilmiah di Midvale Steel dan Bethlehem Steel sampai tahun 1893.Tokoh
lain yang berkontribusi pada teknik industriadalah Henry Gantt yang
memfokuskan teknik industri pada konsep studi pekerjaan dengan
pendekatan penyederhanaan kerja dan mengembangkan prosedur
penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau peta
Gantt. Juga Ralph Barnes, doktor teknik industri pertama dari Cornell
University tahun 1933. Karya dia adalah buku klasik yang berjudul “Motion
and Time Study”.Kemudian dalam karirnya sebagai seorang konsultan
manajemen, di samping grafik Gantt, ia lebih membuat sejarah
manajemen ilmiah dengan menyusun para 'tugas dan bonus' sistem. Teori
di balik 'tugas dan bonus' metode pembayaran upah (1901) adalah bahwa
hal itu akan menciptakan efisiensi dan produktivitas pekerja yang lebih
besar dengan bermanfaat tugas dipantau melalui grafik Gantt. Langsung
melawan dengan benda kerja sistem membayar Taylor, yang juga
dihukum kinerja yang buruk, metode Henry Gantt's diperbolehkan pekerja
untuk mendapatkan tingkat biasa mereka dengan bonus tambahan untuk
mencapai target produktivitas mereka. Hal ini memungkinkan pekerja
untuk mempertahankan gaji yang stabil saat mereka belajar pekerjaan,
dan dihargai mereka untuk meningkatkan kemampuan tambahan ini.

8. Eli Whitney
Eli Whitney lahir di Westborough, Massachusetts, pada tanggal 8
Desember 1765, anak sulung dari Eli Whitney Sr, seorang petani yang
sejahtera. Ibunya, Elizabeth Fay dari Westborough, meninggal ketika ia
berusia 11 tahun. Pada usia 14 tahun ia mengoperasikan profitable nail
manufacturing operation di bengkel ayahnya selama Perang Revolusi.
Karena ibu tirinya menentang keinginannya untuk menghadiri kuliah,
Whitney bekerja sebagai buruh tani dan guru untuk menghemat uang. Dia
siap untuk Yale di Leicester Academy (sekarang Becker College) dan di
bawah pengawasan Rev Elizur Goodrich of Durham, Connecticut, ia
masuk Kelas tahun 1789, dan lulus Phi Beta Kappa pada tahun 1792.
Whitney diharapkan studi hukum tetapi, karena kekurangan dana, ia
menerima tawaran untuk pergi ke South Carolina.Konsep yang paling
terkenal dari Whitney adalah Interchangable Parts. Dengan konsep ini
bagian mesin yang rusak dapat digantikan dengan yang lain. Whitney juga
seorang perencana yang sistematik dengan menggunakan pekerja yang
berkemampuan biasa digunakan untuk mengendalikan mesin yang telah
ia rancang. Ia melatih pekerjanya untuk menggunakan mesin tersebut
hingga akhirnya menjadi advance operator. Dengan cara ini terbukti
tingkat produksi bisa meningkat. Konsep lain yang ia buat adalah mass
production yang terkenal dan akhirnya digunakan oleh Henry Ford.
9. Maynard, Stegmerten, Loury dan lain-lain H.B. Maynard, G.J.
Stegmerten dan S.M. Loury (1927) menulis buku “Motion and Time Study”
dan menekankan pada pentingnya studi gerakan dan metode kerja yang
baik. Pada tahun 1932, A. H. Mogenson mempublikasikan “Common
Sense Applied to Time and Motion Study” memfokuskan pada konsep
studi gerakan dengan pendekatan penyederhanaan kerja. Di samping
tokoh-tokoh tersebut di atas, masih banyak pelopor-pelopor yang
dianggap berjasa dalam memberi landasan pengembangan, seperti: L. P.
Alford, Arthur C. Anderson, W. Edward Deming, Eugene L. Grant, Robert
Hoxie, Joseph Juran, Marvin E. Mundel dan Walter Shewart.

10. Matthias Aroef


Pendidikan teknik industri di Indonesia diperkenalkan oleh Mathias
Aroef dikenal sebagai “The Father of Indonesian Industrial
Engineering” pada tahun 1958, seorang dosen ITB yang pernah
menyelesaikan studinya di Cornell University. Tahun 1960, ITB membuka
sub jurusan teknik produksi di jurusan teknik mesin, sebagai awal
berdirinya teknik industri. Profesi dan keilmuan Teknik Industri di
Indonesia telah berusia 40 tahun, kalau asumsi yang diambil Departemen
Teknik Industri ITB sebagai institusi PT pertama yang menawarkan
kurikulum dan pendidikan (S1) Teknik Industri secara formalnya pada
tahun 1970. Matthias Aroef adalah seorang Guru Besar yang telah
berhasil menanamkan “IE Virus” yang dibawanya saat pulang dari Cornell
University. Pada saat itu, beberapa mata kuliah yang mencakup konsep-
konsep Teknik Industri ditawarkan pada Jurusan Teknik Produksi yang
pada waktu itu merupakan salah satu pilihan keahlian di Jurusan Teknik
Mesin ITB. Baru pada tahun 1971 didirikan Jurusan Teknik Industri di ITB
yang terpisah dari Teknik Mesin, dimana ini mengawali Pendidikan Tinggi
Teknik Industri baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di
Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasa Matthias Aroef ini maka
Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri (ISTMI)
mengabadikan namanya dalam bentuk Matthias Aroef Award yang
diberikan kepada mereka yang dianggap berjasa mengaplikasikan dalam
dan mengembangkan profesi Teknik Industri setiap tahunnya di Indonesia.
III . PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa


Teknik Industri mempunyai peran penting dalam perkembangan
teknologi didunia.Bukan hanya dari aspek manusia nya , tetapi
juga dari material yang dipergunakan dalam perkembangannya
sesuai dengan definisi Teknik Industri itu sendiri yaitu :suatu
teknik yang mencakup bidang desain/merancang, perbaikan, dan
pemasangan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-
bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan
sebagai pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada
matematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial bersama dengan prinsip
dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk
mengkhususkan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan
dicapai dari suatu system

2. Kritik dan saran

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak hal yang perlu di perbaiki, untuk
itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun kami harapkan dari
pendengar dan pembaca sebagai bahan evaluasi dan
pembelajaran bagi kami agar dalam pembuatan makalah kami
selanjutnya lebik baik lagi.
Daftar pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Industri#Sejarahindustri

http://industri-nasional.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-industri.html

http://harianto28.blogspot.co.id/2014/02/tokoh-yangberperan-penting-
dalam-teknik.html

Anda mungkin juga menyukai