Anda di halaman 1dari 6

PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Disusun oleh :

Nama : Ilham Rizkiansyah

NPM : 33418263

Kelas : 1ID06

Jurusan : Teknik Industri


Latar Belakang dan Sejarah Teknik Industri di
Indonesia

Revolusi Industri, yang dimulai di Inggris pada abad ke-delapan belas ,


mengubah secara drastis praktik-praktik manufaktur yang memicu kelahiran dunia
ilmiah pada abad berikutnya. Inovasi teknologi bermunculan mempermudah
suatu sistem pabrik untuk memproduksi lebih banyak produk dengan tenaga kerja
yang sedikit dan memberikan mekanisasi dari banyak operasi manual tradisional
dalam dunia industri tekstil. Inovasi terpenting yang mengawalinya adalah mesin
uap yang dikembangkan oleh James Watt pada tahun 1765 yang memberikan
pabrik-pabrik sumber energi uap yang murah untuk menghasilkan produk yang
melimpah.

Teknik Industri lahir pada akhir abad ke - sembilan belas. Teknik Industri
adalah profesi dinamis yang perkembangannya didorong oleh tantangan dan
tuntutan dari manufaktur, pemerintah dan layanan organisasi sepanjang abad
kedua puluh. Teknik Industri juga merupakan profesi yang masa depannya tidak
hanya bergantung pada kemampuan praktisi untuk bereaksi dan memfasilitasi
operasional dan perubahan organisasi tapi lebih kepada kemampuan mereka untuk
mengantisipasi dan memimpin perubahan itu sendiri.

Dalam berjalannya era industri lahirlah konsep-konsep dari para tokoh


pemikir untuk lebih mengefektikan dan mengefisiensikan produktivitas pekerja.
Konsep tentang spesialisasi pekerja yang disampaikan Adam Smith, “motion and
time” dari charles Babbage, “Interchangeable manufacture” dari Eli Whitney, dan
yang paling utama adalah konsep dari Frederick Winslow Taylor mengenai
“scientific method” dan beberapa tokoh lainnya seperti Frank Gilbert dan Lillian
Gilberth menuntut keahlian teknis yang terlatih yang dapat merencanakan,
mengorganisasikan dan menggerakkan/memimpin operasi-operasi dari sebuah
sistem yang besar dan kompleks.
Sejarah Teknik Industri di Indonesia di awali dari kampus Universitas
Sumatera Utara [USU] Medan pada tahun 1965 dan dilanjutkan dengan Teknik
Industri ITB Institut Teknologi Bandung. Sejarah pendirian pendidikan Teknik
Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktek sarjana mesin pada tahun lima-
puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana Teknik mesinmerupakan kelanjutan dari
profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan
perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya
diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.

Di Universitas Indonesia, keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada


awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik
Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang
Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin
dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang
mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan
dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat
itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi
menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin
supaya senantiasa siap pakai. Sedangkan sarjana Teknik Mesin tidak mempelajari
sistem pengoperasian tersebut secara keseluruhan. Sekitar tahun 1955, terdapat
gagasan untuk menambah perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik
Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.

Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena


terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak
pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi
vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang
semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang
keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di
Departemen Teknik Mesin, diantaranya : Ilmu Perusahaan, Statistik, Teknik
Produksi, Tata Hitung Ongkos dan Ekonomi Teknik. Sejak itu dimulailah babak
baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu
mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga Teknik Kimia dan
Tambang.

Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai
menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen
produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan
bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara,
Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas
Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa
Teknik Produksi.

Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang.


Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem
man-machine-material tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan
manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan
lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah :
Manajemen Personalia, Administrasi Perusahaan, Statistik Industri, Perancangan
Tata Letak Pabrik, Studi Kelayakan, Penyelidikan Operasional, Pengendalian
Persediaan Kualitas Statistik dan Programa Linier. Sehingga pada tahun 1967,
nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih
tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB. Pada tahun 1968 - 1971,
dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri.
Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.

Sumber : http://belajar-industri.blogspot.com/2011/08/latar-belakang-dan-sejarah-
teknik.html
TOKOH TEKNIK INDUSTRI DI INDONESIA :
MATTHIAS AROEF
"The Father of Indonesian Industrial Engineering"

Pendidikan teknik industri di Indonesia diperkenalkan oleh Mathias Aroef pada


tahun 1958, seorang dosen ITB yang pernah menyelesaikan studinya di Cornell
University. Tahun 1960, ITB membuka sub jurusan teknik produksi di jurusan
teknik mesin, sebagai awal berdirinya teknik industri. Profesi dan keilmuan
Teknik Industri di Indonesia telah berusia 40 tahun, kalau asumsi yang diambil
Departemen Teknik Industri ITB sebagai institusi PT pertama yang menawarkan
kurikulum dan pendidikan (S1) Teknik Industri secara formalnya pada tahun
1970. Warna dan perkembangan keilmuan Teknik Industri di Indonesia tidak akan
pernah dapat dipisahkan dengan Prof. Dr. Mathias Aroef (Guru Besar Emeritus
ITB) yang telah memulainya sejak tahun 1958-1959 dengan menyebar-luaskan
“IE Virus” yang diperolehnya saat selesai melaksanakan tugas belajar di
Departement of Industrial and Engineering Administration – Cornell University,
Ithaca, New York – USA. Sosok Matthias sering digambarkan sebagai
“intellectual asset” ITB yang cerdas, kreatif, penuh dengan dedikasi serta
memiliki ambisi dan pandangan visioner untuk pengembangan industri nasional.

Matthias Aroef sengaja diminta untuk mempelajari teknik dan manajemen pabrik
(industri) saat menjalani tugas belajar di Amerika Serikat untuk mengambil alih
dan menata industri dalam rangka nasionalisasi semua asset (pabrik) milik
Pemerintah Belanda Singkat cerita tugas yang diberikan kepada Matthias sebagai
insinyur muda mesin mampu diselesaikan dengan baik. Bukan hanya ilmu
administrasi --- yang kemudian dikenal dengan manajemen ---industri saja yang
dikuasai; bahkan “IE virus” ikut dibawa, dikembang-biakkan dan disebarkan
sebagai disiplin keilmuan teknik industri di almamaternya ITB.

Matthias Aroef adalah seorang Guru Besar yang telah berhasil menanamkan “IE
Virus” yang dibawanya saat pulang dari Cornell University. Pada saat itu,
beberapa mata kuliah yang mencakup konsep-konsep Teknik Industri ditawarkan
pada Jurusan Teknik Produksi yang pada waktu itu merupakan salah satu pilihan
keahlian di Jurusan Teknik Mesin ITB. Baru pada tahun 1971 didirikan Jurusan
Teknik Industri di ITB yang terpisah dari Teknik Mesin, dimana ini mengawali
Pendidikan Tinggi Teknik Industri baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
di Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasa Matthias Aroef ini maka Ikatan
Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri (ISTMI) mengabadikan namanya
dalam bentuk Matthias Aroef Award yang diberikan kepada mereka yang
dianggap berjasa mengaplikasikan dalam dan mengembangkan profesi Teknik
Industri setiap tahunnya di Indonesia.

Sumber : https://interoperabilitas.blogspot.com/2017/08/tokoh-teknik-industri-
matthias-aroef.html

Anda mungkin juga menyukai