Disusun oleh :
NPM : 33418263
Kelas : 1ID06
Teknik Industri lahir pada akhir abad ke - sembilan belas. Teknik Industri
adalah profesi dinamis yang perkembangannya didorong oleh tantangan dan
tuntutan dari manufaktur, pemerintah dan layanan organisasi sepanjang abad
kedua puluh. Teknik Industri juga merupakan profesi yang masa depannya tidak
hanya bergantung pada kemampuan praktisi untuk bereaksi dan memfasilitasi
operasional dan perubahan organisasi tapi lebih kepada kemampuan mereka untuk
mengantisipasi dan memimpin perubahan itu sendiri.
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin
dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang
mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan
dengan lancar dan ekonomis. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat
itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi
menjadi ekonomis, dan perawatan (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin
supaya senantiasa siap pakai. Sedangkan sarjana Teknik Mesin tidak mempelajari
sistem pengoperasian tersebut secara keseluruhan. Sekitar tahun 1955, terdapat
gagasan untuk menambah perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik
Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai
menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen
produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan
bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : Teknik Tata Cara,
Pengukuran Dimensional, Mesin Perkakas, Pengujian Tak Merusak, Perkakas
Pembantu dan Keselamatan Kerja cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa
Teknik Produksi.
Sumber : http://belajar-industri.blogspot.com/2011/08/latar-belakang-dan-sejarah-
teknik.html
TOKOH TEKNIK INDUSTRI DI INDONESIA :
MATTHIAS AROEF
"The Father of Indonesian Industrial Engineering"
Matthias Aroef sengaja diminta untuk mempelajari teknik dan manajemen pabrik
(industri) saat menjalani tugas belajar di Amerika Serikat untuk mengambil alih
dan menata industri dalam rangka nasionalisasi semua asset (pabrik) milik
Pemerintah Belanda Singkat cerita tugas yang diberikan kepada Matthias sebagai
insinyur muda mesin mampu diselesaikan dengan baik. Bukan hanya ilmu
administrasi --- yang kemudian dikenal dengan manajemen ---industri saja yang
dikuasai; bahkan “IE virus” ikut dibawa, dikembang-biakkan dan disebarkan
sebagai disiplin keilmuan teknik industri di almamaternya ITB.
Matthias Aroef adalah seorang Guru Besar yang telah berhasil menanamkan “IE
Virus” yang dibawanya saat pulang dari Cornell University. Pada saat itu,
beberapa mata kuliah yang mencakup konsep-konsep Teknik Industri ditawarkan
pada Jurusan Teknik Produksi yang pada waktu itu merupakan salah satu pilihan
keahlian di Jurusan Teknik Mesin ITB. Baru pada tahun 1971 didirikan Jurusan
Teknik Industri di ITB yang terpisah dari Teknik Mesin, dimana ini mengawali
Pendidikan Tinggi Teknik Industri baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta
di Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasa Matthias Aroef ini maka Ikatan
Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri (ISTMI) mengabadikan namanya
dalam bentuk Matthias Aroef Award yang diberikan kepada mereka yang
dianggap berjasa mengaplikasikan dalam dan mengembangkan profesi Teknik
Industri setiap tahunnya di Indonesia.
Sumber : https://interoperabilitas.blogspot.com/2017/08/tokoh-teknik-industri-
matthias-aroef.html