Disusun Oleh:
Jonathan Enrico 21070119130104
Nadiyani Zahra 21070199130123
Alexander Krisna 21070119130126
Yodha Wasi 21070199130127
Anshar Al Kamil 21070119130132
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
1.1 Sains
Ilmu pengetahuan atau sains (science) merupakan keutuhan yang mendasarbagi
kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan tidak secara langsung terasa manfaatya bagi pemenuhan
kebutuhan fisik manusia, namun melaui proses kerekayasaan (engineering).
Obyek sains adalah sistem alamiah (natural system) baik yang terkait dengan sesuatu
zat yang hidup (life sciences) maupun yang terkait dengan zat yang mati (physical sciences).
Obyek sains mengkaji fenomena yang sebagian besar bersifat deterministik, sebagian lagi
bersifat probabilistik, dan adapula yang bersifat tak tentu (uncertainty). Fenomena deteministik
merupakan fenomena yang sudah pasti akan terjadi. Fenomena probabilistik adalah fenomena
yang memiliki pola tertentu dan berkisar pada sebaran (range). Fenomena ketidak beraturan
merupakan fenomena yang terjadi karena adanya intervensi manusia yang tidak terkendali.
Tujuan dari sains adalah mengungkap fenomena alam sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan manusia tentang fenomena yang terjadi pada sistem alamiah melalui penelitian
dengan menggunakan suatu kaidah dan metode tertentu yang biasa disebut dengan metode
ilmiah (scientific method).
Kajian tentang sistem alamiah ini dimulai dari keingitahuan (curiosity) yang dinyatakan
dalam bentuk suatu pertanyaan (research question), akan muncul berbagai dugaan
(hyposthesis), yang selanjutnya melalui serangkaian percobaan (experiment), kemudian
dihasilkan keluaran (output) berupa teori (theory) atau ilmupengetahuan baru (new knowledge).
Penelitian/Research
Discovery Invention
Penelitian dilakukan oleh ilmuwan, berangkat dari keingintahuan peneliti dan hasilnya
dapat dimanfaatkan setiap orang tanpa mengeluarkan imbalan materiil. Hal ini membuat hasil
penelitian ilmuwan disebut domain publik.
Peran sains pada dasarnya adalah untuk menggali dan mengungkap misteri hal yang sudah ada
di alam, sehingga penemuanya disebut discovery. Di sini tak ada unsur kebaharuan dalam objek
yang ditemukan.
Penelitian terapan dilakukan oleh para teknolog, berangkat dari kebutuhan manusia dan
masalah dan hasilnya direalisasikan dalam proses pembuatan barang kemudian dipatenkan.
Hasil penelitian terapan hanya dapat dinikmati sebagian orang yang membutuhkan dengan
mengeluarkan sejumlah uang. Maka dari itu, penemuan teknologi disebut sebagai domain tidak
terbuka.
Teknologi ditinjau dari sifat hasil yang diperoleh, tetapi teknologi sebagai hasil
rekayasa nilainya didasarkan manfaat yang diperoleh sehingga bersifat relatif tergantung dari
penggunanya. Di sinilah peran dari moralitas penggunanya, apakah teknologi digunakan untuk
kebaikan atau kejelekan.
Kajian dalam sistem alamiah ini dimulai dari keingintahuan seorang peneliti yang
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dari pertanyaan akan muncul dugaan atau hipotesis
sebagai jawaban awal atas pertanyaan tersebut. Dugaan yang akan dikaji lebih lanjut
memerlukan dasar teori yang terdahulu diketemukan sebagai acuan kerangka berpikir yang
solid. Untuk membuktikan kebenaran atas dugaan tersebut, diperlukan data dari fenomena
kajian yang dilakukan melalu serangkaian percobaan maupun observasi. Data yang diperoleh
akan dilakukan pengolahan, analisis, dan sintetis sehingga dapat disimpulkan menerima atau
menolak dugaan tersebut. Proses sintesis penelitian ini akan menghasilkan keluaran (output)
yang berupa ilmu pengetahuan baru atau teori bahkan hukum
Keabsahan teori yang berhasil dirumuskan diukur atas dasar nilai kebenaran dan
keabsahannya bersifat absolut. Syarat teori ilmiah adalah konsisten dengan teori sebelumnya
dan cocok dengan fakta empiris. Suatu teori tidaklah bersifat tertutup, karena kebenaran pada
sebuah teori harus memenuhi syarat teori ilmiah. Sehingga jika dikemudian hari ada penemuan
yang lebih benar, maka penemuan itulah yang akan diberlakukan. Tingkatan teori yang tidak
terbantahkan kebenarannya disebut hukum (law) seperti hukum Newton.
1.2 Kerekayasaan
Secara resmi tercatat bahwa disiplin keahlian kerekayasaan dimulai tahun 3200
Sebelum Masehi (3200SM). Menurut Hicks (1984) secara kronologis sejarah kerekayasaan
terdiri atas periode kerekayasaan awal dan periode kerekayasaan modern. Tahun 1750 diambil
sebagai garis pemisah antar periode karena pada waktu itu di Perancis mulai digunakan istilah
kerekayasaan sipil (civil engineering) sebagai pembeda dari kerekayasaan militer (military
engineering) yang telah berkembang sebelumnya. Tabel 1.1 berikut akan menjelaskan
perbedaan dari kedua periode tersebut.
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perbedaan era awal dengan era modern mencakup
tiga aspek.Obyek yang dihasilkan pada era awal benda mati yang bersifat nyata seperti sistem
saluran irigasi di Mesopotamia,piramida dan spink di Mesir, dan tembok besar di China,
sedangkan era modern tidak hanya menghasilkan benda mati tetapi juga menghasilkan zat
hidup seperti tanaman varitas baru dihasilkan oleh bio engineering yang bersifat abstrak seperti
sistem kanban ditemukan di Jepang,software window dari Micrososft dihasilkan oleh teknologi
informasi.
Dimulai sejak tahun 3200 SM sampai dengan tahun 1750 SM. Pada periode ini disiplin
kerekayasaan dibagi berdasarkan pengunaannya yaitu kerekayasaan militer(militer
engineering) yaitu kerekayasaan untuk kepentingan pertahanan dan militer, dan kerekayasaan
sipil(civil engineering) yaitu kerekayasaan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat
umum. Urutan waktu kejadian penting pada periode kerekayasaan awal disajikan pada Tabel
1.2 berikut
Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa engineering berasal dari Afrika (Mesir) dan Asia
(Mesopotamia,Cina,dsb), hal ini berkaitan erat dengan sejarah turunnya agama didaerah
Timur Tengah sebagai pedoman hidup manusia didunia dan diakhirat nanti.
Dimulai pada tahun 1750. Menurut Turner(1994) era ini dibagi 2 periode yaitu periode
lima besar kerekayasaan (the big five diciplines of engineering) dan periode disiplin
kerekayasaan baru yang bersifat multi disipliner. Kedua periode ini dibedakan berdasarkan
pendekatan, cara pandang yang digunakan, dan ilmu pengetahuan yang digunakan seperti yang
disajikan pada Tabel 1.3 berikut.
Menurut hemat Teknik Industri sebaiknya masuk dalam disiplin kerekayasaan baru
karena pendekatan yang digunakan bersifat multi disipliner. Output yang dihasilkan Teknik
Industri merupakan sesuatu yang tak nampak seperti yang dihasilkan oleh disiplin rekayasa
informatika. Cakupan Teknik Industri tidak hanya ilmu pengetahuan dasar tetapi juga ilmu
pengetahuan sosial.
a. Conceptual/Feasibility Phase
Tahapan ini mendefinisikan apa yang dibutuhkan pengguna dan menjabarkan karakteristik
desain. Tahap ini mencakup analisis kebutuhan, tujuan desain dibuat, karakteristik yang perlu
dipenuhi, kendala, serta kriteria hasil rancangan.
Tahapan ini mengembangkan alternatif desain barang sesuai dengan karakteristik serta
kriteria yanh ditetapkan. Selanjutnya akan diidentifikasikan komponen yang diperlukan,
mengembangkan kebutuhan desain yang lebih rinci, dan rekonfirmasi keinginan untuk
menciptakan barang tersebut. Tahapan ini menghasilkan rancangan awal.
Tahap ini adalah tahap akhir dari proses desain, semua rincian desain harus dapat
diselesaikan sehingga dapat diverifikasi apakah rancangan tersebut akan bekerja atau tidak.
Hasil dari tahap ini adalah blue print dari barang atau produk tersebut. Tahapan ini memerlukan
ketekunan dan ketelitian serta kerjasama yang erat antar bidang keahlian.
1. Penelitian (Research)
2. Pengembangan (Development)
3. Perancangan (Design)
4. Konstruksi (Construction)
6. Operasi (Operation)
Keberadaan teknik industri tidak dapat dilepaskan dari revolusi industri di Inggris pada
dekade akhir abad ke-18 saat ditemukan mesin uap. Terjadi perubahan sangat fundamental dari
industri rumah tangga menjadi industri fabrikasi. Akibat perubahan ini terjadi substitusi tenaga
manusia oleh mesin sehingga mengakibatkan perluasan pasar, pertumbuhan pesat sektor
industri, serta terjadinya akumulasi sumber daya.
Teknik industri adalah disiplin kerekayasaan yang lahir setelah disiplin kerekayasaan
modern berkembang (teknik sipil, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia). Pionir teknik
industri berasal dari Amerika dimana saat itu insinyur mesin di Amerika membutuhkan
pengetahuan tentang keekonomian dan manajemen.
Teknik industri berbeda dengan disiplin kerekayasaan lain karena teknik industri
memasukan ilmu sosial khususnya yang terkait dengan kemanusiaan dan ekonomi. Teknik
industri merupakan integrasi antara disiplin kerekayasaan dan disiplin ilmu pengetahuan sosial,
seperti ekonomi, manajemen, dan psikologi. Dengan demikian kemampuan insinyur teknik
industri menguasai disiplin kerekayasaan dan disiplin ilmu pengetahuan sosial adalah
kemampuan untuk mengintegrasikan keduanya.
Ketiga disiplin ini harus bersinergi sebab ketiganya saling mendukung. Hal ini dapat
dilihat dari munculnya penemuan dari salah satu disiplin yang membawa dampak bagi
perkembangan disiplin yang lain, sama halnya yang terjadi pada pencarian solusi atas
permasalahan salah satu disiplin yang dibantu oleh disiplin lainnya, seperti Total Quality
Management (TQM) serta berkembangnya teori fuzzy. Namun, interaksi dan sinergi yang
positif ini dalam kenyataan berprofesi tidaklah selalu demikian.