Anda di halaman 1dari 72

KULIAH – 2 KIMIA DASAR

IKATAN KIMIA

Aly Rasyid ST MT
Fakultas Teknik
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
 100 UNSUR KIMIA JUTAAN SENYAWA KIMIA

GAYA YANG MENGIKAT ATOM YANG SATU DENGAN ATOM YANG LAIN

IKATAN KIMIA

• PERANAN DALAM PENENTUAN KEADAAN BAHAN


AIR - CAIRAN
CO2 - GAS
NaCl - PADATAN

• MANIPULASI STRUKTUR SENYAWA


DINAMIT
PIL KB
SERAT SINTETIK
MOLEKUL DNA: DALAM IKATANNYA
MEMBAWA PESAN GENETIK
Teori Lewis :
 Menurut Lewis  atom-atom cenderung
untuk mencapai kestabilan dengan 2 atau
8 elektron valensi (aturan duplet dan oktet
Lewis). Aturan 2 elektron hanya untuk
atom H, He, Li dan Be
ATURAN OKTET

• SUSUNAN YANG MENGELILINGI SUATU ATOM DENGAN 8 ELEKTRON


• KONFIGURASI ELEKTRON = GAS MULIA

Cl Cl KECUALI H H

CONTOH LAIN

N N
N + N SALAH

N
N

N
N

PASANGAN ELEKTRON TIGA PASANGAN ELEKTRON


TIDAK DIPAKAI BERSAMA

IKATAN GANDA TIGA


KONFIGURASI ELEKTRON STABIL

GAS MULIA: ns2 np6

Na (e = 11)
1s2 2s2 2p6 3s1
ATOM Na MELEPAS 1 ELEKTRON
KONFIGURASI ELEKTRTON = Na

FAKTA

GAS MULIA – LEMBAM


SUKAR TERJADI REAKSI
TEORI
KELEMBAMAN GAS MULIA
KARENA KONFIGURASI ELEKTRONNYA
DEDUKSI

JIKA UNSUR LAIN DAPAT BERUBAH KONFIGURASI ELEKTRON


SEPERTI GAS MULIA AKAN MENJADI KURANG REAKTIF
KONFIGURASI ELEKTRON

Na : 1s2 2s2 2p6 3s1


Na+ : 1s2 2s2 2p6
Ne : 1s2 2s2 2p6

11 p 11 p
2e 8e 1e 2e 8e + 1e
12 n 12 n

Na 11 p Na+
2e 8e
12 n

}
ION Na+ Ne

• KONFIGURASI ELEKTRON SAMA


• INTI DAN MUATAN TIDAK SAMA

ATOM Ne
ATOM NATRIUM ION NATRIUM
(Na) (Na+)
Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Cl- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5

17 p 17 p
2e 8e 7e + 1e 2e 8e 8e
18 n 18 n

Cl Cl-

17 p
2e 8e 8e
18 n

Ar

Cl- 17 PROTON (+)


18 ELEKTRON (-)

ATOM KLOR ION KLORIDA


(Na) (Na+)
SIMBOL DOT ELEKTRON

ELEKTRON VALENSI DOT

11 p 17 p
2e 8e 1e 2e 8e 7e
12 n 18 n

Na Cl

Na Na+ + 1e

Cl + 1e Cl -
GOLONGAN UTAMA

IA IIA IIIA IVA VA VIA VIIA GAS


MULIA

Li Be B C N F Ne
O

Na Mg Al Si P S Cl Ar

K Ca
NATRIUM BEREAKSI DENGAN KLOR

FAKTA Na + Cl2 NaCl

LOGAM MENGKILAT GAS PADATAN


KEPERAKAN KUNING PUTIH
KEHIJAUAN

TEORI Na + Cl +
-
Na+ Cl

KRISTAL NaCl:

- + - + - +
+ - + - + -
- + - + - +

LAPISAN PERTAMA LAPISAN KEDUA


MODEL BOLA DAN TONGKAT KRISTAL NaCl

SETIAP ION Na+ MENARIK 6 ION Cl-


SETIAP ION Cl- MENARIK 6 ION Na+
Na+ : Cl- = 1 : 1 = NaCl
Jenis Ikatan Kimia :
 Ikatan ion  ikatan kimia yang terbentuk
akibat tarik-menarik elektrostatik antar
ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Misalnya  NaCl
 Ikatan kovalen  ikatan kimia yang
terbentuk akibat pemakaian bersama
pasangan elektron. Misalnya  F2
 Ikatan logam  ikatan yang terbentuk
akibat pemakaian seluruh elektron
valensi dalam bahan logam  besi (Fe)
 4. Ikatan hidrogen  gaya tarik antara
atom hidrogen di suatu molekul dengan
atom yang sangat elektronegatif di
molekul yang lain (F, N, O). Misalnya gaya
tarik antar molekul NH3, H2O, HF

 5. Gaya tarik Van der Waals  gaya tarik


antar molekul akibat dipol
IKATAN IONIK

K + Cl + -
K + Cl
KCl

K + Br + - Mg 2+
K + Br Mg 3-

KBr N N
2+
Mg + Mg +
3-
N N
2+
2- Mg Mg
2+
Mg + O Mg + O
Mg3N2

MgO

K +
K
2-
+ O + O
K +
K
K2O
IKATAN KOVALEN

IKATAN IONIK

Li H Li + + H
-
+
TRANSFER
ELEKTRON

JIKA HANYA TERDAPAT ATOM HIDROGEN

H + H H H PEMAKAIAN BERSAMA SEPASANG ELEKTRON

IKATAN KOVALEN

H - H H2

ATOM KLOR DAPAT MENERIMA SATU ELEKTRON

Cl + Cl Cl Cl 0KTET

Cl - Cl Cl2
IKATAN KOVALEN POLAR

PEMAKAIAN BERSAMA ELEKTRON PADA IKATAN KOVALEN TIDAK MERATA

HIDROGEN + KLORIDA HIDROGEN KLORIDA


GAS BERACUN TIDAK BERWARNA

H + Cl H Cl

H H + Cl Cl 2 H Cl

}
H - H
 - IKATAN KOVALEN NON POLAR
H - Cl
Cl - Cl
POLAR

IKATAN KOVALEN POLAR


(BUKAN IKATAN IONIK)
TEORI VSEPR

• TEORI TOLAKAN PASANGAN ELEKTRON KULIT VALENSI


• MENENTUKAN BENTUK MOLEKUL

H O
H

TETRAHEDRAL
109.5º

H2O 2 PASANG ELEKTRON YANG TIDAK BERIKATAN

SUDUT IKATAN : 104.5º


BENTUK MOLEKUL : v
AIR - H20

MOLEKUL KOVALEN POLAR YANG PALING PENTING DIBUMI

H O
H O

H H

KONFIGURASI ELEKTRON

O = Ne

H H = He
H O =
O
POLAR
H
H

CONTOH:
GAMBARKAN STRUKTUR DOT ELEKTRON UNTUK H2S
NH3 - AMONIA

H N H N • IKATAN N - H (POLAR)
• MOLEKUL NH3 (POLAR)
H

1 PASANGAN ELEKTRON YANG TAK BERIKATAN

SUDUT IKATAN = 107 º


BENTUK MOLEKUL = PIRAMIDA SEGITIGA

N
H
107 º
H

H
CH4 - METANA
H
H C H C

H
• IKATAN C - H (POLAR)
• MOLEKUL CH4 (POLAR)

C
H
SUDUT IKATAN = 109.5 º
H BENTUK MOLEKUL = TETRAHEDRAL

H
METANA - CH4

• KOMPONEN DASAR GAS ALAM


• PEMBAKARAN GAS METANA
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O

• DIHASILKAN DARI PEMBUSUKAN BAHAN TANAMAN DAN HEWAN


• METABOLISME BAKTERI DALAM USUS
• SAWAH TERGENANG AIR CH4 (PRODUKSI PADI MENURUN)
CONTOH 1:
TULIS STRUKTUR DOT ELEKTRON SENYAWA HIDROGEN SIANIDA

H C N

H C N

H C N

IKATAN GANDA TIGA

CONTOH 2:
BAGAIMANA STRUKTUR SENYAWA FOSGEN, COCl 2

C O Cl Cl

Cl C Cl Cl C Cl

O O

IKATAN GANDA DUA


IKATAN DAN BENTUK MOLEKUL

A = ATOM PUSAT
X = JUMLAH IKATAN
E = JUMLAH PASANGAN ELEKTRON TIDAK BERIKATAN
IKATAN DAN BENTUK MOLEKUL
IKATAN DAN BENTUK MOLEKUL
SOAL :
1. Berikan contoh ikatan H selain H2O dan
gambarkan ikatan H yang terjadi!
2. Bagaimana sifat-sifat fisis (titik didih) dari
senyawa yang mengalami ikatan H!
3. Tuliskan rumus elektron dan struktur
H2SO4, H3PO4 dan C2H4
SOAL
1. Unsur X mempy. NA=20. Unsur Y
mempy.NA=9. Bgm rumus molekul yg
terbentuk dari kedua unsur tsb.?
a. XY b. X2Y c. XY2 d. XY3
2. Pasangan senyawa yg keduanya mpy. Ikatan
hidrogen adalah
a. NH3 dan CH4 b. HCl dan H2S
c. H2O dan HF d. HI dan HBr
3. Empat unsur A,B,C dan D masing-masing
mpy NA 6,8,17 dan 19. Pasangan unsur
yg dpt membentuk ikatan paling bersifat
ion adalah:
a. A dan D b. A dan B
c. C dan D d. B dan C
4. Ikatan kovalen koordinasi terdapat pd:
a. H2O b. NH4+ c. CH4 d. HF
(a) (b)

(c)
. (a) Amonia, NH3
(b) Air, H2O
(c) Metana, CH4
3.1. ELEKTRONEGATIVITAS
• Merupakan sifat berkala (periodik) yang penting.
• Elektronegativitas ialah besarnya daya menarik elektron
ke dalam suatu atom dalam penggabungan kimia.

LOGAM NON-LOGAM
- mudah menyerahkan e- - mudah menerima e-
- membentuk kation - membentuk anion
- elektropositif - elektronegatif
Nilai Elektronegativitas
(fluorin: elektronegativitas = 4)
Selisih elektronegativitas besar ⇒e- berpindah ⇒IKATAN IONIK
Selisih elektronegativitas kecil ⇒e- digunakan bersama
⇒IKATAN KOVALEN

IKATAN
IONIK
pengalihan elektron antaratom

IKATAN
pemindahan muatan secara parsial
KOVALEN POLAR

IKATAN
penggunaan elektron bersama antaratom
KOVALEN
3.2. IKATAN IONIK
ELEKTRON
VALENSI
– KULIT
– ATOM
Unsur golongan utama (kecuali He):
+
– INTI e- val. atom netral = no. golongan
ATOM
ELEKTRON
TERAS

Model titik-elektron Lewis


1. Elektron valensi digambarkan dengan titik.
2. Elektron teras tidak digambarkan.
3. Empat titik pertama ditulis satu per satu di keempat sisi
lambang unsur.
4. Titik-titik berikutnya dipasangkan pada yang sudah ada.
H He

Li Be B C N O F Ne

Na Mg Al Si P S Cl Ar
3.2.1 Pembentukan Senyawa Ionik Biner
Atom →Anion/kation agar stabil (memenuhi aturan oktet):
Σe- val. = pada gas mulia (8e-; 2e- untuk He)
Contoh:
Na• → Na+ + e- kehilangan 1 elektron valensi
x
-
Cl + e Cl memperoleh 1 elektron valensi
(tanda x semata-mata untuk membedakan dari mana elektron itu berasal)

Na + Cl NaCl
penggabungan membentuk senyawa ionik (garam)

Contoh lain: Ca + 2 Br Ca2+ + 2 Br CaBr2


atom netral kation anion senyawa
(tidak oktet) (oktet) (oktet) ionik
CONTOH 3.1
Ramalkan rumus senyawa antara rubidium dan sulfur.
Tuliskan lambang Lewis untuk unsur-unsur itu sebelum
dan sesudah penggabungan kimia.
Penyelesaian:
Rb: golongan I → 1 elektron valensi → Rb•
S: golongan VI → 6 elektron valensi → S
Pengalihan 1 e- masing-masing dari 2 atom Rb kepada 1 atom
2-
S menghasilkan 2 ion Rb dan 1 ion
+
S (semuanya oktet).
2-
Senyawanya Rb2S atau dalam lambang Lewis, (Rb+)2( S )
Ciri-ciri senyawa ionik:
1. Padatan pada suhu kamar.
2. Titik leleh dan titik didih tinggi
Misal: NaCl titik leleh = 801ºC dan
titik didih = 1413°C.
3. Senyawa ionik padat umumnya kurang baik menghantar
listrik, tetapi lelehannya menghantar dengan baik.
4. Komposisi kimia dinyatakan sebagai rumus empiris
bukan rumus molekul.
3.3. STRUKTUR MOLEKUL TERISOLASI:
SIFAT IKATAN KIMIA KOVALEN
Struktur molekul yang stabil ditentukan oleh susunan 3D
atom-atom dalam molekul itu:
* Panjang ikatan ⇒ukuran molekul
(jarak antarinti atom dalam ikatan tertentu)
* Sudut ikatan ⇒bentuk molekul
(orientasi relatif dua ikatan yang berdekatan)

Vibrasi molekul →panjang & sudut ikatan berubah-ubah →


nilai rerata diukur dengan spektroskopi & difraksi sinar-X
3.3.1 Panjang dan Energi Ikatan
a
Molekul Rerata Energi ikatan Molekul Rerata Energi ikatan
panjang ikatan (kJ mol - )1 panjang ikatan (kJ mol - )1
(Ǻ = 10 - 10m) (Ǻ = 10 - 10m)
N2 1,100 942 HF 0,926 565
O2 1,211 495 HCl 1,284 429
F2 1,417 155 HBr 1,424 363
Cl2 1,991 240 HI 1,620 295
Br2 2,286 190 ClF 1,632 252
I2 2,669 148 BrCl 2,139 216
a
Energi (disosiasi) ikatan (∆Ed)
= energi yang harus diserap untuk memecah 1 mol ikatan tertentu.

1 golongan: Z↑ →ukuran atom ↑ →panjang ikatan ↑


→energi ikatan ↓
Contoh: Panjang ikatan F2 < Cl2 < Br2 < I2; ClF < ClBr
Energi ikatan HF > HCl > HBr > HI
Anomali energi ikatan:
F2 << Cl2 > Br2 > I2 ⇒kuatnya tolak-menolak antaratom F
yang sangat elektronegatif
N2 >> O2 >> F2 ⇒faktor orde ikatan

Panjang ikatan dari sepasang atom tertentu hanya berubah


sedikit dari satu molekul ke molekul lain, sedangkan energi
ikatan tidak begitu terulangkan (+10%)
Contoh: Ikatan Molekul Panjang ikatan
(Å)
O–H H2O 0,958
H2O2 0,960
HCOOH 0,95
CH3OH 0,956
3.3.2 Orde Ikatan
Ikatan Molekul Orde ikatan Panjang ikatan Energi ikatan
(Å) (kJ mol - )1
C–C etana 1 1,536 345
(H3C–CH3)
C=C etilena 2 1,337 612
(H2C=CH2)
C≡C asetilena 3 1,204 809
(HC≡CH)
C–C & C=C benzena 1½ 1,37 505
selang-seling (C6H6) (antara – & =)

Orde ikatan ↑⇒Panjang ikatan ↓⇒Energi ikatan ↑


C–O 1,43 C–H 1,10
Orde ikatan rangkap juga ada C=O 1,20 N–H 1,01
pada ikatan antaratom selain C N–N 1,45 O–H 0,96
N=N 1,25 C–N 1,47
dan antaratom taksejenis:
N≡N 1,10 C≡N 1,16
3.4. IKATAN KOVALEN
Atom-atom yang identik dapat memperoleh konfigurasi e-
yang stabil dengan cara penggunaan bersama elektron.
Contoh: elektron elektron
takberpasangan berpasangan

Cl + Cl Cl Cl atau Cl Cl

elektron
nonikatan

H + H H H atau H H

Cl
4 Cl + C Cl C Cl
Cl
CONTOH 3.2
Tulislah struktur titik-elektron untuk senyawa yang dihasilkan
nitrogen (N) dan hidrogen (H) ketika berikatan kovalen.

Penyelesaian:
N + 3H HNH atau H N H
H H
amonia (NH3)
3.4.1 Ikatan Kovalen Ganda
Jika 2 atau 3 pasang e- digunakan bersama, terbentuk ikatan
kovalen ganda dua atau tiga, misalnya
2 O + C O C O atau O C O
N + N N N atau N N

CONTOH LAIN

Pembentukan etilena, C2H4, dari karbon (Golongan IV)


dan hidrogen.

H H H H
2 C + 4H C C atau C C
H H H H
etilena
3.5 IKATAN KOVALEN POLAR
Jika dua atom berbeda terikat secara kovalen, elektron ikatan
tidak digunakan sama rata, tetapi condong ke atom yang
lebih elektronegatif.
δ+ δ−
Contoh:
H + Cl H Cl H Cl atau H Cl
(2,2) (3,0) molekul polar
(δ = muatan parsial)

Selisih elektronegativitas ↑⇒dwikutub semakin kuat


⇒ikatan semakin polar
> 1,7 → ikatan ionik
0–1,7 → ikatan kovalen polar
0 → ikatan kovalen
Ikatan kovalen koordinasi:
salah satu atom memberikan dua elektron sekaligus kepada
atom lainnya dalam membentuk ikatan kovalen.
Contoh:
+
+ H
H H
H N +H + H N xx H H N H
H H H
ikatan kovalen koordinasi

Tanda panah kadang-kadang digunakan untuk


menyatakan pasangan elektron yang disumbangkan
CONTOH 3.3
Tuliskan struktur Lewis dari pernyataan berikut: “boron
triklorida membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan
nitrogen dari molekul amonia”.

Penyelesaian:

H Cl H Cl H Cl
H N + B Cl H N xx B Cl H N B Cl
H Cl H Cl H Cl
3.6 MUATAN FORMAL
H2SO4 → dua struktur Lewis yang memenuhi :

O O
H O S O H H O S O H
O O
(1) 4 ikatan S-O (2) 2 ikatan S-O
2 ikatan S=O

Eksperimen:
Ada 2 jenis ikatan antara S dan O pada H2SO4 → 157 pm
(S–O) & 142 pm (S=O) → Struktur (2) yang realistis
Alat bantu untuk memilih: Muatan formal
MF = Σ e- valensi – Σ e- nonikatan – ½ Σ e- ikatan
Struktur (1) Struktur (2)
H = 1 – 0 – ½ (2) = 0 H = 1 – 0 – ½ (2) = 0
Okiri = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Okiri = 6 – 4 – ½ (4) = 0
Okanan = 6 – 4 – ½ (4) = 0 Okanan = 6 – 4 – ½ (4) = 0
Oatas = 6 – 6 – ½ (2) = –1 Oatas = 6 – 4 – ½ (4) = 0
Obawah = 6 – 6 – ½ (2) = –1 Obawah = 6 – 4 – ½ (4) = 0
S = 6 – 0 – ½ (8) = +2 S = 6 – 0 – ½ (12) = 0
Muatan bersih = 0 Muatan bersih =0

Struktur (1) memiliki 3 atom bermuatan


→ energi sangat tinggi (tidak stabil)
CONTOH 3.4
Gunakan konsep muatan formal untuk menentukan mana
struktur hidroksilamina, NH3O, yang terbaik.
Penyelesaian:
H
H N O H N O H
H H
(1) (2)
H = 1 – 0 – ½ (2) = 0 H = 1 – 0 – ½ (2) = 0
N = 5 – 0 – ½ (8) = +1 N = 5 – 2 – ½ (6) = 0
O = 6 – 6 – ½ (2) = –1 O = 6 – 4 – ½ (4) = 0

Struktur (2) terbaik karena muatan formal semua atomnya nol.


3.7 BENTUK MOLEKUL: TEORI VSEPR
Molekul dengan > 1 ikatan kovalen polar bisa polar/nonpolar
bergantung pada susunan ikatan-ikatannya dalam ruang

Contoh : CO2 → O C O molekul nonpolar linear


tot = 0

H2O → H O H molekul polar yang bengkok


tpt ≠0

Teori VSEPR
(valence shell electron-pair repulsion = tolakan pasangan-elektron kulit valensi)

Pasangan elektron ikatan maupun nonikatan cenderung tolak-menolak


⇒menempatkan diri sejauh-jauhnya untuk meminimumkan tolakan.
Geometri pasangan elektron ⇐bilangan sterik atom pusat

SN = (Σ atom yang terikat pada atom pusat) +


(Σ pasangan elektron nonikatan pada atom pusat)
(Atom pusat = atom yang mengikat dua atau lebih atom lain)

109,5o
180o 120o

SN = 2: linear SN = 3: planar trigonal SN = 4: tetrahedral

90o 90o
120o
90o

SN = 5: bipiramida trigonal SN = 6: oktahedral


CONTOH 3.5
Hitunglah bilangan sterik untuk iodin pada IF4- dan untuk
bromin pada BrO4-. Kedua ion molekular memiliki pusat I-
atau Br- yang dikelilingi oleh 4 atom. Tentukan pula
geometri pasangan elektronnya.
Penyelesaian:
IF4- ⇒Atom pusat I- : 8 e- val.
Atom ujung F : 7 e- val. ⇒menggunakan bersama
1 e- dari I- agar oktet
Maka: 4 e- I- ⇒ikatan dengan 4 atom F
4 e- sisanya ⇒2 pasangan nonikatan
SN = 4 + 2 = 6 ⇒(geometri pasangan e-: OKTAHEDRAL)
BrO4- ⇒Atom pusat Br-: 8 e- val.
Atom ujung O : 6 e- val. ⇒menggunakan bersama
2 e- dari Br- agar oktet
Maka: 8 e- Br- ⇒ikatan dengan 4 atom O
Tidak ada pasangan menyendiri
SN = 4 + 0 = 4 ⇒(geometri pasangan e-: TETRAHEDRAL)

Ikatan rangkap/rangkap-tiga dianggap sama dengan ikatan

tunggal ⇒CO2 ( O C O) ⇒SN = 2 + 0 = 2


(geometri pasangan e-: LINEAR)
Geometri molekul ⇐geometri pasangan elektron
(bergantung pada Σ pasangan menyendiri)
1. Tanpa pasangan nonikatan:
geometri molekul = geometri pasangan elektron
Contoh: BeCl2 : SN = 2 + 0 = 2 (linear)
BF3 : SN = 3 + 0 = 3 (planar trigonal)
SF6 : SN = 6 + 0 = 6 (oktahedral)
2. Ada pasangan nonikatan:
Pasangan e- nonikatan dipegang lebih dekat ke atom pusat

Menempati lebih banyak ruang daripada pasangan e- ikatan


Sudut antarpasangan e- ikatan < antara pasangan e- ikatan
dan pasangan e- nonikatan < antarpasangan e- nonikatan

CH4 : SN = 4 + 0 = 4
NH3 : SN = 3 + 1 = 4 Geometri pasangan e- = tetrahedral
H2O : SN = 2 + 2 = 4

Amonia (NH3)

Sudut ikatan
107,3o
CH4 : tidak ada pasangan e- nonikatan
H (geometri molekul = geometri pasangan e-
O
109,5
H C H = tetrahedral) ⇒Sudut ikatan H-C-H: 109,5o
H

NH3 : 1 pasang e- nonikatan


H N H (geometri molekul = piramida trigonal:
107,3
O H tetrahedral yang dihilangkan 1 buah ikatannya)
⇒Sudut ikatan H-N-H: 107,3o

]
H2O : 2 pasang e- nonikatan
(geometri molekul = bentuk V:
O H O
H 104,5 tetrahedral yang dihilangkan 2 buah ikatannya)
⇒Sudut ikatan H-O-H: 104,5o
CONTOH 3.7
Tentukan bilangan sterik atom sulfur dalam SO2 dan
ramalkan struktur molekul SO2

Penyelesaian
Bilangan sterik sulfur 3
(dua atom terikat dan satu pasang nonikatan)

Molekul SO2 bengkok, sudut ikatan sedikit < 120o


Molekul dengan bilangan sterik 5: PF5, SF4, ClF3, dan
XeF2 dengan jumlah pasangan nonikatan berturut-
turut 0, 1, 2, dan 3.
CONTOH 3.8

Perkirakan geometri (a) ion ClO3+ dan


(b) molekul IF5

Penyelesaian
(a) ClO3+ ⇒Atom pusat Cl+ : 6 e- val.
Atom ujung O : 6 e- val.
⇒menggunakan bersama 2 e-
dari Cl- (konfigurasi Ar)
Maka: 6 e- CI+ ⇒ikatan dengan 3 atom O
Tidak ada pasangan nonikatan
O
SN = 3 + 0 = 3 tanpa pasangan e- nonikatan:
Cl
Geometri molekul = geometri pasangan e- O O

= PLANAR TRIGONAL

(b) IF5 ⇒Atom pusat I : 7 e- val.


Atom ujung F : 7 e- val.
⇒menggunakan bersama 1 e-
dari I (konfigurasi Xe)
Maka: 5 e- I ⇒ikatan dengan 5 atom F
2 e- sisanya ⇒1 pasangan menyendiri
SN = 5 + 1 = 6: geometri pasangan e- = oktahedral
1 pasangan e- nonikatan: dihilangkan 1 ikatannya

Geometri molekul
= PIRAMIDA BUJURSANGKAR

F
F F
I
F F
3.8 TATA NAMA ANORGANIK &
BILANGAN OKSIDASI
Tata nama ion:
1. Kation monoatomik (1 ion stabil):
Golongan I dan II + 3 unsur pertama dari Golongan III
Nama = unsur induknya
Contoh: Na+: ion natrium Ca2+: ion kalsium
Gol. I, II →kation monoatomik +1, +2

2. Kation monoatomik (beberapa ion stabil):


Unsur transisi + Golongan III, IV, dan V
Contoh: Cu+: ion tembaga(I) atau ion kupro
Cu2+: ion tembaga(II) atau ion kupri
(a) Angka Romawi dalam kurung →muatan.
(b) Akhiran –o →ion yang muatannya lebih rendah;
Akhiran –i →yang lebih tinggi (sudah ditinggalkan).

3. Kation poliatomik
Contoh: NH4+: ion amonium H3O+: ion hidronium
Hg22+: ion merkuro(I)
[bedakan dengan Hg2+:ion merkuri(II)]

4. Anion monoatomik:
Bagian pertama nama unsur + akhiran –ida
Contoh: Cl-: ion klorida (diturunkan dari klorin)
O2-: ion oksida (diturunkan dari oksigen)
Gol. V, VI, VII →anion monoatomik –3, –2, –1
5. Anion poliatomik
Contoh: SiO43-: ion silikat
NO2-: ion nitrit NO3-: ion nitrat
ClO-: ion hipoklorit ClO3-: ion klorat
ClO2-: ion klorit ClO4-: ion perklorat
HCO3-: ion hidrogen karbonat
(nama biasa: ion bikarbonat)
Tata nama senyawa ionik: (Nama kation)_(Nama anion)
Asas kenetralan muatan:
Muatan + dari kation dibalanskan oleh muatan – dari anion.
Contoh: NaBr: Kation +1 membalanskan anion –1
Mg3N2: 3 kation +2 membalanskan 2 anion –3
FeCl2 dan FeCl3? Tl2SO4 dan Tl2(SO4)3?
CONTOH 3.9
Apakah rumus kimia untuk (a) barium oksida dan
(b) sesium nitrida.
Penyelesaian:
(a) Ba : golongan II →Ba2+
O : golongan VI →O2-
Asas kenetralan muatan:
Setiap 1 ion Ba2+ dibalanskan oleh 1 ion O2- ⇒BaO
(b) Cs3N.
CONTOH 3.10
Namai senyawa ionik yang mengandung ion poliatom berikut.
(a) NH4ClO3 (b) NaNO2 (c) Li2CO3

Penyelesaian:

(a) Amonium klorat


(b) Natrium nitrit
(c) Litium karbonat
3.8.1 Bilangan Oksidasi
1. Biloks unsur bebas = 0
2. Σ biloks semua atom dalam spesies = muatan bersih
spesies tersebut
3. Biloks logam alkali = +1
4. Biloks F = –1
5. Biloks logam alkali tanah, Zn, dan Cd = +2
6. Biloks H = +1
7. Biloks O = –2
Jika aturan di atas diterapkan sesuai prioritas, pengecualian seperti
biloks O = –1 dalam peroksida dan biloks H = –1 dalam hidrida
tidak perlu dihafalkan.
Contoh 3.11
Tetapkan bilangan oksidasi setiap atom dalam
senyawa berikut
(a) CsF (b) CrO42-

Penyelesaian
(a) Bilangan oksidasi Cs = +1 (aturan 3),
jadi bilangan oksidasi F = -1

(b) Bilangan oksidasi O = -2 (aturan 7)


muatan ion = -2,
jadi bilangan oksidasi Cr = +6
LATIHAN SOAL-SOAL
1. Berapa banyak elektron valensi yang dimiliki oleh
masing-masing atom dari unsur di bawah ini?
a. Be b. Na c. Se d. F e. K f. Sn

2. Golongkan ikatan dalam senyawa berikut sebagai ionik


atau kovalen
a. NaF b. MgS c. MgO d. AlCl3

3. Tuliskan rumus senyawa ionik yang dapat terbentuk dari


pasangan unsur berikut. Sebutkan nama tiap
senyawanya.
a. berilium dan fluorin
b. aluminium dan fosforus
c. bromin dan magnesium
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
a. ikatan kovalen polar
b. molekul polar

5. Gambarkan struktur titik-elektron untuk menunjukkan


ikatan kovalen dari senyawa berikut:
a. NCl3 b. OF2 c. PH3

6. Tentukan muatan formal untuk setiap atom dan muatan


bersih seluruh molekul pada struktur Lewis berikut:
a. N N - O
b. S = C = N
7. Urutkan masing-masing kelompok berikut
menurut kenaikan polaritasnya
a. H – Cl, H – O, H - F
b. N – O, P - O, Al – O
c. H - Cl, Br - Br, B - N

8. Tuliskan rumus dari masing-masing ion


poliatomik. Tulis juga muatannya.
a. ion amonium b. ion fosfat c. ion karbonat

9. Tetapkan bilangan oksidasi setiap spesies dalam


a. HClO3 b. HF2- c. NH4+

Anda mungkin juga menyukai