Anda di halaman 1dari 29

Kimia Dasar 1

Pendahuluan, Materi, Teori


atom dan Struktur atom

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya


Fakultas Teknik
ilmu kimia
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai
komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala
atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksi mereka untuk membentuk materi.
Kimia Analitik Kimia
Lingkungan
Kimia Fisik
Kimia Material
Kimia Kimia Organik
Kimia Nuklir
Kimia Anorganik
Kimia Pangan
Biokimia
MATERI
Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan
mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat,
cair, maupun gas.
Unsur
Unsur tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain dengan reaksi
kimia biasa.
Unsur terdiri dari logam dan non-logam.
Partikel terkecil dari unsur adalah atom.
Hal yang membedakan unsur satu dengan lainnya adalah "jumlah
proton dan jumah elektron suatu unsur atau ikatan dalam inti
atom tersebut”. Misalnya, seluruh atom karbon memiliki proton
sebanyak 6 buah, sedangkan atom oksigen memiliki proton
sebanyak 8 buah. Jumlah proton pada sebuah atom dikenal
dengan istilah nomor atom (dilambangkan dengan Z).
Sifat unsur bergantung pada golongan unsur dalam sistim
periodik unsur, termasuk logam dan non logam.
Sistim Periodik Unsur
Senyawa
Senyawa kimia adalah zat kimia yang terdiri dari dua
atau beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah lagi
menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi
kimia.
Sifat senyawa berbeda dengan sifat unsur
penyusunnya.
Campuran
Campuran terbentuk dari dua atau lebih zat yang masih
mempunyai sifat asalnya.
Ketika gula dicampurkan dengan air, akan terbentuk
larutan gula (campuran gula dan air). Campuran ini
masih mempunyai sifat gula (yaitu manis) dan sifat air.
Tingkat kemanisan campuran gula dan air ini bermacam-
macam tergantung dari jumlah gula yang ditambahkan
ke dalam air. Senyawa mempunyai komposisi yang tetap,
sedang campuran tidak memiliki komposisi yang tetap.
Campuran dapat berupa larutan, suspensi atau koloid.
Larutan
Larutan adalah campuran homogen.
Ciri campuran homogen:
- tidak ada bidang batas antar komponen
penyusunnya
- komposisi di seluruh bagian adalah sama
Komponen larutan terdiri dari pelarut dan zat
terlarut. Komponen yang jumlahnya terbanyak
dianggap sebagai pelarut. Tapi jika larutan adalah
campuran dari zat padat dan cair, maka cairan
dianggap sebagai pelarut.
Suspensi
Suspensi adalah campuran kasar dan tampak
heterogen. Batas antar komponen dapat dibedakan
tanpa perlu menggunakan mikroskop. Suspensi
tampak keruh dan zat yang tersuspensi lambat laun
terpisah karena gravitasi.
Contoh: campuran kapur dan air
Koloid
Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak
antara larutan dan suspensi.
Secara makroskopis koloid tampak homogen, tetapi
jika diamati dengan mikroskop ultra akan tampak
heterogen.
Contoh: santan, air susu, cat.
Kadar zat dalam campuran
Komposisi campuran tidak tetap, oleh karena itu susunan
zat dalam campuran dinyatakan dalam kadar zat yang
membentuk campuran. Kadar biasanya dinyatakan dalam:
Reaksi kimia
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu
menghasilkan perubahan senyawa kimia
Macam-macam reaksi kimia
1. menghasilkan gas:
magnesium + lar HCl  gas H2
2. menghasilkan endapan:
lar Timbal(II) nitrat + lar kalium iodida  endapan kuning
3. mengalami kenaikan suhu:
lar NaOH + lar HCl  kenaikan suhu (eksotermis)
4. mengalami perubahan warna:
lar kalium kromat (kuning) + lar H2SO4  perubahan
warna menjadi jingga
Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh Antoine
Laurent Lavoisier (1743-1794) yang berbunyi: ”Dalam
suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”, dengan kata lain massa tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Artinya
selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi
dan hasil reaksi yang hilang
Hukum Kekekalan Massa
C2H5OH + O2 → CO2 + H2O
massa C2H5OH + massa O2 = massa CO2 + massa H2O

CaCO3 → CaO + CO2


massa CaCO3 = massa CaO + massa CO2

Fe + 2 S → FeS2
massa Fe + massa S = massa FeS2
14
Hukum perbandingan tetap
Hukum perbandingan tetap ditemukan oleh Joseph
Proust, seorang ahli kimia Perancis. Hukum
perbandingan tetap menyatakan, seperti namanya,
perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tertentu dan tetap. Jadi, senyawa
apapun dimanapun pasti terdiri dari perbandingan
massa yang pasti.
Hukum Perbandingan Tetap
(Joseph Proust)
Dalam senyawa FeS
massa Fe (g) massa S (g) Massa Fe : massa S
56 32 7:4
28 16 7:4
14 8 7:4
massa Fe : massa S = selalu tetap 7:4

(1 x Ar Fe) + (1 x Ar S) = (1 x 56) : (1 x 32)


=7:4
16
Hukum Perbandingan Tetap
(Joseph Proust)
Dalam senyawa FeS2
massa Fe (g) massa S (g) Massa Fe : massa S
56 64 7:8
28 32 7:8
14 16 7:8
massa Fe : massa S = selalu tetap 7:8
(1 x Ar Fe) + (2 x Ar S) = (1 x 56) : (2 x 32)
=7:8
17
Hukum Perbandingan Berganda
(Dalton)
Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa,
dimana massa salah satu unsur tersebut tetap (sama), maka
perbandingan massa unsur yang lain dalam senyawa-
senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana

Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya

Dalam senyawa FeS dan FeS2

massa S dalam FeS : massa S dalam FeS2 = 1 : 2


massa Fe dalam FeS : massa Fe dalam FeS2 = 1 : 1
18
Definisi atom
Atom adalah suatu satuan dasar
materi (partikel materi) atau
bagian terkecil dr unsur, yang
terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif
yang mengelilinginya
Partikel penyusun atom:
- proton
- neutron
- elektron
Perkembangan teori atom

Dalton Thompson

Rutherford
Bohr
Model atom Dalton
Atom merupakan bagian terkecil dari unsur yang sudah
tidak dapat dibagi lagi.
Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil,
suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan
berbeda untuk unsur yang berbeda.
Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan
perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya
air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan
atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga
atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kelemahan: tidak dapat menerangkan adanya proton,
neutron dan elektron
Model atom Thompson
Atom merupakan bola yang bermuatan positif dan
elektron yang bermuatan negatif tersebar di
permukaannya
Atom bersifat netral sehingga muatan (+) sama
dengan muatan (–)
Kelemahan: tidak dapat menerangkan peredaran
elektron di dalam atom
Model atom Rutherford
Atom merupakan bola berongga yang terdiri atas inti
atom yang bermuatan (+) dan merupakan pusat massa
atom
Elektron yang bermuatan (-) beredar mengelilingi inti
atom
Kelemahan: tidak dapat menerangkan mengapa
elektron yang bermuatan (-) tidak dapat jatuh ke
dalam inti atom yang bermuatan (+)
Model atom N. Bohr
Teori Bohr menyebutkan elektron hanya dapat berpindah
orbit/lintasan/kulit dengan melibatkan energi
Sehingga disempurnakan dalam teori atom mekanika
kuantum terdapat daerah kebolehjadian lintasan elektron
(kulit K,L,M…) di sekitar inti.
Kulit elektron ini masih memiliki subtingkat energi yang
berbeda yang disebut sebagai orbital (s,p,d,f).
orbital menentukan konfigurasi elektron setiap atom dan
menentukan elektron valensi tiap atom.
Nomor atom, nomor massa
A

X
Z
A = massa atom / nomor massa = p+n
Z = nomor atom (p=e)
X = lambang unsur
n = A-Z
Isotop, isobar, isoton
Isotop adalah atom dengan nomor atom sama tetapi
massanya berbeda
contoh: 12 6C , 13 6C
Isobar adalah atom dengan nomor atom berbeda
tetapi nomor massa sama
contoh: 24 11Na, 24 12Mg
Isoton adalah atom dengan jumlah neutron sama
contoh: 39 19K, 40 20Ca
Konfigurasi elektron
Elektron valensi adalah elektron yang terdapat pada kulit terluar. Elektron valensi
berperan pada pembentukan ikatan antar atom dalam membentuk senyawa.
Sehingga sifat kimia unsur banyak ditentukan oleh elektron valensinya.
Unsur yang mempunyai elektron valensi sama, ternyata mempunyai sifat yang
mirip.
Susunan elektron yang stabil mempunyai 8 elektron pada kulit terluar
(konfigurasi oktet). (Kecuali Helium)
konfigurasi elektron suatu atom setiap orbital terisi elektron sesuai aturan aufbau
sehingga orbital dengan tingkat energi yg rendah akan terisi elektron terlebih
dahulu.
Aturan Hund tentang multiplisitas berlaku untuk orbital p,d dan f
Larangan Pauli menyatakan tidak ada 2 atau lebih elektron yang memiliki energi
sama. Sehingga satu orbital hanya dapat ditempati oleh dua elektron dengan spin
yang berlawanan
CONTOH
13Al = (10Ne)3s2 3p1
 elektron valensi = 3
26Fe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6  ev = 8
26Fe2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6  ev = 6

Anda mungkin juga menyukai