Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TERHADAP ANTRIAN PARKIR MOBIL


DI BINA SWALAYAN TANJUNG SARI MEDAN

PENGANTAR OPERASI RISET

Proposal ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengantar Operasi Riset
Dosen Pengampu: Bapak Parapat Gultom, Dr., MSIE.

KELOMPOK 5
TARAPUL D.C. SITORUS( 200803095) (KETUA)
PUPUT RAHMAWATI (200803049)
AKBAR RAHIMSYAH (200803057)
GILBERT PAULY TAMBUNAN (200803073)
GRACE PATRICIA(200803075)
REVINA SIREGAR (200803091)
CHRISTIN PRICILLIA SIREGAR ( 200803113)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugrerah-Nya sehingga proposal berjudul “ANALISIS SISTEM ANTRIAN
TERHADAP ANTRIAN PARKIR MOBIL DI BINA SWALAYAN TANJUNG
SARI MEDAN” dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.

Proposal ini disusun sehubungan pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar


Operasi Riset. Proposal ini berisi pemaparan tentang analisis sistem antrian pada
area parkir mobil di Bina Swalayan Medan. Kami selaku tim penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Parapat Gultom, Dr., MSIE., selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Operasi Riset yang telah memberikan
ilmu dan pengarahan. Penulis juga berterimakasih kepada teman- teman yang
telah banyak memberikan dukungan kepada kami dari awal hingga selesainya
penulisan proposal ini.

Tim penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam


penyelesaian proposal ini. Namun tim penulis menyadari masih banyak
kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan
saran kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya proposal
ini. Kiranya isi lembar kerja ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah
ilmu Pendidikan.
Demikian yang bisa kami sampaikan, Kami berharap semoga proposal ini
dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan literasi bagi
para pembaca serta memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Medan, 31 Oktober 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iii
BAB 1 DESKRIPSI MASALAH......................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................2
BAB 2 DASAR TEORI.....................................................................................4
2.1 Sejarah Teori Antrian................................................................................4
2.2 Komponen Proses Antrian........................................................................4
2.3 Struktur Dasar Proses Antrian.................................................................9
2.4 Kerangka Keputusan Masalah Antrian ................................................11
2.5 Asumsi Teori Antrian..............................................................................13
2.6 Model Antrian...........................................................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN...................................................................19
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................19
3.2 Data dan Sumber Data.............................................................................19
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................20
3.4 Prosedur Penelitian..................................................................................20
BAB 4 PENUTUP............................................................................................23
4.1 Kesimpulan...............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................25

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..........................................................................................................10

Gambar 2..........................................................................................................10

Gambar 3..........................................................................................................10

Gambar 4..........................................................................................................11

Gambar 5..........................................................................................................12

Gambar 6..........................................................................................................17

iii
BAB 1

DESKRIPSI MASALAH
1.1 Latar Belakang
Antrian sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Antrian digunakan untuk
mendapatkan suatu pelayanan tertentu. Kasus antrian sering terlihat diberbagai
kegiatan, seperti antrian parkir, pelayanan di gerbang tol, loket penjualan tiket,
loket pelayanan bank, loket pelayanan swalayan, tempat pengisian bahan
bakar minyak (BBM), lapangan penerbangan, pelabuhan, persimpangan, dan
pada lokasi-lokasi pelayanan lainnya.
Barisan antrian dapat dikurangi dengan membuat tempat pelayanan yang lebih
dari satu, bahkan sebanyak mungkin. Namun demikian perlu dicari solusi
yang optimum untuk menentukan jumlah fasilitas yang tepat agar dapat
mengatasi masalah antrian tersebut dan tidak melakukan pemborosan yang
berarti.
Satu dekade terakhir ini Bina Swalayan Tanjung Sari Medan mengalami
perkembangan yang sangat pesat yaitu menjadi salah satu swalayan dengan
pengunjung yang banyak. Optimisme dalam menetapkan positioning dan
meraih pangsa pasar (market share) yang lebih besar sangat mungkin dapat
diraih. Menjaga keberlangsungan padatnya pengunjung, terdapat beberapa
pihak yang saling terkait dan harus mendapat perhatian dari pihak manajemen.
Pihak-pihak tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pihak internal dalam hal ini
adalah karyawan beserta staff, dan pihak eksternal yaitu rekanan
bisnis/pemasok (supplier) dan masyarakat. Pihak yang terlibat langsung dalam
operasional sehari-hari adalah pengunjung dan karyawan.
Fasilitas parkir mobil yang digunakan untuk melayani pengunjung
berkapasitas kecil, sehingga banyak menimbulkan keluhan dari pengunjung
karena mereka harus menunggu (mengantri) lama untuk memperoleh
pelayanan kasir tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kerugian karena banyak
terjadi keterlambatan dan kurangnya efisiensi waktu, sehingga mereka berpikir
lebih baik tidak berbelanja di swalayan ini lagi, dan dapat menyebabkan
kerugian perusahaan.

1
Berdasarkan masalah tersebut,menarik untuk diteliti dan mencari solusi
jumlah atau kapasitas kasir yang optimal. Hal ini bertujuan untuk memberikan
kepuasan pelanggan atau konsumen agar mereka tidak terlalu lama mengantri
dan menghilangkan kegiatan yang tidak produktif. Penelitian ini meneliti
variabel-variabel yang berhubungan dengan teori antrian, seperti jumlah
pengunjung dalam sistem, panjang antrian rata-rata, waktu rata-rata pelayanan
dalam sistem, dan waktu menunggu rata-rata dalam barisan antrian, dan
hubungannya dengan tingkat kepuasan. Penelitian imi dimaksudkan untuk
memberikan usulan untuk pemecahan masalah yang ada pada antrian di
tempat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengatasi terjadi antrian parkir mobil pada saat di Bina
Swalayan Tanjung Sari Medan saat terjadinya lonjakan pengunjung?
2. Bagaimana pengaturan fasilitas parkir mobil sehingga pelanggan dapat
merasakan kenyamanan untuk berbelanja di Bina Swalayan Tanjung Sari
Medan?
3. Bagaimana hasil penerapan Model Teori Antrian untuk menghitung
kebutuhan jumlah layanan optimal yang harus disediakan di Bina
Swalayan Tanjung Sari Medan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sistem antrian parkir yang terdapat pada Bina Swalayan
Tanjung Sari Medan
2. Untuk mengetahui lama antrian parkir pada sistem antrian di Bina
Swalayan Tanjung Sari Medan
3. Mengetahui kapasitas ruang tunggu yang terdapat pada Bina Swalayan
Tanjung Sari Medan
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan, pemikiran,
dan saran pada Bina Swalayan Tanjung Sari Medan dalam meningkatkan
sistem pelayanannya.

2
2. Secara teoritis, penilitian ini bermanfaat sebagai referensi untuk peneliti
selanjutnya untuk memperdalam penelitian mengenai teori antrian. Dan
juga penilitan ini berguna untuk menambah wawasan bagi tim penulis
sendiri dalam memahami teori antrian.

3
BAB 2

DASAR TEORI
2.1 Sejarah Teori Antrian
Pelopor penyusunan teori antrian adalah A.K Erlang, seorang insinyur
Denmark pada tahun 1909. Ia bekerja di sebuah perusahaan telepon dan
melakukan percobaan yang melibatkan fluktuasi permintaan sambungan
telepon serta pengaruhnya pada peralatan telepon switching.Sebelum Perang
Dunia II studi awal sudah berkembang di lingkungan antrian yang lebih
umum.
Teori antrian atau sering disebut sebagai waiting line theory atauqueuing
theory diciptakan oleh A.K Erlang, seorang ahli matematika yang berasal dari
Negara Denmark. Teori ini diciptakan pada tahun 1913 dalam bukunya
Solution of Some Problem in the Theory of Probability of Significance in
Automatic Telephone Exchange. A.K Erlang merupakan penasehat ilmiah
untuk Copenhagen Telephone Company.
Hasil karya A.K Erlang tersebut memberikan rangsangan dan bentuk dasar
untuk perkembangan teori antrian berikut. Sewaktu itu Erlang masih bekerja
pada perusahaan telepon di kopenhagen. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan
automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis.Dalam waktu-waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk
melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri
menunggu giliran, mungkin cukup lama.

2.2 Komponen Proses Antrian


Komponen proses antrian terdiri atas tiga bagian, yaitu kedatangan (populasi
yang akan dilayani), antrian, dan pelayanan.
 Kedatangan (populasi yang akan dilayani)
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat
dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari
populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan

4
dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite).
Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di
sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan
jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan,
maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
Pola kedatangan bisa teratur dan bisa juga acak (random). Kedatangan
yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan
produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini,
kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya
sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Sedangkan, pola
kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya
kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak
dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua
cara yaitu kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar
kedatangan.
Contoh : Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan
bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting adalah
Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n =
0,1,2,…
Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang
konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas
poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840),
menemukan sejumlah aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di
rumah sakit, sambungan telepon melalui central switching system,
kedatangan kendaraan di pintu tol, dll. Setiap masalah antrian melibatkan
kedatangan, misalnya orang, mobil, atau panggilan telepon untuk
dilayani. Unsur ini sering disebut proses input. Proses input, meliputi:
sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara
terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan proses random. Semua
kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-
putus dan nonnegatif bilangan bulat (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst).

5
Distribusi yang digunakan adalah distribusi poisson. Adapun ciri-ciri yang
terdapat pada distribusi poison adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data
sebelumnya
2. Bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5
menit, maka pernyataan ini benar.
Contohnya:
a. Probabilitas bahwa seorang pasien datang merupakan angka
yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval
b. Probabilitas bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam
waktu interval sangat kecil sehingga probabilitas untuk 2 atau lebih
dikatakan nol (0).
c. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat
independent
d. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung
pada interval yang lain.

Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus:

Dimana:
a.
b.

c.
d.
e.

Jika kedatangan mengikuti distribusi poisson dapat ditunjukkan secara


matematis bahwa waktu antarkedatangan akan terdistribusi sesuai dengan
distribusi eksponensial.

6
Dimana:

Suatu faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah


ukuran populasi panggilan.
Contoh: jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah
mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin.
Penyelesaian: Dalam hal ini, tidak mungkin bahwa kedatangan
mengikuti distribusi poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak
konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah
daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Di dalam komponen proses antrian yang pertama, ada disebut juga dengan
perilaku kedatangan. Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku
yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Adapun tiga jenis perilaku
kedatangan adalah sebagai berikut:
 Reneging, menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam
antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan
antrian tersebut.
 Balking, menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan
langsung meninggalkan tempat antrian.
 Jockeying, menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian.

 Antrian
Inti dari analisis antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian
terutama tergantung dari sifat kedatangan dan proses pelayanan.
Penentu antrian lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri
adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri,
misalnya datang awal dilayani dulu yang lebih dikenal dengan
singkatan, yaitu FCFS, datang terakhir dilayani dulu dikenal dengan

7
singkatan, yaitu LCFS, berdasar prioritas, berdasar abjad, berdasar janji,
dan lain-lain. Jika tak ada antrian, berarti terdapat pelayan yang
nganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan. Batasan panjang antrian
bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang
antrian yang tidak terbatas. Sementara antrian di rumah makan,
termasuk kategori panjang antrian yang terbatas karena keterbatasan
tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang tertentu (definite line-
length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan
telah tercapai. Contoh lainnya adalah sejumlah tertentu pesawat pada
landasan telah melebihi suatu kapasitas bandara, kedatangan pesawat
yang baru dialihkan ke bandara yang lain.
 Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak
(lay out) secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan.
 Tata letak dari sistem antrian
Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran,
juga disebut sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single
channel, single server) berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya
terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis layanan yang diberikan.
Sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda (single channel, multi
server) berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis
layanan yang diberikan, tetapi dalam setiap jenis layanan hanya terdapat
satu pemberi layanan.
Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel, single server)
adalah terdapat satu jenis layanan dalam sistem antrian tersebut, namun
terdapat lebih dari satu pemberi layanan. Sistem antrian jalur berganda
dengan tahapan berganda (multi channel, multi server) adalah sistem
antrian dimana terdapat lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari
satu pemberi layanan dalam setiap jenis layanan.
 Tata letak dari disiplin antrian

8
Ada dua klasifikasi, yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin
prioritas dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan
nonpreemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana
pelayan sedang melayani seseorang kemudian beralih melayani orang yang
diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya.
Sedangkan, disiplin nonpreemptive menggambarkan situasi dimana
pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih
melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan, disiplin first come first
serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan
dilayani terlebih dahulu.
Pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih
pelayan, satu atau lebih fasilitas pelayanan. Contohnya adalah pada
sebuah check out counter dari suatu supermarket terkadang hanya ada
seorang pelayan, tetapi bisa juga diisi seorang kasir dengan pembantunya
untuk memasukkan barang-barang ke kantong plastik. Dengan contoh
lain, seperti sebuah bank dapat mempekerjakan seorang atau banyak teller.
Di samping itu, perlu diketahui cara pelayanan dirampungkan, yang
kadang-kadang merupakan proses random.
Dalam kenyataannya, sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis disiplin
antrian tersebut, yaitu prioritas dan first come first serve. Contohnya
adalah para pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk
pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super
market disediakan counter tersendiri.
 Tata letak dari waktu pelayanan
Waktu yang dibutuhkan untuk melayani bisa dikategorikan sebagai
konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan, jika waktu yang dibutuhkan
untuk melayani sama untuk setiap pelanggan. Sedangkan, waktu pelayanan
acak, jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani berbeda-beda untuk
setiap pelanggan. Jika waktu pelayanan acak, diasumsikan mengikuti
distribusi eksponensial.

2.3 Struktur Dasar Proses Antrian

9
Proses antrian pada umumnya dikelompokan kedalam empat struktur
dasar, yaitu :
1. Single Channel Single Phase
Single Channel Single Phase yaitu sebuah sistem pelayanan yang melayani
dengan satu jalur antrian dan satu pelayanan. Contoh dari struktur ini
adalah tukang potong rambut, dimana satu orang dilayani oleh seorang
tukang potong rambut.

Gambar 1
2. Single Channel Multiple Phase
Single Channel Multiple Phase yaitu sebuah sistem pelayanan yang
melayani dengan beberapa jalur antrian dan satu pelayanan. Contoh dari
model ini adalah pencucian mobil. Proses dari pencucian mobil
melalui beberapa tahap, seperti vacuum, dibasahi dengan air, cuci
dengan sabun, dikeringkan dan pembersihan jendela.

Gambar 2
3. Multiple Channel Single Phase
Multiple Channel Single Phase yaitu sebuah sistem pelayanan yang
melayani dengan satu jalur antrian dan beberapa pelayanan. Contoh dari
model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.

10
Gambar 3
4. Multiple Channel Multiple Phase
Multiple Channel Multiple Phase yaitu sebuah sistem pelayanan yang
melayani dengan beberapa jalur antrian dan beberapa pelayanan. Contoh
dari model ini adalah pendaftaran pasien di rumah sakit yang biasanya
mengikuti langkah-langkah: menuju meja resepsionis, mengisi formulir,
mendapatkan kamar, menemani pasien ke kamar, dan sebagainya.

Gambar 4

2.4 Kerangka Keputusan Masalah Antrian


Kebanyakan literatur teori antrian menekankan penemuan
operating characteristic atau ciri-ciri operasi sistem antrian. Ciri-ciri
operasi menjelaskan bekerjanya sistem dalam bentuk ukuran-ukuran,
misalnya rata-rata waktu menunggu, waktu menganggur pelayanan dan
lain-lain. Namun, ukuran prestasi sistemsesungguhnya hanya input
dalam suatu kerangka konsep yang lebih luas. Ciri ciri operasi yang
akan dipelajari:
Pn : probabilita n pengantri dalam system
L : rata-rata banyaknya pengantri dalam sistem

11
Lq : rata-rata banyaknya pengantri dalam antrian
W : rata-rata waktu menunggu dalam sistem (antri+pelayanan)
Wq : rata-rata waktu antrian
0P: probabilitas pelayan atau server tidak bekerja (tidak ada pengantri).
Kebanyakan analisis masalah antrian akhirnya sampai pada pertanyaan
bagaimana merancang fasilitas pelayanan atau berapa tingkat
pelayanan yang seharusnya disediakan. Jika variabel keputusannya
adalah tingkat pelayanan, maka model harus mengidentifikasi hubungan
antara tingkat pelayanan dengan parameter dan variabel-variabel yang
relevan.

Gambar 5
Kriteria evaluasi keputusan dari model ini adalah total expected cost. Terlihat
bahwa total expected cost merupakan jumlah dari dua biaya yangberlainan
yaitu (1) biaya pelayanana dan (2) biaya menunggu.Jadi jelas bahwa tingkat
pelayanan yang disarankan adalah yang menyebabkan total expected cost
terendah. Namun, ini tidak berarti analisis ini dapat menentukan biaya total
terendah secara tepat sebab operating characteristic yang diperoleh hanya
merupakan angka rata-rata dan sehingga tidak pasti. Dengan demikian
analisis antrian bukanlah suatu teknik optimisasi melainkan hanya penyedia
informasi.
1. Biaya Pelayanan

12
Suatu supermarket yang ingin menambah checkout counter perlu
membiayai seluruh perlengkapan counter tambahan dan menggaji pelayan
baru. Ini berarti jika tingkat pelayanan diperbaiki, biaya pelayanan akan
bertambah.Biaya pelayanan dapat juga dilihat dari sisi pandang yang lain.
Jika tingkat pelayanan bertambah, waktu nganggur pelayan diperkirakan
juga bertambah, yang berarti suatu kenaikan dalam opportunity cost karena
tidak mengalokasikan pelayan ke kegiatan produktif yang lain.Cara yang
digunakan untuk menghitung biaya pelayanan dapat berbeda untuk kasus
yang berbeda. Cara apapun yang dipakai seharusnya memberikan jumlah
yang sama.
2. Biaya menunggu
Umumnya terdapat hubungan terbalil antara tingkat pelayanan dan waktu
menunggu. Namun terkadang sulit menyatakan secara ekspilit biaya
menunggu per unit waktu. Biaya menunggu dapat diduga secara sederhana
sebagai biaya kehilangankeuntungan bagi pengusaha, atau biaya turunnya
produktivitas bagi pekerja. Ini berarti serupa dengan biaya pelayanan,
dimana penentuannya dapat berbeda dari satu kasus ke kasus lain.
Sehingga, masalah keputusannya merupakan konflik antara biaya
menunggu bagi pengantri melawan biaya pelayanan.

2.5 Asumsi Teori Antrian


1. Distribusi kedatangan
Model antrian adalah model probabilistik (stochastic) karena unsur-unsur
tertentu proses antrian yang dimasukkan dalam model adalah variabel
random. Variabel random ini sering digambarkan dengan distribusi
probabilitas.
Baik kedatangan maupun waktu pelayanan dalam suatu proses antrian
pada umumnya dinyatakan sebagai variabel random. Asumsi yang biasa
digunakan dalam kaitannya dengan distribusi kedatangan (banyaknya
kedatangan per unit waktu) adalah distribusi Poisson. Rumus umum
distribusi probabilitas Poisson adalah:

13
e−¿ λ λ x
P ( x) = ¿,
x!
dimana
x = banyaknya kedatangan
P(x) = probabilita kedatangan
λ = rata-rata tingkat kedatangan
e = dasar alogaritma natural, yaitu 2,71828
x! = x (x-1) (x-2) . . . 1. (x! dibaca x faktorial)
Distribusi Poisson adalah distribusi diskrit dengan rata-rata sama dengan
varians. Ciri menarik dari proses Poisson adalah bahwa jika banyaknya
kedatangan per satuan waktu mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata
tingkat kedatangan λ, maka waktu antar kedatangan (inter arrival time)
akan mengikuti distribusi eksponensial negatif dengan rata-rata 1/λ.
2. Distribusi waktu pelayanan
Waktu pelayanan dalam proses antrian dapat juaga sesuai atau pas dengan
salah satu bentuk distribusi probabilitas. Asumsi yang biasa digunakan
bagi distribusi waktu pelayanan adalah distribusi eksponensial negatif.
Sehingga jika waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial negatif,
maka tingkat pelayanan mengikuti distribusi Poisson. Rumus umum
density function probabilitas eksponensial negatif adalah:

f (t) =µe−µt
dimana
t = waktu pelayanan
f(t) = probabilitas yang berhubungan
dengan t
µ = rata-rata tingkat pelayanan
1/µ = rata-rata waktu pelayanan
e = dasar logaritma natural, yaitu 2,71828
Penelitian empiris menunjukkan bahwa asumsi distribusi eksponensial
negatif maupun Poisson sering kali tidak absah. Karena itu, asaumsi ini
harus diperiksa sebelum mencoba menggunakan suatu model.

14
Pemeriksaan dilakukan melalui test goodness of fit dengan menggunakan
distribusi Chi square.
3. Disiplin antri
Suatu tingkah laku pengantri yang dapat mempengaruhi aturan pelayanan
adalah pengantri yang tak sabar dan memutuskan untuk meninggalkan
system sebelum dilayani, yang dikenal dengan nama reneging.
4. Sistem antri steady state dan transient
Steady state diasumsikan bahwa ciri-ciri operasi seperti panjang antrian
dan ratarata waktu menunggu akan memiliki nilai konstan setelah sistem
berjalan selama suatu periode waktu. Sistem antrian yang tidak dapat
diharapkan berjalan cukup lama dalam keadaan steady state. dinamakan
keadaan transient. Sistem antrian transient solusinya tergantung pada
waktu yang telah dilewati sejak sistem mulai beroperasi.
5. Tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan
Diasumsikan bahwa tingkat pelayanan (µ) harus melebihi tingkat
kedatangan pengantri (l). Jika tidak, antrian akan makin panjang sehingga
tidak ada solusi keseimbangan.
Hubungan antara tingkat kedatangan (λ)dan tingkat pelayanan (µ) dan
panjang antrian yang diharapkan ditunjukkan pada gambar. Jika λ kurang
dari µ, maka traffic intensity atau utilization faktor R = λ / µ kurang dari 1.
Jika rasio ini mendekati 1, panjang antrian yang diharapkan akan
mendekati tak terbatas.
6. Proses Kelahiran Murni Dan Kematian Murni
Dalam bagian ini, kita mempertimbangkan dua proses khusus yaitu :
• Para pelanggan tiba dan tidak pernah kembali lagi atau disebut
kelahiran murni (pure birth)
• Proses kedatangan dan penarikan terjadi dengan cara yang
sepenuhnya random ini disebut kematian murni (pure death).
7. Model Kelahiran Murni
Pertimbangkan situasi pengeluaran akte kelahiran untuk bayi-bayi yang
baru lahir. Akte kelahiran ini umumnya disimpan di kantor pusat yang
diadministrasi oleh instansi pemerintah. Terdapat alasan untuk

15
mempercayai bahwa kelahiran bayi-bayi yang baru, dan karena itu
pengeluaran akte kelahiran, merupakan proses yang sepenuhnya acak yang
dapat dijabarkan dengan distribusi posison. Dengan materi sebelumnya
dan mengasumsikan bahwa λ adalah laju pengeluaran akte kelahiran,
proses kelahiran murni untuk memiiki n kedatangan (akte kelahiran)
selama periode t dapat dijabarkan dengan distribusi poison berikut ini :
(λt )n−e λ
, n = 0, 1, 2, … (kelahiran murni)
t

P n (t)=
n!

dimana λ adalah laju kedatangan per unit waktu dengan jumlah


kedatangan yang diperkirakan selama t sebesar λt .
8. Model Kematian Murni
Pertimbangan situasi penyimpanan N unit barang diawal minggu untuk
memenuhi permintaan pelanggan selama minggu tersebut. Jika kita
mengasumsikan bahwa permintaan perlanggan terjadi dengan laju unit
perhari dan bahwa proses permintaan tersebut sepenuhnya acak,
probabilitas untuk memperoleh n unit yang tersisa dalam sediaan setelah
waktu t diketahui dengan distribusi truncated poisson berikut :
( μt)N −n e− μt
Pn ( t ) = , n=1, 2 , … , N
( N−n ) !
N
Pn ( t ) =1−∑ Pn ( t )
n=1

2.6 Model Antrian


1. Model Antrian Satu Saluran Satu Tahap [M/M/1]
Pada model ini kedatangan dan keberangkatan mengikuti distribusi
Poisson dengan tingkat 1 dan µ , terdapat satu pelayan, kapasitas
pelayanan dan sumber kedatangan tak terbatas.
Untuk menentukan operating characteristics atau ciri-ciri operasi, dapat
dilakukan dengan mudah setelah diperoleh probabilitas n pengantri dalam
sistem (Pn). Melalui penurunan matematik yang cukup panjang, dalam
kondisi steady state dapat ditunjukkan bahwa Pn = (1 – R) Rn , dimana R

16
= λ / µ ≤1 dan n = 0, 1, 2, .... Bertolak dari rumus itu dapat diperoleh ciri-
ciri operasilain, seperti:
1. Probabilitas terdapat k atau lebih pengantri dalam sistem adalah P n≥ k =
Rk .

R
2. Rata-rata banyaknya pengantri dalam sistem L = ∑ n P n=
n=0 1−R
R2
3. Rata-rata banyaknya pengantri yang sedang antri Lq =
1−R
1
4. Rata-rata waktu menunggu dalam sistem W =
µ−λ
λ
5. Rata-rata waktu antri Wq =
µ( µ−λ)
6. Proporsi waktu nganggur pelayan Pa atau I = 1-R

2. Model Antrian Banyak Salutan Satu Tahap [ M/M/c]


Jika traffic intensity (R = 1/ µ ) mendekati satu, rata-rata waktu antri
menjadi makin lama dan pengantri dapat menjadi frustasi. Dalam
menghadapi kasus ini, dapat diatasi dengan menambah saluran pelayanan.
Ada beberapa cara menambah saluran seperti diilustrasikan pada gambar
berikut:

Gambar 6
Struktur Antrian dengan Satu Saluran Serentak dan Banyak Saluran

17
Struktur proses antrian seperti gambar (a) tersebut tidak dapat dikatakan
sebagai struktur antrian banyak saluran, melainkan suatu struktur antrian
dengan beberapa saluran tunggal satu tahap yang bekerja secara serentak.
Jadi untuk struktur ini dapat dianalisis dengan menerapkan model saluran
tunggal.
Struktur antrian banyak saluran satu tahap ditunjukkan pada gambar (b).
Ciri struktur ini adalah bahwa hanya ada sebuah antrian di depan fasilitas
pelayanan yang berisi banyak saluran atau pelayan. Pengantri akan
dilayani jika pelayan siap atas dasar FCFS.
Rumusan operating characteristics pada model antrian banyak saluran satu
tahap berikut ini didasarkan pada beberapa asumsi, antara lain kedatangan
mengikuti distribusi Poisson, waktu pelayanan mengikuti distribusi
eksponential negatif, infinite calling population, panjang antrian tak
terbatas, disiplin antri FCFS, rata-rata tingkat pelayanan efektif adalah cµ
dimana c adalah banyaknya saluran dan cµ lebih besar dari rata-rata
tingkat kedatangan (λ ), serta distribusi waktu pelayanan adalah sama
untuk semua pelayan.
Jika steady state tercapai, operating characteristics itu adalah:

18
Jika c = 1 (artinya hanya ada satu saluran), maka rumus operating
characteristics itu sama dengan yang ditemui pada model antrian satu
saluran-satu tahap [M/M/1].

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Di dalam penelitian yang mau kami buat, kami membutuhkan tempat
dan waktu pelaksanaan yang tepat sehingga tidak menganggu aktivitas kuliah.
Tempat dan waktu pelaksanaan yang kami rencanakan adalah sebagai berikut:
 Tempat Penelitian : Area Parkir Mobil Bina Swalayan Tanjung Sari
Medan di Jalan Setia budi No, 283, Tanjung Sari, Kecamatan Medan
Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara, dan kode pos: 20154.
 Waktu Pelaksanaan : Bulan November
3.2 Data dan Sumber Data
Di dalam penelitian yang mau kami buat, data yang diperlukan harus ada
dan tepat sehingga data berguna untuk melakukan kesimpulan terhadap materi
yang relevan dengan topik penelitian kelompok kami. Sumber data yang kami

19
gunakan adalah dari pembahasan mata kuliah pengantar operasi riset pada materi
teori antrian. Selain itu, sumber data lainnya yang diperlukan adalah populasi dan
sampel dalam penelitian yang mau diteliti. Sampel yang digunakan sebagai
sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel
dari populasi yang sudah ditentukan. Data yang kami butuhkan untuk melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
 Tentukan sistem yang terdapat pada sistem antrian?
 Sebutkan pelayan-pelayann sistem tersebut?
 Tentukan waktu peristiwa antrian tersebut?
 Tentukan jumlah pelayan yang melayani di sistem?
 Apakah antrian tersebut tunggal atau seri?
 Berapa lama antrian yang terjadi?
 Berapa lama di sistem yang terjadi?
 Berapa rata-rata lama untuk dilayani?
 Bagaimana sistem pelayanannya?
 Berapa kapasitas ruang tunggu?
 Bagaimana populasi yang datang?
 Berapa rata-rata pembeli yang datang ke Bina Swalayan
Tanjung Sari Medan ?
 Berapa rata-rata pembeli untuk dilayani pada parkir di Bina
Swalayan Tanjung Sari Medan?
 Apakah ada rekomendasi untuk kasus yang diteliti tersebut?
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan untuk meneliti penelitian
yang kami lakukan adalah dengan melakukan observasi atau pengamatan
langsung ke lapangan.
3.4 Prosedur Penelitian

Di dalam prosedur penelitian, terdapat bagian-bagian yang harus ada


untuk mendukung penelitian yang kami buat adalah sebagai berikut:

A. Pendekatan Penelitian

20
Pendekatan penelitian yang kami gunakan adalah noneksperimen
karena penelitian yang kami teliti bersifat observasi atau melakukan
pengamatan ke lapangan. Jenis atau tipe penelitian yang kami gunakan
adalah deskriptif karena dari melakukan observasi atau pengamatan
terlebih dahulu maka bisa menggambarkan atau memberikan gambaran
mengenai penelitian yang kami buat.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang kami gunakan adalah variabel kuantitatif
karena sifat hasil pengamatan yang dicatat sebagai nilai numerik,
mempunyai arti, dan adanya hasil perhitungan yang matematis, seperti
penjumlahn, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
C. Populasi dan Sampel
Di dalam penelitian yang kami buat, harus adanya populasi dan
sampel untuk mendukung hasil penelitian yang diperoleh dengan tepat.
Populasi dalam penelitian yang mau diteliti adalah orang yang berada di
swalayan tersebut. Karena populasinya tersebut sangat banyak sehingga
diperlukan sampel. Sampel dalam penelitian yang mau diteliti adalah
pelayan di swalayan dan pembeli yang datang ke swalayan tersebut. Hasil
penelitian tersebut akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang
dapat diberlakukan untuk populasi), maka sampel yang digunakan sebagai
sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil
sampel dari populasi yang sudah ditentukan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang kami gunakan adalah instrumen
observasi. Instrumen observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan
untuk memperhatikan suatu objek penelitian dengan seksama dan
mencatat setiap keadaan yang relevan dengan tujuan penelitian.
Pencatatan ini dilakukan secara sistematik sesuai dengan fenomena-
fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan secara langsung dan
cermat di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam
penelitian.
E. Langkah-langkah dalam melakukan penelitian

21
Di dalam penelitian, terdapat langkah-langkah dalam melakukan
penelitian sehingga bisa menghasilkan hasil penelitian yang sesuai dan
tepat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Pertama, harus menetapkan lokasi yang tepat untuk melakukan
penelitian.
2. Kedua, pilih waktu yang tepat untuk mau mengamati dalam
penelitian yang dibuat.
3. Ketiga, Melakukan kegiatan observasi atau pengamatan
langsung ke lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya dan
observasi yang mau diamati harus sesuai dengan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah diajukan pada bagian 3.2 sehingga
pertanyaan tersebut berdasarkan fakta dan benar-benar terjadi.
4. Setelah melakukan pengamatan, langkah selanjutnya adalah
mencatat dan mengumpulkan data yang sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan pada bagian 3.2.
5. Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan yang mau
dihitung berdasarkan data yang sudah diamati sebelumnya.
6. Jika diperlukan, maka akan dilakukan perbandingan terhadap
data yang sudah didapat tanpa perhitungan dan dengan
perhitungan sehingga bisa disimpulkan bahwa adanya kesamaan
atau tidak tehrdap data tanpa perhitungan dan dengan
perhitungan.
7. Langkah terakhir adalah membuat kesimpulan dari data yang
sudah ada terhadap materi yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan, yaitu materi teori antrian.
8. Selesai.
F. Uji Coba Instrumen
Pada penelitian yang kami lakukan, kami menggunakan pendekatan
kuantitatif, maka analisis data penelitian ini berhubungan dengan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Uji coba isntrumen
adalah mengujicobakan data yang sudah didapat berdasarkan hasil

22
observasi dan berdasarkan perhitungan sehingga bisa memperoleh hasil
uji coba instrumen, yaitu instrumen observasi untuk menentukan bisa atau
tidaknya digunakan isntrumen observasi terhadap penelitian yang kami
lakukan.

BAB 4

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen proses antrian terdiri atas tiga bagian, yaitu kedatangan,
antrian, dan pelayanan. Karakteristik dari populasi kedatangan dapat
dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari
populasi yang akan dilayani. Timbulnya antrian terutama tergantung
dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Penentu antrian lain yang
penting adalah disiplin antri. Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat
dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out) secara fisik dari sistem antrian,
disiplin antrian, waktu pelayanan

23
2. Proses antrian pada umumnya dikelompokan kedalam empat struktur
dasar, yaitu Single Channel Single Phase, Single Channel Multiple Phase,
Multiple Channel Single Phase dan Multiple Channel Multiple Phase.
3. Kebanyakan literatur teori antrian menekankan penemuan
operating characteristic atau ciri-ciri operasi sistem antrian. Ciri-ciri
operasi menjelaskan bekerjanya sistem dalam bentuk ukuran-ukuran,
misalnya rata-rata waktu menunggu, waktu menganggur pelayanan dan
lain-lain.
4. Pada Model Antrian Satu Saluran Satu Tahap, kedatangan dan
keberangkatan mengikuti distribusi Poisson dengan tingkat 1 dan µ ,
terdapat satu pelayan, kapasitas pelayanan dan sumber kedatangan tak
terbatas. Sedangkan pada Model Antrian Banyak Salutan Satu Tahap, jika
traffic intensity (R = 1/ µ ) mendekati satu, rata-rata waktu antri menjadi
makin lama dan pengantri dapat menjadi frustasi. Dalam menghadapi
kasus ini, dapat diatasi dengan menambah saluran pelayanan.
5. Di dalam prosedur penelitian, terdapat bagian-bagian yang harus ada untuk
mendukung penelitian yang dibuat yaitu Pendekatan Penelitian Variabel
Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Langkah-langkah
dalam melakukan penelitian dan Uji Coba Instrumen.

24
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/57882260/TEORI-ANTRIANdocx/
https://sutanto.staff.uns.ac.id/files/2009/03/bab10a.pdf
https://masdwijanto.files.wordpress.com/2012/06/bab-8.pdf
http://ejournals.unmul.ac.id/index.php/SAKTI/article/download/247/pdf#:~:text=
Single%20Channel%20Single%20Phase%20yaitu,jalur%20antrian%20dan
%20satu%20pelayanan
https://mesinantrianotomatis.blogspot.com/2017/02/4-model-struktur-antrian-
dasar-yang.html?m=1

25

Anda mungkin juga menyukai