DISUSUN OLEH :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
3
Pemrograman linear (linear programming) adalah teknik
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan
sumber daya yang terbatas diantara berbagai kepentingan seoptimal
mungkin. Pemrograman linear merupakan salah satu metode dalam riset
operasi yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan dengan
menggunakan pendekatan analisis kuantitatif. Teknik ini telah diterapkan
secara luas pada berbagai persoalan dalam perusahaan, untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penugasan karyawan,
penggunaan mesin, distribusi, dan pengangkutan, penentuan kapasitas
produk, ataupun dalam penentuan portofolio investasi.
Linear Programming (LP) adalah suatu metode programasi yang
variabelnya disusun dengan persamaan linier. Oleh berbagai analist,
maka LP diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “programasi
linier”, “pemrograman garis lurus”, “programasi garis lurus” atau lainnya.
Sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman, maka metode LP
juga ada kelebihan dan kelemahannya. Oleh karena itu, pembaca atau
peneliti harus mampu mengidentifikasi kapan alat ini dipergunakan dan
kapan tidak dipergunakan.
4
1.3. Tujuan
5
BAB II PEMBAHASAN
6
a. Formulasi Permasalahan
Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari
sistem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang
dipertimbangakan dengan jelas. Penggambaran sistem dalam
pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan, sumber daya yang
membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau
aktivitas), batasan waktu pengambilan keputusan, hubungan antara
bagian yang dipelajari dan bagian lain dalam perusahaan, dan lain-lain.
7
Bagian kedua merupakan model matematik yang
merepresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas
bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan ( atau ). Fungsi
pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta (baik sebagai
koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas maupun pada
tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika
mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan pendeskripsian
permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas
adala model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih
ringkas. Hal ini cenderung membuat struktur keseluruhan
permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu mengungkapkan
relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi yang
berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan
mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan.
Terakhir, model matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik
matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk menganalisis
permasalahan.
8
c. Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :
1. Fungsi tujuan :
/ b2
…
am1x1 + am2x2 + … + amnxn = / / bm
x1, x2, …, xn 0
9
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn 0) menunjukkan batasan
non negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan
bukan hanya menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut
seni permodelan. Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih
mudah dan menarik.
10
Menurut Herjanto (2009), dalam pembuatan model pemrograman
linear harus diusahakan untuk memenuhi criteria sebagai berikut:
1) Tujuan yang akan dicapai dinyatakan dalam bentuk fungsi linear,
disebut fungsi tujuan.
2) Sumber-sumber tersedia dalam jumlah terbatas, dan pembatasan
harus dinyatakan dalam bentuk ketidaksamaan yang linear.
3) Harus ada alternative pemecahan yaitu solusi/pemecahan yang
memenuhi semua batasan/kendala.
11
2.4 Model Pemrograman Linier
12
Sebagai contoh dalam memformulasikan permasalahan, berikut ini
akan dibahas contohnya:
13
Penyelesaian
fungsi tujuan
Fungsi kendala
14
1. Gambarkan secara grafik dari fungsi kendala dengan asumsi
merubah pertidaksamaan menjadi persamaan :
8X1 + 3X2 ≤ 3600 → 8X1 + 3X2 = 3600
5X1 + 6X2 ≤ 4500 → 5X1 + 6X2 = 4500
4X1+ 3X2 ≤ 2400 → 4X1+ 3X2 = 2400
15
2. Gambar secara grafik fungsi tujuan
16
2.5 Manfaat Linear Programming Bagi Perusahaan
17
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19