Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

PENELITIAN OPERASIOAL ( PROGRAM


LINEAR )
Dosen : Andary Asvaroza Munita H,ST, MT

DISUSUN OLEH :

1. DIAH AYU OCTAVIANI


2. NURUL AISAH AYUNI
3. PUTRI HANDAYANI
4. YUDI SETIAWAN
5. MOHAMAD NURSETO
6. ANGGA WIJAYA
7. RIFKI FAIZAL FADILLA
8. IRSYAN BURHAN WIJAYA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS MERCUBUANA
2016
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa


penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “
PENELITIAN OPERASIONAL ( PROGRAM LINEAR )“.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.. Semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah
ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih.

Bekasi , 10 Desember 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................3
1.1. Latar Belakang .................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................4
1.3. Tujuan ..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................6
2.1 Pengertian Program Linear ...............................................................6
2.2 Fungsi dan Kriteria Linear Programming ........................................10
2.3 Pemecahan Masalah Linear Programming .....................................11
2.4 Model Pemrograman Linier ............................................................12
2.5 Manfaat Linear Programming Bagi Perusahaan .............................17
BAB 3 PENUTUP ....................................................................................18
3.1 Kesimpulan ....................................................................................18
3.2 Saran ..............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................19

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian Operasional / Riset Operasi(operation research)


merupakan penerapan beberapa metode ilmiah yang membantu
memecahkan persoalan rumit yang muncul dalam kehidupan sehari-hari
kemudian di inteprestasikan dalam permodelan matematika guna
mendapatkan informasi solusi yang optimal. Operational research juga
banyak digunakan untuk mengambil keputusan yang logis serta dapat
dijelaskan secara kuantitatif. Pendekatan khusus ini bertujuan membentuk
suatu metode ilmiah dari sistem menggabungkan ukuran-ukuran faktor-
faktor seperti kesempatan dan risiko, untuk meramalkan dan
membandingkan hasil-hasil dari beberapa keputusan, strategi atau
pengawasan. Karena keputusan dalam riset operasi dapat berkaitan
dengan biaya relevan, dimana semua biaya yang terkaitan dengan
keputusan itu harus dimasukkan, kualitas baik dipengaruhi oleh desain
produk atau cara produk dibuat, kehandalan dalam suplai barang dan
jasa, kemampuan operasi untuk membuat perubahan dalam desain
produk atau kapasitas produksi untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan yang terjadi.

Sebuah perusahaan atau organisasi perlu merencanakan strategi


yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa
keuntungan maksimal atau biaya minimal. Pada dasarnya setiap
perusahaan memiliki keterbatasan atas sumber dayanya, baik
keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang,
tenaga, kerja, maupun model. Dengan keterbatasan ini, setiap
perusahaan melakukan beberapa cara untuk melakukan optimasi dengan
hasil yang dicapai, salah satunya dengan program linear (Linear
Programming).

3
Pemrograman linear (linear programming) adalah teknik
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan
sumber daya yang terbatas diantara berbagai kepentingan seoptimal
mungkin. Pemrograman linear merupakan salah satu metode dalam riset
operasi yang memungkinkan para manajer mengambil keputusan dengan
menggunakan pendekatan analisis kuantitatif. Teknik ini telah diterapkan
secara luas pada berbagai persoalan dalam perusahaan, untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penugasan karyawan,
penggunaan mesin, distribusi, dan pengangkutan, penentuan kapasitas
produk, ataupun dalam penentuan portofolio investasi.
Linear Programming (LP) adalah suatu metode programasi yang
variabelnya disusun dengan persamaan linier. Oleh berbagai analist,
maka LP diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “programasi
linier”, “pemrograman garis lurus”, “programasi garis lurus” atau lainnya.
Sebagai alat kuantitatif untuk melakukan pemrograman, maka metode LP
juga ada kelebihan dan kelemahannya. Oleh karena itu, pembaca atau
peneliti harus mampu mengidentifikasi kapan alat ini dipergunakan dan
kapan tidak dipergunakan.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan Program Linier (Linear
Programing)?
b. Bagaimana Formulasi Program Linier?
c. Apa saja model Pemrograman Linier?
d. Apa saja Fungsi dari program linear ?
e. Bagaimana cara menggunakan Program Linear ?

4
1.3. Tujuan

a. Untuk menambah pengetahuan tentang linear programing


b. Untuk mengetahui fungsi dari linear programing bagi
perusahaan
c. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dari kegiatan
produksi yang dilakukan perusahaan
d. Untuk mengetahui pendapatan dan keuntungan dalam suatu
perusahaan

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Program Linear

Pemrograman linear (linear programming) merupakan suatu teknik


pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan
berbagai sumber daya yang terbatas diantara berbagai kepentingan
seoptimal mungkin. Teknik ini memformulasikan masalah ke dalam dua
fungsi utama, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan
menunjukkan model matematika dari tujuan permasalahan, sedangkan
fungsi kendala berisikan persamaan matematika atas berbagai kendala
yang ada dalam mencapai tujuan permasalahan. Teknik ini telah
diterapkan secara luas pada berbagai persoalan dalam perusahaan,
misalnya untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penugasan karyawan, penggunaan mesin, distribusi dan pengangkutan,
penentuan kapasitas produk, ataupun dalam penentuan portofolio
investasi (Nachrowi, 2005:65).
Linier Programming adalah suatu cara untuk menyelesaikan
persoalan pengalokasian sumber-sumber tang terbatas diantara beberapa
aktivitas yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin
dilakukan. Program linier ini menggunakan model matematis untuk
menjelaskan persoalan yang dihadapinya. Sifat “linier” disini member arti
bahwa seluruh fungsi matematis dalam model ini merupakan fungsi yang
linier (tidak ada yang memiliki sifat kuadratik), sedangkan kata ‘programa”
merupakan sinonim untuk perencanaan. Dengan demikian program linier
adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk memperoleh suatu hasil yang
optimum, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan terbaik di antara
alternative yang fisibel (Tampubolon, 2004:257).

6
a. Formulasi Permasalahan
Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari
sistem relevan dan mengembangkan pernyataan permasalahan yang
dipertimbangakan dengan jelas. Penggambaran sistem dalam
pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan, sumber daya yang
membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau
aktivitas), batasan waktu pengambilan keputusan, hubungan antara
bagian yang dipelajari dan bagian lain dalam perusahaan, dan lain-lain.

Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat


penting dalam formulasi masalah. Untuk membentuk tujuan
optimalisasi, diperlukan identifikasi anggota manajemen yang benar-
benar akan melakukan pengambilan keputusan dan mendiskusikan
pemikiran mereka tentang tujuan yang ingin dicapai.

b. Pembentukan model matematik

Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami


permasalahan optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk
analisis. Pendekatan konvensional riset operasional untuk pemodelan
adalah membangun model matematik yang menggambarkan inti
permasalahan. Kasus dari bentuk cerita diterjemahkan ke model
matematik. Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan
dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan.
Model matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan
selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan
karena kita ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi
tujuan yang akan dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa
permasalahan optimasi hanya dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan
dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita hanya
akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan.

7
Bagian kedua merupakan model matematik yang
merepresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas
bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan ( atau ). Fungsi
pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta (baik sebagai
koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas maupun pada
tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika
mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan pendeskripsian
permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas
adala model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih
ringkas. Hal ini cenderung membuat struktur keseluruhan
permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu mengungkapkan
relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi yang
berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan
mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan.
Terakhir, model matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik
matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk menganalisis
permasalahan.

Di sisi lain, model matematik mempunyai kelemahan. Tidak


semua karakteristik sistem dapat dengan mudah dimodelkan
menggunakan fungsi matematik. Meskipun dapat dimodelkan dengan
fungsi matematik, kadang-kadang penyelesaiannya sulit diperoleh
karena kompleksitas fungsi dan teknik yang dibutuhkan.

8
c. Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :

1. Fungsi tujuan :

Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn

2. Sumber daya yang membatasi

: a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = / /

b1 a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /

/ b2


am1x1 + am2x2 + … + amnxn = / / bm

x1, x2, …, xn 0

Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah


variabel keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol
c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel keputusan
terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model
matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per
unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau
disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model
matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing
sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari
banyaknya sumber daya yang terbatas.

9
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn 0) menunjukkan batasan
non negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan
bukan hanya menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut
seni permodelan. Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih
mudah dan menarik.

Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap


kasus, hal yang penting adalah memahami setiap kasus dan
memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi tujuan misalnya
hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimisasi atau minimisasi,
keputusan untuk memilih salah satunya bukan pekerjaan mudah.
Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang lain.
Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan,
batasan dan koefisien pada fungsi pembatas.

2.2 Fungsi dan Kriteria Linear Programming

Menurut Herjanto (2008), dalam pemrograman linear (LP), dikenal


2 fungsi dalam penyelesaian masalah yang hendak dianalisa, antara lain :
1) Fungsi tujuan merupakan suatu persamaan fungsi linear dari variable
tujuan, misalkan pendapatan, keuntungan, atau biaya. Dalam fungsi
tujuan harus dijelaskan apakah akan memaksimalkan atau
meminimalkan fungsi variabel. Variable seperti keuntungan,
produksi, dan penjualan, bertujuan untuk dimaksimalkan, sedangkan
variable seperti biaya dan risiko bertujuan untuk diminimalkan.
2) Fungsi batasan menggambarkan batasan yang dihadapi dalam
mencapai tujuan. Fungsi batasan biasanya terdiri dari beberapa
persamaan yang masing-masing berkorelasi dengan sumber daya
tertentu.

10
Menurut Herjanto (2009), dalam pembuatan model pemrograman
linear harus diusahakan untuk memenuhi criteria sebagai berikut:
1) Tujuan yang akan dicapai dinyatakan dalam bentuk fungsi linear,
disebut fungsi tujuan.
2) Sumber-sumber tersedia dalam jumlah terbatas, dan pembatasan
harus dinyatakan dalam bentuk ketidaksamaan yang linear.
3) Harus ada alternative pemecahan yaitu solusi/pemecahan yang
memenuhi semua batasan/kendala.

2.3 Pemecahan Masalah Linear Programming

Pemecahan masalah dalam pemrograman linear dapat


menggunakan beberapa teknik, antara lain cara aljabar, cara grafik,
ataupun metode simpleks. Cara aljabar merupakan teknik yang paling
sederhana tetapi kurang efisien, terutama apabila jumlah batasan cukup
banyak. Cara aljabar mencari penyelesaian dengan pendekatan trial and
eror untuk mendapatkan hasil yang optimal. Cara grafik juga cukup
sederhana tetapi hanya dapat digunakan untuk permasalahan yang
memiliki dua variabel saja, yaitu dalam bentuk grafik dua dimensi. Jika
grafiknya lebih dari dua dimensi (variabel), dapat dibayangkan kesulitan
yang dialami analis dalam mencari titik penyelesaian yang optimal
(Herjanto, 2009:46).

11
2.4 Model Pemrograman Linier

Pemrograman linier (LP) menggunakan metode matematis untuk


menggambarkan masalah yang hendak dianalisa. Pada dasarnya, model
pemrograman linier dinyatakan dalam bentuk fungsi tujuan dan fungsi
batasan (kendala, constrain). Fungsi tujuan merupakan suatu
perencanaan fungsi linier dari variabel tujuan, misalkan pendapatan,
keuntungan, atau biaya. Dalam fungsi tujuan juga harus dijelaskan apakah
tujuannya memaksimalkan atau meminimalkan variabel. Variabel seperti
keuntungan, produksi, dan penjualan, bertujuan untuk dimaksimalkan;
sedangkan variabel seperti biaya dan risiko bertujuan untuk
diminimalkan. Fungsi batasan menggambarkan batasan yang dihadapi
dalam mencapai tujuan. Fungsi batasan biasanya terdiri dari beberapa
persamaan yang masing-masing berkolerasi dengan sumber daya yang
berkaitan (Herjanto, 2009:47).
Pada Model Program Linear ada 2 Metode yang dipakai yaitu :
Metode Grafik dan Metode matematik. Metode grafik hanya bisa
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya terdapat
dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah memformulasikan
permasalahan yang ada ke dalam bentuk Linear Programming (LP).

Langkah-langkah dalam formulasi permasalahan adalah :

1. pahamilah secara menyeluruh permasalahan manajerial yang


dihadapi.
2. identifikasikan tujuan dan kendalanya
3. definisikan variabel keputusannya
4. gunakan variabel keputusan untuk merumuskan fungsi tujuan dan
fungsi kendala secara matematis.

12
Sebagai contoh dalam memformulasikan permasalahan, berikut ini
akan dibahas contohnya:

Seorang pengusaha ingin mengembangkan suatu usaha dengan


menambah produksi , yakni untuk produk baut sekrup dan baut tap .
Baut tersebut diproses melalui tiga tempat kerja ( Work Station =WS).
Tiap work station memiliki jam kerja yang terbatas . Waktu yang
tersedia pada WS 1 adalah 3600 menit. Pada WS 2 adalah 4500
menit dan pada WS3 adalah 2400 menit . Didalam menentukan
berapa banyak baut yang harus diproduksi , mulailah dilakukan
pengumpulan data . Dari hasil penelitian ternyata diketahui bahwa
untuk memproduksi 1 buah baut sekrup pada WS1 membutuhkan
waktu 8 menit , WS2 5menit , dan WS3 4 menit . Dan untuk
memproduksi baut tap pada masing masing WS dibutuhkan waktu
,3menit ,6 menit ,dan 3 menit . Dari survey market di peroleh
keterangan sbb: dalam setiap 1 baut sekrup diperoleh laba sebesar
Rp.6,- dan setiap 1 baut tap diperoleh laba sebesar Rp. 4,- . Berapa
seharusnya baut di produksi agar mendapatkan laba sebesar
besarnya

13
Penyelesaian

Dik = X1 = Produksi baut sekrup

X2 = Produksi baut tap

Membuat tabel sbb :

Work station Waktu Waktu total yang


proses tersedia (menit)
Baut sekrup x1 ( Baut tap X2( menit)
menit)
WS1 8 3 3600
WS2 5 6 4500
WS3 4 3 2400
Unit profit (Rp) 6 4

fungsi tujuan

Laba untuk baut sekrup adalah = Rp. 6,-


Laba untuk baut tap adalah = Rp 4,-
Maka jumlah laba adalah =
Z= 6X1 + 4X2

KET : Z ini harus semaksimal mungkin dan ini merupakan fungsi


tujuan

Fungsi kendala

Waktu yang tersedia


a. Pada ws 1 :
8X1 + 3X2 ≤ 3600
b. Pada ws 2 :
5X1 + 6X2 ≤ 4500
c. Pada WS 3:
4X1+ 3X2≤ 2400
Karena hanya ada 2 variabel keputusan maka digunakan
metode grafik

14
1. Gambarkan secara grafik dari fungsi kendala dengan asumsi
merubah pertidaksamaan menjadi persamaan :
8X1 + 3X2 ≤ 3600 → 8X1 + 3X2 = 3600
5X1 + 6X2 ≤ 4500 → 5X1 + 6X2 = 4500
4X1+ 3X2 ≤ 2400 → 4X1+ 3X2 = 2400

Selanjutnya persamaan tersebut dimasukkan kedala grafik atau


koordinat

a) 8X1 + 3X2 = 3600


Bila X1 = 0 maka 0 + 3X2 = 3600 ,
X2 = 1200
Bila X2 = 0 maka 8X1 + 0 = 3600 ,
X1= 450

b) 5X1 + 6X2 = 4500


Bila X1 = 0 maka 0 + 6X2 = 4500 ,
X2 = 750
Bila X2 = 0 maka 5X1 + 0 = 4500 ,
X1= 900
c) 4X1+ 3X2 = 2400
Bila X1 = 0 maka 0 + 3X2 = 2400 ,
X2 = 800
Bila X2 = 0 maka 4X1 + 0 =2400 ,
X1= 600

Oleh karena ketidaksamaannya ≤ maka garis tersebut diarsir kebawah ,


dari ketiga garis tersebut akan menghasilkan daerah penyelesaian

15
2. Gambar secara grafik fungsi tujuan

Z= 6X1 + 4X2, seperti diketahui bahwa z adalah laba total . maka


dapat diasumsikan berapa saja karena belum diketahui , misalnya
Z= Rp. 600,- persamaannya menjadi
600= 6X1 + 4X2
Bila X1 = 0 maka 0 + 4X2 = 600 ,
X2 = 150
Bila X2 = 0 maka 6X1 + 0 =600 ,
X1= 100

Selanjutnya garis Z di geser sejajar dalam daerah penyelesaian ,


maka akan menyentuh atau menyinggung salah satu titik dan
disitulah terdapat optimal solusi ( laba yang maksimal) yakni pada
titik A , dan titik tersebut merupakan perpotongan antara 2 garis
yakni fungsi kendala a) dan c) selanjutnya dicari nilai X1 & X2
dengan perhitungan :

8X1 + 3X2 = 3600


4X1+ 3X2 = 2400
4X1 + 0 = 1200

X1 = 300 dan X2 = 400

Jadi produksi baut sekrup sebanyak 300 buah dan produksi


baut sebanyak 400 buah akan mengasilkan keuntungan
sebesar Rp. 3400,-

16
2.5 Manfaat Linear Programming Bagi Perusahaan

1. Menentukan kombinasi (diversifikasi) produk yang terbaik dalam


menggunakan kapasitas mesin, tenaga kerja, dan modal yang
tersedia agar memaksimumkan keuntungan perusahaan (masalah
maksimisasi keuntungan).
2. Menentukan pencampuran bahan baku dalam pabrik farmasi atau
pengolahan makanan untuk menghasilkan produk obat atau makanan
yang meminimumkan biaya produksi (masalah minimisasi biaya
produksi).
3. Menentukan sistem distribusi yang akan meminimumkan ongkos total
transportasi

17
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemrograman linear (linear programming) merupakan suatu teknik


pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah mengalokasikan
berbagai sumber daya yang terbatas diantara berbagai kepentingan
seoptimal mungkin.
Linier Programming adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan
pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas
yang bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat banyak


kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan
mendalam bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya

18
DAFTAR PUSTAKA

Tampubolon, M. P. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta: Ghalia


Indonesia
Herjanto, E. 2009. Sains Manajemen. Jakarta: Grasindo.
Nachrowi, D dan Usman H.2005. Teknik Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Grasindo.
Kasmir, Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:Prenada Media.
Hartas, Siffa. “Program Linier Metode Grafik”.10 Desember 2016.
http://blogsiffahartas.blogspot.com/2012/10/pemrograman-linear-metode-
grafik.html
http://www.belajar-informatika.net/index.php?id_bab=7

19

Anda mungkin juga menyukai