Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

TEORI ANTRIAN

Mata Kuliah: Business Operation Research (SPBIS 14325)

Dosen Pengasuh :

1. Dra. Thomas Isliko., M/M


2. \Theddy Baskara S.AB., M.Sc

Oleh : Kelompok 2

No Nama Mahasiswa NIM Dosen Wali


1 Delvira Tri Agustina 2103020175 Struce Andriyani S.Sos.MM
2 Yayang Putri Aljufri 2103020154 Struce Andriyani S.Sos.MM
3 Cahya Surya AbuBakar 2103020172 Struce Andriyani S.Sos.MM

SEMESTER IV-E

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan Hidayat-Nya tugas makalah mata kuliah “Business
Operation Research” yang membahas tentang “Teori Antrian” dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan referensi dari buku yang
berhubungan dengan “Teori Antrian”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................3
C. TUJUAN...................................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
1. KONSEP-KONSEP DASAR TEORI ANTRIAN..................................................................4
a) Tujuan....................................................................................................................................4
b) Elemen-elemen Pokok dalam Sistem Antrian........................................................................4
B. SISTEM DAN STRUKTUR ANTRIAN....................................................................................7
a. Sistem-sistem Antrian............................................................................................................7
b. Struktur-struktur Antrian........................................................................................................8
C. MODEL-MODEL ANTRIAN..................................................................................................10
 Pengelompokan Model-model Antrian................................................................................10
 Tujuan-tujuan Model Antrian...............................................................................................12
D. MODEL-MODEL DAN APLIKASINYA................................................................................14
BAB III...............................................................................................................................................26
PENUTUP..........................................................................................................................................26
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................26
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Model antrian adalah salah satu cabang dari ilmu teori antrian (queueing theory) yang
mempelajari cara memprediksi perilaku sistem antrian. Sistem antrian merupakan sistem
yang terdiri dari satu atau lebih entitas yang menunggu untuk diberi pelayanan oleh satu atau
lebih entitas pelayanan. Contoh dari sistem antrian di kehidupan sehari-hari adalah antrean di
bank, restoran cepat saji, supermarket, atau pom bensin.

Model antrian berguna dalam memahami dan mengoptimalkan kinerja sistem antrian, seperti
menghitung jumlah antrian yang terbentuk, waktu tunggu, waktu pelayanan, dan tingkat
pelayanan yang optimal. Model antrian juga dapat digunakan untuk memprediksi perilaku
pelanggan dan mengoptimalkan strategi pelayanan.

Model antrian memiliki berbagai macam jenis dan karakteristik, seperti jumlah saluran
pelayanan, jumlah pelanggan, jenis distribusi waktu antara kedatangan pelanggan dan waktu
pelayanan, dan jenis strategi pelayanan. Sebagai contoh, model antrian dapat berupa model
antrian satu saluran dengan satu pelayan (single-server queuing model), model antrian satu
saluran dengan banyak pelayan (multi-server queuing model), atau model antrian yang
menerapkan strategi pelayanan yang berbeda seperti first-come, first-served (FCFS), priority
queuing, atau shortest processing time (SPT).

Dalam praktiknya, model antrian banyak digunakan untuk membantu perencanaan kapasitas
sistem, mengoptimalkan strategi pelayanan, meminimalkan waktu tunggu pelanggan,
meningkatkan tingkat pelayanan, dan mengurangi biaya operasional. Oleh karena itu,
pemahaman yang baik tentang model antrian dapat membantu para ahli dalam industri,
bisnis, atau organisasi lainnya untuk meningkatkan kinerja sistem antrian dan melayani
pelanggan dengan lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja konsep-konsep dasar teori antrian


2. Apa saja sistem dan struktur antrian
3. Bagaimana model- model antrian
4. Apa saja model-model dan aplikasinya’

C. TUJUAN

1. Dapat mengetahui apa saja konsep dasar teori antrian


2. Dapat mengetahui apa saja sistem dan struktur antrian
3. Dapat mengetahui model-model antrian
4. Dapat mengetahui model-model dan aplikasinya
BAB II
PEMBAHASAN

1. KONSEP-KONSEP DASAR TEORI ANTRIAN


a) Tujuan
Tujuan dasar model-model antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya
langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para
individu harus menunggu untuk dilayani. Bila suatu sistem mempunyai fasilitas pelayanan
lebih dari jumlah optimal, ini berarti membutuhkan investasi modal yang berlebihan, tetapi
bila jumlahnya kurang dari optimal hasilnya adalah tertundanya pelayanan. Model antrian
yang akan dibahas merupakan peralatan penting untuk sistem pengelolaan yang
menguntungkan dengan menghilangkan antrian.
b) Elemen-elemen Pokok dalam Sistem Antrian
Sistem antrian yang paling sederhana ditunjukkan pada Gambar 13.1. Sistem ini mempunyai
dua bagian dasar, yaitu suatu antrian tunggal dan sebuah fasilitas pelayanan tunggal, yang
kadang-kadang disebut sebagai single channel. Sistem single channel ini menerima individu-
individu dari suatu populasi khusus.

1) Sumber Masukan (Input)


Sumber masukan dari suatu sistem antrian dapat terdiri atas suatu populasi orang, barang,
komponen atau kertas kerja yang datang pada sistem untuk dilayani. Bila populasi relatif
besar sering dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang tak terbatas. Anggapan ini
adalah hampir umum karena perumusan sumber masukan yang tak terbatas lebih sederhana
daripada sumber yang terbatas. Suatu populasi dinyatakan "besar" bila populasi tersebut besar
dibanding dengan kapasitas sistem pelayanan. Sebagai contoh, suatu masyarakat kecil yang
terdiri dari 10.000 orang mungkin akan menjadi suatu populasi yang tak terbatas bagi sebuah
pengecer tetapi mungkin tidak cukup besar bagi 100 shopping center yang ada. Bila
dirumuskan sistem pemeliharaan sejumlah mesin sebagai populasi dan perawat mesin sebagai
fasilitas pelayanan, tentu saja sejumlah mesin tersebut tidak akan dinyatakan sebagai sumber
yang tak terbatas.
2) Pola Kedatangan
Cara dengan mana individu-individu dari populasi memasuki sistem disebut pola kedatangan
(arrival pattern). Individu-individu mungkin datang dengan tingkat kedatangan (arrival rate)
yang konstan ataupun acak/random (yaitu berapa banyak individu-individu per periode
waktu). Tingkat kedatangan produk-produk yang bergerak sepanjang lini perakitan produksi
massa mungkin konstan, sedang tingkat kedatangan telephone calls sangat sering mengikuti
suatu distribusi probabilitas Poisson. Distribusi probabilitas Poisson adalah salah satu dari
pola-pola kedatangan yang paling sering (umum) bila kedatangan-kedatangan didistribusikan
secara random. Hal ini terjadi karena distribusi Poisson menggambarkan jumlah kedatangan
per unit waktu bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat
kedatangan.
Bila pola kedatangan individu-individu mengikuti suatu distribusi Poisson, maka waktu
antarkedatangan atau interarrival time (yaitu waktu antara kedatangan setiap individu) adalah
random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial (exponential distribution). Gambar 13.2
dan 13.3 menunjukkan suatu distribusi Poisson dan distribusi eksponensial.
Bila individu-individu (komponen, produk, kertas kerja, atau karyawan) memasuki suatu
sistem, mereka mungkin memperagakan perilaku yang berbeda. Bila individu tersebut adalah
orang, dan antrian relatif panjang, dia mungkin meninggalkan sistem. Perilaku seperti ini
disebut penolakan (balking). Penolakan akan sering terjadi bila kepan- jangan antrian kelewat
panjang.
Variasi yang mungkin lainnya dalam pola kedatangan adalah kedatangan dari kelompok-
kelompok individu. Bila lebih dari satu individu memasuki suatu sistem seketika secara
bersama, maka terjadi dengan apa yang disebut bulk arrivals.
3) Disiplin Antrian
Disiplin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang diguna- kan untuk menyeleksi
individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu (prioritas). Disiplin
antrian yang paling umum adalah pedoman first come, first served (FCFS), yang pertama kali
datang pertama kali dilayani. Tetapi bagaimanapun juga ada beberapa tipe disiplin antrian
lainnya yang dapat termasuk dalam model-model matematis antrian. Model-model yang
disajikan di sini dibatasi untuk disiplin antrian FCFS.

Beberapa disiplin antrian lainnya ialah pedoman-pedoman shortest- operating (service)-time


(SOT), last come first served (LCFS), longest- operating-time (LOT), dan service in random
order (SIRO). Dalam rumah sakit-rumah sakit dan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya
mungkin mempunyai pedoman-pedoman yang berbeda, seperti "emer gency first" atau
"critical condition first".

4) Kepanjangan Antrian
Banyak sistem antrian dapat menampung jumlah individu-individu yang relatif besar, tetapi
ada beberapa sistem yang mempunyai kapa- sitas yang terbatas. Bila kapasitas antrian
menjadi faktor pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam sistem secara
nyata, berarti sistem mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas (finite); dan model
antrian terbatas harus digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Sebagai contoh sistem
yang mungkin mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parkir atau station
pela- yanan, jumlah tempat minum di pelabuhan udara, atau jumlah tempat tidur di rumah
sakit. Secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada sistem antrian tak-
terbatas (infinite).
5) Tingkat Pelayanan
Waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu sistem disebut waktu
pelayanan (service time). Waktu ini mung- kin konstan, tetapi juga sering acak (random). Bila
waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial atau distribusinya acak, waktu pelayanan
(yaitu unit/jam) akan mengikuti suatu distribusi Poisson. Perbedaan distribusi-distribusi
waktu pelayanan dapat diliput oleh model-model antrian dengan lebih mudah dibanding
perbedaan distribusi waktu kedatangannya.
6) Keluar (Exit)
Sesudah seseorang (individu) telah selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem. Sesudah
keluar, dia mungkin bergabung pada satu di tara kategori populasi. Dia mungkin bergabung
dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yang sama untuk memasuki sistem
lembali, atau dia mungkin bergabung dengan populasi lain yang mempunyai probabilitas
lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut kembali.
Ringkasan Karakteristik-karakteristik Penting Sistem Antrian
Telah dibahas elemen-elemen dan karakteristik-karakteristik utama sistem antrian. Berikut ini
daftar karakteristik-karakteristik tersebut dengan asumsi-asumsi yang paling umum:

Sebelum menguraikan rumusan-rumusan (formula) matematis model-model antrian, bagian


berikut ini akan dibahas terlebih dahulu empat struktur dasar sistem antrian.
B. SISTEM DAN STRUKTUR ANTRIAN
Banyak perbedaan sistem-sistem dan struktur-struktur antrian yang terdapat dalam
masyarakat yang semakin kompleks. Perbedaan- perbedaan dalam jumlah antrian, fasilitas
pelayanan, dan hubungan- hubungan yang terjadi dapat menghasilkan bentuk/susunan yang
bervariasi tidak terbatas.
a. Sistem-sistem Antrian
Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda-beda di
mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan
Lieberman2 adalah sebagai berikut:
(1) Sistem pelayanan komersial.
(2) Sistem pelayanan bisnis-industri.
(3) Sistem pelayanan transportasi.
(4) Sistem pelayanan sosial.
Sistem-sistem pelayanan sosial merupakan sistem-sistem pela. yanan yang dikelola oleh
kantor-kantor dan jawatan-jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor tenaga kerja, kantor
registrasi SIM dan STNK, dan sebagainya, serta kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan
lain-lainnya.
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model-model antrian,
seperti restoran, cafetaria, toko-toko, tempat potong rambut (salon), boutiques, supermarkets,
dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis-industri mencakup lini produksi, sistem material-
handling, sistem penggudangan, dan sistem-sistem informasi-komputer.
b. Struktur-struktur Antrian
Atas dasar sifat proses pelayanannya, dapat diklasifikasikan fasilitas-fasilitas pelayanan
dalam susunan saluran atau channel (single atau multiple) dan phase (single atau multiple)
yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbeda-beda. Istilah saluran atau channel
menunjukkan jumlah jalur (tempat) untuk memasuki sistem pela- yanan, yang juga
menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan. Istilah phase berarti jumlah station-station
pelayanan, di mana para langganan harus melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan lengkap.
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian:
1. Single Channel - Single Phase
Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 13.1, sistem ini adalah yang paling sederhana.
Single channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada
satu fasilitas pela- yanan. Single phase menunjukkan bahwa hanya ada satu station pelayanan
atau sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-
individu keluar dari sistem.
Contoh untuk model struktur ini adalah seorang tukang cukur, pembelian tiket kereta api
antarkota kecil yang dilayani oleh satu loket, seorang pelayan toko, dan sebagainya.
2. Single Channel - Multiphase
Model ini ditunjukkan dalam Gambar 13.4. Istilah multiphase menunjukkan ada dua atau
lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh,
lini produksi massa, pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.
3. Multichannel - Single Phase
Sistem multichannel - single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan
dialiri oleh antrian tunggal, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 13.5. Sebagai contoh
model ini adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan potong
rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya.

4. Multichannel - Multiphase
Sistem multichannel - multiphase ditunjukkan dalam Gambar 13.6. Sebagai contoh,
herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari
pendaftaran, diagnosa, pe- nyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem-sistem ini
mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap, sehingga lebih dari satu individu
dapat dilayani pada suatu waktu. Pada umumnya, jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk
dianalisa dengan teori antrian, mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa
sistem ini.
Selain empat model struktur antrian di atas sering terjadi struktur campuran (mixed
arrangements) yang merupakan campuran dari dua lebih struktur antrian di atas. Misal, toko-
toko dengan beberapa pelayan (multichannel), namun pembayarannya hanya pada seorang
atau kasir (single channel).

C. MODEL-MODEL ANTRIAN
 Pengelompokan Model-model Antrian
Dalam mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda akan digunakan suatu
notasi yang disebut Kendall's Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa
alasan. Pertama, karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi
tidak hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Kedua,
hampir semua buku (literature) yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.
Gambar 13.7 berikut ini akan memperjelas penggunaan notasi tersebut, dan model yang
disajikan adalah model M/M/1/I
Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat keda- tangan. Dalam hal ini, M
menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti suatu distribusi probabilitas Poisson. Tanda
kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Lagi, M menunjukkan bahwa tingkat
pelayanan mengikuti distribusi probabilitas Poisson.
Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channels) dalam sistem. Model di atas
adalah model yang mempunyai fasilitas pelayanan tunggal.
Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan
kepanjangan antrian adalah tak-terbatas (1) atau terbatas (F). Model di atas, baik sumber
populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas.
Dengan tanda-tanda tersebut ditunjukkan empat model yang ber- beda yang akan dirumuskan
dan dipecahkan dalam bagian ini, yaitu:
Model 1: M/M/1/1/1
Model 2: M/M/S/I/I
Model 3: M/M/1/1/F
Model 4: M/M/S/F/I.
Walaupun tidak ditunjukkan dalam notasi ini, seluruh model. menganggap bahwa disiplin
antrian adalah first come first served. Sebelum memberikan rumusan-rumusan untuk setiap
model, Tabel 13.1 menyediakan suatu daftar notasi-notasi yang digunakan dalam penyajian
model-model antrian. Tabel 9.1 berisi simbol-simbol yang menunjukkan suatu konsep atau
definisi khusus, misal n menun- jukkan besarnya jumlah individu rata-rata dalam antrian.
 Tujuan-tujuan Model Antrian
Tabel 13.1 menguraikan notasi yang digunakan untuk mendefi- nisikan parameter-parameter
dan variabel-variabel pada model-model antrian. Parameter-parameter dan variabel-variabel
ini penting sebagai penentuan sistem biaya dan keuntungan. Penentuan suatu bentuk sistem
biaya minimum atau keuntungan maksimum memerlukan suatu pencarian kombinasi
parameter dan variabel-variabel tersebut yang menghasilkan tercapainya sasaran-sasaran
optimum. Kadang-kadang bentuk-bentuk optimum mudah didapat, tetapi sangat sering
maksud utama dalam perumusan dan pemecahan model-model antrian adalah untuk
menganalisa atau memperbaiki performance variabel-variabel sistem (yaitu, Bg Bg P, P Po
P). Tujuan penting lainnya model-model antrian adalah kegunaannya dalam penentuan
sensitivitas performance variabel-variabel dalam menghadapi perubahan-perubahan desain
sistem (yaitu, 2, µ, S, Q).

 Minimisasi Biaya
Bila mungkin untuk menentukan biaya tidak langsung (indirect cost) pada individu-individu
yang menunggu dan biaya langsung (direct cest) untuk penyediaan pelayanan, tujuan dasar
antrian adalah mini- misasi kedua biaya tersebut. Komponen-komponen penting dari kedua
biaya itu akan diuraikan berikut ini.
Biaya menunggu (cost of waiting). Biaya-biaya menunggu mungkin mencakup biaya
menganggurnya para karyawan, kehilangan penjualan, kehilangan langganan, tingkat
persediaan yang berlebihan, Lehilangan kontrak, kemacetan sistem, atau kehilangan
kepercayaan dalam manajemen. Semuanya ini terjadi bila suatu sistem mempunyai sumber
daya pelayanan yang tidak mencukupi.
Biaya menunggu tidak selalu mudah ditentukan, bahkan sangat sulit. Dalam kasus-kasus
tertentu, seperti bila individu yang menunggu berasal dari sistem internal (misal, persediaan
atau karyawan) biaya menunggu dapat langsung diukur, tetapi dalam kasus-kasus lain, biaya
menunggu dapat menjadi sangat sulit ditentukan (misal, biaya lang- ganan yang menunggu).
Karena itu biaya-biaya ini sering diabaikan, terutama dengan anggapan bahwa biaya tersebut
sangat rendah atau kepanjangan antrian sangat berlebihan. Bagaimanapun juga, dengan
pengenalan teknik-teknik yang semakin maju, biaya-biaya tersebut semakin penting untuk
dipertimbangkan.
Bila para manajer yang menghadapi masalah sistem antrian dapat menentukan biaya yang
melekat pada seorang individu menganggur dalam sistem pelayanan (misalnya:
Rp5.000,00/jam), total expected waiting cost per periode waktu E(Cw) adalah:
E(Cw) = ntcw
di mana C adalah biaya total per unit waktu yang melekat pada sejumlah rata-rata individu
yang menunggu (nt) dalam suatu sistem, bila biaya menunggu per unit waktu per individu
sebesar cw
Sebagai contoh, bila cw = Rp5.000,00 per jam per individu dan jumlah rata-rata individu
dalam sistem (nt) 5 individu, E(Cw) Rp25.000,00 per jam. Contoh yang digunakan merupakan
fungsi biaya linear. Fungsi biaya non-linear tidak akan dibicarakan dalam kesem- patan ini.
Biaya pelayanan. Walaupun biaya menunggu mungkin dapat dikurangi dengan menambah
fasilitas pelayanan, tetapi hal ini akan menaikkan biaya penyediaan pelayanan. Biaya
pelayanan dapat men- cakup biaya tetap investasi awal dalam peralatan atau fasilitas, biaya-
biaya pemasangan dan latihan, bagi karyawan dan biaya-biaya variabel seperti gaji karyawan
dan pengeluaran tambahan untuk pemeliharaan.
Dengan asumsi biaya penambahan fasilitas pelayanan adalah linear, maka dapat dihitung
expected total cost of service per periode waktu E(Cs) adalah:
E(Cs) = Sc₂
di mana cs adalah biaya per periode waktu per fasilitas pelayanan dan S jumlah fasilitas
pelayanan. Sebagai contoh, bila cs= Rp4.000,00 per jam, dan S=3, maka E(Cs)=Rp12.000,00
per jam.
Rumusan expected total cost. Dari kedua biaya di atas, maka total expected cost per periode
waktu, E(Ct) adalah:
E(Ct)= E(Cs) + E(Cw) Scs+ ntcw
Untuk contoh di atas, dengan cs = Rp4.000,00 per jam per fasilitas pelayanan, S=3, cw
Rp5.000,00 per jam per individu, dan nt = 5 individu, E(C) adalah sebesar Rp37.000,00 per
jam.
Karena parameter nt valid hanya untuk sistem dengan tiga fasilitas pelayanan, maka
bila S ditambah atau dikurangi, nt baru harus dihitung kembali. Dengan variasi S dan
perhitungan kembali nt jumlah fasilitas pelayanan yang meminimumkan expected total cost
dapat diketemukan.

D. MODEL-MODEL DAN APLIKASINYA


 Model 1: M/M/1/I/I
Gambar 13.8 menunjukkan rumusan yang harus diikuti agar model ini dapat dipergunakan.
Model ini merupakan model antrian yang paling sederhana, tetapi mengandung banyak
asumsi-asumsi (lihat gambar) yang harus ditepati. Sebagai contoh, rumusan model ini akan
dipakai untuk memecahkan persoalan di bawah.

Contoh 13.1:
Tuan Laon memiliki sebuah restoran yang melayani para lang ganannya di dalam mobil
mereka. Restoran ini telah beroperasi sukses selama beberapa bulan di pulau Demangan. Dia
sangat prihatin dengan panjangnya garis antrian pada jam-jam makan siang dan makan
malam. Beberapa langganannya telah mengadu tentang waktu menunggu yang berlebihan.
Dia merasa bahwa dia suatu ketika akan kehilangan para langganannya. Dia meminta kepada
kita untuk menganalisa sistem antriannya dengan mempergunakan teori antrian.
Tingkat kedatangan rata-rata langganan selama periode-periode puncak adalah 50 mobil per
jam. Tingkat kedatangan mengikuti suatu distribusi Poisson. Waktu pelayanan rata-rata 1
menit dengan distribusi eksponensial. Pecahkan soal-soal berikut ini untuk Tuan Laon.
a. Tingkat kegunaan bagian pelayanan restoran (p).
b. b. Jumlah rata-rata dalam antrian (nq).
c. Jumlah rata-rata dalam sistem (nt)
d. Waktu menunggu rata-rata dalam antrian (tq).
e. Waktu menunggu rata-rata dalam sistem (tt)
f. Probabilitas lebih dari satu mobil dalam sistem dan lebih dariempat mobil dalam sistem.

Penyelesaian
λ 50
a. p = = = 0,833
μ 60
rata- rata bagian pelayanan sibuk 83,33% dari waktunya
2 2
λ 50
b. nq = = 4,1667 mobil
μ (μ− λ) = 60(60−50)
λ 50
c. Nt = μ−λ = 50−60 = 50 mobil
λ 50
d. Tq = μ ( μ−λ ) = 60 ( 60−50 ) = 0,0833 jam atau 5 menit
λ 1
e. Tt = μ−λ = 60−50 = 0,1 jam atau 6 menit
f. P(n>1) = 1 – (P0 + P1 ) dan P (n>4)
= 1 – (P0 + …………….. P4)

Dengan Pn = 1(1 - λ /μ ¿ (λ/ μ)n


P0 = (1 – 0,8333)(0,8333)0 = 0,1667
P1 = (1 – 0,8333)(0,8333)1 = 0,1389
P2 = (1 – 0,8333)(0,8333)2 = 0,1158
P3 = (1 – 8,333)(0,8333)3 = 0,0965
P4 = (1 – 8,333)(0,8333)4 = 0,0804

P(n>1) = 1 – P(n≤ 1¿ = 1 – (0,1667 + 0,1389) = 0,6944


P(N>4)
 Model 2: M/M/S/II
Model 2 ditunjukkan dalam Gambar 13.9. Ini adalah sistem multi- channel- single phase yang
mempunyai antrian tunggal dengan melalui beberapa fasilitas pelayanan. Model ini identik
dengan model 1 dengan perbedaan bahwa dua atau lebih individu dapat dilayani pada waktu
bersamaan oleh fasilitas-fasilitas pelayanan yang berlainan.

Departemen kredit suatu bank mempekerjakan tiga orang karya- wan tata usaha di kota
Klaten untuk menangani "panggilan" yang masuk dari para pedagang. Waktu rata-rata yang
dibutuhkan untuk me- nerima sebuah otorisasi adalah 0,5 menit bila tidak diperlukan waktu
untuk menunggu. Tingkat pelayanan mengikuti distribusi eksponen- sial, karena kondisi-
kondisi yang tidak biasa dapat menghasilkan baik waktu pelayanan yang relatif lama maupun
pendek. Selama periode puncak 8 jam, kantor menerima total 1.750 panggilan (yaitu 218,75
perjam). Tingkat kedatangan panggilan mengikuti distribusi Poisson.
Tentukan:
a. Tingkat kedatangan panggilan per jam ( μ).
b. Tingkat kegunaan karyawan (P).
C. Probabilitas tidak ada panggilan (P0)
d. Jumlah pedagang rata-rata menunggu untuk dilayani (nq)
e. Jumlah pedagang dalam sistem (nt).
f. Waktu rata-rata dalam antrian (tq).
g. Waktu rata-rata dalam sistem (tt).
f. Probabilitas untuk menunggu (Pw).

Penyelesaian
\\
Contoh 13.3
Departemen kredit pada contoh 13.2 telah menerima keluhan- keluhan dari banyak pedagang
bahwa waktu otorisasi terlalu lama. Karena itu, manajer departemen sedang
mempertimbangkan penambah- an satu lagi karyawan tata usaha untuk mengurangi waktu
menunggu dalam sistem. Dia merasa bahwa biaya otorisasi total akan naik karena
penambahan karyawan. Bila seorang karyawan tata usaha berpenghasil- an Rp1.100,00 per
jam (termasuk semua gaji dan jaminan lainnya) dan biaya mendapatkan seorang karyawan
check out sedang menunggu ada- lah Rp2.100,00 per jam (gaji, tunjangan, kehilangan
penjualan karena penundaan, dan biaya-biaya lainnya), tentukan apakah lebih baik tetap
mempunyai 3 karyawan atau 4 karyawan yang menangani otorisasi.
Penyelesaian
a) Biaya total sekarang per jam dengan tiga karyawan
E(Ct) = Scs + ntcw
= 3(1.100) + 2,3876(2.100)
= 3.300 + 5.013,95 = Rp.8.313,95

b) Biaya Total per jam dengan empat karyawan


λ λμ(λ /μ) λ
nt = nq + = P0 +
μ ( s−1 ) !(sμ−λ) μ

nq = (0,7074)(0,1577) = 0,1116
nt = 0.1116 + 1,8229 = 1,9345 pedagang

E(Ct) = 4(1.100) + 1,9435(2.100)


= 4.400 + 4.062,45 = Rp8.462,45

Biaya total dengan mempunyai empat karyawan hanya berbeda sedikit dengan biaya total bila
mempunyai tiga karyawan (Rp8.462,45) dibanding Rp8.313,95). Dengan pertimbangan
perbedaan yang kecil ini (Rp148,00/jam), dapat direkomendasikan penambahar, satu lagi
karya- wan bagian otorisasi. Rekomendasi ini berdasarkan asumsi bahwa waktu menganggur
semua empat karyawan otorisasi dapat digunakan untuk tipe-tipe kegiatan lain yang
bermanfaat. Tingkat kegunaan rata-rata keempat fasilitas pelayanan adalah
218,75
P= = 0,4557
480

Cukup beralasan asumsi bahwa 54,43% (100-45,57) dari waktu yang menganggur dapat
digunakan untuk kegiatan-kegiatan produksilainnya. Kegiatan ini harus tidak mempengaruhi
waktu pelayanan, dan menghasilkan kegunaan yang lebih besar daripada Rp148,00 per jam,
serta melebihi kegunaan waktu menganggur dari ketiga karyawan. sebelumnya.
Model 3: M/M/L/I/F
Gambar 9.10 menunjukkan model antrian 3. Model 3 ini identik dengan model 1, dengan
perbedaan bahwa kepanjangan antrian adalah terbatas.
Contoh 13.4.
Suatu restoran di tepi jalan telah memperoleh volume dan keuntungan yang lebih besar
daripada yang diperkirakan, karena restoran tersebut terletak pada jalan yang ramai. Tetapi
restoran mempunyai tempat parkir yang terbatas. Tempat parkir yang tersedia hanya 6
ruangan. Bila tempat parkir penuh, langganan akan berpindah restoran. Berseberangan
dengan restoran ada pemilik ruangan yang bersedia menyewakannya untuk tempat parkir
yang nyaman dengan biaya Rp2.000,00 per niangan per hari operasi. Dengan tambahan
informasi di bawah ini, tentukan jumlah ruangan yang seharusnya disewa.
Tingkat kedatangan langganan potensial adalah 21 mobil per jam dan mengikuti distribusi
Poisson. Tingkat pelayanan restoran 36 mobil per jam dan juga digambarkan dengan
distribusi Poisson. Keuntungan rata-rata per mobil adalah Rp1.600,00 dan restoran buka 12
jam per hari.
Penyelesaian
a. Menentukan persentase waktu restoran sibuk dengan 6 ruangan

Jadi, restoran sibuk 56,62% dari waktu total (100% - 43,38%)


Bila restoran sibuk dapat melayani 36 mobil/jam, maka dengan 6 ruangan restoran akan
dapat melayani 20,38 mobil/jam (0,5662 x 36)
Bila restoran buka 12 jam/hari, keuntungan total/hari : (12)(20,38)(Rp1.600,00) =
Rp391.296,00
b. Dengan 7 ruangan, proporsi waktu restoran sibuk adalah:

Keuntungan total per hari:


12(0,5735)(36)(Rp1.600,00) = Rp396.403,20
Keuntungan marginal dengan 7 ruangan:
Rp396.403,20 – Rp391.296.00 = Rp5.107,20/hari
c. Dengan 8 ruangan, proporsi waktu restoran sibuk

Keuntungan total/hari:
12(0,5776)(36)(Rp1.600,00) = Rp399.237,12
Keuntungan marginal dengan 8 ruangan:
Rp399,237,12 – Rp396.403,20 = Rp2.833,92
Dimana hal ini masih lebih besar dari biaya marjinal
d. Dengan 9 ruangan, proporsi waktu adalah:

Keuntungan total/hari
12(0,58)(36)(Rp1.600,00) = Rp400.896,00
Keuntungan marginal dengan 9 ruangan = Rp1.658,88
Ini berarti lebih kecil dari biaya marjinal jadi, jangan menyewa 9 ruangan
 Model 4: M/M/S/F/I

Model 4 adalah ekuivalen dengan model 2 dengan perbedaan bahwa model ini mempunyai
sumber populasi yang terbatas. Sebagai contoh, sejumlah mesin-mesin dalam suatu
departemen produksi yang rusak atau memerlukan penyesuaian (adjustment), sejumlah pasien
dalam suatu rumah sakit yang memerlukan tipe-tipe perawatan tertentu, dan sebagainya,
merupakan sistem-sistem yang mempunyai jumlah indi vidu-individu terbatas yang
memerlukan pelayanan.
Karena formula antrian dengan populasi terbatas sulit dipecahkan, tabel-tabel antrian terbatas
(finite queuing tables) telah digeneralisasi- kan untuk beberapa model-model yang berbeda.
Apendiks Tabel 1 menyajikan tabel antrian terbatas untuk populasi 5, 10, dan 20 indi- vidu.
Beberapa variabel yang harus diketahui dalam tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

U = Waktu rata-rata antarkedatangan per unit.


T = Waktu rata-rata pelayanan per unit.
H = Jumlah rata-rata yang sedang dilayani.
J = Jumlah rata-rata unit yang sedang beroperasi.
N =Jumlah unit dalam populasi.
M = Jumlah channel pelayanan.
X Faktor pelayanan (proporsi waktu pelayanan yang diperlukan
D Probabilitas bahwa suatu kedatangan harus menunggu.
F = Faktor efisiensi menunggu dalam garis (antrian).
Untuk dapat menggunakan tabel antrian terbatas, harus diketahui nilai- nilai N dan M, dan
menghitung nilai X. Rumusan yang dipakai diberikan dalam Gambar 13.11.
Contoh Soal 13.5.
Laporan produksi dan kualitas produk suatu departemen yang memproses plastik
menunjukkan bahwa rata-rata setiap mesin dari 20 mesin yang ada membutuhkan beberapa
tipe penyesuaian setiap 4 jam.
Pengawas proses produksi memeriksa bagian-bagian yang datang dari masing-masing mesin
setiap 10 menit. Bila mesin membutuhkan penyesuaian kembali, dia menyetop mesin dan
menunggu seorang "set-up man" untuk melakukan readjustment mesin tersebut. Ada set-up
man tunggal yang rata-rata bekerja 10 menit per adjustment. Dengan menganggap tingkat
kedatangan dan tingkat pelayanan mengikuti suatu distribusi eksponensial, tentukan:
a. Waktu antarkedatangan rata-rata dari setiap mesin (U).
b. Jumlah mesin rata-rata menunggu untuk dilayani (nq).
c. Waktu rata-rata yang dipergunakan untuk menunggu pelayanan dan dalam sistem (tq dan tt).
d. Jumlah mesin rata-rata yang sedang dilayani (H).
e. Jumlah mesin rata-rata yang sedang beroperasi (J).
f. Jumlah mesin rata-rata dalam sistem (nt).
g. Probabilitas bahwa mesin akan menunggu untuk dilayani (D).
h. Jumlah rata-rata fasilitas pelayanan menganggur (M-H).
Penyelesian
a. U = 4 jam/adjustment = 20 menit/adjustment
b. Untuk menghitung nq kita perlu mencari F dari apendiks tabel antrian terbatas
T 10
X = T +U = 10+240 = 0,04

Diketahui N = 20, X = 0,04 dan M = 1 diperoleh F = 0,929


nq = N (1 –F)
= 20 (1 – 0,929) = 1.42 mesin
nq(T +U ) 1,42(10+240)
c) tq = =
N −nq 20−1,42
= 19,11
tt = tq + T = 19,11 + 10
= 29,11 menit
d) H = FNX
= O,929(20)(0,04) = 0,7432 mesin
e) J = NF (1-X)
= 20(0,020)(1-0,04) = 17,8368 mesin
f) nt = N – J = 20 – 17,8368 = 2.1632 mesin
Atau
nt = nq + H = 1.42 + 0,7432 = 2,1632 mesin
g) D diperoleh dari apendiks tabel antrian terbatas
D = 0,712
h) M – H = 1 – 0, 7342
= 0,2468 orang bagian set – up
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Model antrian adalah salah satu cabang dari ilmu teori antrian (queueing theory) yang
mempelajari cara memprediksi perilaku sistem antrian. Sistem antrian merupakan sistem
yang terdiri dari satu atau lebih entitas yang menunggu untuk diberi pelayanan oleh satu atau
lebih entitas pelayanan. Contoh dari sistem antrian di kehidupan sehari-hari adalah antrean di
bank, restoran cepat saji, supermarket, atau pom bensin, Tujuan dasar model-model antrian
adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas
pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para individu harus menunggu untuk
dilayani. Bila suatu sistem mempunyai fasilitas pelayanan lebih dari jumlah optimal, ini
berarti membutuhkan investasi modal yang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari
optimal hasilnya adalah tertundanya pelayanan. Model antrian yang akan dibahas merupakan
peralatan penting untuk sistem pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan
antrian.
Sistem-sistem Antrian (1) Sistem pelayanan komersial. (2) Sistem pelayanan bisnis-industri.
(3) Sistem pelayanan transportasi. (4) Sistem pelayanan sosial. Ada 4 model struktur antrian
dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian: 1. Single Channel - Single Phase 2.
Single Channel – Multiphase 3. Multichannel - Single Phase 4. Multichannel – Multiphase.
Model-model dan aplikasinnya, Dengan tanda-tanda tersebut ditunjukkan empat model yang
ber- beda yang akan dirumuskan dan dipecahkan dalam bagian ini, yaitu: Model 1:
M/M/1/1/1 Model 2: M/M/S/I/I Model 3: M/M/1/1/F Model 4: M/M/S/F/I.
DAFTAR PUSAKA

Drs. Pengestu Subago, M.B.A. dkk. Dasar-Dasar Operations Research Edisi 2.


Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai