Anda di halaman 1dari 13

Contoh soal:

Suatu pemungutan suara hendak dilakukan antara penduduk suatu kota dan sekitarnya untuk
mengetahui pendapat mereka mengenai rencana pendirian sebuah gedung pertemuan serbaguna.
Lokasi gedung yang akan dibangun itu didalam kota, sehingga para penduduk yang tinggal
disekitar kota itu merasa bahwa rencana ini akan lolos karena besarnya proporsi penduduk kota
yang menyetujuinya. Untuk mengetahui apakah ada selisih yang nyata antara proporsi penduduk
kota dan penduduk sekitar kota itu yang menyetujui rencana tersebut, diambil suatu contoh acak.
Bila ternyata 120 diantara 200 penduduk kota dan 240 diantara 500 penduduk sekitar kota
menyetujui rencana tersebut, apakah anda setuju bila dikatakan bahwa proporsi penduduk kota
yang menyetujui rencana tersebut lebih tinggi daripada proporsi penduduk sekitar kota yang
menyetujui rencana tersebut?Gunakan taraf nyata 0,025

Penyelesain:

 Ho : p1=p2
H1 : p1>p2
 α = 0,025
 wilayah kritis : z > 1,96
 perhitungan
̂ − 𝑝2
𝑝1 ̂
𝑧=
√𝑝̂ 𝑞̂ [( 1 ) + ( 1 )]
𝑛1 𝑛2
0,60−0,48
𝑧= 1 1
= 2,9
√(0,51)(0,49)[( )+( )]
200 500

 keputusan : tolak Ho dan kita setuju dengan pendapat bahwa proporsi penduduk kota
yang menyetujui rencana tersebut lebih besar daripada proporsi penduduk sekitar kota
yang menyetujui rencana tersebut
1. Uji hipotesis proporsi dua populasi dengan pihak kiri

Contoh soal:

Dari sampel acak sebanyak 400 ibu rumah tangga yang dipilih oleh sebuah tim dari pemilik
supermarket A memperlihatkan bahwa 20% ibu-ibu rumah tangga menyukai kopi merk N, pihak
pemasaran melakukan pemasangan iklan terhadap produksinya. Kemudian dilakukan penelitian
dengan sampel acak sebesar 600 ibu rumah tangga dan memperlihatkan bahwa 22% ibu-ibu
menyukai kopi bubuk merk N. dengan menggunakan α = 0,005. Apakah pemasangan iklan
tersebut mampu meningkatkan proporsi ibu-ibu yang menyukai kopi bubuk merk N?

Penyelesaian:

 Ho : p1=p2
H1 : p1<p2
 α = 0,005
 wilayah kritis : z < -1,645
 perhitungan :
̂ − 𝑝2
𝑝1 ̂
𝑧=
√𝑝̂ 𝑞̂ [( 1 ) + ( 1 )]
𝑛1 𝑛2
0,20−0,22
𝑧= 1 1
= -0,74
√(0,212)(0,788)[( )+( )]
400 600
 kesimpulan : …….

2. Uji hipotesis proporsi dua populasi dengan dua pihak

Contoh soal :

Suatu survey tentang majalah mengungkapkan bahwa majalah “ekonomia” dibaca oleh pembaca
45% dari seluruh pembaca lelaki, dan 46%pembaca perempuan dari seluruh pembaca
perempuan. Manajer pemasaran majalah ingin membuktikan kebenaran surveii tersebut dengan
mengadakan penelitian terhadap pembaca di suatu kota. Jumlah responden lelaki dipilih 150
orang dan yang membaca majalah sebanyak 69 orang mengaku membaca majalah “ekonomia”,
sedangkan dari 200 orang responden perempuan yang membaca majalah “ekonomia” adalah 95
orang, dengan menggunakan uji hipotesis proporsi ujilah apakah pembaca majalah tersebut
sama? Taraf signifikan 0,05

Penyelesaian:

 Ho : p1 = p2
H1 : p1≠ p2
 α = 0,05
 wilayah kritis : z < -z 0,025 dan z > z 0,025
atau z < -1,96 dan z > 1,96
 perhitungan :
̂ − 𝑝2
𝑝1 ̂
𝑧=
√𝑝̂ 𝑞̂ [( 1 ) + ( 1 )]
𝑛1 𝑛2
0,46−0,475
𝑧= 1 1
= -0,27
√(0,47)(0,53)[( )+( )]
150 200
 keputusan : …….

UJI HIPOTESIS VARIANSI PADA POPULASI

Contoh Soal

Ada dua pabrik penghasil kapur, NICE dan NASDAQ bandingkan apakah variansi panjang
kapur dari kedua pabrik sama, sebagai mana pengujian sebelum nya , Berikut data yang
didapatkan:

NICE NASDAQ
Jumlah 21 25
Rata-rata 3.27 2.53
Std dev 1.30 1.16

Apakah ada perbedaan variansi antara NICE dan NASDAQ pada  = 0.1 level?

Penyelesaian

 Statistik Uji:

s12 1.302
F 2  1.256
s2 1.162
 Mencari nilai kritik distribusi F  = 0.1:
Pembilang:
df1 = n1 – 1 = 21 – 1 = 20
Penyebut:
df2 = n2 – 1 = 25 – 1 = 24
F0.05, 20, 24 = 2.03
F0.95, 20, 24 = 0.48
MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA (Dua Sampel) : UJI SATU PIHAK

Hal A. Uji pihak kanan

Contoh :
Diduga bahwa pemuda yang senang berenang rata-rata lebih tinggi badannya daripada
pemuda sebaya yang tidak senang berenang. Untuk meneliti ini telah diukur 15 pemuda yang
senang berenang dan 20 yang tidak senang berenang. Rata-rata tinggi badan berturut-turut 167,2
cm dan 160,3 cm. Simpangan bakunya masing-masing 6,7 cm dan 7,1 cm. Dalam taraf nyata  =
0,05, dapatkah kita mendukung dugaan tersebut?
Jawab :
 H0 : 1 = 2 (rata-rata tinggi badan pemuda yang senang berenang kurang dari atau sama
dengan rata-rata tinggi badan pemuda yang tidak senang berenang)
 H1 : 1 >2 (rata-rata tinggi badan pemuda yang senang berenang lebih tinggi dari rata-
rata tinggi badan pemuda yang tidak senang berenang)
 α= 0,05
 daerah kritis
Dari daftar distribusi t dengan peluang 0,95 dan dk = 33, didapat t0,95 = 1,70
 perhitungan
Jika distribusi tinggi badan untuk kedua kelompok pemuda itu normal dan 1 = 2, maka

statistik t dalam rumus VI(6) dapat digunakan. Kita punya n1 = 15, x 1  167,2 cm , s1 = 6,7 cm, n2

= 20, x 2  160,3 cm dan s2 = 7,1. dari Rumus VI(7) didapat varians gabungan
2 (15  1)(44,89)  (20  1)(50,41)
s   48,07
15  20  2
Sehingga statistik t mempunyai harga :
167,2  160,3
t   2,913
48,07.{(1/ 15)  (1/20)}

 Kesimpulan
Dari penelitian didapat t = 2,913 dan lebih besar dari t = 1,70. Jadi H0 : 1 = 2 ditolak, di
mana indeks satu menyatakan pemuda yang senang berenang. Dugaan di muka diterima rata-rata
tinggi badan pemuda yang senang berenang lebih tinggi dari rata-rata tinggi badan pemuda yang
tidak senang berenang).

Jika untuk contoh di muka dimisalkan 1  2, maka digunakan statistik t’ dalam Rumus
VI(8). Harga-harga yang perlu adalah :
w1 = 44,89/15 = 2,99, w2 = 50,41/20 = 2,52
t1 = t (0,95),14 = 1,76 dan t2 = t (0,95),19 = 1,73
w1t1  w2 t 2 (2,99)(1,76)  (2,52)(1,73)
  1,75
w1  w2 2,99  2,52
sehingga diperoleh :
167,2  160,3
t'   2,94 .
(44,89 / 15)  (50,41 / 20)

Kriteria pengujian adalah : tolak H0 jika t’  1,75. karena t’ = 2,94 maka H0 ditolak dan hasil
pengujian seperti di atas dapat disimpulkan. Untuk observasi berpasangan, pasangan hipotesis
H0 : μ B = 0
nol H0 dan hipotesis tandingan H1 untuk uji pihak kanan adalah :
H1 : μB > 0
Statistik yang digunakan masih statistik t dalam rumus VI(9) dan tolak H0 jika t  t1 – 

dimana t1 –  didapat dari daftar distribusi Student dengan dk = (n – 1) dan peluang (1 – ).
Contoh :
Untuk mempelajari kemampuan belajar tentang menjumlahkan bilangan, 10 anak laki-
laki dan 10 anak perempuan telah diambil secara acak. Dari pengamatan masa lampau
kemampuan belajar anak laki-laki umumnya labih baik dari pada kemampuan belajar anak
perempuan. Hasil ujian yang dilakukan adalah
Laki – laki 30 21 21 27 20 25 27 22
28 18

Perempuan 31 22 37 24 30 15 25 42
19 38

Apakah yang dapat di simpulakan dari hasil ujian ini ?

Jawab : Ambil L = rata-rata hasil ujian untuk anak laki-laki


P = rata-rata hasil ujian untuk anak perempuan.
H : μ = μP − μL = 0
Akan diuji pasangan hipotesis { 0 B
H1 ∶ μB > 0
Dari data di atas, setelah dihitung berdasarkan beda (selisih) tiap pasang data, didapat B =
4,4
4,4 dan SB = 11,34. Rumus VI(9) memberikan t = 11,34 = 1,227
√10

Dengan dk = 9 dan peluang 0,95 dari daftar distribusi Student didapat t0,95 = 1,83. Karena t =
1,22 lebih kecil dari 1,83 maka H0 diterima. Dalam hal ini masih dapat dikatakan bahwa rata-rata
hasil ujian anak laki-laki lebih baik daripada rata-rata hasil ujian anak perempuan.

Hal B. Uji pihak kiri


Perumusan hipotesis H0 dan hipotesis tandingan H1 untuk uji pihak kiri
H : μ1 = μ2
adalah: { 0
H1 : μ1 > μ2
Langkah-langkah yang ditempuh dalam hal ini sejalan dengan yang dilakukan untuk uji
pihak kanan. Jika 1 = 2, kedua-duanya nilainya tak diketahui, maka digunakan statistik t dalam
Rumus VI(6).
Kriteria pengujian adalah : tolak H0 t  – t1 –  , di mana t1 –  didapat dari daftar distribusi t
dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1– ). Untuk harga-harga t lainnya, H0 diterima. Jika 1
 2, maka yang digunakan adalah statistik t’ dalam rumus VI(8) dan tolak H0 untuk t ′ ≤
−(w1 t1 + w2 t2 )
w1 +w1
dimana w1, w2, t1 dan t2 semuanya seperti telah diuraikan.
Jika t’ lebih besar dari harga tersebut, maka H0 diterima.Untuk observasi berpasangan,
H : μ =0
hipotesis H0 dan tandingan yang diuji adalah { 0
H1 : μ < 0
Statistik yang digunakan ialah statistik t dalam rumus VI(9)
Dan tolak H0 jika t ≤ − t (1−𝛼)(𝑛−1) dan terima H0 jika t ≤ − t (1−𝛼)(𝑛−1) untuk coontooh pada
bagian ini cara penyelesaiannya sejalan dengan untuk uji pihak kanan. Bedanya hanya terletak
pada letak daerah kritisnya saja.
Keterangan Rumus :
x1  x 2
VI(6) : t 
1 1
s 
n1 n 2

VI(7) : s 2  (n 1  1)s 1  (n 2  1)s 2


2 2

n1  n 2  2

Kriteria pengujian Menurut teori distribusi sampling (tidak dibahas dalam buku ini) maka
statistik t di atas berdistribusi Student dengan dk = (n1 + n2 – 2). Dengan kriteria pengujian
adalah : terima H0 jika – t1 – ½  < t < t1 – ½ , dimana t1 – ½  didapat dari daftar distribusi t dengan
dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – ½ ). Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.

x1  x 2
VI(8) : t' 
(s1 /n 1 )  (s 2 /n 2 )
2 2

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika

w1t1  w 2 t 2 w t  w2t2
  t'  1 1
w1  w 2 w1  w 2

dengan : w1 = s12/n1 ; w2 = s22/n2


t1 = t (1 – ½ ).(n1 – 1) dan t2 = t (1 – ½ ).(n2 – 1)
t didapat dari daftar distribusi Student dengan peluang  dan dk = m. untuk harga-harga t lainnya
H0 ditolak.
B
VI(9) : t 
sB n

Dan terima H0 jika – t1 – ½  < t < t1 – ½  dimana t1 – ½  didapat dari daftar distribusi t dengan
peluang (1 – ½ ) dan dk = (n –1). Dalam hal lainnya H0 ditolak.
MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA (Dua Sampel) : UJI DUA
PIHAK

Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau tepatnya dua
populasi. Misalnya membandingkan dua cara mengajar, dua cara produksi, daya sembuh dua
macam obat dan lain sebagainya.
Misalkan kita mempunyai dua populasi normal masing-masing dengan rata-rata 1 dan 2
sedangkan simpangan bakunya 1 dan 2 . Secara independen dari populasi kesatu diambil
sebuah sampel acak berukuran n1 sedangkan dari populasi kedua sebuah sampel acak berukuran
n2. Dari kedua sampel ini berturut-turut didapat x1 , s1, dan x 2 ,s2 . Akan diuji tentang rata-rata 1

dan 2.
Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah :
H0 : 1 = 2
H1 : 1 2
Untuk ini kita bedakan hal-hal berikut :
A). 1 = 2 = dan diketahui
Statistik yang digunakan jika H0 benar, adalah:

x1  x 2
z .... (4a)
1 1
σ 
n1 n 2
Dengan taraf nyata , maka kriteria pengujian adalah :
terima H0 jika – z ½ (1 - ) < z < z ½ (1 - ) , dimana z ½ (1 - ) didapat dari daftar normal baku dengan
peluang ½ (1 - ). Dalam hal lainnya H0 ditolak.

B). = 2 = dan tidak diketahui


1

Jarang sekali 1 dan 2 diketahui besarnya. Jika H0 benar dan 1 = 2 = sedangkan


tidak diketahui besarnya, statistik yang digunakan adalah

x1  x 2 , dengan (n  1)s 1  (n 2  1)s 2


2 2
t s  1
2

1 1 n1  n 2  2 .... (4c)
s 
n1 n 2 .... (4b)

Menurut teori distribusi sampling maka statistik t di atas berdistribusi Student dengan dk =
(n1 + n2 – 2). Kriteria pengujian adala : terima H0 jika – t1 – ½ < t < t1 – ½ , di mana t1 – ½
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – ½ ). Untuk harga-
harga t lainnya H0 ditolak.

Contoh:
Seorang guru Matematika ingin membandingkan dua metode mengajar kepada siswanya,
katakan metode A dan metode B. Untuk itu diambil sampel 12 anak menggunakan metode
A dan 15 anak menggunakan metode B. Pada akhir penelitiannya kedua kelompok tadi dites
dan menghasilkan nilai Matematika sbb:

Metode A 7,3 6,8 8,3 8,2 9 6,1 6,4 5,3 5,8 6,7 6,8 7,3

Metode B 6,7 7,4 7,8 8,1 7,3 6,9 8,4 6,1 5,5 5,7 6,8 6,6 7,5 6,7 7,4

Dalam taraf nyata = 0,05, tentukan apakah kedua macam metode itu sama baiknya atau
tidak. (diasumsi data berdistribusi normal dengan varians yang sama besar)

Penyelesaian :
 H0 : 1 = 2 (rata-rata hasil belajar dengan metode A sama dengan rata-rata hasil belajar
dengan metode B)
 H1 : 1 ≠ 2 (rata-rata hasil belajar dengan metode A tidak sama dengan rata-rata hasil
belajar dengan metode B)
 Taraf nyata ( ) = 0,05
 Daerah kritis
Harga t0,975 dengan dk = 25 dari daftar distribusi Student adalah 2,06. Kriteria pengujian
adalah : terima H0 jika t hitung terletak antara – 2,06 dan 2,06 dan tolak H0 jika t
mempunyai harga-harga lain.

 Perhitungan
Dari data diatas didapat x A =7,00, x B = 6,99, sA2 =1,18 dan sB2 = 0,69. Simpangan baku
gabungan, dari rumus (4c) didapat s = 0,951. Rumus (4b) memberikan ;
7,00 - 6,99
t  0,027
0,951 (1/12)  (1/15)

 Kesimpulan
Dari penelitian didapat t = 0,027 dan ini jelas ada dalam daerah penerimaaan. Jadi H 0
diterima.
Kesimpulan : kedua macam metode mengajar menghasilkan nilai rata-rata matematika yang
sama.
C). 1 dan kedua-duanya tidak diketahui
2
Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi kedua populasi berdistribusi normal,
hingga sekarang belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan. Pendekatan yang
cukup memuaskan adalah dengan menggunakan statistik t’ sebagai berikut ;

x1  x 2
t'  .... (4d)
(s1 /n 1 )  (s 2 /n 2 )
2 2

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika


w1t1  w 2 t 2 w t  w2t2
  t'  1 1
w1  w 2 w1  w 2

dengan : w1 = s12/n1 ; w2 = s22/n2


t1 = t (1 – ½ ).(n1 – 1) dan
t2 = t (1 – ½ ).(n2 – 1)

t didapat dari daftar distribusi Student dengan peluang dan dk = m. untuk harga-harga t
lainnya H0 ditolak.

Contoh :
Ingin diketahui apakah LKS individual menghasilkan hasil belajar siswa yang sama atau tidak
dengan LKS kelompok. Untuk itu diadakan percobaan 20 siswa diberi LKS kelompok dan 20
siswa diberi LKS individual. Rata-rata dan simpangan bakunya berturut-turut x1 = 6,8, s1 =
1,1, x 2 = 7,2 , dan s2 = 1,4 (data fiktif). Jika varians kedua populasi tidak sama, dengan taraf
nyata 0,05, bagaimanakah hasilnya?
Penyelesaian :
(Langkah 1 dan 2)
Hipotesis H0 dan tandingan H1 adalah
H0 : 1 = 2; kedua macam LKS memberikan rata-rata hasil belajar yang sama.

H1 : 1 2; kedua macam LKS memberikan rata-rata hasil belajar yang


berlainan.
 = 0,05
 Daerah kritis
Harga-harga yang diperlukan adalah :
1,21 1,96
w   0,06 , w   0,098
1 20 2 20
t1  t (0,975),19  2,09 dan t 2  t (0,975),19  2,09

Sehingga didapat :
w1t1  w 2t 2 (0,06)( 2,09)  (0,098)( 2,09)
  2,09
w1  w 2 0,06  0,098

Kriteria pengujian adalah : terima H0 jika – 2,09 < t’ < 2,09 dan tolak H0 dalam hal lainnya.

 Perhitungan.
6,8  7,2
t'   1,005
(1,21/20)  (1,96/20)

 Kesimpulan
Jelas bahwa t’ = –1,005 ada dalam daerah penerimaan H0. Jadi kita terima H0 dalam taraf
yang nyata 0,05. Kesimpulan kedua LKS memberikan rata-rata hasil belajar yang sama.

D). Observasi berpasangan


Untuk observasi berpasangan, kita ambil B = 1 - 2. Hipotesis nol dan
tandingannya adalah :
H0 : B = 0

H1 : B 0

Jika B1 = x1 – y1, B2 = x2 – y2, … , Bn = xn – yn, maka data B1,B2, … , Bn


menghasilkan rata-rata B dan simpangan baku sB. Untuk pengujian hipotesis, gunakan
statistik :
B
t .... (4e)
sB n
Dan terima H0 jika – t1 – ½ < t < t1 – ½ dimana t1 – ½ didapat dari daftar distribusi t dengan
peluang (1 – ½ ) dan dk = (n –1). Dalam hal lainnya H0 ditolak.
Contoh :
Data berikut adalah mengenai tinggi anak laki-laki pertama (X) dan tinggi ayah (Y)
dinyatakan dalam cm. Jika dua populasi dengan sampel yang sama (berpasangan) dan taraf
nyata (α) 0,05, bagaimanakah hasilnya?

Tinggi anak Tinggi ayah


(1) (2)
158 161
160 159
163 162
157 163
154 156
164 159
169 163
158 160
162 158
161 160

Penyelesaian :
Tabel data tinggi pada dua populasi dengan sampel yang sama.
Tinggi anak Tinggi ayah Beda (B) B2
(1) (2) (3) (4)
158 161 -3 9
160 159 1 1
163 162 1 1
157 163 -3 9
154 156 -2 4
164 159 5 25
169 163 6 36
158 160 -2 4
162 158 4 16
161 160 1 1
Jumlah 8 106

B n B2   B 
 0,8 dan sB2 =  i  i  11,07 maka
2
8
B i

n 10 n(n  1)
0,8
t  0,762
11,07 / 10
Dari daftar distribusi t dengan peluang 0,975 dan dk = 9 didapat t0,975 = 2,26. ternyata t
= 0,762 ada dalam daerah penerimaan H0. Jadi penelitian menghasilkan uji yang tak
berarti.

Anda mungkin juga menyukai