Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


“DESAIN STASIUN KERJA”

Dosen Pembimbing : Ir. Amri.,MT

Disusun Oleh:
AMELIA ANDHINI
180130130
A4 Teknik Indsutri

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puja dan puji serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul: “Desain Stasiun Kerja” ini disusun
dalam rangka tugas mata kuliah Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi . Penulis
menyampaikan dan mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis,dan para
pembaca semuanya. Namun makalah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
selanjutnya.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................1
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................2
2.1 Stasiun Kerja..................................................................................................................2
2.2 Pendekatan Ergonomis Dalam Perancangan Stasiun Kerja...........................................2
2.3 Desain Stasiun Kerja Dan Sikap Kerja Duduk..............................................................3
2.4 Desain Stasiun Kerja Dan Sikap Kerja Berdiri..............................................................5
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................6
3.1 Proses Produksi..............................................................................................................6
3.2 Gambaran Proses Produksi............................................................................................6
3.3 Denah Ruang Kerja.......................................................................................................7
3.4 Observasi Karakteristik Kursi.......................................................................................7
3.5 Observasi Karakteristik Desain Kerja...........................................................................8
3.6 Analisis Karakteristik Kursi..........................................................................................9
3.7 Analisis Karakteristik Desain Kerja..............................................................................10
3.8 Hasil Penilaian Resiko Ergonomi..................................................................................10
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................11
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................11
4.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desain stasiun kerja yang ergonomis merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk pencapaian suatu produktivitas kerja yang tinggi. Desain stasiun kerja akan
berpengaruh pada sikap kerja yang dilakukan pekerja baik duduk maupun berdiri.
Masing-masing sikap kerja mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tubuh. Di
dalam mendesain suatu stasiun kerja, salah satu pertimbangan penting yang tidak boleh
dilupakan adalah setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya (Tarwaka, 2015).
Stasiun Kerja dalam suatu Industri Masyarakat merupakan hal yang harus di
perhatikan oleh beberapa Industri. Dalam melakukan pekerjaan karyawan harus benar-
benar mengetahui cara terbaik dalam melakukan pekerjaannya tersebut agar dapat
menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan tidak akan terjadi kecelakaan kerja.
Stasiun kerja yang baik adalah yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan,
kecelakaan kerja, dan kelelahan pekerja. Kesalahan dalam mengambil posisi kerja dan
cara kerja juga dapat menghambat produktivitas karyawan dalam menghasilkan barang.
Pada pembuatan pakaian sendiri terdepat beberapa posisi yang sudah benar namun
masih banyak posisi kerja yang masih buruk sehingga dapat membuat pekerja nya
sendiri merasa kelelahan atau tidak produktif dalam menghasilkan barang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud stasiun kerja?
2. Bagaimana pendekatan ergonomis dalam perancangan stasiun kerja ?
3. Bagaimana desain stasiun kerja dan sikap kerja duduk ?
4. Bagaimana desain stasiun kerja dan sikap kerja berdiri ?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui stasiun kerja
2. Untuk mengetahui pendekatan ergonomis dalam perancangan stasiun kerja
3. Untuk mengetahui desain stasiun kerja dan sikap kerja duduk
4. Untuk mengetahui desain stasiun kerja dan sikap kerja berdiri
1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Stasiun Kerja


Stasiun kerja ( work station ) adalah area, tempat atau lokasi dimana aktivitas
produksi akan diselenggarakan untuk mengubah bahan baku menjadi sebuah produk
yang memiliki nilai tambah. Stasiun kerja yang dirancang secara benar akan mampu
memberikan keselamatan dan kenyamanan kerja bagi operator yang selanjutnya akan
berpengaruh secara signifikan dalam menentukan kinerjanya.

2.2 Pendekatan Ergonomis Dalam Perancangan Stasiun Kerja


Menurut Das and Sengupta (1993) pendekatan secara sistemik untuk menentukan
secara dimensi stasiun kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi variabilitas populasi pemakai yang didasarkan pada etnik, jenis
kelamin dan umur.
2. Mendapatkan data antropometri yang relavan dengan populasi pemakai
3. Dalam pengukuran antropometri perlu mempertimbangkan pemakaian, sepatu dan
posisi normal
4. Menentukan kisaran ketinggian dari pekerjaan utama. Penyediaan kursi dan meja kerja
yang dapat distel, sehingga operator dimungkinkan bekerja dengan posisi duduk
maupun berdiri secara bergantian.
5. Tata letak dari alat-alat tangan, control dalam kisaran jangkauan optimum
6. Menempatkan displai yang tepat sehingga operator dapat melihat objek dengan
pandangan yang tepat dan nyaman
7. Review terhadap stasiun kerja secara berkala
Secara ideal perancangan stasiun kerja haruslah disesuaikan peranan dan fungsi
pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu manusia,
mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Peranan manusia dalam hal ini akan
didasarkan pada kemampuan dan keterbatasannya terutama yang berkaitan dengan
aspek pengamatan, kognitif, fisik ataupun psikologisnya. Demikian juga peranan atau
fungsi mesin/peralatan seharusnya ikut menunjang manusia (operator) dalam
melaksanakan tugas yang ditentukan. Selanjutnya mengenai peranan dan fungsi dari
lingkungan fisik kerja akan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan kondisi-kondisi

2
kerja yang akan menjamin manusia dan mesin agar dapat berfungsi pada kapasitas
maksimalnya.
Berkaitan dengan perancangan areal/stasiun kerja dalam industri, maka ada
beberapa aspek ergonomis yang harus dipertimbangkan sebagai berikut :
a. Sikap dan posisi kerja.
Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk atau dalam sikap/posisi kerja
yang lain, pertimbangan-pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap/posisi
kerja akan sangat penting. Beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan sikap dan posisi
tertentu yang kadang-kadang cendrung untuk tidak mengenakkan. Kondisi kerja seperti
ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang "aneh" dan kadang-
kadang juga harus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Hal ini tentu saja akan
mengakibatkan pekerja cepat lelah, membuat banyak kesalahan atau menderita cacat
tubuh.
b. Antropometri dan dimensi ruang kerja.
Antropometri pada dasarnya akan menyangkut ukuran fisik atau fungsi dari tubuh
manusia termasuk disini ukuran linier, berat volume, ruang gerak, dan lain-lain. Data
antropometri ini akan sangat bermanfaat didalam perencanaan peralatan kerja atau
fasilitas-fasilitas kerja (termasuk disini perencanaan ruang kerja ). Persyaratan
ergonomis mensyaratkan agar supaya peralatan dan fasilitas kerja sesuai dengan orang
yang menggunakannya khususnya yang menyangkut dimensi ukuran tubuh.
c. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerja.
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prosedur-prosedur untuk
meng-ekonomisasikan gerakan-gerakan kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan
mengurangi kelelahan kerja. Pertimbangan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan
diberikan selama tahap perancangan sistem kerja dari suatu industri, karena hal ini akan
mempermudah modifikasi- bilamana diperlukan- terhadap hardware, prosedur kerja,
dan lain-lain.

2.3 Desain Stasiun Kerja Dan Sikap Kerja Duduk


Posisi tubuh dalam kerja sama ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan.
Masing-masing posisi kerj mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh.
Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja pada posisi duduk mempunyai
keuntungan antara lain : pembebanan pada kaki, pemakaian energy dan keperluan
untuk sirkulasi darah dapat dikurangi. Namun demikian kerja dengan sikap duduk

3
terlalu lama dapat menyebankan otot perut melembek atau tukang belakang yang
melengkung sehingga cepat lelah. Sedangkan Clark (1995), menyatakan bahwa desain
stasiun kerja dengan posisi duduk mempunyai derajat stbulitas tubuh yang tinggi,
mengurangi kelelahan dan keluhan subjektif bila bekerja lebih dari dua jam. Di
samping itu tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk melakukan gerakan.
Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan maupun kerugian, maka untuk
mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu
dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja yang sesuia dilakukan dengan posisi
duduk. Untuk maksud tertentu, Pulat (1992) memberikan pertimbangan tentang
pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang memerlukan control dengan teliti pada kaki
2. Pekerjaan utaman adalah menulis atau memerlukan katelitian pada tangan
3. Tidak diperluka tenaga dorong atau besar
4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari
5. 15 cm dari landasan kerja
6. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi
7. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama
8. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai amsih dalam jangkauan dengan posisi
duduk
Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi duduk, tempat duduk yang dipakai
harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan tubuh. Ukuran tempat duduk
disesuai dengan dimensi ukuran antropometri pemakainya. Fleksi lutut membentuk
sudut 90º dengan telapak kaki bertumpu pada kaki atau injakan kaki (Pheasant 1988).
Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang akan membentuk kedepan, dan jika
terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan
leher menjadi tidak nyaman. Sanders dan McCormick (1987) memberikan pedoman
untuk mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi kerja sebagai berikut :
1. Jika memungkinkan menyediakan meja dan dapat diatur turun dan naik
2. Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks pada
bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit menurun (sloping
dwon slightly)
3. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan

2.4 Desain Stasiun Kerja Dan Sikap Kerja Berdiri

4
Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan diperusahaan.
Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun
kerugian. Menurut Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik
fisik maupun mental, sehingga kativitas kerja yang dilakukan lebih cepat kuat dan teliti.
Namun demikian, posisi duduk keberdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang
sama akan melelahkan. Pada dasarnya berdiri itu sendiri lebih melelahkan dari pada
duduk dan energy yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan
dengan duduk
Pada desain stasiun kerja berdiri,apa bila tenaga kerja harus bekerja untuk periode
yang lama,maka factor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan pengaruh
kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus di desain agar tidak terlalu
banyak menjangkau, menbungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang
tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat(1992) dan Clark(1996) memberikan
pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik di lakukan dengan posisi berdiri
adalah sebagai berikut :
1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut
2. Harus memegang objek yang berat(lebih dari 4,5 kg)
3. Sering menjangkau ke atas,kebawah,dan ke samping
4. Sering di lakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah
5. Di perlukan mobilitas tinggi
Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri,secara perinsip hamper
sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi duduk. Manuaba (1986),Sanders
dan McCormick(1987) Grandjean(1993) memberikan rekomendasi ergonomis tentang
ketinggian landasan kerja posisi berdiri di dasarkan pada ketinggian siku berdiri sebagai
berikut :
1. Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebanan
statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adlah 5-10 cm diatas tinggi siku
berdiri.
2. Selama kerja manual,di mna pekerja sering memerlukan ruangan untuk
peralatan,material dan konteiner dengan berbagai jenis,tinggi landasan kerja adalah 10-
15 cm di bawah tinggi siku berdiri.
3. Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat,tinggi landasan kerja adalah
15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri.

5
BAB III
PEMBAHASAN

PENJELASAN TENTANG UKM


Ani Tailor adalah sebuah industry rumahan yang bergerak di bidang produk dan jasa
pakaian yang berlokasi di Jl. Suka Mulia Dsn 3 Desa Galang Suka,Kec.Galang, Kab.Deli
Serdang,Sumatera Utara 20585. Pengalaman menekuni bidang usaha menjahit sudah sejak
tahun 2003 hingga sekarang. Hal itu telah memberikan banyak pelajaran berharga untuk
senantiasa meningkatkan profesionalisme usaha dalam hal peningkatan manajemen usaha,
kualitas, produktifitas, ketepatan waktu dalam kerangka mewujudkan kepuasan konsumen.

3.1 Proses Produksi


Produk-produk Ani Tailor antara lain pakaian wanita,pakaian anak-anak,pakaian
pria, rok,celana, seragam sekolah, seragam dinas. Alat bantu yang digunakan pada
proses produksi ini adalah, mesin jahit, mesin obras, alat pembuat kancing,strika.

3.2 Gambaran Proses Produksi


1. Pembuatan Pola Pada Kertas
Langkah pembuatan pola pada kertas adalah dengan cara membuat pola sesuai dengan
ukuran baju yang akan dibuat, dimulai dari pola depan,pola belakang,pola tangan,dsb
2. Pemotongan
Setelah pola dibuat,langkah selanjutnya adalah pemotongan dengan cara pola yang
sudah dibuat diletakan diatas kain kemudian tiap sisinya diberi jarum pentul untuk
memudahkan agar kain tidak beserak dari pola, kemudian setelah itu potong kain
mengikuti pola , pemotongan kain menggunakan gunting .
3. Penjahitan
Penjahitan pakaian merupakan proses lanjutan sesudah kain dipotong. Pada proses
penjahitan menggunakan mesin jahit yang dijalankan dengan dinamo.

6
3.3 Denah Ruang Kerja

Keterangan:

Mesin Jahit Gantungan baju yang


1 sudah selesai

Mesin Jahit Tempat


2 setrika
Tempat penyimpanan
Mesin
kain / bahan
Obras
Tempat Tempat
Penyimpan pembuatan
3.4 Observasi Karakteristik Kursi
Dalam menjahit, penjahit menggunakan kursi sebagai berikut:

7
Seperti terlihat pada gambar kursi tersebut terbuat dari bahan kayu, kursi tersebut
tidak dilengkapi dengan sandaran punggung seingga tidak ada tempat untuk bersandar
yang mengakibatkan posisi punggung melengkung dan bisa menyebabkan penekanan
pada otot tengkuk. Penggunaan kursi tersebut dalam jangka yang lama dapat
menyebabkan keluhan musculoskeletal.
 Tinggi tempat dudukan
Tinggi tempat duduk yang digunakan penjahit adalah 50 cm
 Panjang tempat dudukan
Panjang tempat duduk adalah 36 cm
 Tinggi penyangga kaki
Penyangga kaki yang dimaksud adalah pedal mesin jahit yang terletak dibagian bawah
meja jahit. Pedal ini dianalogikan sebagai peyangga kaki yang digunakan penjahit.
Tinggi penyangga kaki yang digunakan penjahit adalah 5cm.

3.5 Observasi Karakteristik Desain Kerja


Dalam menjahit ,penjahit menggunakan meja jahit sebagai berikut:

8
 Tinggi Meja
Tinggi meja jahit yang digunakan penjahit adalah 74 cm.
 Jarak Tenaga Kerja ke Meja
Jarak penjahit (mulai dari punggung) ke pinggiran meja jahit adalah 20,02 cm
 Twisting saat bekerja
Saat melakukan pekerjaan menjahit, tenaga kerja juga melakukan twisting atau gerakan
memutar . Twisting terjadi pada saat akan mengambil kain yang terletak dibelakang
pekerja atau saat mengambil sesuatu yang terletak dibagian kiri atau kanan meja.

3.6 Analisis Karakteristik Kursi


Dalam OSHA Sewing and Related Procedure , kursi yang sebaiknya digunakan
oleh penjahit adalah kursi yang memiliki penyangga punggung penjahit. Salah satu
dampak tidak tersedianya penyangga punggung adalah tulang leher harus bekerja lebuh
keras untuk menjaga tubuh bagian atas tetap seimbang(Kroemer,2001 dalam
Plog,2002) sehingga tidak tersedianya penyangga dapat meningkatkan resikoa
ergonomic pada bagian leher dan punggung.
Tinggi dan panjang kursi yang digunakan adalh 50 cm dan 36 cm . Dalam
penelitian Oborne (1995), tinggi kursi yang dianjurkan adalahh 43 cm sampai 50 cm
dan panjang dudukan kursi yang dianjurkan 35 cm sampai 40 cm. Tinggi kursi menurut

9
Kroemer (2001, dalam Plog,2002) yang dianjurkan adalah 37 cm sampai 51 cm atau
bisa mencapai 58 cm, menyesuaikan orang yang memiliki kaki pendek dan kaki
panjang, serta panjang dudukan kursi yang dianjurkan antara 38 cm sampai dengan 42
cm. Berdasarkan hasil pengukuran tinggi kursi yang digunakan sudah memenuhi tinggi
kursi yang dianjurkan, namun untuk panjang tempat dudukan kursi masih belum
memenuhi ketentuan yang dianjurkan. Kurangnya panjang dudukan kursi dapat
mengakibatkan pinggang bagian bawah kurang tersupport.
Tabel analisis karakteristik kursi berdasarkan hasil pengukuran dan standar yang
dianjurkan oleh Oborne dan Kroemer
Karakteristik Kursi Hasil Pengukuran Oborne (1995) Kroemer (2001)
Tinggi Tempat 50 cm 43-50 cm 37-52 cm
Dudukan
Panjang Tempat 36 cm 38-42 cm 38-42 cm
Dudukan
Penyangga kaki yang dimaksud adalah pedal pada mesin jahit . Tidak terdapat
penjelasan mengenai desain tinggi pedal yang dianjurkan, hanya saja pada OSHA
Sewing and Related Procedure, sebaiknya pedal di desain hanya memerlukan sedikit
tenaga saat ditekan.

3.7 Analisis Karakteristik Desain Kerja


Tinggi meja yang dianjurkan oleh OSHA Sewing and Related Procedure adalah
setinggi siku pekerja dimana pergelangan berada pada posisi horizontal . Berdasarkan
hasil observasi dan pengukuran tinggi meja sudah memenuhi standar yang telah
ditentukan yaitu sejajar dengan tinggi siku . Jarak antara pekerja dengan meja yang
telah ditentukan oleh OSHA adalah pinggiran meja tidak menekan perut dan paha
pekerja, sehingga masih tersisa ruang gerak untuk kaki bebas bergerak. Berdasarkan
hasil pengukuran jarak pekerja (dari punggung) ke pinggiran meja adalah 20 cm. Jarak
tersebut dinilai cukup aman karena tidak menekan perut pekerja dan memberikan ruang
agar kaki bebas bergerak.
Saat melakukan pekerjaan menjahit, penjahit melakukan gerakan memutar
(twisting). Gerakan memutar dilakukan pekerja secara berulang-ulang saat akan
mengambil kain yang terletak dibelakang pekerja. Hal tersebut dapat meningkatkan
resiko ergonomic pada bagian bahu dan pinggang. Agar mengurangi resiko pada bagian

10
bahu dan pinggang, dapat dilakukan perbaikan tata letak barang maupun alat yang
dibutuhkan saat menjahit.

3.8 Hasil Penilaian Resiko Ergonomi


Berdasarkan hasil yang telah didapat, desain kursi yang digunakan penjahit
dinilai masih kurang sesuai, seperti tidak tersedianya penyangga punggung seingga
dapat menyebabkan posisi punggung melengkung dan bisa menyebabkan penekanan
pada otot tengkuk dan juga panjang dudukan yang belum memenuhi anjuran,hal ini
dapat menyebabkan pinggang bagian bawah kurang tersupport. Dan saat menjahit,
penjahit melakukan gerakan memutar (twisting) yang dapat mengakibatkan resiko
ergonomi pada bagian bahu dan pinggang.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kegiatan menjahit memiliki resiko ergonomi khususnya pada beberapa bagian tubuh
penjahit, seperti punggung,pinggang serta leher. Penggunaan desain kursi, dan desain
kerja yang tidak sesuai anjuran dapat menyebabkan timbulnya resiko ergonomi.

4.2 Saran
Agar mengurangi resiko ergonomi sebaiknya dilakukan perbaikan pada desain kursi
yang digunakan penjahit dengan mengganti kursi dengan kursi yang memiliki
penyangga punggung dan juga dilakukan perbaikan pada tata letak barang untuk
mengurangi twisting.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/19718/NDU5MT
Q%3D/Pengaruh-Perbaikan-Kursi-Kerja-terhadap-Keluhan-Muskuloskeletal-pada-Pekerjaan-
Menjahit-di-Desa-Sawahan-Kecamatan-Juwiring-Kabupaten-Klaten-dasri-
wulandari.pdf&ved=2ahUKEwiEmfvs9PToAhURfSsKHfo-
Bg8QFjACegQIBhAB&usg=AOvVaw3sY7mJJ7wOnmchP6QBggYG&cshid=15873140151
15
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/30531219/PERANCANGAN_STA
SIUN_KERJA_ERGONOMI_UNTUK_MENINGKATKAN_PRODUKTIVITAS_PADA_K
ONVEKSI_PAKAIAN&ved=2ahUKEwiEmfvs9PToAhURfSsKHfo-
Bg8QFjASegQIAxAB&usg=AOvVaw2lKYMUTcI0dzH9RTIzJbfB&cshid=1587314047956
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-09/S47283yolanda
%2520Eka%2520Saputri&ved=2ahUKEwiEmfvs9PToAhURfSsKHfo-
Bg8QFjAPegQIAhAB&usg=AOvVaw2Jd7mbEOIPEaTkR2RRMJkk&cshid=158731411022
3
http://ifhy93.blogspot.com/2015/12/makalah-desain-stasiun-kerja.html?m=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unimal.ac.id/2969/1/Pertemuan
%25204%2520desain%2520stasiun
%2520kerja.pdf&ved=2ahUKEwixsOryv_boAhVPfisKHagvBuIQFjABegQIBhAB&usg=A
OvVaw1VIDNE7bngSNt4oNaJQrnM&cshid=1587368369468

13

Anda mungkin juga menyukai