Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SPORT TOURISM (PARIWISATA OLAHRAGA)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar – Dasar Kesehatan
Olahraga

Dosen Pengampu : Ruman, M.Pd

Disusun oleh :
FARHAN NUR AZIS (10321016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN


DAN REKREASI (PJKR)

STKIP DARUSSALAM CILACAP


2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Sport Tourism ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan -
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis, Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah. Amiin Yaa Robbal Alamin

Karangpucung, 07 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
D. Metode Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Pariwisata ............................................................................... 3
B. Pengertian Olahraga Pariwsata ................................................................ 4
C. Sejarah Olahraga Pariwisata .................................................................... 6
D. Tujuan Sport Tourism (Olahraga Pariwisata) .......................................... 9
E. Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal Di Indonesia ............................. 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 15
A. Kesimpulan ............................................................................................... 15
B. Saran ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah sport tourism menurut Sofield (2000) terbentuk dari kata “sport” dan
“tourism”, dimana aktivitas olahraga (sport) menarik pengunjung dan
wisatawan adalah faktor yang membentuk adanya suatu pariwisata (tourism).
Sedangkan definisi konseptual dari sport tourism menurut Standevan dan De
Knop (1999) adalah segala bentuk keterlibatan pasif maupun aktif dalam
aktivitas olahraga yang disusun secara santai atau teratur tujuan alasan non-
komersial maupun bisnis/ komersial yang dimana harus untuk melakukan
perjalanan dari rumah atau lingkungan normalnya sehari – hari. Para ahli
menambahkan bahwa suatu event dapat menjadi sport tourism apabila
mempunyai unsur aktif dan kompetitif di dalamnya (Mitchner, 1976 dan
Zauhar, 1996). Absennya unsur kompetitif di dalam suatu sport tourism dapat
mengubah tujuan event tersebut menjadi recreational tourism. Contohnya
olahraga seperti memancing, golf dan balap kuda
Di Indonesia istilah sport tourism masih belum populer. Meskipun begitu,
menurut Astuti (2015), sport tourism merupakan paradigma yang baru dalam
pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia, dimana pariwisata
olahraga mampu menunjukan potensinya sebagai sesuatu yang menarik,
sehingga dapat menciptakan sebuah atraksi wisata yang dapat menjadikan
multicultural tourism. Multicultural tourism sendiri berasal dari cultural
tourism yang berarti bahwa sifat dari kegiatan pariwisata (tourism) dalam sport
tourism memiliki unsur – unsur kebudayaan daerah tersebut. Dalam cultural
toursim, kebudayaan yang dimaksud dapat mencangkup hal – hal yang
intagible seperti adat istiadat dan perilaku, tangible seperti tempat – tempat
bersejarah dan artefak (Richards, 1996, p.25)
Perkembangan sport tourism di Indonesia saat ini sedang bertumbuh kearah
yang positif sebagaimana dilihat dari PDB Nasional 2016 dimana sport tourism
telah berhasil memberikan sumbangan terhadap sektor pariwisata nasional

1
sebesar 3% (www.kemenpar.go.id). Pada bulan Juli 2017, Kementerian
Pariwisata (Kemenpar) telah membentuk Tim Percepatan Pengembangan
Wisata Olahraga dan Rekreasi dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai
destinasi sport tourism dengan mengoptimalkan event dan potensi secara
terintegrasi (www.kemenpar.go.id). Kedua hal ini menjadi salah satu bukti
bahwa sport tourism nantinya akan dijadikan salah satu sektor pariwisata utama
di Indonesia yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada negara secara
sosial, budaya, pendidikan dan ekonomi.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan :
1. Dapat mengetahui tentang pariwisata
2. Dapat mengetahui apa itu Sport Tourism (Olahraga Pariwisata)
3. Dapat mengetahui Sejarah Sport Tourism (Olahraga Pariwisata
4. Dapat mengetahui Tujuan Sport Tourism (Olahraga Pariwisata)
5. Dapat mengetahui Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal Di Indonesia
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pariwisata?
2. Bagaimana sebenarnya Sport Tourism (Olahraga Pariwisata)?
3. Bagaimanakah Sejarah Sport Tourism (Olahraga Pariwisata)?
4. Apa Tujuan Sport Tourism (Olahraga Pariwisata)?
5. Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal Di Indonesia?
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan cara
browsing atau mencari dari internet dan mencari di buku sebagai bahan dan
pembuatan makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait dengan bidang tersebut (Kodyat 1992).
Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik
wisata. Kegiatan pariwisata sekarang ini tidak hanya dilakukan oleh yang
berusuia lanjut akan tetapi kegiatan wisata dapat dilaksanakan oleh semua
umur dan segala jenis kelamin, karena kegiatan ini tidak ada pedoman khusus
yang membatasi jenis kelamin dan umur peserta. Pariwisata adalah
perpindahan sementara yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan
tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya.
Kepergian wisatawan ke suatu negara tergantung dari keinginan wisatawan ke
daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan
ke daerah tujuan wisata sangat tergantung dari keamanan dan kenyamanan,
negara yang menjadi tujuan kegiatan wisata, karena sebagus apapun obyek
wisata dan sekomplet apapun infraksrukur yang ada jika keamanan dan
kenyamanan dari wisatawan tidak terjamin maka tempat wisata yang ada
dinegara yang bersangkutan tidak akan berkembang.
Kegiatan pariwisata pada umunya adalah kegiatan rekreasi yang tidak
menghasilkan uang untuk pelakunya. Menurut Suwantoro ( 1997) Perjalanan
wisata yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang
diluar tempat tinggal karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan
yang menghasilkan upah. Sedangkan menurut Nuriata ( 1999) pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.
Usaha peningkatan jumlah kunjungan yang datang ke suatu daerah maka
ketersediaanya sarana pendukung merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi,

3
misalnya: Transportasi, akomodasi, komunikasi, pramuwisata dan sarana
kesehatan yang memadai.
Menurut Lakoni yang dikutip oleh Fandeli (1995) Pariwisata adalah sektor
yang sangat strategis untuk meningkatkan pendapat negara dan masyarakat.
Pembangunan yang terus-menerus dilakukan terhadap sektor pariwisata akan
terus mengangkat sektor-sektor ekonomi lainnya.
Menurut Djulianto Susantio (www.sinarharapan.com) Pariwisata adalah
kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan,
mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati
olahraga atau istirahat, menunaikan, tugas dan berziarah.
Spillane yang di kutip Djulianto Susantio membagi pariwisata atas enam jenis
khusus, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan, pariwisata untuk
rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olahraga, pariwisata
untuk urusan usaha dagang, dan pariwisata untuk berkonvensi. Berkaitan
dengan pariwisata olahraga dibagi 2 yaituyang bersifat pasif seperti
Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games. Olahraga pariwisata yang bersifat
aktif seperti yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki
gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.
B. Pengertian Olahraga Pariwisata
Olahraga Pariwisata adalah menjadikan olahraga sebagai tujuan utama
untuk berwisata. Perkembangan dewasa ini sektor olahraga pariwisata sangat
berkembang pesat, salah satu hal yang perlu dikembangkan adalah jenis wisata
alam, dimana wisata alam mengajak para wisatawan mengunjungi tempat yang
memiliki pemandangan atau keindahan alam mempesona dan memiliki daya
tarik untuk dijelajahi dan dinikmati , Kegiatannya antara lain menyusuri sungai
atau arung jeram (rafting), mendaki gunung dan merambati hutan, bersepeda
(cycling), menyelam (diving), berselancar (surfing). Menurut Toho (2013)
olahraga pariwisata adalah semua kegiatan aktif dan pasif dalam olahraga atau
partisipasi secara informal dan terorganisasi bukan komersial/bisnis dan harus
meninggalkan rumah atau tempat kerja.

4
Perkembangan pariwisata saat ini ternyata belum sepenuhnya di sadari oleh
para pelaku bisnis pariwisata di Indonesia padahal selama ini banyak negara
yang sudah menawarkan paket wisata dengan minat khusus antara lain
wisatawan dengan minat penjelajahan hutan atau tracking, diving, surfing,
cycling dsb. Pergeseran pola wisata tersebut, berlangsung pada dua dekade
belakangan. Dari pola wisata mass tourism ke grup kecil dan wisatawan
individual.
Aktifitas manusia modern sekarang ini tidak cukup untuk olahraga yang
dilakukan dengan tujuan kebugaran semata akan tetapi olaharga yang bertujuan
untuk rekreasi sangat pesat perkembangannya. Pada saat melakukan olahraga
pariwisata sangat dibutuhkan kemampuan dari pelaku dan pengelola untuk bisa
mengemaskan dengan baik. Menurut Fandeli ( 1995:146) Wisata dengan
berolahraga yakni merupakan sensasi tersendiri apabila tantangan tersebut
dapat berakhir dengan kesuksesan. Dalam usaha pelaksanaan kegiatan olahraga
yang dilakukan di alam terbuka faktor keselamatan merupakan hal pokok yang
harus diperhatikan oleh pelaku maupun penyelenggara.
Aktifitas olahraga di alam terbuka pada saat sekarang ini telah merupakan
salah satu komoditi pariwisata yang mampu membuat wisatawan lebih lama
tinggal di suatu daerah tujuan wisata. Kegiatan olahraga wisata yang dilakukan
di suatu daerah tidak bisa disamakan dengan daerah satunya. , hal ini
disebabkan oleh kondisi alam dan fisiografi yang berbeda ( Fandeli 1995:148).
Struktur aktifitas olahraga yang bertujuan untuk berwisata terus mengalami
perubahan. Menurut Smith yang dikutip oleh Fandeli (1995:148) berjalan
(Tracking) dan bersepeda (Cycling) berada pada urutan teratas. Pengembangan
olahraga pariwisata jika dikembangkan Di Indonesia memiliki peluang yang
sangat besar, hal ini dikarenakan potensi wisata dapat dikembangkan relatif tak
terbatas bagi daerah tropika kepulauan. Karakteristik wilayah Indonesia yang
terdiri dari beribu-ribu pulau sangat memungkinkan untuk dikembangkan
olahraga pariwisata sesuai dengan karakteristik wilayah yang ada.
Potensi alam di Indonesia merupakan modal dasar untuk dikembangkan
olahraga wisata berbasis alam.Wilayah Indonesia yang terdiri dari laut, daratan

5
dan pegunungan merupakan modal alam yang sangat besar untuk dikembangan
jenis wisata olahraga.
Berkaitan dengan karakteristik setiap daerah berbeda, sudah barang tentu
tidak semua daerah dapat menyelenggarakan setiap jenis pariwisata olahraga.
Berbicara tentang dunia pariwisata maka nama Bali tidak mungkin
ditinggalkan. Khusus untuk Bali cocok dikembangkan wisata olahraga tanpa
menghilangkan roh pariwisata Bali yang berbasis budaya (kearifan lokal). Bali
dikenal di seantero belahan dunia dengan keindahan alam dan budaya. Alam
dan budaya Bali sampai saat sekarang masih mampu mempesona para
wisatawan, alam Bali yang terdiri dari laut, gunung, danau, hutan dan
panorama alam yang masih asri merupakan modal besar untuk pengembangan
jenis wisata olahraga.
Wilayah Indonesia khususnya Bali yang terdiri dari gunung, laut dan
dataran rendah sangat memungkinkan untuk dikembangkan jenis wisata
olahraga. Dewasa ini kedatangan para wisatawan yang berkunjung ke suatu
daerah tujuan wisata tidak hanya sekedar menikmati alam dan budaya yang
ada, akan tetapi wisatawan ingin melakukan aktifitas fisik (olahraga).
Keanekaragaman ekosistem dalam kawasan hutan tropika yang terdapat di
hampir 18.000 pulau di Indonesia, sangat menjanjikan untuk ekowisata dan
wisatawan minat khusus (fadeli dalam www. Pikiran rakyat.com).
Wisman asal Eropa selama berkunjung di Indonesia pada umumnya ingin
menikmati jenis wisata minat khusus seperti pantai (bahari) maupun
petualangan alam, yang banyak tersebar di berbagai daerah tujuan wisata di
tanah air. Potensi kita untuk menjual produk wisata minat khusus ini sangat
besar. Namun, persoalan yang kita hadapi untuk memberikan informasi
mendalam mengenai produk-produk itu masih kurang (www.budpar.go.id).
C. Sejarah Olahraga Pariwisata
Olahraga dan pariwisata adalah gabungan aktifitas yang sangat
menguntungkan jika digabungkan, banyak hal positif yang bisa di daptakan
dari kegiatan olahraga pariwisata. Sejarah kegiatan olahraga pariwisata ini
muncul pertama kali di swis dengan aktifitas ski menggunakan kekayaan alam

6
berupa pegunungan es pada abad ke-19 (Pigeassou dalam Jurgen Schwark
2007) pada tahun 90 an di Jerman mulai dikembangkan hubungan olahraga dan
pariwisata khususnya golf. Perkembangan olahraga pariwasata ini tidak bisa
dilepaskan dari pengaruh media dalam peliputan olahraga, sehingga olahraga
semakin menarik bagi industri pariwisata.
Pada awal tahun 1966, International Council of Sport dan Pendidikan
Jasmani mengadakan konferensi internasional pertama dengan judul "Sport et
Tourisme", yang berlangsung di Bled, Yugoslavia. Dalam beberapa tahun
terakhir, perkumpulan akademisi yang lebih luas mengadakan konferensi dan
konvensi telah terjadi pada bidang olahraga dan pariwisata, atau pariwisata
olahraga. Organisasi Pariwisata Dunia (WTO), bersama-sama dengan IOC,
menjadi tuan rumah kongres internasional dengan judul "Olahraga dan
Pariwisata: Dunia 1 Konferensi di Madrid pada tahun 2001, kemudian yang ke-
2 The AIEST diselenggarakan kongres pada subjek olahraga dan pariwisata di
Athena pada tahun 2003, dan menjelang Olimpiade 2004 komite olahraga
pariwisata internasional mengadakan "Pra Konferensi Olimpiade pada
pariwisata olahraga "di Rhodes pada tahun 2004 (Jurgen Schwark 2007).
Perkembangan yang telah terjadi,jika dulu pariwisata hanya dilakukan oleh
usia 50 tahun keatas, akhir-akhir ini umur 30 an telah banyak melakukan
kegiatan wisata karena didorong untuk melakukan olahraga pariwisata. Pola
pikir yang berkembang saat ini adalah kegiatan wisata lebih besar manfaatnya
jika dilakukan dengan olahraga. Perkembangan olahraga di sela aktifitas wisata
tidak hanya dilakukan oleh eksekutif atau pengusaha. Olahraga pariwsata
mampu menembus semua lapisan masyarakat dunia. Berbicara tentang sejarah
pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Bali. Bali merupakan pioner
dunia pariwisata di Indonesia.
Pada 1924 wisatawan secara khusus datang ke Bali setelah dibuka suatu
pelayaran mingguan antara Singapura, Batavia, Semarang, Surabaya singgah
di Buleleng (Pelabuhan Singaraja) baru kemudian ke Makassar.
Pemrakarsanya adalah KPM (maskapai pelayaran kerajaan) bersedia menerima
penumpang di atas kapal-kapal .Sebelumnya kapal-kapal itu mengangkut

7
kopra, kopi, sapid an terutama babi. Jalur pelayaran ini akhrinya bernama Bali
Express. Data-data yang pertama dikeluarkan Official Tourist Bureau pada
1924 yang mencatat 213 pelancong yang datang ke Bali. Jumlah wisartawan
terus meningkat secara teratur. Pada 1926 menurut Majalah Tourism in
Netherlands East Indies edisi 8 Februari 1927 sebanyak 480 wisatawan
mengunjungi Bali. Selama Januari 1927terdapat 32 wisatawan yang sudah
mengunjungi Bali untuk ke 18 kalinya pada periode yang sama
Perkembangan pesat olahraga pariwisata Bali terjadi pada tahun 70-an,
ketika peselancar menemukan banyak ombak di pulau ini yang sangat bagus
digunakan untuk berselancar. Peselancar ini secara tidak langsung
mempromosikan pariwisata di tahun 1970 (http://www.water-sport-
bali.com/pariwisata-bali/).
Selain pantai alam trofis pulau Bali meliputi gunung, bukit, sawah, dasar laut
dan sungai semuanya menawarkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Oleh
sebab itu, begitu banyak media internasional yang menyebutkan pulau Bali,
sebagai tujuan wisata beriklim trofis, yang paling diminati oleh wisatawan
untuk berolahraga.
Selain berselancar di pantai, aktivitas Bali water sport seperti Parasailing,
Jet Ski dan Banana Boat menjadi data tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat
aktivitas water sport di Bali terbesar terdapat di pantai Tanjung Benoa. Setiap
harinya pantai Tanjung Benoa, ramai dikunjungi oleh para wisatawan untuk
bermain Bali water sport.
Selain water sport di Tanjung Benoa, olah raga air yang juga sering dicari
oleh wisatawan manca negara dan domestik adalah Bali rafting. Untuk rafting
di Bali sungai yang digunakan adalah sungai Ayung dan sungai Telaga Waja.
Dewasa ini pengusaha atau istilah di lapangan adalah operator yang mengelola
wisata olahraga rafting sudah mencapai puluhan yang ada di aliran sungai
Ayung.
Selain itu Olahraga berbasis alam yang sudah berkembang di Bali adalah
diving. Jenis wisata ini mampu memikat wisatawan untuk datang ke Bali.

8
Perkembangan jenis wisata ini sangat pesat. Lokasi diving hampir tersebar di
semua wilayah Bali.
Mulai tahun 2000 an perkembangan wisata olahraga tirta sangat
berkembang pesat ditandainya satu komplek di tanjung benoa sebagai pusat
wisata tirta di Bali. Tanjung Benoa menawarkan sensasi tersendiri tentang
wisata olahraga tirta.
Infrastruktur pariwisata yang baik akan membantu dalam peningkatan
tingkat kunjungan karena membantu wisatawan dalam menentukan sikap pada
saat memilih tujuan wisata serta menentukan bentuk kegiatan yang akan
dilakukan (Choi, dkk; 2012). Sehingga menentukan bentuk layanan serta para
tenaga professional merupakan hal yang harus di siapkan.
D. Tujuan Sport Tourism (Olahraga Pariwisata)
Penyelenggaraan kegiatan olahraga akan menarik para pendukung maupun
penonton untuk menyaksikan kompetisi. Inilah yang biasa disebut dengan
Sport Tourism. Event olahraga akan berkontribusi baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap perekonomian tuan rumah, masyarakat, dan
pariwisata setempat.
Perkembangan sport tourism di Indonesia merupakan sektor dengan
pertumbuhan tercepat, yakni 6% per tahun atau sekitar $ 600 miliar per tahun.
Selain itu, tercatat mengambil porsi 25% dari total penerimaan industri
perjalanan dan pariwisata. Sejumlah daerah di Tanah air telah menyadari benar
akan manfaat sport tourism dalam mendongkrak perekonimian khususnya
pariwisata. Karena itu mereka telah serius meggarapnya dengan mengadakan
kompetisi kompetisi olahraga di daerahnya masing masing.
Berbagai event olahraga berskala international telah dan akan diadakan di
Indonesia tahun 2018. Perhelatan bebragai cabang olahraga ini tidak hanya
dilakukan di Jakarta semata, tapi berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan semacam ini lebih dikenal dengan sport tourism atau
mengembangkan olahraga yang dipadukan dengan pariwisata. Target utama
dari port tourism adalah peningkatan prestasi serta mempromosikan destinasi
wisata .

9
E. Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal Di Indonesia
1. Lompat Batu Nias

Sport tourism berbasis kearifan lokal Indonesia yang pertama adalah


Lompat Batu di Nias. Bukan lompat batu biasa, atraksi yang dikenal dengan
nama Hombo Batu ini merupakan atraksi melompati batu setinggi dua meter
dan lebar 40 cm.
Atraksi wisata dari Desa Wisata Bawomataluo, Nias, Sumatera Utara ini
awalnya merupakan tradisi yang dilakukan sebagai syarat pemuda untuk
mengikuti perang. Jika sang pemuda berhasil melompati batu, artinya
mereka dianggap sebagai sosok dewasa yang telah matang secara fisik.
Menariknya, selain ditampilkan sebagai acara adat, tradisi yang terus
dilestarikan oleh warga Desa Wisata Bawomataluo ini juga telah menjadi
pertunjukan menarik bagi para wisatawan.
2. Pacu Jalur

10
Pacu Jalur juga masuk kategori sport tourism dengan kearifan lokal di
Indonesia. Pacu Jalur adalah lomba dayung tradisional Provinsi Riau yang
memadukan unsur olahraga, seni, dan olah batin. Pacu Jalur digelar untuk
melestarikan budaya. Mengingat sejak tahun 1900-an perahu adalah
transportasi utama masyarakat Kuantan Singingi, Riau.
Uniknya, kegiatan olahraga yang mirip dengan Perahu Naga ini
menggunakan perahu sepanjang 25-40 meter, dan bisa diisi hingga 40
pendayung. Bukan hanya menarik wisatawan domestik, Pacu Jalur berhasil
menarik wisatawan mancanegara, seperti Malaysia, Amerika Serikat, dan
Australia.
3. Ironman Bintan

Pilihan sport tourism selanjutnya adalah ajang triathlon paling


menantang di Asia, yaitu Ironman 70.3 Bintan. Tidak main-main, Ironman
Bintan 2019 lalu berhasil diikuti 1.044 peserta dari 58 negara, di antaranya
Filipina, Selandia Baru, Singapura, Australia, Jepang, hingga Amerika
Serikat
Melihat tingginya antusiasme masyarakat, tentu akan menjadi langkah
baru menarik perhatian wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan
berwisata di Indonesia. Selain itu, event ini semakin memperjelas bahwa
Bintan menjadi salah satu destinasi sport tourism terbaik di Indonesia.

11
4. Pacu Jawi

Selanjutnya adalah pacu jawi, sport tourism dengan kearifan lokal yang
dikenal dengan balapan sapi. Upacara adat ini sekarang menjadi salah satu
sport tourism unggulan dari Sumatera Barat yang telah mendunia, dan
ditunggu-tunggu wisatawan lokal dan mancanegara.
Pasalnya, dalam tradisi, Pacu Jawi menjadi perayaan ucapan syukur atas
masa panen masyarakat. Itulah mengapa, balapan sapi dilakukan di
hamparan sawah berlumpur selepas sawah-sawah telah panen padi.
Uniknya, joki mengendalikan sapinya dengan cara menggigit ekor sapi agar
semakin berlari kencang.
5. Perahu Sandeq

Tidak kalah menarik, sport tourism dengan kearifan lokal khas Indonesia
selanjutnya adalah Festival Perahu Sandeq. Buat yang belum tahu, Perahu
Sandeq adalah perahu tradisional suku Mandar, Sulawesi Barat yang
digadang-gadang sebagai perahu tercepat di dunia. Bahkan, perahu Sandeq
konon bisa mencapai kecepatan 15-29 knot, atau sekitar 54 km/jam!

12
Keunikan perahu Sandeq juga telah dilirik dunia, pasalnya perahu ini
menjadi salah satu aset nasional yang dipamerkan di Museum d’Histoire
Naturelle, Perancis. Uniknya lagi, ternyata desain Perahu Sandeq telah
berusia 3.000 tahun, dan menjadi salah satu perahu tertua dalam sejarah
maritim Indonesia.
Sehingga, diadakannya festival Perahu Sandeq ini bisa menjadi ajang
pariwisata budaya maritim. Dengan begitu, ke depannya dapat menarik
lebih banyak minat wisatawan lokal dan mancanegara.
6. Sandalwood Sumba

Kalau tadi sapi, sport tourism selanjutnya menggunakan kuda poni khas
Sumba, yaitu Sandalwood. Menurut sejarah, kuda Sandalwood merupakan
persilangan kuda Arab dengan kuda lokal untuk mendapatkan penampilan
yang lebih gagah.
Diambil dari nama pohon Cendana, kuda Sandalwood memiliki ciri fisik
yang lebih pendek dibandingkan kuda ras Eropa maupun Amerika. Tinggi
punggung kuda hanya sekitar 130-140 cm, namun memiliki leher yang
kekar, dan memiliki berbagai warna, seperti abu-abu, hitam, cokelat tua,
putih, hingga belang.
Selama Festival Kuda Sandalwood berlangsung, kuda didekorasi
memakai aksesoris unik dan penunggangnya menggunakan kostum

13
tradisional. Menariknya lagi, wisatawan juga dapat merasakan sensasi
berkuda keliling berbagai destinasi menakjubkan di Sumba.
7. Pacuan Kuda Gayo

Kalau tadi di Sumba, kita juga bisa menikmati sport tourism berkuda di
Aceh. Konon, Pacuan Kuda Gayo yang diikuti ratusan kuda ini sudah
dilakukan sebelum Belanda datang.
Pacuan Kuda Gayo merupakan tradisi turun temurun masyarakat Gayo
untuk menyambut dan merayakan masa panen, biasanya antara Agustus dan
September. Berawal dari budaya turun temurun, kegiatan ini sekarang
menjadi salah satu daya tarik wisata di Gayo.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perkembangan wisata minat khusus di Indonesia sangat pesat
2. Olahraga pariwisata jika di kelola dengan profesional merupakan lahan
bisnis baru
B. Saran
1. Penyiapan insfrastruktur harus baik
2. Pramuwisata olahraga harus disiapkan dengan baik
3. Perlunya regulasi dari pemerintah untuk mengatur bidang ini

15
DAFTAR PUSTAKA
 http://syarifundiksha.blogspot.com/2016/11/sejarah-sport-tourism-
indonesia.html
 https://kemenparekraf.go.id/ragam-pariwisata/Sport-Tourism-Berbasis-
Kearifan-Lokal-di-Indonesia
 https://sofyanhotel.com/travel-and-tourism/sport-tourism-dongkrak-
pariwisata/#:~:text=Kegiatan%20semacam%20ini%20lebih%20dikenal,prestas
i%20serta%20mempromosikan%20destinasi%20wisata%20.
Di akses pada tanggal 07 Juni 2022

16

Anda mungkin juga menyukai