Anda di halaman 1dari 11

Makalah Manajemen Pariwisata

BISNIS PARIWISATA

Dosen Pengampuh :
Muhammad Alfani, SE,MM

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS SOSIAL DAN SAINS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, adapun penyajian dan penjabaran dalam
makalah ini akan membahas mengenai ”Bisnis Pariwisata”. Dalam kesempatan ini tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat
penulis harapkan, kritik dan saran sekecil apapun akan penulis perhatikan dan dipertimbangkan
guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan nilai tambah bagi dosen, mahasiswa/i dan
teman–teman sekalian.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1  Latar Belakang Masalah....................................................................................................................4
1.2   Rumusan Masalah............................................................................................................................4
1.3  Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Pariwisata........................................................................................................................5
2.2 TUJUAN PARIWISATA.........................................................................................................................6
2.3 BENTUK BISNIS PARIWISATA.............................................................................................................6
2.4 POTENSI BISNIS PARIWISATA.............................................................................................................7
2.5 BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN.............................................................................................8
2.6 PROSPEK BISNIS PARIWISATA............................................................................................................8
KESIMPULAN.............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah

Pariwisata menjadi aktivitas yang mendapat perhatian besar, baik dari masyarakat maupun
pihak pemerintah pada periode delapan sampai sembilan puluhan. Sebelum tahun tujuh puluhan
sudah banyak daerah di Indonesia yang sesungguhnya bisa diolah melalui sektor pariwisata, akan
tetapi perhatian semua pihak masih lebih tertuju pada kekayaan sumber alam yang melimpah,
sehingga sektor pariwisata belum secara serius diperhatikan. Sektor pariwisata baru mulai di
kerjakan dengan serius sejak awal tahun delapan puluhan, walaupun sesungguhnya sektor
pariwisata telah bergejala dan mulai menghasilkan devisa bagi dunia internasional termasuk
Indonesia sejak tahun 1950 (Pitana, 2002).
Sektor lain seperti pertambangan dan pertanian, industri pengolahan, transportasi dan yang
lainnya sudah jauh lebih dulu mendapat perhatian dalam pembangunan nasional Indonesia.
Sebagai dampak dari lambannya perhatian pemerintah memulai sektor ini sehingga sektor
pariwisata bagi Indonesia merupakan sumber devisa yang baru dan potensial. Secara nasional,
perkembangan kunjungan wisatawan ke Indonesia (termasuk ke Bali) mengalami perkembangan
yang fluktuatif. Tingkat kunjungan wisatawan tertinggi terjadi pada tahun 1997 dan 2001. Pada
tahun-tahun tersebut secara kuantitatif kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai lebih dari
lima juta wisatawan. Sebaliknya, penurunan kunjungan wisatawan juga terjadi beberapa kali
dalam satu dekade terakhir. Penurunan kunjungan wisatawan ke Indonesia yang paling tajam
terjadi pada tahun 2003 yang mencapai – 11,25% (Disparda Bali, 2004). Penurunan yang sangat
tajam ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang secara beruntun yaitu terjadinya peristiwa-
peristiwa yang sangat tidak terduga dan sangat tidak diharapkan oleh seluruh bangsa di dunia
termasuk semua komponen yang bersentuhan dengan dunia pariwisata.Terjadinya serentetan
peristiwa-peristiwa yang tidak diharapkan,yang mengancam keamanan dan kenyamanan untuk
melakukan perjalanan ke luar negeri, berdampak pada terhadap penurunan kunjungan wisatawan
yang sangat tajam ke Bali.Mengawali tahun 2006 sebagai dampak tragedi 1 Oktober
2005,pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara yang langsung datang ke Bali secara
kontinue mengalami kenaikan. Namun demikian, dengan berbagai upaya, akhirnya
memperlihatkan hasil yang menjanjikan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara diakhir tahun 2006 . Usaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara, merupakan salahsatu wacana penting pemerintah

1.2   Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi dan tujuan bisnis pariwisata?
2. Apa saja  Bentuk bisnis pariwisata?
3. Apa itu Potensi bisnis pariwisata??
4. Bisnis dan manajemen bisnis pariwisata
5. Prospek bisnis pariwisata

1.3  Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini untuk mengetahui definisi dan tujuan pariwisata, bentuk,
prospek dan potensi bisnis pariwisata di Indonesia khususnya Bali.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pariwisata


Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta
yang terdiri dari dua suku kata yaitu "pari dan "wisata". Pari berarti berulang-ulang atau berkali-
kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang
dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8).
Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para
ahli diantaranya:

1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata)


Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang
asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-
usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef,
1996: 11).
2. Hans Buchi
Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan mereka yang mengadakan
perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam
industri pariwisata (Musanef, 1996: 11).
3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta
penunjang lainnya
(Musanef, 1996: 11).
4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek
dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima
unsur yaitu: (1) unsur manusia (wisatawan), (2) unsur kegiatan (perjalanan), (3) unsur motivasi
(menikmati), (4) unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata), (5) unsur usaha (Musanef, 1996:
13). Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu : 
a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
c.Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya dan rekreasi,
melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata.
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat/daerah yang
dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan
(Musanef, 1996: 12).
5. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan
tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi yang
luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian
dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial,
budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan wisata bila
memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu bersifat sementara,
bersifat sukarela (Voluntary)  dalam anti tidak terjadi karena paksaan, dan tidak bekerja yang
sifatnya menghasilkan upah.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata adalah kegiatan
di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar
negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap atau mencari
pekerjaan di tempat tersebut.

2.2 TUJUAN PARIWISATA:


a.    Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan pendapatan
dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga.
b.    Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli yang dapat
meningkatkan supernormal profit.
c.    Akan tetapi dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar
d.     Meningkatkan Devisa negara
e.    Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan indonesia
f.      Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional

2.3 BENTUK BISNIS PARIWISATA

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut
asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut
jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata
tersebut dijelaskan dibawah ini:
a.Menurut asal wisatawan Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar
negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara
di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka
disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata
internasional.
b.Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah
membawa mata uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif
terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, yang inidisebut
pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga
negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luarnegerinya,
disebut pariwisata pasif.
c.Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau
negaradiperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negarayang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangkapendek dan pariwisata jangka
panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara
untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
d.Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang
datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulahistilah-istilah
pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
e.Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh
sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut,
pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan
pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil 
2.4 POTENSI BISNIS PARIWISATA
Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk mengembangkan
ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat
ramai dikunjungi oleh paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang
akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia internasional. Para turis
asing yang memiliki kantong-kantong tebal adalahkonsumen empuk yang akan menyuburkan
pengelolaan bisnis di Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha
apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis. Namun bagi Anda para investor asing
yang ingin coba-coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis
usaha apa yang akan diminati banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah
usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survey mengenai kondisi sebuah daerah,
bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan serta bagaimana aktivitas dan
kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup
menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun
demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa
melirik peluangbisnis di Bali dari aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata
memang cukup maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang berkantong
tebal. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda coba diantaranya:
1.    Bisnis penginapan
Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur. Anda
harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja
pada penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari
berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih
dalam.
2.    Bisnis rumah makan muslim
Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara turis
domestik yang beragama Islam serta turis manca negara lainnya dari negara-negara Islam.
Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi
mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial.
3.     Bisnis layanan bahasa
Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak dilakukanorang.
Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika Anda pula yang menawarkan kursus
bahasaIndonesia singkat pada turis-turis asing.
4.    Bisnis transportasi
Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata
sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata primer yang
dicari konsumen.
  2.5 BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN
Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda ekonomi
nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan, souvenir, transportasi
darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak
lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya
bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran
pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat
ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan
dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka
tidaklah mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena
dampaknya.Dalam bisnis anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestic
dan mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya,
keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan saja
pelanggan akan datang tapi juga tidak sabarmemberi tahu teman mereka betapa bagusnya
kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia Dalam bisnis pariwisata,
diperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi
manajemen sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan
lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin
keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi
manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di
Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam
bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
2.6 PROSPEK BISNIS PARIWISATA
Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan
devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri
pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan pada tahun
2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata
nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada
tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta
menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada
tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik,
bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di
kawasan sekitar pariwisata.
            Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan kawasan
wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara
aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata. Kontak-kontak ini
tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya sarana pendukung
yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak
antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan
sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan
mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya masyarakat setempat.
Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi
Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi
masyarakat pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah
mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara
ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para
pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan
kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata
lainbagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif
masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai
obyek. Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan
masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanyanya karena adanya penekanan segi
komersial dari tourism.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.    Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian)
atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak
menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2.    Bisnis pariwisata mempunyai beberapa tujuan, salah satunya untuk meningkatkan devisa negara
dan memperkenalkan keindahan alam Indonesia.
3.    Bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut
akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan
menurut alat angkut yang dipergunakan.
4.    Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang besar, terutama di daerah Bali. Ada beberapa
jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang patut di  coba, diantaranya : bisnis penginapan,
bisnis rumah makan muslim, bisnis layanan bahasa, dan bisnis transportasi,
5.    Setiap pelaku bisnis pariwisata harus memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan
keunggulannya masing-masing agar dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang
pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
6.    Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan
devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Industri
pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai
terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata. Pariwisata dengan segala
aktivitasnya juga telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan
masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang
lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola
pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya.
Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang
pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya
sekedar sebagai obyek.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/101855002/Rmk-Bispar-Sap-2
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html
https://www.scribd.com/doc/50091657/9/Bentuk-Pariwisata

Anda mungkin juga menyukai