Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ANALISIS DAMPAK EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN


LINGKUNGAN DARI ADANYA PARIWISATA ”
Diajukan sebagai tugas akhir Mata Kuliah Geografi Pariwisata

Disusun oleh :
SYAFWAN REYHAN F016211017
INGRIANI SAFITRI F016211003
RATNA SARI F016211005
RESTY FITRIANI F016211002

PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Analisis
Dampak Ekonomi, Sosial Budaya, dan Lingkungan Dari Adanya Pariwisata"
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata
Kuliah Geografi Pariwisata. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang dampak-dampak yang ditimbulkan dari adanya pariwisata.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dott. Erwin Mansyur
Ugu Saraka, S.S., M.Sc, Bapak Edison, S.AP., MinterSustTourMgt, dan Ibu Nur
Farah Fajriaty Muchlis, MM.Par,dan Ibu Mia Rahayu, S. Tr.Par., M.M. Par,
selaku dosen Mata Kuliah Geografi Pariwisata. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini. Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari media
internet yang membahas tentang materi yang berkaitan. Kami sebagai penyusun
makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat
secara langsung untuk mengucapkannya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Selayar, Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................... 1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................... 2
2.1 Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Ekonomi...................... 2
2.2 Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Sosial Budaya............. 5
2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Lingkungan................. 7
BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 11
3.2 Saran.................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memenuhi kebutuhan.
Pariwisata atau Tourism menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.
Dibeberapa negara, sektor pariwisata menjadi sektor yang paling penting
untuk pertumbuhan ekonomi. Begitupun di Indonesia, sektor pariwisata menjadi
salah satu sektor penyumbang devisa negara terbesar. Pembangunan dalam sektor
pariwisata tidak hanya memberi keuntungan secara ekonomis, pariwisata juga
dapat membawa masyarakat menjadi lebih kreatif untuk mengembangkan
pariwisata serta berperan penting untuk menjaga keindahan lingkungan. Selain
dampak-dampak positif, ternyata pariwisata juga bisa bersifat merugikan. Oleh
karena itu, diperlukan pemahaman terhadap kemungkinan-kemungkinan yang
dapat ditimbulkan dari adanya pariwisata.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dampak yang ditimbulkan dari adanya sektor pariwisata pada aspek
ekonomi?
2. Apa dampak yang ditimbulkan dari adanya sektor pariwisata pada aspek
sosial budaya?
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari adanya sektor pariwisata pada aspek
lingkungan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pemahaman
terdapat dampak-dampak yang bisa ditimbulkan dari adanya pariwisata terhadap
aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan serta penulisan makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Geografi Pariwisata.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Ekonomi
Pengembangan pariwisata memiliki hubungan yang erat dengan
perkembangan perekonomian masyarakat di sekitar destinasi wisata dan
pariwisata menjadi aset yang penting untuk pertumbuhan perekonomian suatu
daerah. Pariwisata memberikan pengaruh dalam kehidupan perekonomian suatu
negara, bangsa, maupun dunia. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh suatu
negara yang mengembangkan industri pariwisata antara lain berupa bertambahnya
kesempatan kerja, meningkatnya penerimaan pendapatan nasional yang berarti
pula meningkatnya income per capita, meningkatnya penghasilan pajak, dan
memperkuat posisi neraca pembayaran luar negeri (Yoeti, 1980:21-22).
1. Membuka Lapangan Pekerjaan
Pariwisata adalah industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa
yang menyediakan atau menghasilkan barang atau jasa untuk pemenuhan
kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu, sektor pariwisata selain
membutuhkan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi juga bisa membuka
lapangan pekerjaan untuk yang tidak berpendidikan tinggi. Permintaan
tenaga kerja seperti itu yang banyak dijumpai disebagian negara yang
sedang berkembang. Pembangunan industri pariwisata akan menyerap
banyak tenaga kerja dari berkembangnya usaha-usaha pariwisata disuatu
daerah. Demikian, dampak pariwisata untuk membuka lapangan pekerjaan
atau mengurangi pengangguran di suatu daerah.
Selain dampak positif untuk perekonomian yang ditimbulkan dari adanya
pariwisata, juga ada dampak negatif yang ditimbulkan seperti beberapa
pekerjaan dalam bidang pariwisata itu bersifat sementara atau musiman,
tergantung banyak atau sedikitnya jumlah wisatawan yang berkunjung.
Ketika jumlah kunjungan wisatawan disuatu destinasi meningkat, maka
akan mendorong para pelaku usaha pariwisata untuk melakukan investasi
pemenuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti hotel, restoran,
biro perjalanan yang secara otomatis akan membutuhkan tenaga kerja.

2
2. Pembangunan Regional
Pariwisata dianggap sebagai alat pembangunan regional yang penting.
Ketika pariwisata berkembang maka akan mempengaruhi pembangunan
didaerah. Maka pariwisata biasanya dikembangkan didaerah-daerah
tertinggal untuk mempercepat pembangunan regional di daerah tersebut
dan dapat meransang aktivitas ekonomi daerah.
Pariwisata dapat memperingan dan sebaliknya dapat pula memperberat
ketidakseimbangan ekonomi regional. Peppelenbosch dan Tempelman
(1973) menjumpai bahwa di negara-negara sedang berkembang pada
umumnya begitu cepat membangun wilayah-wilayah yang menarik
sehingga keseimbangan pembangunan regional hampir tidak terjadi dan
perbedaan regional justru diperbesar melalui pembangunan yang
berlebihan di daerah pariwisata, misalnya di pulau Djerba, Tunisia Selatan
(Pearce, 1983:60).
3. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment /BOP) adalah catatan yang
dilakukan secara sistemik atas keseluruhan transaksi ekonomi yang
dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain yang berupa perdagangan
barang dan jasa, transfer keuangan, dan moneter antara penduduk
Indonesia dengan penduduk luar negeri selama satu periode tertentu.
Tujuan utama negara-negara yang berkembang dan negara maju dalam
mempromosikan pariwisata internasional yaitu untuk meningkatkan
pendapatan luar negeri atau devisa guna memperbaiki keseimbangan
pembayaran. Dengan banyaknya kunjungan dari wisatawan mancanegara
maka akan meningkatkan pendapatan devisa suatu negara dan akan secara
langsung mempengaruhi keseimbangan neraca pembayaran suatu negara.
Dukungan pariwisata terhadap keseimbangan pembayaran bersih dapat
diperhitungkan dengan lebih tepat apabila diperhatikan pula faktor biaya
dan kebocoran yang terjadi. Biaya dan kebocoran tersebut dapat berupa:
1. Biaya atas barang-barang impor dan pelayanan untuk wisatawan, seperti
impor buah-buahan dan minuman keras.

3
2. Biaya pengganti penanaman modal asing pada fasilitas pariwisata
3. Pembayaran ke luar negeri dalam bentuk:
a. keuntungan dan pengiriman kembali modal oleh perusahaan
pariwisata asing,
b. pengiriman upah oleh pekerja asing kepada keluarganya di luar
negeri,
c. pembayaran bunga pinjaman luar negeri,
d. pengelolaan honorarium dan upah lainnya bagi tenaga asing,
e. pembayaran untuk agen-agen perjalanan dan operator tour luar
negeri.
4. Penyerbarluasan promosi dan publikasi luar negeri.
5. Latihanpersonil di luar negeri.
6. Biaya tambahan pada impor karena konsumsi masyarakat setempat yang
telah memperoleh pendapatan dari industri pariwisata, atau karena
perubahan pola konsumsi sebagai akibat dari demonstration effect
pariwisata (Pearce, 1983: 55-56).
4. Multiplier Effect
Sebagian orang beranggapan bahwa pariwisata memiliki dukungan yang
sangat besar terhadap pengembangan regional dan pembangunan ekonomi
dengan cara wisatawan membelanjakan uangnya pada bagian-bagian
kegiatan ekonomi. Hal inilah yang disebut sebagai pelipatgandaan
kegiatan pariwisata yang meliputi pelipatgandaan penjualan atau penjualan
yang diukur dari total penjualan atau pembelanjaan dari biaya awal,
pelipatgandaan pendapatan yang ditunjukkan melalui hubungan antara
pembelanjaan wisatawan dan perubahan pendapatan penduduk setempat,
dan yang terakhir pelipatgandaan pekerjaan yang digambarkan dari
perbandingan antara pekerjaan primer dan sekunder yang diciptakan.
5. Peningkatan Pendapatan Negara
Melalui pembangunan pariwisata maka akan memberikan keuntungan
utama untuk suatu negara. Keuntungan-keuntungan tersebut diperoleh dari
peningkatan pendapatan atas pajak-pajak seperti pajak pendapatan, pajak

4
corporate, pajak penjualan, pajak kekayaan dan pajak pembangunan.
Pendapatan lainnya diperoleh dari adanya industri pariwisata, misalnya
melalui akomodasi-akomodasi yang disediakan pemerintah.
Namun pariwisata juga dapat menimbulkan dampak-dampak yang kurang
menyenangkan, seperti timbulnya kompetisi antarsektoral. Meskipun
pariwisata dapat meransang sektor ekonomi yang lainnya ternyata
pariwisata juga dapat merugikan sektor ekonomi lainnya. Contoh
kompetisi antarsektoral yang bisa diliat langsung yaitu hubungan antara
pariwisata dan pertanian.
2.2 Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Sosial Budaya
Dampak yang akan ditimbulkan pariwisata terhadap sosial budaya akan
bermacam-macam sesuai dengan tingkat dan perbedaan yang ada antara
pengunjung atau wisatawan dan masyarakat setempat. Beberapa karakteristik
pariwisata yang spesifik harus diingat, yaitu: sifat yang sernentara dalam
hubungan timbal balik antara tuan rumah dan tamu, kenyataan bahwa wisatawan
dalam situasi liburan sedangkan tuan rumah dalam situasi bekerja, sifat yang
musiman pada banyak pariwisata, dan isyarat keluar pada pariwisata mungkin
lebih mencolok dibanding jenis pembangunan lainnya. (Pearce, 1983:51).
Beberapa dampak pariwisata terhadap sosial budaya antara lain :
1. Perubahan Stuktur Demografi
Terbukanya banyak lapangan pekerjaan di sektor pariwisata biasanya akan
meningkatkan jumlah penduduk disuatu tempat. Dengan demikian,
migrasi keluar dapat diperkecil dan akan terjadi penarikan pekerja-pekerja
baru.
2. Perubahan Jenis Pekerjaan
Perubahan pekerjaan seseorang dapat terjadi karena adanya pembangunan
pariwisata. Ketika pariwisata berkembang, maka masyarakat setempat
akan dituntut untuk dapat menguasai kemampuan berbahasa asing untuk
beberapa jenis pekerjaan di bidang pariwisata.

5
3. Perubahan Nilai-Nilai Budaya
Perubahan nilai-nilai atau yang dikenal dengan “demonstration effect”
merupakan perubahan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat setempat
karena masuknya nilai-nilai budaya yang dibawa oleh wisatawan sebagai
kelompok yang berbeda. Tingkah laku wisatawan kadang bertentangan
dengan norma masyarakat setempat dan tidak jarang akan merusak norma-
norma tersebut.
Dalam beberapa kejadian ternyata pula bahwa wisatawan justru lebih
banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai masyarakat setempat. Hal ini terjadi
apabila wisatawan dalam kegiatan wisatanya bertujuan untuk mencari
penguatan atau peningkatan dalam hal politik, ideologi, atau
keyakinan/keagamaan melalui kunjungan ke tempat-tempat tertentu.
4. Pemeliharaan Cara-Cara Hidup Tradisional
Salah satu jenis kegiatan wisata adalah wisata budaya yang banyak
diminati oleh wisatawan Eropa. Maka dari itu budaya dan cara hidup
tradisional harus dipelihara.
5. Perununan Nilai-Nilai Artistik
Pariwisata dapat menyebabkan terjadinya penurunan terhadap nilai-nilai
artistik atau komersialisasi budaya masyarakat setempat, seperti dengan
adanya permintaan akan pertunjuka upacara adat atau keagamaan yang
dilaksanakan diluar semestinya demi mendapat penghasilan. Demi
memenuhi permintaan wisatawan maka banyak persyaratan dalam suatu
budaya yang harus ditinggalkan sehingga lama-kelamaan akan
memudarkan kesakralan atau keutuhan budaya tersebut.
6. Perubahan Pola Konsumsi Harian
Demonstration effect juga berpengaruh terhadap pola-pola konsumsi
masyarakat setempat dengan maksud ingin menyaingi pola wisatawan
dengan mengadopsi cara berpakaian dari wisatawan, mulai makan dan
minum asal impor, atau ingin memiliki barang-barang seperti wisatawan
ada datang sebagaimana yang mereka lihat. Apabila keinginan tersebut
tidak tercapai maka akan menimbulkan iri hati, frustasi, atau bahkan akan

6
menimbulkan niat jahat untuk melakukan aksi pencurian terhadap
wisatawan.
Pengeluaran-pengeluaran wisatawan memang dapat meningkatkan
pendapatan penduduk setempat. Peningkatan pendapatan tersebut secara
tidak langsung dapat mendorong mereka berpola hidup konsumtif. Pola
hidup konsumtif ·dapat menimbulkan rasa tidak puas terhadap gaya hidup
tradisional mereka, dan merangsang keinginan untuk berpola hidup seperti
para wisatawan yang berkunjung ke daerahnya (Spillane, 1987:54).
2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata terhadap Lingkungan
Industri pariwisata memiliki hubungan yang erat dan kuat dengan lingkungan
fisik. Lingkungan alam merupakan asset pariwisata dan mendapatkan dampak
karena sifat lingkungan fisik tersebut yang rapuh (fragile), dan tak terpisahkan
(Inseparability). Lingkungan fisik merupakan daya tarik utama dari kegiatan
pariwisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam (hewan dan tumbuhan,
lanskap, fenomena alam) dan lingkungan buatan (warisan budaya, perkotaan,
pedesaan, warisan sejarah). Secara teori, hubungan antara lingkungan alam dan
pariwisata harus saling menguntungkan. Wisatawan menikmati keindahan alam
dan pendapatan dari wisatawan digunakan untuk memelihara dan melindungi
alam untuk keberlanjutan pariwisata. Hubungan antara lingkungan dan pariwisata
tidak selalu simbiosis yang mendukung dan mendorong upaya konservasi,
apresiasi dan pendidikan yang berkelanjutan, tetapi fakta bahwa hubungan
keduanya justru memunculkan konflik.
Dampak pariwisata terhadap lingkungan fisik adalah nyata dan oleh karena itu
mudah diidentifikasi. Pariwisata memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
1. Air
Air tercemar oleh pembuangan limbah cair (pembersih hotel) dan limbah
padat (sisa makanan dari tamu). Limbah ini mencemari lautan, danau, dan
sungai. Selain itu, air tercemar oleh limbah bahan bakar minyak yang
berasal dari transportasi air seperti kapal pesiar, akibat dari pembuangan
limbah, maka lingkungan akan tercemar, kesehatan masyarakat terganggu,

7
perubahan dan kerusakan vegetasi air, nilai estetika air
berkurang(misalnya warna laut berubah dari biru menjadi hitam) dan
tercemarnya air di laut, danau dan sungai akan membahayakan makanan
laut (seafood). Masyarakat dan wisatawan harus saling menjaga
kebersihan air untuk mengurangi pencemaran air. Untuk mengurangi
pencemaran air. Alat transportasi air yang digunakanya itu alat transportasi
yang ramah lingkungan seperti perahu dayung, kayak dan kano.
2. Atmosfir
Bepergian dengan pesawat sangat nyaman dan cepat. Namun, transportasi
udara dapat merusak atmosfer bumi. Asap knalpot yang dilepaskan ke
atmosfer menyebabkan atmosfer tercemar, dan deru mesin pesawat
menyebabkan polusi suara. Selain itu, emisi dari kendaraan darat (mobil,
bus) mencemari udara, dan deru mesin kendaraan menimbulkan
kebisingan. Polusi udara dan pengendalian kebisingan mengurangi nilai
pariwisata, akan membuat pengalaman tidakmenyenangkan dan
berdampak buruk pada vegetasi dan hewan. Inovasi kendaraan ramah
lingkungan dan angkutan missal penumpang udara (seperti pesawat
Airbus 380 yang mampu menampung 500 penumpang) diterapkan untuk
mengurangi polusi udara dan polusi suara. Anjuran untuk mengurangi
kendaraan bermotor juga dilaksanakan, dan kampanye berwisata sepeda
ditingkatkan.
3. Pantai dan Pulau
Pantai & pulau sebagai pilihan destinasi wisata bagi wisatawan. Namun,
pantai & pulau selalu menjadi tempat yang menerima pengaruh negative
dari pariwisata. Pembangunan fasilitas wisata pada pantai & pulau,
pendirian prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan infrastruktur
(bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai & pulau.
Lingkungan tepian pantai rusak (misal, pembabatan hutan bakau buat
pendirian akomodasi ditepi pantai), kerusakan karang bahari, hilangnya
peruntukan rumah pantai tradisional dan erosi pantai akibat dari
pembangunan pariwisata. Preservasi dan konservasi pantai dan bahari

8
sebagai pilihan buat memperpanjang usia pantai & bahari. Wisatawan pula
ditawarkan aktivitas ekowisata yang bersifat ramah lingkungan. Beberapa
pengelola pulau (seperti pengelola Taman Nasional KepulauanSeribu)
menawarkan paket perjalanan yang ramah lingkungan yang menawarkan
kegiatan menanam lamun & menanam bakau pada bahari.
4. Pegunungan dan Area Liar
Turis dari daerah yang bermusim panas melakukan perjalanan
kepegunungan untuk mengubah suasana. Aktivitas di gunung dapat
merusak gunung dan kawasan hutan sekitarnya. Pembukaan jalur
pendakian, pembangunan hotel di kaki bukit, pembangunan gondola
(kereta gantung) dan fasilitas lainnya adalah contoh perkembangan yang
dapat merusak kawasan pegunungan dan hutan belantara. Akibatnya
longsor, erosi tanah, menipisnya vegetasi pegunungan (yang dapat menjadi
paru-paru masyarakat), potensi pencemaran visual, dan banjir berlebihan
karena pegunungan tidak mampu menyerap air hujan. Untuk mencegah
kerusakan pada gunung dan hutan belantara, maka dilakukan penanaman
pohon di gunung (reboisasi) dan peremajaan gunung dilakukan sebagai
upaya pencegahan kerusakan pegunungan dan area liar.
5. Kehidupan Satwa Liar
Satwa liar adalah daya tarik wisata utama. Wisatawan terpesona dengan
pola kehidupan hewan. Namun, kegiatan pariwisata mempengaruhi
kehidupan hewan-hewan ini. Komposisi fauna berubah karena perburuan
hewan sebagai souvenir, penyalahgunaan hewan liar untuk fotografi,
eksploitasi hewan untuk pertunjukan, penghambatan reproduksi hewan
(breeding), perubahan insting hewan (contoh, hewan komodo yang
dahulunya hewan ganas menjadi hewan jinak yang dilindungi ), migrasi
hewan (ketempat yang lebih terlindungi). Jumlah satwa liar semakin
berkurang, sehingga sulit untuk menemukan satwa liar di kawasan wisata.
6. Situs Sejarah, Budaya dan Keagamaan
Penyalahgunaan untuk kunjungan wisatawan dapat dengan mudah
merusak situs sejarah, budaya dan agama. Kepadatan destinasi wisata,

9
perubahan fungsi asli tempat, dan komersialisasi destinasi wisata
merupakan beberapa contoh dampak buruk kegiatan pariwisata terhadap
lingkungan fisik. Banyak wisatawan yang mengunjungi tempat-tempat
religi, yang mengganggu fungsi utamanya sebagai tempat ibadah yang
suci. Situs budaya digunakan secara komersial sehingga dieksploitasi
secara berlebihan (misalnya, candi menampung lebih banyak wisatawan
daripada kapasitas). Kelayakan situs sejarah, budaya dan religi dapat
dinilai dan dikendalikan oleh pengelola pengunjung untuk mengurangi
kerusakan situs sejarah, budaya dan religi. Upaya konservasi dan
preservasi serta renovasi dapat dilakukan untuk memperpanjang usia situs-
situs tersebut.
7. Wilayah Perkotaan dan Pedesaan
Di kawasan wisata perlu dibangun gedung-gedung seperti hotel, restoran,
fasilitas wisata dan toko souvenir. Dengan perkembangan tersebut, jumlah
kunjungan wisatawan, jumlah kendaraan, dan kepadatan lalu lintas
semakin meningkat. Hal ini tidak hanya memberikan tekanan pada lahan,
tetapi juga menyebabkan perubahan fungsi dari kawasan pemukiman
menjadi komersial, kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan polusi estetika
(terutama jika bangunan dibangun tanpa aturan zonasi yang tepat).
Dampak negatif dapat diatasi dengan mengelola pengunjung, penataan
wilayah kota dan desa, serta memungkinkan masyarakat untuk terlibat
secara mendalam dalam pembangunan.

10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan pariwisata
memiliki banyak dampak baik itu dampak positif dan negatif di berbagai aspek
seperti aspek ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Diperlukan pemahaman
terkait dampak-dampak tersebut agar dampak positif yang terjadi terus
berkembang sedangkan dampak negatif perlu diantisipasi dan dipatahkan.
3.2 Saran
Untuk mengurangi dampak-dampak negatif dari pariwisata maka pemerintah
harus membuat kebijakan khusus untuk pariwisata yang berpedoman pada
sustainable tourism.

11
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, Heru. 1993. “Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Ekonomi,
Sosial dan Budaya”. Jurnal : Cakrawala Pendidikan Nomor 1, diakses pada
5 Juni 2022 dari :
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/8911/pdf
Mariana, Lisna. 1999. Jurnal. “Peran Pariwisata Dalam Neraca Pembayaran
Indonesia”, diakses pada 7 Juni 2022 dari :
https://nanopdf.com/queue/peran-pariwisata-dalam-neraca
pembayaran_pdf?
queue_id=1&x=1654502624&z=MTE0LjUuMTEwLjE0
Kurniasih, Wida. 2021. “Neraca Pembayaran: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Dan
Komponennya”, diakses pada 7 Juni 2022 dari :
https://www.gramedia.com/literasi/neraca-pembayaran/
Maulina, Fira. 2016. Jurnal. “Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap
Lingkungan”, diakses pada 7 Juni 2022 dari :
https://fia409.wordpress.com/2016/08/08/dampak-pembangunan-
pariwisata-terhadap-lingkungan/

12

Anda mungkin juga menyukai