Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DASAR-DASAR PARIWISATA

Disusun Oleh :
Shopia Utari
2018330004

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan segala kemudahan dan kekuatan, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas Agama Islam.


Adapun makalah ini berjudul “Makalah-Makalah Dasar Pariwisata” yang
berisi pengelolaan suatu objek wisata.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini ditujukan juga untuk masa yang
akan datang dan juga untuk menambah pengetahuan tentang pengelolaan suatu
objek wisata.

Saya menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam penyusunan


karya tulis ini. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang berguna
bagi perbaikan karya tulis ini. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
untuk masa yang akan datang dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Jakarta, Februari 2019.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II ISI ............................................................................................................... 1
A. Pengertian Pariwisata ................................................................................... 1
B. Hal-Hal yang Diperhatikan Sebelum Melakukan Wisata ............................ 2
C. Pertimbangan dalam Menentukan Tempat Wisata ...................................... 2
D. Implementasi dalam Penentuan Tempat Wisata .......................................... 3
E. Profil Tempat Wisata ................................................................................... 3
F. Strategi Pemasaran ....................................................................................... 9
G. Strategi Penyelesaian Masalah ................................................................... 10
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, definisi
kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata
dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesame wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan pengusaha.

Tujuan kepariwisataan sendiri bermacam-macam, salah satunya untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Kepariwisataan dapat berujung pada usaha daya tarik wisata alam. Pariwisata
alam merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam,
termasuk pengusahaan daya tarik wisata alam dan usaha-usaha yang terkait di
bidang tersebut. Daya tarik alam berupa alam yang terbentuk karena hasil
ciptaan Tuhan, seperti pantai, gunung, air. Tata lingkungan yang alami,
misalnya danau dan tata lingkungan hasil budidaya manusia, seperti
perkebunan dan peternakan.

Jakarta, ibukota dari Negara ini memiliki magnet tersendiri bagi banyak
orang. Tidak mengherankan jika setiap tahun jumlah pendatang senantiasa
meningkat. Problematika seperti macet, banjir, dan pemukiman yang semakin
sempit seolah tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan segudang
harapan untuk mengadu nasib di ibukota, tempat segala peluang seolah ada.
Terlepas dari hal itu, sama seperti daerah lain di Indonesia Jakarta memiliki
segudang tempat wisata yang menambah daya tarik itu sendiri.

Namun disetiap akhir pekan selalu ada keluhan bagi kota-kota di sekitar
Jakarta karena banyaknya kunjungan dari penduduk ibukota ke kota-kota
sekitar yang menambah kemacetan baru. Oleh karena itu muncullah
pertanyaan-pertanyaan seperti, “Apakah objek wisata di Jakarta masih ada

1
dan dikelola dengan baik hingga para penduduknya mencari objek wisata di
kota lain?”

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada Makalah Dasar-Dasar Pariwisata adalah sebagai
berikut:
1. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam menentukan tempat wisata?
2. Apa saja aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan
pariwisata?
3. Bagaimana strategi pemasaran dan penyelesaian masalah dari tempat
wisata tersebut?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Makalah Dasar-Dasar Pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian pariwisata.


2. Mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan
kegiatan pariwisata.
3. Mengetahui konsep strategi pemasaran dan penyelesaian masalah dari
tempat wisata tersebut.

2
BAB II ISI

A. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat
sementara dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup
dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

Dengan sistem dasar pariwisata, seorang wisatawan dari daerah asal


wisatawan melakukan keberangkatan melalui daerah transit menuju daerah
tujuan wisata dan setelah melakukan kegiatan wisata maka akan pulang
menuju daerah asal wisatawan sebagai kedatangan.

Pariwisata maka tidak akan terlepas dari istilah objek wisata itu sendiri.
Objek wisata akan ada dan berkembang karena adanya suatu tatanan yang
terintegrasi sesuai dengan kepentingan dari masing-masing pihak.
Pemerintah, pengelola lokal, pedagang besar-kecil, homestay, restoran,
wisatawan mancanegara dan wisatawan dalam negeri berebut kawasan objek
yang luasnya terbatas.

Peran-peran tersebut terlibat secara langsung akan keberadaan objek


wisata itu sendiri, terdapat peran empat stakeholder utama, yaitu Pemerintah
Daerah, masyarakat sekitar objek wisata, dunia usaha dan pengguna layanan.
Pemerintah Kabupaten dalam pengelolaan wisata pantai menduduki posisi
yang cukup sentral. Dinas Pariwisata misalnya berperan merumuskan arah
kebijakan pengembangan, mengatur dan menyediakan infrastruktur obyek
wisata; Dinas Dinas Perijinan berperan mengeluarkan ijin usaha, jasa wisata,
Bappeda menetapkan RTRW (rencana tata ruang wilayah), Dinas Pendapatan
Daerah memungut retribusi daerah.

Stakeholder lain adalah dunia usaha (bisnis), atau dalam Perda disebut
usaha jasa pariwisata. Adalah setiap usaha yang bergerak di bidang pelayanan
jasa pariwisata yang meliputi jasa biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan

1
wisata, jasa pramuwisata, jasa informasi pariwisata, jasa konsultan pariwisata,
dan jasa konvensi, perjalanan insentif serta pameran. Para pengusaha inilah
yang sesungguhnya menghubungkan wisatawan dengan obyek wisata.
mereka juga memberi layanan langsung kepada wisatawan di obyek wisata.

Stakeholder yang lain adalah masyarakat sekitar obwis. Masyarakat


disini adalah mereka yang tinggal disekitar obyek wisata dan mendapat
penghidupan dari kegiatan pariwisata. Mereka biasa menyediakan homestay,
jasa parkir, kamar mandi, warung, restoran dan pedagang asong.

Stakeholder ke empat adalah Wisatawan baik wisman maupun wisdom.


Mereka adalah para pengunjung obyek wisata yang ingin mendapatkan jasa
layanan wisata. Wisatawan yang datang dikenakan retribusi obyek wisata,
namun juga menuntut layanan wisata yang layak sesuai ekspektasi mereka.

B. Hal-Hal yang Diperhatikan Sebelum Melakukan Wisata


Dalam hal ini dapat disebut juga sebagai model perilaku pembelian
perjalanan melalui proses sebagai berikut:

1. Kebutuhan dan keinginan wisata


2. Pencarian informasi dan evaluasi citra
3. Pilihan dan keputusan wisata
4. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata
5. Kepuasan perjalanan dan evaluasi

C. Pertimbangan dalam Menentukan Tempat Wisata


Tempat wisata atau objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di
daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau
datang berkunjung ke tempat tersebut.

Pertimbangan dalam menentukan tempat wisata dapat berupa


perwujudan konkrit dari keinginan-keinginan, dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

2
1. Atraksi alam
2. Atraksi sosial budaya
3. Atraksi berkaitan dengan pendidikan
4. Atraksi perdagangan

D. Implementasi dalam Penentuan Tempat Wisata


Sebagai salah satu bentuk implementasi, dipilih Pulau Pari sebagai
salah satu objek wisata atau tempat wisata dengan pertimbangan adanya
pantai dan snorkeling spot yang menarik dan lokasi yang tidak terlalu jauh
dari ibukota.

E. Profil Tempat Wisata


Pulau Pari merupakan salah satu pulau yang indah di gugusan
Kepulauan Seribu yang terkenal dengan Pantai Perawannya dan menjadi
objek wisata yang dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak diminati
pelancong local ataupun mancanegara.
1. Lokasi

Pulau Pari berlokasi di Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan


Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten admistrasi kepulauan
seribu yang berada di koordinat 6°0′14″S 106°46′44″E berada di
bagian tengah dari gugusan kepulauan mungil yang berjajar dari
selatan ke utara perairan Jakarta. Berjarak 45 km dari Kota
Jakarta.

Pulau ini relatif dekat dengan Pulau Rambut, Lancang,


Tidung, Pulau Pramuka dan Pulau Harapan, yang menjadi pusat
pemerintahan Kabupaten

3
Gambar 1. Peta Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu. Dari beberapa pulau itu, Pari bisa


ditempuh kurang dari 30 menit. Pari menjadi salah satu titik
singgah kapal-kapal cepat angkutan umum milik Dinas
Perhubungan DKI Jakarta yang melayani rute Muara Angke-
Kepulauan Seribu dua kali sehari.
Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta
Nomor 4 Tahun 2001 tentang pembentukan Kecamatan
Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu
Selatan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pulau Pari
termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan
Seribu Selatan. Kelurahan Pulau Pari merupakan gugusan pulau
dan perairan laut dengan 12 pulau yang tersebar di perairan
lautnya termasuk Pulau Pari itu sendiri.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi DKI Jakarta
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
2030, dua pulau yang diperuntukan sebagai kawasan
pemukiman di Kelurahan Pulau Pari adalah Pulau Lancang
Besar dan Pulau Pari itu sendiri. Kelurahan Pulau Pari terdiri

4
atas 4 Rukun Warga (RW) dan 14 Rukun Tetangga (RT),
adapun RW 04 terletak di Pulau Pari.
Lokasi Pulau Pari dapat ditempuh dari tiga akses utama
yakni dermaga Rawasaban-Tangerang, dermaga Kali Adem-
Muara Angke Jakarta, dan dermaga Muara Angke-Jakarta (pada
hari libur saja). Perjalanan dari dermaga Rawasaban- Tangerang
dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam menggunakan kapal kayu
reguler yang beroperasi dengan jadwal pemberangkatan pukul
12.00 wib tiap harinya dan keesokan harinya kembali ke
Tangerang dari dermaga Pulau Pari pada pukul 06.00 wib tiap
harinya. Tarif kapal per orang dari dermaga Rawasaban-
Tangerang dikenakan Rp. 15.000,-.
Dari dermaga Kaliadem-Muara Angke Jakarta, Pulau Pari
dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam menggunakan kapal
speedboat Kerapu milik Suku Dinas Perhubungan Propinsi DKI
Jakarta yang beroperasi tiap hari dengan dua waktu
pemberangkatan yakni pukul 08.00 wib dan pukul 12.00 wib.
Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan keberangkatan yang
kedua yakni pada pukul 12.00 wib dapat dibatalkan. Untuk
menggunakan kapal ini, per orangnya dikenakan tarif Rp.
26.000,- dan orang yang akan berangkat diharuskan mengantri
42 lebih dini agar mendapat kursi sebab kapal kerapu ini tidak
hanya melayani tujuan ke Pulau Pari saja tetapi dalam satu
perjalanan juga melayani tujuan ke pulau- pulau lain di
Kepulauan Seribu. Kapal kerapu tersebut akan kembali ke
Jakarta pada hari yang sama yakni pada pukul 10.00 wib dan
15.00 wib dari Pulau Pari.
Pada akhir pekan atau hari libur, penumpang dapat
menggunakan kapal kayu yang berangkat dari dermaga Muara
Angke pada pukul 07.00 wib dan dikenakan tarif Rp. 35.000,-
per orang. Kapal kayu tersebut melayani berbagai tujuan pulau-
pulau di Kepulauan Seribu. Kapal ini akan kembali lagi ke

5
Jakarta pada keesokan harinya pada pukul 12.00 wib dari Pulau
Pari.

2. Fasilitas
Segala fasilitas Pulau Pari dikelola secara swadaya oleh
masyarakat. Pendapatan dari usaha pariwisata dikelola untuk
pengembangan infrastruktur dan fasilitas wisata, kebersihan dan
perawatan, serta pembiayaan kegiatan sosial masyarakat.
Berikut merupakan fasilitas-fasilitas yang disediakan di Pulau
Pari :

a. Penginapan yang berada di dekat pantai yang akan


memberikan peluang untuk wisatawan menikmati
angin segar dan pemandangan indah langsung ke arah
laut.
b. Sepeda bisa digunakan untuk mengeksplorasi pulau
pari sekaligus menemukan spot spot indah di
sepanjang pantai. Bersepeda biasanya dilakukan pagi
hari atau ketika menjelang sore untuk memburu
matahari terbenam di ufuk barat yang menakjubkan
sebagai atraksi alam ciptaaan Tuhan.
c. Snorkeling dan peralatannya meliputi alat snorkeling,
rompi atau pelampung, kaki katak dan kapal untuk
menuju ke spot snorkeling yang sudah disediakan.
Kegiatan ini akan memberikan pengalaman melihat
keindahan biota bawah laut yang jarang terlihat.
Keindahan dan momen ini bisa diabadikan
menggunakan kamera under water yang sudah
disediakan pihak agen dan bisa langsung dibawa
pulang fotonya sebagai kenang kenangan.
d. Pantai Pasir Perawan – Pantai seluas 10 km ini
menjadi lokasi favorit pengunjung untuk
menghahiskan liburan. Selain bermain air atau

6
mencoba wahana water sport, Anda juga bisa
bersantai di saung-saung yang banyak disediakan oleh

pengelola untuk tempat bersantai. Akan lebih asyik


bila menikmati pemandangan pantai sambil
menikmati segelas minuman ringan atau es kelapa
muda di warung-warung yang ada di sekitar pantai.
Pantai ini mempunyai julukan sebagai pantai terbersih
sehingga pengunjung pun diharapkan kesadarannya
untuk tidak membuang sampah sembarangan.
e. Pantai Pesisir Kresek – Pantai ini terletak tak jauh dari
Pasir Perawan dan menyuguhkan pemandangan yang
tak kalah indahnya.
f. Dermaga Bukit Matahari – Spot tersebut sangat
difavoritkan untuk menantikan momen matahari terbit
dan terbenam.
g. Wisata edukasi pulau wisata Pari meliputi kolam
berisi biota laut yang dibangun oleh pengelola tak
Gambar 2. Pantai Pasir Perawan

jauh dari pantai. Di sini para pengunjung bisa melihat


dari dekat satwa laut yang jarang ditemui dalam
keseharian. Selain itu Anda juga bisa menjelajahi
kawasan budidaya hutan mangrove di pulau wisata
tersebut. Fungsi utama hutan mangrove selain sebagai

7
obyek wisata sebenarnya adalah untuk mencegah
abrasi pantai.

3. Sejarah

Pada awalnya Pulau Pari adalah sebuah pulau kosong yang


tidak berpenghuni dan belum memiliki nama. Menurut
kisah, pada masa penjajahan Belanda di kawasan Tangerang
Banten dan warga Tangerang tersebut melarikan diri ke Pulau
Pari untuk menghindari kerja paksa oleh Belanda. Dinamakan
Pulau Pari, konon dahulu wilayah laut dangkal ini banyak sekali
ikan pari karena itu disebutlah oleh masyarakat dengan nama
Pulau Pari.

Setelah beberapa tahun Pulau Pari dihuni oleh warga


Tangerang dan berbondong – bondong untuk menghindari kerja
paksa, keharmonisan dan kerukunan serta ketentraman di Pulau
Pari membuat warga Tangerang merasa nyaman tinggal di pulau
ini.

Akhirnya setelah Belanda meninggalkan Indonesia, maka


Jepang masuk dan menjajah Indonesia. Hingga kemudian
Jepang mengetahui bahwa ada banyak warga Tangerang yang
menetap di Pulau Pari. Akhirnya warga Tangerang yang berada
di Pulau Pari dipaksa oleh Jepang untuk menjadi nelayan tanpa
dibayar sepeserpun, untung saja hal ini tidak berlangsung lama
karena Indonesia segera merdeka.

Lambat laun perkembangan jaman mulai berubah, dan


warga Pulau pari mulai berpikir untuk mengembangkan budaya
alamnya diperairan sekitar dengan bercocok tanam rumput dari
beberapa jenis termasuk jenis rumput laut bali hijau, kelabu, dan
merah dengan memanfaatkan alam sekitar.

8
Ternyata dari hal tersebut masyarakat Pulau Pari mendapat
dukungan dari pemerintah DKI jakarta dan pemerintah
membangun pusat penelitian untuk rumput laut yang dimotori
oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang
didirikan disebelah barat Pulau Pari dan diresmikan oleh
Gubernur Ali Sadikin.

Kemudian pada perkembangannya, Pulau Pari semakin


dikenal karena mulai banyak wisatawan yang berkunjung ke
Pulau ini, salah satunya yang membuat wisatawan tertarik
adalah karena adanya Pantai Pasir perawan yang menjadi daya
tarik.

Saat ini sebagian besar penduduk Pulau Pari melakukan


kegiatan usaha dalam bidang Pariwisata, dimana mereka
memasarkan objek wisata Pulau Pari ke masyarakat luas.

4. Perkiraan Harga

Sebagai pertimbangan berdasarkan pengalaman saya,


dengan melakukan perjalanan rombongan sebanyak 15 orang,
kita dapat membayar sebesar Rp. 350.000,- per orang untuk
perjalanan 2 hari 1 malam. Dilengkapi fasilitas berupa kapal
pergi dan pulang, penginapan dengan 2 kamar tidur dan 2 kamar
mandi, sepeda santai/orang, makan 3 kali sehari, alat snorkeling,
foto underwater, guide, jalan-jalan sepuasnya ke LIPI dan Pantai
sekitar.

F. Strategi Pemasaran

Dalam melakukan bisnis, pemasaran memegang peranan penting


agar produk yang ditawarkan sesuai dengan apa yang konsumen butuhkan

9
dan inginkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsep atau strategi agar
aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai sasaran yang ditetapkan.

Konsep ini menyangkut perihal Pulau Pari yang menjadi produk itu
sendiri, dengan harga paket wisata yang tergolong murah karena tidak
termasuk pulau resort, tempat yang masih asri dan strategis, promosi oleh
warga setempat dan jasa agen wisata sangat gencar dilakukan, dengan
disediakannya segala jenis fasilitas dan keberlangsungan proses kegiatan
wisata yang dijamin dari keberangkatan wisatawan hingga kepulangannya
kembali ke ibukota.

Terlebih promosi dari Pulau Pari sendiri banyak dilakukan secara


online dengan berbagai jenis paket wisata dan fasilitas yang ditawarkan
oleh berbagai travel agent. Dengan mengikuti perkembangan zaman, maka
semakin mudah pula wisatawan yang ingin berkunjung mendapatkan
informasi baik dari segi biaya maupun fasilitas yang akan didapatkan pada
saat melakukan kegiatan wisata.

G. Strategi Penyelesaian Masalah

Topik ini akan membahas tentang problem dan tantangan bagi objek
wisata beserta dengan strategi penyelesaian masalah yang mungkin dapat
dilakukan dikemudian hari, yakni sebagai berikut:

1. Lonjakan pengunjung yang datang ke Pulau Pari tiap tahunnya


sangat tinggi. Hal ini dikhawatirkan berpotensi over carrying
capacity dan membahayakan fungsi Pulau Pari sebagai kawasan
penelitian dan konservasi terumbu karang, mengingat wisata di
Pulau Pari masih bersifat open access. Kondisi pengelolaan wisata
Pulau Pari belum menerapkan wisata berwawasan lingkungan,
seperti pengaturan jumlah pengunjung/jumlah trip yang
disesuaikan dengan daya dukung kawasan.

Solusi :

10
Diperlukannya analisis indeks kesesuaian wilayah pada Pulau Pari,
apabila masih memenuhi maka hal ini masih menjadi daya dukung
kawasan terhadap aktivitas wisata.

2. Peran kelembagaan dalam hal ini regulator atau pemerintah yang


kurang memperhatikan perannya dalam pengaturan trip atas dasar
daya dukung kawasan.

Solusi :
Peran kelembagaan (FORSIR, LIPI, pemerintah, dan masyarakat
setempat) perlu diarahkan untuk pembentukan community based
ecotourism. FORSIR yang dibina oleh LIPI dan pemerintah
berperan dalam pengaturan trip atas dasar daya dukung kawasan.
LIPI berperan dalam pemberian informasi kepada masyarakat
terkait dengan kelestarian alam. Masyarakat lokal perlu
diberdayakan dalam rencana program konservasi dan
pengembangan wisata di Pulau Pari. Pemerintah berhak untuk
mengatur pengembangan wisata di Pulau Pari yang mendorong
pada paket-paket wisata bermuatan lingkungan.

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dijelaskan bahwa untuk menentukan
tempat wisata yang dituju, diperlukan pertimbangan biaya, lokasi, dan
jenis wisata yang diinginkan. Dalam hal ini, Pulau Pari telah memenuhi
kebutuhan masyarakat DKI Jakarta yang ingin berwisata didaerah pantai
namun berlokasi tidak begitu jauh dengan akses yang mudah dan paket
wisata yang begitu banyak pilihan. Sehingga dengan banyaknya wisatawan
yang datang, hal ini dapat memberikan dampak positif juga terhadap
masyarakat di Pulau Pari secara ekonomi.

B. Saran

Saran dari penulisan makalah perihal pengelolaan objek wisata di


Pulau Pari Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sebagai berikut:

1. Pengelolaan objek wisata Pulau Pari harus mulai menerapkan


konsep daya dukung kawasan. Pengaturan jumlah trip untuk
aktivitas wisata harus lebih diperhatikan dan diatur sesuai dengan
konsep daya dukungnya. Terlebih pada aktivitas wisata
snorkeling karena berpengaruh pada daya dukung lingkungan.
2. Perlu dilakukan pendataan jumlah kunjungan wisata, per jenis
atraksi wisata, per lokasi, per hari, untuk memastikan bahwa
jumlah kunjungan tidak melebihi daya dukung kawasan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara memberlakukan tarif tiket masuk
kawasan wisata untuk membantu proses penerapan wisata yang
berkelanjutan.
3. Peran kelembagaan (FORSIR, LIPI, pemerintah, dan masyarakat
setempat) perlu diarahkan untuk pembentukan community based
ecotourism. FORSIR yang dibina oleh LIPI dan pemerintah
berperan dalam pengaturan trip atas dasar daya dukung kawasan.

12
LIPI berperan dalam pemberian informasi kepada masyarakat
terkait dengan kelestarian alam. Masyarakat lokal perlu
diberdayakan dalam rencana program konservasi dan
pengembangan wisata di Pulau Pari. Pemerintah berhak untuk
mengatur pengembangan wisata di Pulau Pari yang mendorong
pada paket-paket wisata bermuatan lingkungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

--------,Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan


Anonim.http://www.ppk-
kp3k.kkp.go.id/direktoripulau/index.php/public_c/pulau_info/370 Diakses
pada tanggal 23 November 2018
Anonim.https://travel.kompas.com/read/2013/03/26/11283266/Yuk.Berkunjung.k
e.Pulau.Pari. Diakses pada tanggal 23 November 2018
Anonim.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Pari,_Kepulauan_Seribu_Selatan,_Kepu
lauan_Seribu Diakses pada tanggal 23 November 2018
Cooper, Chris., et al. 1998. Tourism Principles and Practice (2nd ed.). London:
Prentice Hall.

14

Anda mungkin juga menyukai