Anda di halaman 1dari 11

BISNIS PARIWISATA

OLEH :

KELOMPOK 01
AKUNTANSI D PAGI

1. DEWA AYU SRI PURWANINGSIH (18026220101O3)


2. NI LUH AYUK CINTYA DEWI (1802622010120)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas segala karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait yang telah memberi bantuannya
dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya, kami sebagai penyusun menyadari bahwasanya makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dalam penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kami meminta maaf
kepada pembaca atas kekurangan-kekurangan tersebut, dan kami sangat mengharapkan saran,
tanggapan, dan kritik dari pembaca guna sebagai pedoman dan perbaikan ke masa yang akan
datang. Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga
Tuhan senantiasa memberikan petunjuk dan membimbing kita.

Denpasar, 14 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………….……………………..………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………….….………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………….……………….…………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……….………………………........……….…………………. 2

1.3 Tujuan dan Manfaat………………………………….....…………….………….. 2

BAB II PEMBAHASAN MATERI

2.1 Definisi dan Tujuan Bisnis Pariwisata..………………….…………….………… 3

2.2 Rupa Bisnis Pariwisata………………...………………..….………………..…… 3

2.3 Potensi Bisnis Pariwisata……..……………….………………………………….. 4

2.4 Bisnis Pariwisata dan Manajemen………………………………….…………….. 5

2.5 Prospek Bisnis Pariwisata………………………………………………….……… 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………..……………… 7

3.2 Saran……………………………….……………………………………….….… 7

DAFTAR PUSTAKA…….…………………………..……………….………………. 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata merupakan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, yang bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu (Spilane,1987). Pariwisata dapat mendatangkan banyak
manfaat bagi masyarakat secara ekonomis, sosial, dan budaya. Pariwisata merupakan
industri yang memberikan pendapatan terbesar peringkat satu atau dua di beberapa
negara di dunia, Wisatawan itu tidak sekadar jalan-jalan tetapi ingin melihat budaya dan
gaya hidup setempat. Orang yang mencari kebudayaan mengeluarkan uang lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang sekadar jalan-jalan. Indonesia memiliki banyak obyek
yang menarik bagi wisatawan dunia dan juga merupakan negara dengan situs warisan
yang diakui Unesco terbanyak di Asia Tenggara.
Perkembangan sektor pariwisata ini di satu sisi memberikan keuntungan ekonomis
yang cukup tinggi. Keuntungan ekonomis ini membawa pengaruh pada pendapatan
negara secara umum dan kesejahteraan masyarakat sekitar secara khusus. Kehadiran
wisatawan dapat diartikan sebagai kehadiran rezeki bagi sejumlah orang mulai para
pelaku pariwisata dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan pariwisata. Namun,
karena tuntutan untuk mencari keuntungan ekonomi semata, ada sejumlah hal yang pada
akhirnya terkorbankan atau tidak diperhatikan. Misalnya saja, karena tuntutan penyediaan
penginapan bagi para wisatawan, sejumlah tempat dialih fungsikan untuk mendirikan
hotel. Karena tuntutan pengembangan pariwisata terjadi pembebasan tanah besar-besaran.
Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau
besar dan kecil, dan pendukungnya terdiri dari kelompok-kelompok suku bangsa yang
sangat beragam wujudnya. Jika dipandang dari sudut budaya, di Indonesia terdapat
budaya-budaya yang sangat beragam, mulai dari adanya budaya lokal, suatu kebudayaan
yang berlaku dalam lingkungan keluarga, kebudayaan daerah, suatu kebudayaan yang
disepakati oleh daerah atau suku bangsa tertentu seperti kebudayaan Jawa, Bali, Minang,
Sunda, Bugis, Sasak, Dayak, Papua, Madura, dan sebagainya. Wawasan aneka budaya
dalam dasawarsa terakhir ini banyak sekali ditampilkan dan dianjurkan dalam berbagai
forum (Edi Sedyawati 2002), namun sebenarnya perlu disadari bahwa situasi aneka
budaya itu tidak sama di semua negara, meskipun sama-sama mempunyai
keanekaragaman budaya.
Dengan demikian, sektor pariwisata bukan sekedar memberikan keuntungan bagi
pelaku-pelaku bidang pariwisata melainkan juga memberikan keuntungan sektor-sektor
lain di luar pariwisata.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Definisi dan Tujuan Bisnis Pariwisata?
2. Apa yang dimaksud dengan Rupa Bisnis Pariwisata?
3. Apa yang dimaksud dengan Potensi Bisnis Pariwisata ?
4. Apa yang dimaksud dengan Bisnis Pariwisata dan Manajemen ?
5. Apa yang dimaksud dengan Prospek Bisnis Pariwisata ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca :
1. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang Definisi dan Tujuan Pariwisata.
2. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang Rupa Bisnis Pariwisata.
3. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang Potensi Bisnis Pariwisata.
4. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang Bisnis Pariwisata dan Manajemen.
5. Dapat mengerti dan lebih memahami tentang Prospek Bisnis Pariwisata.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Tujuan Pariwisata


Bisnis pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Sektor pariwisata
memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan
secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industry
pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan perkiraan
pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2 % pertahun. Selain itu sektor
industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi prorgam
pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisa tameng hasilkan devisa
langsung sebesar USS 4,7 juta, serta menyumbang 9,61 % pada PDB dan menyerap 8 %
angkatan kerja nasional ( 6,6 juta orang ) pada tahun yang sama. Selain faktor – faktor
diatas, industry pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata
memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk dikawasan sekitar
pariwisata. Adapun Tujuan Bisnis Pariwisata yaitu :
a) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan
pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga.
b) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli
yang dapat meningkatkan supernormal profit.
c) Akan tetapi, dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar
d) Meningkatkan Devisa Negara
e) Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia
f) Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan internasional

2.2 Rupa Bisnis Pariwisata


Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu
menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut
jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.
Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan dibawah ini:
a) Menurut asal wisatawan pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari
dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan
hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri
dan selamaia mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik,
sedangkankalau ia datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.
b) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran kedatangan wisatawan dari luar
negeri adalah membawa mata uangasing. Pemasukan valuta asing ini berarti
memberi dampak positif terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara

3
yang dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif. Sedangkan, kepergian
seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca
pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif.
c) Menurut jangka waktu kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang
bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangkapendek dan
pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan
yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya
waktu yang dimaksudkan.
d) Menurut jumlah wisatawan perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan
yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka
timbulahistilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
e) Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi penggunaan yang
dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi
pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil,
tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta
api, atau mobil.

2.3 Potensi Bisnis Pariwisata


Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk
mengembangkan ide-idenya. Bisnis di Bali menjadi incaran para pengusaha bisnis
mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh para turis baik domestik maupun
turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang akan subur, mengingat daerah wisata ini cukup
di kenal di mata dunia internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-kantong
tebal adalah konsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di Bali. Bagi
Anda masyarakat Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha apa yang akan menjadi
bisnis di Bali yang laris manis. Namun, bagi Anda para investor asing yang ingin coba-
coba memiliki bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha apa
yang akan diminati banyak konsumen. Sebelum memutuskan untuk mengelola sebuah
usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah melakukan survei mengenai kondisi sebuah
daerah, bagaimana kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan, serta
bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali sebagai sebuah
kawasan wisata tentu saja cukup menjanjikan apabila kita melakukan buka usaha di Bali
terkait dengan hal-hal pariwisata. Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada
aktivitas pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis di Bali dari aspek non
pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup maju pesat, terlebih para
konsumennya adalah para turis asing yang berkantong tebal.

Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang bisa Anda coba diantaranya:

1. Bisnis penginapan

4
Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup menjamur.
Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda pada bisnis yang Anda
kelola. Misalkan saja pada penginapan Anda dilengkapi dengan berbagai tradisi
dan budaya Indonesia lainnya dari berbagai daerah sehingga membuat para turis
asing tertarik untuk mengetahui Indonesia lebih dalam.
2. Bisnis rumah makan muslim
Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari olehpara
turis domestik yang beragama Islam serta turis mancanegara lainnya dari negara-
negara Islam. Parawisatawan yang taat beragama biasanya akan selektif mencari
makanan yang halal bagi mereka. Sikap ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis
di Bali yang cukup potensial.
3. Bisnis layanan bahasa
Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak
dilakukanorang. Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak salah jika
Anda pula yang menawarkan kursus bahasaIndonesia singkat pada turis-turis
asing.
4. Bisnis transportasi
Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan wisata
sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada bisnis pariwisata
primer yang dicari konsumen.

2.4 Bisnis Pariwisata dan Manajemen


Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan
roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan,
souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi
bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah
terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin
segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada
penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen
pendapatan nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang
ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah
mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam
bisnis Anda bisa mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestik dan
mancanegara, memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya,
keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan
hanya pelanggan akan datang melainkan juga tidak sabarmemberi tahu teman mereka
betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia.
Bisnis pariwisata, meperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan
cerdas dalam inovasi manajemen sering berperan membantu perusahaan mengembangkan
keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan
instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya
5
setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan
keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan
inovasi yang dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu
akan menarik wisatawan lebih banyak.

2.5 Prospek Bisnis Pariwisata


Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan
cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat. Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin
cemerlang, dengan perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga
4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi
nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata
menghasilkan devisa langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB
dan menyerap 8% angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain
faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor
pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di
kawasan sekitar pariwisata.
Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan
kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan
terjadi kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar
kawasan wisata. Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi
ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas
masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar
dengan pengunjung atauwisatawan. Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa
kebutuhan wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan
keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup, dan budaya masyarakat setempat. Misalnya
bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi
Borobudur yang semula berbasis dengan aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser
menjadi masyarakat pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya
memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan
masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun budaya. Hal itu menuntut adanya
perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk
mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar
lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lain bagaimana membuat suatu kawasan
wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam
kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekadar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan dan
entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan masyarakat tidak boleh
tercerabut dari akar budayanya karena adanya penekanan segi komersial dari tourism.

BAB III

6
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang dari satu tempat
ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,
sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Kehadiran wisatawan
dapat diartikan sebagai kehadiran rezeki bagi sejumlah orang mulai para pelaku
pariwisata dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan pariwisata.
Pariwisata juga bisa menjadi industri yang memajukan Indonesia, membuat lapangan
pekerjaan untuk masyarakat setempat, menciptakan usaha baru yang di kelola oleh swasta
dan juga memberikan sebuah industri yang bisa menhasilkan omsed yang sangat
menjanjikan. Dengan demikian, sektor pariwisata bukan sekedar memberikan keuntungan
bagi pelaku-pelaku bidang pariwisata melainkan juga memberikan keuntungan sektor-
sektor lain di luar pariwisata.

1.2 Saran
Pariwisata di Indonesia masih sangat kurang direalisasikan dengan baik khususnya
kota-kota kecil dan menjaga kebersihan lingkungan wisata sering kali tidak di perhatikan
dengan baik. Pentingnya tenaga kerja yang professional dalam menunjang pariwisata,
selain itu infrastruktur juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam
pengembangan pariwisata, karena dengan adanya fasilitas-fasilitas yang tersedia akan
membuat wisatawan tertarik untuk mengunjungi tempat wisata tersebut.
Perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat
agar terwujudnya iklim pariwisata yang baik di Indonesia. Sebagai wisatawan yang baik,
seharusnya kita dapat menjaga lingkungan khususnya untuk wisatawan domestic
(masyarakat Indonesia).

DAFTAR PUSTAKA

7
https://library.unmas.ac.id/repository/EBK-00025.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata.%20%5b17

http://yakinchanel.blogspot.com/2016/08/makalah-tentang-pariwisata.html

04. BAB I.pdf

Anda mungkin juga menyukai