Di susun oleh
YULYANA HUKO
10 202 63
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang atas limpahan rahmat, karunia
dan taufik-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Lembaga
Keuangan Internasional ini dapat dirampungkan.
Dalam penyusunan makalah ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan
tetapi saya sangat berharap semoga makalah ini mendatangkan manfaat bagi para
pembaca. Saya juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan baik dari segi penulisan maupun dari segi konteksnya.
Oleh karena itu saya sangat berlapang hati untuk menerima masukan berupa
kritik dan saran yang mungkin bisa membantu penulis dalam penyusunan makalah
selanjutnya sehingga menjadi lebih baik.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Lembaga Keuangan.................................................................3
2.2 Jenis-jenis Lembaga Keuangan Internasional...........................................3
2.2.1 Bank Dunia....................................................................................3
2.2.2 International Monetary Fund (IMF)...............................................4
2.2.3 Islamic Development Bank (IDB).................................................5
2.2.4 Asian Development Bank (ADB) .................................................7
2.3 Fungsi dan Tujuan Lembaga keuangan Internasional ..............................8
2.4 Peran Lembaga Keuangan Internasional Terhadap Perekonomian
Indonesia ...................................................................................................9
2.4.1 Peran World Bank dalam Perekonomian Indonesia ....................9
2.4.2 Peran IMF terhadap Perekonomian Indonesia ............................14
2.4.3 Peran IDB terhadap Perekonomian Indonesia ............................19
2.4.4 Peran ADB untuk Indonesia .......................................................20
BAB III PENUTUP...............................................................................................22
3.1 Simpulan .................................................................................................22
3.2 Saran........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
perang dunia II. Menurut pencetusnya, Keynes dan Dexter White tujuannya
adalah menciptakan lembaga demokratis yang menggantikan kekuasaan para
bankir san pemilik modal internasional yang bertanggung jawab terhadap resesi
ekonomi pada dekade 1930an, akan tetapi peran itu sekarang berbalik 180 derajat
setelah IMF dan Bank Dunia menerapkan model ekonomi neo-liberal yang
menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta dan investor internasional.
Tujuan IMF
Dalam status pendirian IMF disebut enam tujuan yang ingin dicapai oleh
IMF, yaitu :
1) Untuk memajukan kerjasama moneter internasional dengan jalan
mendirikan lembaga
2) Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia
3) Untuk memajukan stabilitas kurs valuta asing
4) Untuk mengurangi dan membatasi praktek – praktek pembatasan terhadap
pembayaran internasional
5) Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam bentuk pinjaman
jangka pendek atau jangka menengah yang dibutuhkan guna
mempertahankan kurs valuta asing yang stabil selama neraca pembayaran
mengalami defisit yang sifatnya semnetara sampai dapat diatasi dengan
jalan menyesuaikan tingginya kurs devisa.
6) Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau surplus
neraca pembayaran
2.2.3 Islamic Development Bank (IDB) (dalam dyah:2012)
Islamic Development Bank (IDB) adalah lembaga keuangan
internasional yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1975 (15 syawal 1395 H)
oleh negara – negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Kantor pusatnya terletak di Jeddah Arab Saudi, sedangkan untuk kantor
regionalnya telah dibuka di Rabat Maroko (1994), Kuala Lumpur Malaysia
(1994), Almaty Kazajhstan (1997), dan Dakar Senegal (2008). IDB juga memiliki
perwakilan di 12 negara yaitu Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh, Guinea
6
Conakry, Indonesia, Iran, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Sudan, Uzbekistan dan
Yaman.
1) Fungsi IDB
Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek – proyek
produktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB juga
mendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu seperti dana
bantuan untuk masyarakat muslim dinegara – negara non-anggota IDB dan
berwenang untuk menerima dana dan memobilisasi dana tersebut berdasarkan
sumber daya keuangan syariah yang kompatibel. Hal ini juga dituntut dengan
tanggung jawab untuk membantu dalam promosi perdagangan luar negri terutama
dalam barang – barang modal diantara negara anggota yakni memberikan bantuan
teknis kepada negara – negara anggota dan memperluas fasilitas pelatihan untuk
personil yang terlibat dalam kegiatan pembangunan di negara- negara muslim
untuk menyesuaikan diri dengan syariah.
2) Tujuan IDB
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial negara –
negara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan maupun bersama
– sama sesuai dengan prinsip – prinsip syariah yaitu hukum islam.
3) Visi dan Misi IDB
Demi mencapai tujuaannya IDB memiliki visi untuk menjadi leader
dalam mendorong pembangunan sosial ekonomi di negara – negara anggota dan
masyarakat muslim dinegara – negara non anggota sesuai dengan prinsip syariah.
Disamping itu, IDB juga memiliki misi untuk mengurangi kemiskinan,
mendukung pembangunan manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi
islam, perbankan dan keuangan dan meningkatkan kerja sama antara negara –
negara anggota melalui mitra pembangunan IDB.
4) Keanggotaan dan Prinsip Operasional IDB
1. Negara anggota
Saat ini keanggotaan IDB terdiri dari 56 negara, syarat dan kondisi dasar
untuk keanggotaan adalah bahwa negara calon anggota harus menjadi anggota
Organisasi Konferensi Islam (OKI), membayar kontribusi kepada modal bank dan
7
bersedia menerima syarat – syarat dan kondisi sebagaimana dapat diputuskan oleh
Dewan Gubernur IDB. Setiap negara anggota dewan diwakili oleh seorang
gubernur dan gubernur alternatif, setiap anggota memiliki 500 suara dasar
ditambah 1 suara untuk setiap saham berlangganan. Secara umum keputusan
diambil oleh Dewan Gubernur berdasarkan mayoritas hak suara yang terwakili
dalam pertemuan. Dewan Gubernur bertemu sekali setiap tahun untuk meninjau
kegiatan Bank untuk tahun sebelumnya dan untuk memutuskan kebijakan masa
depan.
2. Prinsip operasional
a. IDB menjadi khalifah (pelopor) pembangunan berdasarkan
landasan islam
b. IDB proaktif
c. IDB selalu menjaga hubungan dan berusaha meningkatkan
kerjasama
d. IDB menjadikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai
target sebelum menyusunnya menjadi program
e. IDB berkonsultan dengan intens kepada setiap stakeholders dalam
setiap program yang diajukan
3. Fokus Kerjasama
a. Pembangunan manusia
b. Pembangunan pertanian dan ketahanan pangan
c. Pembangunan infrastruktur
d. Kejasama perdagangan antar negara anggota
e. Pembangunan sektor swasta
f. Kajian dan pengembangan dibidang ekonomi, perbankan dan
keuangan islam
2.2.4 Asian Development Bank (ADB) (dalam dhessy:2012)
Asian Development Bank (ADB) Adalah sebuah Bank Internasional
yang berkantor dipusat filipina yang membantu pertumbuhan sosial dan
pertumbuhan ekonomi di Asia dengan cara memberikan pinjaman kepada negara
8
– negara miskin. ADB juga didirikan pada tanggal 19 Desember 1966 di Manila,
piagam pendiriannya ditandatangani oleh perwakilan dari 31 negara.
1) Tujuan ADB
a. Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal untuk
mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial negara berkembang
b. Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan proyek pembangunan
c. Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta untuk
tujuan pembangunan
d. Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari negara
anggota dalam rangka koordinasi perencanaan dan penyusunan
kebijakan.
1) Kinerja Bank Dunia di Indonesia
Bank Dunia telah aktif di Indonesia sejak 1967. Sejak saat itu hingga saat
ini, Bank Dunia telah membiayai lebih dari 280 proyek dan program
pembangunan senilai 26,2 milyar dollar atau setara dengan Rp243,725 triliun
(dengan kurs Rp9.302 per USD). Menurut Managing Director The World Bank
Group, Ngozi Okonjo (30/1/2008), pinjaman tersebut telah digunakan pemerintah
Indonesia untuk mendukung pengembangan energi, industri, dan pertanian.
Sementara yang sektor yang paling mendominasi selama 20 tahun pertama yakni
infrastruktur yang pemberiannya kepada masyarakat miskin. Total hutang
Indonesia kepada Bank Dunia adalah 243,7 Trilyun rupiah dan total hutang
pemerintah Indonesia kepada berbagai pihak mencapai 1600 Trilyun rupiah.
(dalam Anggoro :2008) menulis, ada beberapa tugas Bank Dunia di
Indonesia. Pertama, memimpin Forum CGI. Aggota CGI (Consultative Group
meeting on Indonesia) adalah 33 negara dan lembaga-lembaga donor yang
dikoordinasikan oleh Bank Dunia. CGI "membantu" pembangunan di Indonesia
dengan cara memberikan pinjaman uang serta bantuan teknik untuk menciptakan
aturan-aturan pasar dan aktivitas ekonomi liberal. Dalam hal ini, Bank Dunia
bertugas menciptakan pasar yang kuat bagi kepentingan negara-
negara dan lembaga donor.
Tugas kedua Bank Dunia adalah menyediakan hutang dalam jumlah besar,
bekerjasama dengan Jepang dan ADB (Asian Development Bank). Tugas Bank
Dunia yang lain adalah mendorong pemerintah Indonesia untuk melakukan
privatisasi dan kebijakan yang memihak pada perusahaan-perusahaan besar.
Dana hutang yang diberikan kepada Indonesia, antara lain dalam bentuk
hutang proyek dan hutang dana segar.
a.Hutang Proyek
Hutang proyek adalah hutang dalam bentuk fasilitas berbelanja
barang dan jasa secara kredit. Namun sayangnya, hutang ini justru
menjadi alat bagi Bank Dunia untuk memasarkan barang dan jasa dari
negara - negara pemegang saham utama, seperti Amerika,Inggris,Jepang
dan lainnya kepada Indonesia.
11
b. Hutang Dana Segar
Hutang dana segar bisa dicairkan bila Indonesia menerima
Program Penyesuaian Struktural (SAP). SAP mensyaratkan pemerintah
untuk melakukan perubahan kebijakan yang bentuknya, antara lain:
1.Swastanisasi (Privatisasi) BUMN dan lembaga - lembaga pendidikan
2. Deregulasi dan pembukaan peluang bagi investor asing untuk
memasuki semua sektor
3.Pengurangan subsidi kebutuhan-kebutuhan pokok, seperti: beras,
listrik, pupuk dan rokok.
4. Menaikkan tariff telepon dan pos
5. Menaikkan harga bahan bakar (BBM)
Besarnya jumlah hutang (yang terus bertambah) membuat
pemerintah juga harus terus mengalokasikan dana APBN untuk
membayar hutng dan bunganya. Sebagai illustrasi, dapat kita lihat data
APBN 2004 dimana pemerintah mengalokasikan Rp 114.8 trilyun (28%
dari total anggaran) untuk belanja daerah, Rp 113.3 trilyun untuk
pembayaran utang dalam dan luar negeri (27% dari total anggaran), dan
subsidi hanya Rp 23.3 trilyun (5% dari total anggaran). Dari ketiga
komponen anggaran belanja tersebut, anggaran belanja daerah dan
subsidi masing-masing mengalami penurunan sebesar Rp 2 trilyun dan
Rp 2.1 trilyun.
Sedangkan alokasi untuk pembayaran utang mengalami kenaikan
sebesar Rp 14.1 trilyun.
Komposisi dalam anggaran belanja negara tersebut mencerminkan
besarnya beban utang tidak saja menguras sumber-sumber pendapatan negara,
tetapi juga mengorbankan kepentingan rakyat berupa pemotongan subsidi dan
belanja daerah. Karena itu, meski Bank Dunia memiliki semboyan "working for a
world free of poverty", namun meski telah lebih dari 60 tahun beroperasi di
Indonesia, angka kemiskinan masih tetap tinggi. Data dari Badan Pusat Statistik
tahun 2009, ada 31,5 juta penduduk miskin di Indonesia.
12
atau Ecuador-negara ini harus memberikan 90% dari hutang itu kepada
perusahaan AS untuk membangun infrastruktur, misalnya perusahaan Halliburton
atau Bechtel. Ini adalah perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan ini kemudian
akan membangun jaringan listrik, pelabuhan, atau jalan tol, dan ini hanya akan
melayani segelintir keluarga kaya di negara-negara itu.
Orang-orang miskin di sana akan terjemak dalam hutang yang luar biasa
yang tidak mungkin bias mereka bayar."
Untuk kasus Ekuador, Perkins menulis, negara itu kini harus memberikan
lebih dari 50% pendapatannya untuk membayar hutang. Hal itu tentu tak mungkin
dilakukan Ekuador. Sebagai kompensasinya, AS meminta Ekuador agar
memberikan ladang-ladang minyaknya kepada perusahaan-perusahaan minyak AS
yang kini beroperasi di kawasan Amazon yang kaya minyak.
Tak heran bila kemudian ekonom Joseph Stiglitz pada tahun 2002
mengkritik keras Bank Dunia dan menyebutnya "institusi yang tidak bekerja
untuk orang miskin, lingkungan, atau bahkan stabilitas ekonomi". Dengan
demikian, menurut Stiglitz, Bank Dunia pada prakteknya menyalahi tujuan
didirikannya bank tersebut, sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini, yaitu
untuk membantu mengentaskan kemiskinan dan menjaga kestabilan ekonomi.
Melihat kinerja seperti ini, menurut (dalam Anggoro :2008), Bank Dunia
sesungguhnya telah melanggar Piagam PBB yang menyebutkan, "to employ
international machinery for the promotion of the economic and social
advancement of all peoples". Dengan kata lain, Bank Dunia sebagai salah satu
organ PBB mendapatkan mandat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
bangsa-bangsa. Bank Dunia malah memfokuskan operasinya pada penguatan
pasar dan keuangan melalui ekspansi ekonomi perusahaan multinasional, dan
membiarkan Indonesia selalu berada dalam jeratan hutang tak berkesudahan
2.4.2 Peran IMF terhadap Perekonomian Indonesia (dalam Matthew:2009)
Setelah krisis ekonomi 1997 peran IMF dalam menentukan kebijakan
ekonomi di Indonesia sangat kuat. Kekuatan pengaruh kebijakan IMF tersebut
berhasil menjatuhkan rezim Suharto, Habibie dan Abdurrahman Wahid. Bahkan
pemerintahan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono, nyaris menyerahkan
15
memacu depresiasi lebih lanjut. Negara yang bersangkutan akan terjebak dalam
”lingkaran setan” depresiasi dan inflasi.
Kedua, kebijakan moneter ketat, kebijakan ini telah banyak dikritik pedas
para pengamat dan pelaku bisnis. Yang jelas kebijakan ini telah mematikan sektor
riil karena sulitnya tersedia dana investasi dengan suku bunga rendah yang
berdampak lanjut meningkatkan jumlah pengangguran. Disamping kebijakan
tersebut juga membebani APBN. Sedangkan misi kebijakan moneter ketat untuk
menekan inflasi dan capital outflow masih harus diklarifikasikan kontribusinya
untuk Indonesia karena; pertama, inflasi di negara kita bukan hanya masalah
moneter, tetapi juga bisa karena faktor distorsi di sektor riil, misalnya karena
praktek-praktek monopoli atau oligopoli, ganjalan distribusi, KKN (transaction
cost) yang tinggi yang dikenal dengan istilah supply side inflation atau inflasi
yang terjadi karena rupiah yang tetap terpuruk dibandingkan dolar sehingga input
produksi industri Indonesia yang pada umumnya dari luar negeri dan harus dibeli
dengan dolar, menjadi naik nilainya ketika dirupiahkan, akibatnya barang-jasa
yang input produksinya impor tersebut juga akan naik (import inflation).
Kedua kebijakan suku bunga tinggi untuk menekan capital outflow juga
masih dipertanyakan. Karena informasi yang dapat kita tangkap dari kalangan
dunia usaha, masuknya modal asing ke dalam negeri lebih besar karena masalah
country risk khususnya stabilitas sosial politik dan keamanan dan law
enforcement.
Ketiga, kebijakan penerapan fiskal ketat dan liberalisasi perdagangan dan
sistem finansial yang termanifestasikan dalam kebijakan-kebijakan seperti
pencabutan subsidi, penggenjotan pajak, privatisasi dan penjualan aset-aset
perusahaan domestik secara murah dan jor - joran. Yang didapat dari kebijakan
seperti ini adalah rakyat semakin sengsara karena subsidi mereka dihapuskan dan
daya beli turun, tetapi penghematan uang negara tetap tidak terwujud karena
korupsi tetap merajalela. Di sisi lain dengan penjualan aset domestik yang jor -
joran ke pihak asing hanya berdampak pihak asing akan semakin menentukan
formulasi kebijaksanaan ekonomi dan sosial Indonesia dan penguasaan devisa pun
akan berada di tangan mereka dengan intensitas yang lebih besar.
19
3.1 Simpulan
Dari pembahasan yang sudah dijelaskan dari bab pendahuluan sampai
dengan isinya dapat diambil kesimpulan bahwa lembaga keuangan internasional
yang ada berfungsi untuk membantu masalah – masalah keuangan yang terjadi
pada beberapa Negara. Meskipun lembaga keuangan internasional ada beberapa
macam jenis, akan tetapi jika dilihat dari tujuan dan fungsinya tiap-tiap lembaga
keuangan tersebut berbeda satu sama lain.
Lembaga keuangan internasional terdiri dari IMF, World Bank, IDB dan
ADB. Keempat lembaga keuangan ini memiliki tugas dan tujuan membantu
masalah finansial tiap-tiap Negara didunia. Akan tetapi, masing-masing keempat
lembaga ini berbeda cara dalam menangani financial tiap-tiap Negara. Contohnya
IMF membantu menstabilkan masalah financial Negara dengan cara memberikan
pinjaman kepada Negara-negara yang miskin.
3.2 Saran
Semoga lembaga keuangan internasional selalu membantu Indonesia
meningkatkan sektor perekonomiannya sehingga Indonesia yang merupakan
negara berkembang berubah seperti menjadi negara maju lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://diahayuastriniwebblog.blogspot.com/2012/04/lembaga-keuangan-
internasional-dan.html
http://dhesy-dhessy.blogspot.com/2012/07/lembaga-keuangan-internasional.html
http://filsufgaul.wordpress.com/2012/06/13/lembaga-keuangan-dunia-indonesia-
menuju-globalisasi/
http://julfahmi25.blogspot.com/2012/09/peranan-world-bank-terhadap.html
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&jd=IMF+dan+Bank+Dunia
%3A+alat+neo-
liberal+untuk+melestarikan+penderitaan+rakyat&dn=20061127124714
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=2559&coid=4&caid=32&gid=4
http://setiawatiita.blogspot.com/2012/06/islamic-development-bank-idb.html
http://www.klndepkeu.tripod.com/biro/bagian/bag3/3subag3/doc/2001/11/adb.pdf
http://maximusblue.blogspot.com/2009/11/review-dampak-bantuan-imf-
terhadap_30.html
http://novieanggraeni.wordpress.com/2011/09/13/peran-pemerintah-mendorong-
investasi-syariah/.
Kasmir (2009).Bank dan lembaga Keuangan Lainnya,edisi
Revisi.Jakarta:Rajawali Pers.
23