Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINYA

LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL


KELOMPOK 4

Dosen Pengampu : Yoga Adiayanto, SE., MM


Anggota :
1. Adiniyah Ainusyifa (31220005)
2. Aulia Nisa Supherlin (31220038)
3. Dede Torry Miharja (31221058)
4. Herlinda Puspita Sari (31220091)
5. Imelga Puja Vanesha (31220099)
6. Siska Ayu Puspita (31220214)
7. Siti Nur Fadillah (31220220)
8. Wildan Febriadi (31217104)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SERANG RAYA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul “Lembaga Keuangan Internasional”. tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga keuangan lainnya pada Universitas Serang Raya.
Pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa
hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini, terutama kepada :
1. Bapak Yoga Adiyanto.,SE,MM selaku Dosen Mata Kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya Universitas Serang Raya.
2. Teman-Teman yang sudah membantu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Serang Raya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik bentuk, isi,
maupun teknik penyajiannya. Oleh sebab itu, kritikan yang bersifat membangun
dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka dan sangat diharapkan.
Semoga kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.

Serang, 3 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................... 1
1.3. TUJUAN.........................................................................................2
BAB II ISI........................................................................................................... 3
2.1. LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL.......................... 3
2.2. LEMBAGA-LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL.... 3
2.2.1. BANK DUNIA (WORLD BANK).......................................3
2.2.2. INTERNATIONAL MONETARY FUND (IMF)..............5
2.2.3. ISLAMIC DEVLOPMENT BANK (IDB)..........................7
2.2.4. ASIA DEVLOPMENT BANK (ADB)................................ 9
2.3. FUNGSI & TUJUAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL............................................................................... 9
2.3.1. FUNGSI LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
.......................................................................................................... 9
2.3.2. TUJUAN LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
.......................................................................................................... 10
2.4. PERAN LEMBAGA KEUANGAN INTERNASIONAL
TERHADAP PEREKONIMIAN INDONESIA................................. 10
2.4.1. PERAN WORLD BANK TERHADAP INDONESIA...... 10
2.4.2. PERAN IMF TERHADAP INDONESIA.......................... 11
2.4.3. PERAN IDB TERHADAP INDONESIA........................... 13
2.4.4. PERAN ADB TERHADAP INDONESIA..........................14
BAB III PENUTUP............................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perekonomian merupakan sektor utama kegiatan sehari-hari dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara serta internasional. Perekonomian sebuah negara dapat
dibantu oleh beberapa lembaga keuangan internasional supaya negara yang
dibantu dapat terus berkembang, sehingga dapat memajukan perekonomian
negaranya serta mensejahterakan masyarakatnya.
Lembaga keuangan internasional didirikan untuk menangani
permasalahan-permasalahan yang bersifat internasional, baik berupa bantuan
pinjaman atau bantuan lainnya. Pemberian bantuan yang diberikan lembaga
keuangan internasional dapat bersifat lunak, artinya dengan suku bunga yang
rendah dan jangka waktu pengembaliannya relatif lebih panjang. Kemudian
bantuan internasional juga dilakukan dengan tujuan komersial, yang biasanya
dilakukan oleh lembaga keuangan swasta. Ada beberapa lembaga keuangan
internasional yang penting kaitannya dengan lembaga perbankan di Indonesia,
walaupun secara umum peranan dari lembaga keuangan internasional tersebut
lebih banyak dirasakan dalam sektor pemerintahan, namun dapat dilihat
bagaimana sektor swasta (perbankan) dapat pula merasakan pentingnya peranan
yang dimainkan melalui lembaga-lembaga tersebut.
Untuk mengetahui peranan serta fungsi dari lembaga keungan internasional
dengan rinci, maka disusunlah makalah ini untuk memperluas pengetahuan
pembaca dan penulis mengenai lembaga keuangan internasional dengan judul
makalah “BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA LEMBAGA
KEUANGAN INTERNASIONAL”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga keuangan Internasional?

1
2. Apa saja yang termasuk ke dalam lembaga keuangan internasional, serta
bagaimana fungsi & tujuannya?
3. Bagaimana fungsi & tujuan lembaga keuangan internasional?
4. Bagaimana peran lembaga keuangan internasional terhadap perekonomian di
Indonesia?

1.3. Tujuan
Bertolak dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pemahaman tentang lembaga keuangan internasional.
2. Mengetahui beberapa lembaga keuangan internasional yang ada saat ini, serta
memahami fungsi & tujuan dari beberapa lembaga keuangan internasional yang
telah berdiri hingga saat ini.
3. Memahami fungsi & peran lembaga keuangan internasional secara umum.
4. Memahami peran beberapa lembaga keuangan internasional terhadap
perekonomian di Indonesia.

2
BAB II
ISI

2.1. Lembaga Keuangan Internasional


Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang telah
ditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan subjek hukun internasional.
Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meki lain
lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok sebagai
pemegang saham. Sedangkan menurut Kasmir lembaga keuangan internasional
didirikan untuk menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat internasional,
baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya. Lembaga keuangan dalam
dunia keuqangan bertindak selaku lembaga yang menyediakan jasa keuangan bagi
nasabahnya. Umumnya lembaga ini diatur oleh regulasi keuangan dari
pemerintah. Bentuk umum dari lembaga keuangan ini adalah termasuk perbankan,
building society (sejenis koperasi di Inggris), Credit Union, Pialang Saham, aset
manjemen, modal ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun dan bisnis serupa. Di
Indonesia lembaga keuangan ini dibagi dalam kedua kelompok yaitu lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan non bank (asuransi, pegadaian, perusahaan
sekuritas, lembaga pembiayaan, dan lain-lain) (Suyatno dan Penyusun, 2007;
Soemitra, 2017).

2.2. Lembaga-Lembaga Keuangan Internasional


2.2.1. Bank Dunia (World Bank)
Bank dunia merupakan sebuah lembaga keuangan internasional yang
menyediakan pinjaman kepada negara berkembang untuk program pemberian
modal. Tujuan resmi Bank dunia adalah pengurangan kemiskinan. Menurut
Articles Of Agreement Bank Dunia seluruh keputusan harus diarahkan oleh
sebuah komitmen untuk mempromosikan investasi luar negeri, perdagangan
internasional, dan memfasilitasi investasi modal. Bank Dunia berbeda dengan
grup bank dunia (world Bank Group) dimana Bank Dunia hanya terdiri dari

3
dua lembaga yaitu Bank Internasional untuk rekonstruksi dan pembangunan,
sedangkan asosiasi pembangunan nasional.
Sememntara Grup Bank Dunia mencakup dua lembaga tersebut ditambah
tiga lagi (Diah, 2012), yaitu:
1. IBRD (Internasional Bank for Reconstruction and Development), memberi
pinjaman dan bantuan pembangunan bagi negara berpenghasilan menengah.
2. IDA (International Development Association) memberikan kredit lunak
dan mitra pembangunan untuk negara miskin.
3. IFC (International Finance Corporation) memberi bantuan pembiayaan
investasi bagi negara berkembang.
4. MIGA (Multilateral Investment Guarantee Agency) memberi pinjaman,
pengembangan skill dana sumberdaya perlindungan kepada investor atas
risiko politik.
5. ICSID (International Centre for the Settlement of Investment Dispute)
memberi bantuan arbitrase dan penyelesaian atas permasalahan investor
dengan negara, di mana lembaga ini berinvestasi.
Tujuan pembentukan Bank Dunia:
1. Merekonstruksi dan membangun daerah yang rusak karena peprangan dan
pembangunan ekonomi di negera-negara yang belum maju, dengan jalan
memberikan fasilitas-fasilitas dalam investasi modal untuk tujuan-tujuan
produktif.
2. Memajukan investasi darinluar negeri (suatu negara) dengan memberikan
jaminan atau ikut serta dalam investasi swasta tersebut dengan modal sendiri
(yang bersumber dari kontribusi pemerintah negara-negara aasing dan
mobilitas modal swasta) atau dengan modal yang diperoleh dari penjualan
obligasi.
3. Memajukan perdagangan internasional dan neraca pembayaran yang
seimbang.
4. Mengadakan koordinasi dengan pinjaman-pinjaman yang diberikan
melalui badan-badan internasional lain.

4
Bank Dunia memberi pinjaman dengan tarif proposional kepada
negara-negara anggota yang sedang dalam kesusahan. Sebagai balasannya
pihak bank juga meminta bahwa langkah-langkah ekonomi perlu ditempuh
agar misalnya tindak korupsi dapt dibatasi atau demokrasi dikembangkan.
Bank Dunia didirikan pada 27 Desember 1945 setelah ratifikasi internasional
mengenai perjanjian yang dicapai pada konferensi yang berlangsung pada 1
Juli-22 Juli 1944 di kota Bretton Woods. Markas Bank Dunia berada pada
Washington DC Amerika Serikat. Secara teknis dan struktural Bank Dunia
termasuk salah satu dari badan PBB, namun secara operasional sangat
berbeda dari badan-badan PBB lainnya (Mangani dan Ktut, 2009).
2.2.2. International Monetary Fund (IMF)
Dana Moneter Internasional (IMF) adalah organisasi internasional yang
bertanggung jawab dalam mengatur sistem finansial global dan menyediakan
pinjaman kepada negara anggotanya untuk membantu masalah-masalah
keseimbangan neraca keuangan masing-masing negara. Salah satu misinya
adalah membantu negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi yang
serius, dan sebagai imbalannya negara tersebut diwajibkan melakukan
kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya privatisasi Badan Usaha Milik Negara.
Dari negara-negara anggota PBB yang tidak menjadi anggota IMF adalah
Korea Utara, Kuba, Liechtenstein, Andorra, Monako, Tuvalu, dan Nauru
(Suyatno and Penyusun, 2007; Mangani andKtut, 2009; Soemitra, 2017).
IMF dijuluki organisasi internasional paling berkuasa di abad 20, yang
sangat besar pengaruhnya bagi kesejahteraan sebagian besar penduduk bumi.
Ada pula yang mengolok-olok IMF sebagai singkatan dari "Institute Of
Misery and Famine" Sebagaimana halnya Bank Dunia, lembaga ini dibentuk
sebagai hasil kesepakatan Bretton Woods setelah perang dunia II. Menurut
pencetusnya, Keynes dan Dexter White tujuannya adalah menciptakan
lembaga demokrasi yang menggantikan kekuasaan para bankir dan pemilik
modal internasional yang bertanggung jawab terhadap resesi ekonomi pada
dekade 1930 an, akan tetapi peran itu sekarang berbalik 180 derajat setelah
IMF dan Bank Dunia menerapkan model ekonomi neo-liberal yang

5
menguntungkan para pemberi pinjaman, bankir swasta dan investor
internasional (Lubis, 2010; Parinduri et al.. 2020; Sudarso et al., 2020).
Dalam status pendirian IMF disebut enam tujuan yang ingin dicapai oleh
IMF, yaitu:
1. Untuk memajukan kerjasama moneter internasional dengan jalan
mendirikan lembaga
2. Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia
3. Untuk memajukan stabilitas kurs valuta asing
4. Untuk mengurangi dan membatasi praktek praktek pembatasan terhadap
pembayaran internasional
5. Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam bentuk pinjaman
jangka pendek atau jangka menengah yang dibutuhkan guna mempertahankan
kurs valuta asing yang stabil selama neracapembayaran mengalami defisit
yang sifatnya sementara sampai dapat diatasi dengan jalan menyesuaikan
tingginya kurs devisa.
6. Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau surplus
neraca pembayaran.
Tujuan pembentukan IMF tercantum dalam Articles of agreement adalah:
1. Merupakan pusat permanen dalam berbagai pertemuan atau perundingan
pencapaian kerjasama internasional di bidang keuangan (moneter).
2. Membantu memperluas perdagangan internasional yang seimbang
sehingga mampu memberikan manfaat kepada anggotanya.
3. Mengupayakan tercapainya stable of exchange rate dan meniadakan
competitive depreciation.
4. Mengeliminir adanya exchange restriction yang dapat mengganggu
perdagangan internasional.
5. Membantu negara-negara anggota yang mengalami kesukaran dalam
pembayaran luar negeri melalui pemberian pinjaman.
6. Mengurangi waktu dan besarnya ketidakseimbangan dalam neraca
pembayaran negara anggota dengan menyiapkan sumber dana jangka pendek
(Soemitra, 2017; Purba, Gaspersz, et al., 2020).

6
2.2.3. Islamic Devlopment Bank (IDB)
Islamic Development Bank (IDB) adalah lembaga keuangan internasional
yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1975 (15 syawal 1395 H) oleh
negara- negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Kantor pusatnya terletak di Jeddah Arab Saudi, sedangkan untuk kantor
regionalnya telah dibuka di Rabat Maroko (1994), Kuala Lumpur Malaysia
(1994), Almaty Kazakhstan (1997), dan Dakar Senegal (2008). IDB juga
memiliki perwakilan di 12 negara yaitu Afghanistan, Azerbaijan, Bangladesh,
Guinea Conakry, Indonesia, Iran, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Sudan,
Uzbekistan dan Yaman (Sari et al., 2020; Siagian et al., 2020).
Fungsi IDB adalah memberikan pinjaman untuk proyek - proyek
produktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Selain itu, IDB juga
mendirikan dan mengoperasikan dana khusus untuk tujuan tertentu seperti
dana bantuan untuk masyarakat muslim di negara-negara non-anggota IDB
dan berwenang untuk menerima dana dan memobilisasi dana tersebut
berdasarkan sumber daya keuangan syariah yang kompatibel. Hal ini juga
dituntut dengan tanggung jawab untuk membantu dalam promosi
perdagangan luar negeri terutama dalam barang-barang modal diantara negara
anggota yakni memberikan bantuan teknis kepada negara-negara anggota dan
memperluas fasilitas pelatihan untuk personil yang terlibat dalam kegiatan
pembangunan di negara- negara muslim untuk menyesuahan diri dengan
syariah (Lubis, 2010; Soemitra, 2017).
 Tujuan IDB:
Untuk mendorong pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial
negara-negara anggota dan masyarakat muslim baik secara perorangan
maupun bersama- sama sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yaitu Hukum
Islam.
 Visi dan Misi IDB:
Demi mencapai tujuannya IDB memiliki visi untuk menjadi leader dalam
mendorong pembangunan sosial ekonomi di negara negara anggota dan
masyarakat muslim di negara-negara non anggota sesuai dengan prinsip

7
syariah. Di samping itu, IDB juga memiliki misi untuk mengurangi
kemiskinan, mendukung pembangunan manusia, ilmu pengetahuan dan
teknologi, ekonomi islam, perbankan dan keuangan dan meningkatkan
kerjasama antara negara-negara anggota melalui mitra pembangunan IDB.
 Keanggotaan dan Prinsip Operasional IDB:
Saat ini keanggotaan IDB terdiri dari 56 negara, syarat dan kondisi dasar
untuk keanggotaan adalah bahwa negara calon anggota harus menjadi
anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), membayar kontribusi kepada
modal bank dan bersedia menerima syarat-syarat dan kondisi sebagaimana
dapat diputuskan oleh Dewan Gubernur IDB. Setiap negara anggota dewan
diwakili oleh seorang gubernur dan gubernur alternatif, setiap anggota
memiliki 500 suara dasar ditambah 1 suara untuk setiap saham berlangganan.
Secara umum keputusan diambil oleh Dewan Gubernur berdasarkan
mayoritas hak suara yang terwakili dalam pertemuan. Dewan Gubernur
bertemu sekali setiap tahununtuk meninjau kegiatan Bank untuk tahun
sebelumnya dan untuk memutuskan kebijakan masa depan.
Prinsip operasional, ada lima prinsip operasional IDB yakni:
1. IDB menjadi khalifah (pelopor) pembangunan berdasarkan landasan islam
2. IDB proaktif
3. IDB selalu menjaga hubungan dan berusaha meningkatkan kerjasama
4. IDB menjadikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sebagai target
sebelum menyusunnya menjadi program
5. IDB berkonsultan dengan intens kepada setiap stakeholders dalam setiap
program yang diajukan
Ada lima focus kerjasama IBD yakni:
1. Pembangunan manusia
2. Pembangunan pertanian dan ketahanan pangan
3. Pembangunan infrastruktur
4. Kerjasama perdagangan antar negara anggota
5. Pembangunan sektor swasta
Klasifikasi aktivitas pemberian bantuan IDB adalah:

8
1. Ordinary Operation; berupa pinjaman, equity participation, leasing dan
installment sale.
2. Foreign Trade Financing; berupa pemberian bantuan pada negara-negara
anggota untuk pembiayaan impor untuk bahan baku.
3. Special Operation; berhubungan dengan proyek-proyek yang dibiayai oleh
Special Assistance Account.(Muchtar, 2016)
2.2.4. Asian Devlopment Bank (ADB)
Asia Devlopment Bank (ADB) adalah sebuah bank internasional yang
berkantor di pusat Filipinayang membantu pertumbuhan sosial dan
pertumbuhan ekonomi di Asia dengan cara memberikan pinjaman kepada
negara-negara miskin. ADB juga didirikan pada tanggal 19 Desember 1966 di
Manila, piagam pendiriannya ditandatangani oleh perwakilan dari 31 negara.
Pada awalnya pendirian ADB hanya beranggotakan 31 negara dan saat ini
berkembang menjadi 59 negara yang terdiri dari 43 negara kawasan Asia dan
16 negara di luar Asia. Kantor pusat ADB berkedudukan di Manila Philipina
memiliki 22 kantor cabang/perwakilan di beberapa negara Asia dan USA.
 Tujuan ADB:
1. Memberikan pinjaman dan melakukan investasi modal untuk
mempercepat pembangunan ekonomi dan sosial negara berkembang
2. Memberikan bantuan teknis dalam rangka persiapan dan pelaksanaan
proyek pembangunan
3. Mempromosikan investasi untuk sektor publik dan swasta untuk tujuan
pembangunan
4. Membuat tanggapan terhadap permintaan tenaga teknik dari negara
anggota dalam rangka koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan
(Suyatno and Penyusun, 2007).

2.3. Fungsi & Tujuan Lembaga Keuangan Internasional


2.3.1 Fungsi Lembaga Keuangan Internasional
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara
pemilik modal dan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran

9
dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.
Kehadiran lembaga keuangan inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang
dalam perekonomian, di mana uang dari individu investor dikumpulkan
dalam bentuk tabungan sehingga risiko dari para investor beralih pada
lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk
pinjaman utang kepada yang membutuhkan (Mukhtar, 2016).
2.3.2. Tujuan Lembaga Keuangan Internasional
Tujuannya antara lain yaitu :
1. Membantu negara-negara asia khususnya dalam mengkoordinasikan
kebijakan dan rencana pembangunannya dengan tujuan antara lain:
menyehatkan perekonomian dan meningkatkan ekspansi perdagangan luar
negeri.
2. Memanfaatkan sumber daya yang sedia dengan prioritas untuk
membangun negara-negara asia khususnya yang masih terbelakang.
3. Memberikan bantuan teknis untuk menyiapkan, membiayai dan
melaksanakan berbagai program / proyek pembangunan termasuk
memformulasikannya usulan proyek (Soemitra, 2017).

2.4. Peran Lembaga Keuangan Terhadap Perekonomian Indonesia


2.4.1. Peran World Bank Terhadap Indonesia
Bank Dunia adalah sebuah lembaga keuangan global yang secara
struktural berada di bawah PBB dan diistilahkan sebagai "specialized agency".
Bank Dunia dibentuk tahun 1944 sebagai hasil dari Konferensi Bretton
Woods yang di AS. Konferensi itu diikuti oleh delegasi dari 44 negara,
namun yang paling berperan dalam negosiasi pembentukan Bank Dunia
adalah AS dan Inggris. Tujuan awal dari dibentuknya Bank Dunia adalah
untuk mengatur keuangan dunia pasca PD II dan membantu negara-negara
korban perang untuk membangun kembali perekonomiannya (Zulfahmi,
2009).
Sejak tahun 1960-an, pemberian pinjaman difokuskan kepada
negara-negara non-Eropa untuk membiayai proyek-proyek yang bisa

10
menghasilkan uang, supaya negara yang bersangkutan bisa membayar
kembali hutangnya, misalnya proyek pembangunan pelabuhan, jalan tol, atau
pembangkit listrik. Era 1968-1980, pinjaman Bank Dunia banyak dikucurkan
kepada negara- negara Dunia Ketiga, dengan tujuan ideal untuk
mengentaskan kemiskinan dinegara-negara tersebut. Pada era itu, pinjaman
negara-negara Dunia Ketiga kepada Bank Dunia meningkat 20% setiap
tahunnya (Suyatno, no date).
Bank Dunia sebagai salah satu organ PBB mendapatkan mandat untuk
membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa-bangsa. Bank Dunia malah
memfokuskan operasinya pada penguatan pasar dan keuangan melalui
ekspansi ekonomi perusahaan multinasional, dan membiarkan Indonesia
selalu berada dalam jeratan hutang tak berkesudahan (Mangani and Ktut,
2009; Purba, Marzuki, et al., 2020; Sherly et al., 2020).
2.4.2. Peran International Monetary Fund (IMF) Terhadap Indonesia
Setelah krisis ekonomi 1997 peran IMF dalam menentukan kebijakan
ekonomi di Indonesia sangat kuat. Kekuatan pengaruh kebijakan IMF tersebut
berhasil menjatuhkan rezim Suharto, Habibie dan Abdurrahman Wahid.
Bahkan pemerintahan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono, nyaris
menyerahkan bulat-bulat kedaulatan kebijakan ekonomi pemerintah kepada
IMF. Namun tidak banyak yang mengetahui bahwa IMF dan Bank Dunia
sebagai lembaga-lembaga keuangan internasional (berbasis di Washington
dan didominasi oleh AS dan negara-negara barat lainnya) telah melakukan
kontrol yang ketat terhadap kebijakan ekonomi negara Indonesia sejak 1966
(Matthew, 2009).
Ketika perekonomian Indonesia menghadapi krisis sepanjang dekade
50-an dan tahun-tahun pertama 60-an, AS dan Bank Dunia melobi
pemerintahan Soekarno untuk menerima tawaran pinjaman besar kepada
Indonesia. Syarat pinjaman tersebut adalah pemerintah indonesia
menjalankan langkah-langkah penghematan sangat ketat dan
men-denasionalisasi-kan sektor ekonomi yang semula dimiliki pihak asing.
Tawaran Bank Dunia itu ditolak oleh Presiden Soekamo dalam sebuah rapat

11
akbar di Jakarta dengan seruan: "Go to hell with your aid!". Tidak lama
kemudian kedudukan Soekarno sebagai presiden digantikan oleh Socharto.
Bersamaan dengan itu pula pada Oktober 1966. pemerintahan Soeharto
menjalankan program stabilisasi yang dirumuskan dengan bantuan IMF dan
menghapus semua langkah-langkah nasionalisasi pemerintahan Soekarno.
Program tersebut adalah menghapuskan semua diskriminasi terhadap
investasi asing dan semua perlakuan istimewa pada sektor publik. Termasuk
menghapuskan sistem kontrol mata uang asing yang diberlakukan oleh rezim
Sukamo. Kemudian IMF juga membatasi belanja pemerintah agar tidak
melebihi 10% dari pendapatan nasional. Lalu diikuti dengan lahirnya
Undang-undang Investasi Asing pada 1967. Undang-undang dengan alasan
untuk menjadikan perekonomian lebih efisien. Yang tak kalah menarik yang
perlu dikritik dari peran IMF adalah ketika lembaga ini bahkan ingin ikut
campur sampai masalah-masalah detail praktek kebijakan ekonomi bahkan
merambah pada kebijakan politik dari negara-negara yang dibantunya. Untuk
kasus negara kita, mulai dari cengkeh dan tarif nol persen untuk beras, sampai
skandal Bank Bali, audit Pertamina, mengurus RUU anti korupsi, konflik
pasca penentuan pendapat di Timtim, kasus Atambua, mengejar 20 debitor
terbesar, revisi APBN, mempersoalkan pergantian menko dan kepala BPPN,
pasal-pasal amandemen UU BI dan yang lainnya, semuanya IMF ingin
campur tangan.
Selanjutnya apa yang kita peroleh dengan menerapkan resep-resep
ekonomi IMF tersebut? Pertama, penerapan rezim kurs mengambang bebas.
Pengalaman Indonesia menunjukkan bahwa penguatan kurs selama era
penerapan rezim kurs mengambang bebas yang terjadi selama era 1997-
sekarang adalah karena faktor-faktor politik yang tak bisa diprediksi dan non
manageable. Sangat riskan mewujudkan pemulihan Conomi kalau faktor
penting seperti kurs rupiah yang stabil dan kuat terwujud oleh faktor-faktor
yang non manageable dan unpredictable tersebut. Ini akan menyulitkan para
pembuat kebijakan dalam memprediksi dampak kebijakan-kebijakan fiskal
dan monetemya terhadap kurs rupiah dan selanjutnya pada variabel-variabel

12
ekonomi lainnya seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran,
ekspor-impor dan lain-lain.
2.4.3. Peran Islamic Devlopment Bank (IDB) Terhadap Indonesia
Presiden Islamic Development Bank (IDB) Ahmad Mohamed Ali
menyatakan akan semakin mempererat kerja sama dan memberikan dukungan
kepada Indonesia dalam meningkatkan pembangunan ekonominya,
khususnya di sektor finansial berbasis syariah, setelah Indonesia keluar dari
Dana Moneter Internasional. IDB sebagai international financing institution
seperti halnya Asean Development Bank atau World Bank sebagai bank
pembangunan yang berfungsi untuk mendorong dan membiayai proyek
pembangunan negara- negara. Perbedaan IDB dan ADB terletak pada
landasan dan falsafahnya. IDB menganut islamic finance, sedangkan ADB
conventional finance peran IDB di Indonesia secara umum dapat digolongkan
menjadi dua, yakni:
1. Diarahkan untuk proyek pembangunan seperti infrastruktur,
universitas dan lain sebagainya.
2. Ditujukan untuk mendorong perkembangan islamic finance di
Indonesia.
IDB akan mendukung Indonesia dalam mengembangkan sistem finansial
syariah, yang merupakan sistem yang sangat adil dengan akuntabilitas yang
sangat tinggi dan transparan.IDB akan memberikan dukungan finansial untuk
pembangunan proyek-proyek guna meningkatkan pembangunan ekonomi dan
sosial bagi masyarakat Indonesia.Sudah banyak universitas yang dibangun
melalui pembiayaan IDB salah satunya IAIN. Dari sektor pendidikan tersebut
IDB secara tidak langsung mendorong sumber daya manusia syariah.
Kegiatannya juga melingkupi training, pemberian beasiswa bagi warga yang
tertarik dengan ekonomi syariah. Salah satu hambatan secara umum
perkembangan keuangan syariah adalah sdm di samping kemampuan bank
syariah itu sendiri untuk melakukan penetrasi pasar. Faktor SDM bisa
dimaklumi karena keuangan syariah masih relatif baru sehingga kehadirannya
pada kurikulum pendidikan masih terbatas. (Novie, 2011).

13
2.4.4. Peran Asia Devlopment Bank (ADB) Terhadap Indonesia
Dalam perkembangannya, bantuan ADB yang diterima dirasakan
mengandung persyaratan yang semakin berat. Bantuan ADB dengan
persyaratan lunak telah berubah menjadi semakin berat suku bunganya karena
saat ini pinjaman biasa dalam OCR dikenakan front end fee yang pada saat
sebelum krisis hal ini tidak ada. Dengan adanya front end fee jumlah
pinjaman yang diterima tidak sebesar total pinjaman yang disepakati.
Perubahan ini terutama disebabkan oleh perkembangan pasar kredit
internasional dan terbatasnya dana murah ADB yang tersedia. Bantuan ADB
hanya diprioritaskan kepada negara-negara anggota baru ADB untuk wilayah
Asia yang digolongkan sebagai negara peminjam (borrowing members) yang
benar-benar sangat nmbutuhkan dana tersebut untuk memulihkan kembali
perekonomian di negaranya (Mukhtar, 2016; Purba, 2019a, 2019b, 2020b;
Purba et al., 2019; Romindo et al., 2020).
Sementara itu, seiring dengan keadaan ekonomi Indonesia yang dianggap
semakin baik telah menimbulkan perubahan sikap negara atau badan
pemberibantuan termasuk ADB terhadap Indonesia. Indonesia dianggap tidak
layak lagi untuk memperoleh bantuan ADB dengan persyaratan lunak. Hal
inilah yang mendorong Pemerintah Indonesia untuk menempuh
kebijaksanaan dan strategi penerimaan bantuan ADB dengan sangat hati-hati.
Bantuan ADB berperan sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan
pembangunan di samping sumber lainnya berupa tabungan pemerintah,
tabungan masyarakat dan investasi modal asing, serta sumber dalam negeri
lainnya. Sejalan dengan itu, bantuan ADB tersebut digunakan sebagai
pelengkap dari keseluruhan pembiayaan pembangunan nasional yang
pemanfaatannya sebagian besar untuk membiayai pembangunan proyek
proyek prasarana, sarana dan proyek lain yang produktif dan sesuai dengan
pentahapan pembangunan dalam Pembangunan Lima Tahun (PELITA) baik
yang bersifat proyek fisik maupun nonfisik.

14
Pelaksanaan bantuan yang bersumber dari ADB diarahkan pada
penciptaan pelayanan umum dan sarana penunjang termasuk modernisasi
bidang komunikasi dan serta peningkatan pendidikan dan jasa angkutan.
Pinjaman tersebut juga diarahkan pada pengembangan dan perluasan usaha
industri yang telah ada yakni sektor perkebunan, pertanian, perhubungan, dan
industri untuk pemeliharaan prasarana dan sarana seperti pabrik semen dan
besi baja. Selain itu bantuan juga diarahkan pada pengembangan berbagai
industri yang menunjang pertanian seperti pabrik pupuk dan peralatan
pertanian, pengembangan industri dasar dan pembentukan industri baru guna
menunjang sektor pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan,
perdagangan, dan perluasan pemanfaatan sumber-sumber daya alam lainnya.
Bantuan ADB juga. disalurkan melalui perbankan untuk membangun
perumahan, pengembangan dan pembinaan usaha-usaha kecil dan menengah
yang bersifat padat karya (Suvatno and Penyusun. 2007: Mangani and Ktut.
2009: Lubis, 2010).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang telah
ditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan subjek hukum
internasional.Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional,
meski lain lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang
sosok sebagai pemegang saham. Sedangkan menurut Kasmir lembaga keuangan
internasional didirikan untuk menangani masalah-masalah keuangan yang bersifat
internasional, baik berupa bantuan pinjaman atau bantuan lainnya.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca
khususnya para rekan rekan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang
Bank dan lembaga keuangan lainnya lembaga keuangan internasional. Demi
penyempurnaan makalah, penulis berharap kritik dan saran yang konstruktif.

16
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, P. A., Supitriyani, S., Parinduri, L., Astuti, A., Azwar, K., Simarmata, H.
M. P., ... & Arfandi, S. N. (2021). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Yayasan Kita Menulis.

17

Anda mungkin juga menyukai