Oleh :
Kelompok 3
1. Agung Nurrohman 19133200008
2. Restu Marfiatun 19133200005
3. Milla Nur Fitri Yanti 19133200012
4. Yufri Murtiningsih 19133200033
5. Dianita Eka Oktami 19133200030
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpah rahmat
dan hidayah-nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dengan
judul makalah “Deviden dan Pembelian Kembali Saham”. Makalah ini disusun
agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.
Penulisan makalah ini merupakan tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas Manajemen Keuangan Lanjutan.
Ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan
yaitu Ibu Arista Natia Afriany, S.E, MBA serta teman-teman yang telah terlibat
dan memberikan bantuan dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat
selesai teapat waktu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibituhkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya.
Penuli
s
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul....................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.................................................................................................................1
1. Latar Belangakang.....................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
3. Tujuan........................................................................................................................2
4. Manfaat......................................................................................................................2
Bab II Pembahasan.................................................................................................................3
1. Deviden Versus Keuntungan Modal : Manakah yang
Lebih Disukai Investor...............................................................................................3
2. Permasalahan Kebijakan Deviden Lainnya...............................................................5
3. Menciptakan Kebijakan Deviden dalam Praktik.......................................................7
4. Program Reinvestasi Deviden....................................................................................18
5. Ringkasan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Kebijakan Deviden.....................................................................................................20
6. Dividen Saham dan Pemecahan Saham.....................................................................23
7. Pembelian Kembali Saham........................................................................................25
Bab III Penutup......................................................................................................................29
1. Kesimpilan.................................................................................................................29
2. Saran...........................................................................................................................29
Daftar Pustaka........................................................................................................................30
iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang meraih laba,kemudian
laba tersebut dapat diinvestasian kembali kedalam aset-aset operasi,
digunakan untuk membayar utang atau didistribusikan kepada pemegang
saham.
Perusahaan yang meraih keuntungan biasanya akan dihadapi pada tiga
pertanyaan. Diantaranya :
1) Berapa banyak arus kas yang harus diberikan kepada para pemegang
saham ?
2) Apakah perusahaan sebaiknya memberikan uang ini kepada pemegang
sahamnya dengan menaikkan deviden atau membeli kembali sahamnya ?
3) Apakah perusahaan sebaiknya menjaga kebijakan pembayaran yang
konsisten dan stabil, atau apakah perusahaan membiarkan saja
pembayaran mengalami variasi sesuai dengan perubahan kondisi ?
1
3. Tujuan
1. Dapat mengetahui mana yang lebih disukai investor, deviden atau
keuntungan modal
2. Dapat mengetahui permasalahan dalam kebijakan deviden lainnya
3. Dapat menentukan kebijakan deviden dalam praktik
4. Dapat mengetahui program reinvestasi deviden
5. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
6. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan deviden saham dan
pemecahan saham
7. Dapat mengetahui cara pembelian kembalian saham
4. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan dari penyusun maupun mahasiswa
dalam memahami Deviden dan Pengembalian Saham Kembali.
2. Menjadi sumber masukan bagi mahasiswa yang ingin membicarakan
tentang Deviden dan Pengembalian Saham Kembali.
5.
2
BAB II PEMBAHASAN
3
asumsi-asumsi tersebut mereka membuktikan bahwa nilai suatu
perusahaan hanya ditentukan oleh profitabilitas dasar dan resiko
usahanya. Dengan kata lain, nilai perusahaan hanya bergantung pada laba
yang dihasilkan oleh asetnya, bukan bagaimana laba itu dipecah antara
dividen dan laba ditahan. Tetapi perlu dicatat, MM antara lain berasumsi
bahwa tidak ada pajak yang dibayarkan atas deviden, saham dapat dibeli
dan dijual tanpa adanya biaya transaksi dan setiap orang baik investor
maupun manajer memiliki informasi yang sama tentang laba perusahaan
di masa depan.
Dalam mempertahankan teorinya, MM mencatat bahwa banyak
saham milik investor institusional yang tidak membayar pajak dan dapat
membeli serta menjual saham dengan biaya transaksi yang sangat rendah.
Bagi investor seperti itu kebijakan dividen bias jadi irelevan, dan jika
investor seperti ini mendominasi pasar dan mewakili “investor marginal”
maka teori MM dapat valid meskipun asumsi-asumsinya tidak realistis.
Perhatikan pula bahwa bagi investor yang membayar pajak, pajak dan
biaya transaksi bergantung pada laba investor individual dan sampai
berapa lama ia berencana untuk memiliki saham. Akibatnya dalam hal
preferensi investor akan dividen tidak ada kebijakan yang sesuai untuk
semua kondisi.
4
tak acuh terhadap dividen dan keuntungan modal yaitu D1 / P 0 dan g.
MM menyebut argumentasi Gordon-Lintner sebagai kepercayaan burung
di tangan yang salah karena menurut pendapat MM sebagian besar
investor berencana untuk menginvestasikan kembali devidennya ke
dalam saham perusahaan yang sama atau serupa dan setiap saat tingkat
risiko arus kas perusahaan kepada investor dalam jangka panjang akan
ditentukan oleh risiko arus kas operasi, bukan oleh kebijakan
pembayaran dividen.
5
MM berpendapat bahwa kenaikan dividen di atas jumlah yang
diharapkan merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen
perusahaan meramalkan laba yang baik bagi masa depan. Sebaliknya,
penurunan dividen atau kenaikan dalam jumlah lebih kecil yang
diharapkan, merupakan suatu sinyal bahwa manajemen meramalkan laba
masa depan yang buruk. Jika posisi MM benar, maka perubahan harga
saham setelah kenaikan atau penurunan dividen tidak menunjukkan
adanya preferensi atas dividendibandingkan laba ditahan. Perubahan.
harga tersebut hanya menunjukkan bahwa pengumuman dividen
memiliki muatan sinyal atau informasi (Information content or signaling)
tentang laba di masa depan.
Para manajer seringkali memiliki informasi yang lebih baik tentang
prospek dividen di masa depan dibandingkan dengan pemegang saham
publik, sehingga jelas terdapat muatan infoemasi dengan pengumuman
dividen. Namun, sulit untuk dipastikan apakah perubahan harga saham
yang mengikuti kenaikan atau penurunan dividen hanya mencerminkan
dampak sinyal (seperti pendapat MM) atau preferensi dividend an juga
sinyal. Meskipun begitu, dampak sinyal seharusnya sudah pasti perlu ikut
diperhitungkan ketika suatu perusahaan mempertimbangkan
dilakukannya perubahan dalam kebijakan dividen.
2.2 Dampak Klien
6
jumlah jumlah pajak berjalan yang harus dibayarkan oleh pemegang
saham dan makin kecil pengorbanan yang harus mereka lakukan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka setelah pajak. Jadi investor
yang menginginkan pendapatan investasi saat ini sebaiknya memiliki
saham di perusahaan yang dividennya tinggi, sementara investor yang
tidak membutuhkan pendapatan investasi saat ini sebaiknya memiliki
saham perusahaan yang dividennya rendah. Semua ini menunjukkan
adanya dampak klien (clientle effect) artinya perusahaan memiliki klien
ynag berbeda-beda, bahwa setiap klien memiliki preferensi yang
berlainan dan suatu perubahan kebijakan dividen kemungkinan akan
mengecewakan klien yang dominan serta memberikan dampak negatif
pada harga saham. Ini menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya
menstabilkan kebijakan dividen sehingga menghindari gangguan pada
kliennya.
7
bagi perusahaan yang bergerak dalam industri yang menguntungkan
tetapi sudah mapan, di mana hanya terdapat sedikit peluang
pertumbuhan. Perusahaan seperti ini pada umumnya mendistribusikan
sebagian besar persentase kas kepada pemegang saham, sehingga akan
menarik klien investor yang menyukai dividen yang tinggi. Perusahaan
lain mungkin menghasilkan kas dalam jumlah kecil, tetapi memiliki
investasi yang baik. Perusahaan seperti ini biasanya mendistribusikan kas
dalam jumlah kecil, tetapi menikmati kenaikan laba dan harga saham
sehingga menarik investor yang menyukai keuntungan modal.
Pada beberapa dekade terakhir, telah terjadi penigkatan jumlah
perusahaan baru dengan pertumbuhan tinggi yang diperdagangkan di
bursa saham. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Eugene Fama dan
Kenneth French menunjukan bahwa proporsi perusahaan yang
membayarkan dividen mengalami penurunan tajam selama periode ini.
Pada tahun 1978 sebesar 66,5% perusahaan di bursa saham utama
memebayarkan dividen. Pada tahun 1999, proporsi tersebut turun
menjadi 20,8%. Analisis Fama dan French menunjukan bahwa Sebagian
penurunan ini terjadi karena perubahan komposisi perusahaan yang ada
di bursa saham. Analisis mereka juga menunjukan bahwa penurunan ini
diakibatkan oleh adanya kenyataan bahwa berbagai jenis perusahaan baru
dan lama semakin kecil kecenderungannya untuk membayar dividen.
8
Biogen Idec Inc Bioteknologi “ “
eBay Layanan “ “
internet
Unisys Corp. Komputer “ “
Tabel 1.1
9
2. Peluang investasi perusahaan.
3. Target struktur modal.
4. Ketersediaan serta biaya modal eksternal.
Kata residual berarti “sisa” dan kebijakan residual berarti dividen yang
dibayarkan dari “sisa” laba.
Dividen = Laba neto - Saldo laba yang dibutuhkan untuk mendanai invesatsi baru
10
Sebagai contoh anggaplah perusahaan memilki laba $100 juta,
target rasio ekuitas sebesar 60%, dan berencana memebelanjakan $50
juta untuk proyek modal. Dalam kasus tersebut, perusahaan memerlukan
$50(0,6) = $30 juta ekuitas biasa ditambah $20 juta utang baru untuk
mendanai anggaran modal tersebut. Berarti tersisa $100 - $30 = $70 juta
yang tersedia untuk dividen, dan menghasilkan rasio pembayaran sebesar
70%.
11
selain penggantian asset dari penyusutan) sebesar $100 juta, terdiri atas
saldo laba $60njuta ditambah $40 juta utang baru yang didukung oleh
saldo laba dengan biaya modal marginal 10%.Apabila anggaran modal
melebihi $100 juta komponen ekuitas yang diminta akan melebihi laba
neto, yang tentu saja jumlah maksimum saldo laba yang dimungkinkan.
Dalam hal ini T&W harus menerbitkan saham biasa baru dan mendorong
biaya modalnya di atas 10%.
12
Kita melihat kemudian bahwa berdasarkan model residual, dividen
dan rasio pembayaran akan bervariasi siring peluang investasi. Variasi
dividen juga akan terjadi apabila pendapatan berfluktuasi. Karena
peluang investasi dan pendapatan bervaraiasi dari tahun ke tahun
kepatuhan terhadap kebijakan dividen residual akan menghasilkan
dividen yang tidak stabil. Perusahaan mungkin tidak membayar dividen
selama satu tahun karena memerlukan dana untuk membiayai peluang
investasi yang bagus, etapi tahun berikutnya perusahaan membayarkan
dividen dalam jumlah besar karena peluang investasi buruk sehingga
perushaan tidak perlu menhaan banyak laba. Sama halnya laba yang
berfluktuasi juga akan menghasilkan dividen yang bervariasi, bahkan jika
peluang investasinya stabil. Oleh karena itu mengikuti kebijkaan dividen
residual hamper pasti mengahsilkan dividen yang berfluktuasi dan tidak
stabil. Hal ini tidk berakibat buruk apabila investor tidak
mengkhawatirkn dividen yang berfluktuasi, teapi karena investor lebih
menyukai dividen yang stabil dan dapat diandalkan perusahaan tidak
akan optimal jika selalu mengikti model residual setiap tahun. Saatu
kemungkinan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengimbangi kekhawatiran ini dalah dengan:
13
Sebagian besar perusahaan besar menggunakan model dividen
residual secara konseptual, kemudian mengimplementasikannya dengan
model perkiraan finansial yang terkomputerisasi. Informasi atas proyeksi
beban modal dan persyaratan modal kerja dimasukan ke dalam model,
bersamaan dengan perkiraan penjualan, margin laba, penyusutan, dan
elemen lain yang dibutuhkan untuk memperkirakan arus kas. Target
struktur modal juga dispesikasi model itu kemudian menghasilkan
jumlah utang dan ekuitas yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
penganggaran modal sembari mempertaahankan struktur modal.
Tabel 15.2 Rasio Pembayaran Dividen T&W dengan Laba Neto $60 juta
Ketika Menghadapi Berbagai Peluang Investasi ( dalam juta Dolar)
14
rendah jika dalam kondisi baik, Perusahaan seperti ini menetapkan
dividen “regular” yang sangat rendah dan kemudian menambahkannya
dengan dividen “ekstra” Ketika dalam kondisi baik, yang disebut sebagai
kebijakan dividen rendah plus ekstra (low-reguler-dividend-plud-
extras). Perusahan mengumunkan dividen regular yang rendah yang
diyakini dapat dipertahankan dalam segala situasi, dividen yang dapat
diandalkan oleh pemegang saham pada kondisi apa pun. Kemudian
Ketika kondisi baik dan menguntungkan serta arus kas tinggi, perusahaan
membayar dividen ekstra yang diinginkan. Karena investor memahami
bahwa dividen ekstra mungkin tidak dapat dipertahankan di masa depan,
investor tidak menganggapnya ketidaannya sebagai sinyal negatif.
15
relatif stabil dan selalu di bawah 100%. Arus kas yang stabil (dan tinggi)
mengindikasikan bahwa dividen Chevron relative aman, dan investor
dapat mengendalikan penerimaan itu selanjutnya. Dengan arus kas per
saham yang sangat tinggi kenaikan dividen selanjutnya (pembelian
Kembali saham dalam jumlah besar) dimungkinkan dengan asumsi tidak
ada hal buruk terjadi di pasar minyak bumi.
Chevron adlaah contoh khas perusahaan yang kuat. Dividennya
dapat diandalkan, dan tumbuh pada tingkat yang stabil. Pendapatan
relative berfluktuasi, tetapi arus kas lebih stabil, dan arus kas yang stabil
itu bertanggung jawab atas dividen yang stabil. Ketika pendapatan
berubah secara drastic baik naik turun, dividen cenderung akan
mengikuti dengan suatu jeda sementara manajemen memeutuskan apakah
perubahan pendapatan itu akan berlanjut. Jadi penurunan pendapatan
Chevron pada 2001 dan 2002 ternyata hanya sementara, sehingga
dividen dipertahankan dan bahkan naik selama tahun-tahun
tersebut.Pendapatan yang sangat besar dan aliran arus kas setelah tahun
2002 berlanjut hingga 2008. Pendapatan arus kas turun pada tahun 2009
selama perlambatan ekonomi dan Kembali ke level yang lebih tinggi
selama 2010 hingga 2012, tetapi turun di tahun 2013. Namun demikian
DPS Chevron tetap berada di bawah CFPS dan EPS -nya, yang
menyiratkan bahwa dividen, pembelian Kembali,dan investasi baru yang
menguntungkan akan terus berlanjut di masa mendatang.Bagaimanapun
Chevron berkutat dengan minyak bumi dan pada komoditas tersebut hal-
hal tak terduga dapat terjadi.
16
sehingga pemegang saham dapat mengandalkan penerimaan dividen
kecuali jika terjadi masalah operasi yang tidak dapat diantisipasi.
Prosedur pembayaran aktualnya adalah sebagai berikut:
1. Tangal pengumuman. Pada tanggal pengumuman (declaration date)
misalnya tanggal 6 November direksi bertemu dan mengumumkan
dividen regular mengelaurkan pernyataan serupa dengan :”Pada 6
November direksi Karz Corporation bertemu dan mengumumkan
dividen kuartalan regular sebesar 50 sen per saham, dibayarkan
kepada pemegang saham pada saat penutupan bisnis tanggal 10
Desember, dan pembayaran akan dilakukan pada 4 Januari 2016.”
Untuk tujuan akuntasnsi dividen yang diumumkan menjadi liabilitas
actual pada tanggal pengumuman. Dalam laporan posisi keuangan,
jumlah ($0,50 x jumlah saham beredar) akan terlihat sebagai
liabilitas lancer dan saldo laba akan berkurang sejumlah yang sama.
2. Tanggal pemegang saham yang tercatat saat penutupan bisnis pada
tanggal pemegang saham yang tercatat (holder-of-recor-date), 10
Desember perusahaan menutup buku transfer sahamnya dan
Menyusun daftar pemegang saham per tanggal tersebut. Apabila
Karz Corporation menerima notifikasi penjualan sebelum penutupan
bisnis pada 10 Desember pemilik yang baru akan menerima dividen.
Namun jika notifikasi diterima pada atau setelah 11 Desember
pemilik sebelumnya yang akan menerima cek dividen.
3. Tanggal ex-divinded. Anggap Jean Buyer membeli 100 lembar
saham dari John Seller pada 7 Desember. Akankah perushaan
menerima notifikasi transfer itu tepat waktu sehingga Buyer terdaftar
sebagai pemilik yang baru sehingga perusahaan membayar dividen
kepadanya? Untuk menghindari konflik industry sekuritas telah
membuat suatu konvensi di aman ha katas dividen tetap pada saham
tersebut . Tanggal di mana hak atas dividen meninggalkan saham itu
disebut tanggal ex-dividend (ex dividend date). Dalam hal ini
tanggal ex dividend adalah sua hari kerja sebelum 10 Desember,
yaitu 8 Desember.
17
Dividen Bersama dengan saham apabila dibeli 7 Desember
pada atau sebelum tanggal ini
Tanggal ex dividend. Buyer tidak menerima 8 Desember
dividen
Buyer tidak menerima dividen 9 Desember
Tanggal pencatatan pemegang saham, 10 Desember
biasanya tidak dikhawatirkan oleh pemegang
saham
Oleh karena itu , jika Buyer ingin menerima dividen, Buyer harus
memebeli saham itu pada atau sebelum 7 Desember. Apabila Buyer
memebelinya pada 8 Desember atau sesudahnya. Seller akan menerima
dividen karena ia tercatat sebagai pemegang saham resmi.
Dalam kedua kasus pemegang saham harus memebayar pajak atas jumlah
dividen meskipun yang diterima adalah saham, dan bukan uang tunai.
18
Berdasarkan kedua jenis DRIPs pemegang saham memilih antara terus
menerima cek dividen dan memebiarkan perusahaan menggunakan dividen
itu untuk memebeli lebih banyak saham perusahaan bagi investor.
Berdasarkan program “saham lama” perusahaan memeberikan dana yang
akan diterima oleh pemegag saham yang memilih untuk menggunakan DRIP
kepada suatu bank, yang bertindak sebagai penjamin. Bank itu kemudian
menggunakan dana tersebut untuk membeli saham perusahaan di pasar
terbuka dan mengaloaksikan saham yang telah dibeli kepada akun-akun
pemegang saham partisipan berdasarkan pro rata. Biaya transaksi dari
membeli saham (biaya pialang) rendah akibat volume pembelian sehingga
program tersebut menguntungkan pemegang saham kecil yang tidak
memerlukan dividen kas saat ini.
19
Perusahaan berpindah dari saham lama ke saham DRIP baru tergantung
kebutuhan modal ekuitas mereka.
20
d. Dampak kebijakan dividen terhadap rs
5.1 Batasan
1. Kontrak Perjanjian Obligasi (brand Indentures).
Kontrak utang membatasi pembayaran dividen terhadapa laba yang
dihasilkan setelah pinjaman itu disetujui. Selain itu kontrak utang
sering kali menetapkan bahwa tidak ada deviden yang dibayarkan
kecuali rasio lancer, rasio times-interest-earned (rasio cakupan bunga
adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghormati
pembayaran utangnya) dan rasio keamanan lainya melebihi nilai
minimal yang di nyatakan.
2. Pembahasan saham preferen.
Biasanya deviden saham biasa tidak dapat dibayarkan apabila
perusahaan menghilangkan deviden saham biasa dapat dilanjutkan.
3. Aturan pelemahan modal (impairment of capital rule)
Pembayaran deviden tidak dapat melebihi “saldo laba” pada laporan
posisi keuangan. Pembahasan legal ini yang dikenal dengan aturan
pelemahan modal, didesain untuk melindungi kreditur. Tanpa aturan
ini, suatu perusahaan yang sedang kesulitan dapat mendistribusikan
Sebagian besar asetnya kepada pemegang saham dan membiarkan
para pemengang saham tidak mendapat apa-apa.
4. Ketersedian kas
Deviden kas dapat dibayar hanya dengan kas.Jadi kekurangan kas di
bank dapat membatasi pembayaran dividen. Namun demikian,
kemampuan untuk memminjam dapat menutupi factor ini.
5. Pajak penalty terhadap pendapatan yang dikumpulkan secara tidak
wajar.
Untuk mencegah individu kaya menggunakn perusahan sebagai alat
penghindar pajak pribadi. UU Pajak AS memberikan tarid khusus
untuk pendapatan yang dikumpulakn secara tidak wajar. Jadi,
apabila IRS dapat menunjukan bahwa rasio pembayaran dividen
suatu perusahaan secara sengaja ditahan untuk membantu pemegang
21
saham menghindari pajak pribadi, perusahaan itu akan dikenakan
penalty yang besar. Faktor ini relevan teruatam untuk perusahaan
yang sahamnya dimiliki oleh sekelompok orang.
5.2 Peluang Investasi
1. Jumlah Peluang Investasi yang menguntungan.
Apabila suatu perusahaan memiliki banyak sekai peluang investasi
yang menguntungan , hal ini cenderung akan menghasilkan target
rasio pembayaran yang rendah dan demikian sebaliknya apabila
perusahan itu memiliki hanya sedikit peluang investasi.
2. Kemungkinan Mempercepat atau menunda proyek.
Kemampuan untuk mempercepat tau menunda proyek membuat
perusahan lebih mematuhi deviden yang stabil.
5.3 Sumber Modal Alternatif
1. Biaya menjual saham baru.
Apabila perusahan perlu mendanai suatu level investasi tertentu,
perubahan dapat memperoleh ekuitas dengan saldo laba atau
menerbitkan saham baru.
2. Kemampuan untuk mengantikan utang dengan ekuitas.
Biaya emisi saham yang rendah memungkinkan kebijakan deviden
yang lebih fleksibel karena ekuitas dapat dikumpulkan melalui saldo
laba atau menjual saham yang baru.
3. Kendali
Apabila manajemen, ingin mempertahankan kendali perusaahan
mungkin enggan untuk menjual saham baru, sehingga perusahaan
dapat menahan lebih banyak dibandingkan dengan seharusnya.
Namun demikian, apabila pemegang saham menginginkan
4. deviden lebih tinggi, serta muncul perebutan kendali dividen dapat
ditingkatkan.
5.4 Dampak Kebijakan deviden Terhadap rs
Dapat dikelompokkan ke dalam 4 faktor :
1. Keinginan para pemegang saham untuk pendapatan saat ini dan masa
yang akan datang
22
2. Persepsi resiko dividen versus keuntungan modal
3. Manfaat pajak dari keuntungan modal
4. Konten informasi (sinyal) atas dividen.
23
Dividen yang dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, bukan
kas. Pemecahan saham umumnya digunakan setelah terbentuk harga
yang tinggi sehingga memerlukan penentuan harga. Dividen saham, yang
digunakan secara regular setiap tahun menjadikan harga saham lebih
banyak atau lebih sedikit terbatasi.
6.3 Dampak Terhadap Harga Saham
Apabila suatu perusahaan memecah sahamnya atau mengumumkan
dividen saham, hal ini meningkatkan nilai pasar sahamnya. Berikut untuk
penelitiannya :
1. Secara rata-rata, harga saham suatu perusahaan baik segera setelah
perusahaan mengumumkan pemecahan saham atau dividen saham
2. Salah satu alasan bahwa pemecahan saham dan deviden saham dapat
menyebabkan harga yang lebih tinggi adalah investor sering kali
menggangap pemecahan saham dan dividen saham sebagai sinyal
laba masa depan yang lebih tinggi.
3. Apabila suatu perusahaan mengumumkan pemecahan saham atau
deviden, harganya cenderung naik. Namun demikian, apabila selama
beberapa bulan ke depan perusahan tidak mengumukan kenaikan
laba dan deviden, harga saham umumnya akan turun kembali ke
level semula. Hal ini mendukung efek sinyal yang telah kita
diskusikan sebelumnya.
4. Dengan menerbitkan lebih banyak saham dan menurunkan harganya,
pemecahan saham juga dapat meningkatkan likuiditas saham. Hal ini
cenderung menigkatkan nilai perusahaan.
5. Terdapat bukti bahwa harga saham mengubah bauran para
pemegangnya. Promosi perdagangan yang dilakukan oleh investor
cenderung meningkat setelah pemecahan saham, sementara proposal
perdagangan yang dilakukan oleh investor internasional cenderung
menurun.
24
hal itu, memberikan cara yang relatif lebih murah bagi manajeman untuk
memberikan sinyal bahwa prospek perusahaan terlihat baik.
25
perusahaan dapat menggunakan $ 2,2 juta itu untuk membeli kembali
110.000 lembar sahamnya pada harga saat inisbesar $20 per lembar.
Dampak pemebelian kembali terhadap EPS dan harga pasar persaham
dari sisa saham dapat dianalisis sebagai berikut:
1. EPS saat ini = laba total/jumlah saham=$4,4 juta/$1,1 juta=$4,00
per lembar
2. Rasio P/E=$20/$4=5 kali
3. EPS setelah membeli kembali 110.000 lembar saham= $4,4
juta/$0.99 juta=$4,44 perlembar.
4. Rasio P/E setelah pembelian kembali=420/$4,44=4,50 kali.
26
7. Perusahaan yang menggunakan opsi saham sebgai komponene
penting kompensasi karyawan dapat membeli kembali saham dan
menerbitkan ulang saham tersebut ketika karyawan menggunakan
opsinya.
27
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Deviden adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada
pemegang saham. Kebijakan deviden adalah kebijakan pembagian
pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan deviden.
Dalam memutuskan seberapa besar jumlah kas yang didistribusikan
manajer keuangan harus selalu diingat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga sebagian besar sasaran
rasio pembayaran yang didefinisikan sebagai presentase laba bersih yang
akan dibayayarkan sebagai deviden tunai, seharusnya didasarkan oleh
preferensi investor atas deviden versus keuntungan modal.
Program reinvestasi deviden merupakan suatu program yang
memungkinkan pemegang saham secara otomatis menginvestasikan kembali
deviden yang diterim kembali ke saham perusahaan yang melakukan
pembayaran.
Deviden saham adalah suatu dividen yang dibayarkan dalam bentuk
tambahan lembar saham dan bukan dalam bentuk tunai. Pecah saham
merupakan suatu tindakan yang diambil oleh suatu perusahaan untuk
meningkatkan jumlah lembar saham beredar.
2. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunta banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh oleh karena itu penulis banyak berharap kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini.
28
Daftar Pustaka
29