Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

“ RESIKO INVESTASI DAN TEORI PORTOFOLIO “

DI SUSUN OLEH :

1. Muhammad Nur Taufiq B.131.17.0021

2. Yogi Renaldi Ananta B.131.17.0040

3. Bagaswara Bayu A. B.131.17.0052

4. Upik Wulandari B.131.17.0103

5. M. AlifRohman F. B.131.17.0106

6. Nicholas Andrew S. B.131.17.0275

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG

2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana yang telah kita ketahui, Investasi merupakan komitmen sejumlah dana
untuk tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan dating. Keuntungan dimasa
yang akan datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko investasi. Dalam konteks
investasi, keuntungan dimasa yang akan datang mencerminkan harapan yang belum tentu
terrealisasi. Oleh karena itu keuntungan dimasa yang akan datang lebih dikenal dengan
istilah return harapan (expected return).

Karena return harapan dari investasi akan terjadi di masa yang akan datang dan
bersifat tak pasti, maka disamping return, dalam konsep investasi juga perlu dipelajari
tentang risiko. Risiko investasi bisa diuraikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara return actual dengan return harapan. Keduanya bagaikan dua sisi maa uang yang
selalu berdampingan, artinya dalam berivestasi, disamping menghitung return harapan,
investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh karena itu,
investor harus pandai-pandai mencari alternative investasi yang menawarkan tingkat
return harapan yang paling tinggi dengan tingkat resiko tertentuu, atau investasi yang
menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan


imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High
Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai
alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang
berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif
keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang
menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh
besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengembalian yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dimaklaah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan resiko investasi?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis resiko portofolio?
3. Apa saja resiko dalam konsep investasi?
4. Apa saja jenis – jenis resiko investasi?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Resiko Investasi

Dalam investasi reksa dana, pasti ada yang namanya risiko. Risiko dapat
menyebabkan nilai pokok investor berkurang. Setiap produk investasi pasti memiliki
potensi risiko. Tetapi ada hal yang membedakan antara risiko dan berisiko. Kata risiko
merujuk pada potensi risiko dari masing-masing produk investasi, sedangkan kata
berisiko merujuk pada orang yang berinvestasi. Artinya ketika seseorang mampu
mengedalikan investasinya makan risikonya semakin berkurang. Oleh karena itu, para
investor dipasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa secara teoritis
setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan keuntungan, investor juga
harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau kerugian.

Sebagai Investor, anda harus memahami bahwa terdapat hubungan kuat dan positif
antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat risiko (risk). Semakin
tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat risiko dan
sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula risikonya
(High Return High Risk dan Low Return Low Risk).

Risiko Investasi adalah sebuah besaran atau ukuran dari sebuah ketidakpastian yang
menggambarkan variansi dari imbal hasil sebuah investasi. Risiko investasi yaitu
kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return harapan.
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang
diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Menurut Jorion (2000), menyatakan risiko
sebagai volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset
atau kewajiban dari bunga.

Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi
yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Jorion (2000), menyatakan risiko sebagai
volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset atau
kewajiban dari bunga.

Oleh karena itu, para investor dipasar modal harus dapat menyadari sungguh-
sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan
keuntungan, investor juga harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau kerugian.

Selanjutnya perlu juga dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat hubungan kuat
dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat risiko
(risk). Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya
tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah
pula risikonya (High Return High Risk dan Low Return Low Risk).

Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang


diharapkan (expected return-ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).
Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar pula tingkat risikonya.

2.2 Pengertian Analisis Resiko Portofolio

Dalam manajemen portofolio dikenal adanya konsep pemgurangan risiko sebagai


akibat penambahan sekuritas kedalam portofolio. konsep ini mengatakan jika kita
menambahkan secara terus-menerus jenis sekuritas kedalam portofolio kita , maka
manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh akan semakin besar sampai mencapai titik
tertentu dimana manfaat pengurangan tersebut mulai berkurang.

Konsep penurunan risiko portofolio didasari asumsi bahwa retur-return bersifat


independen. Dengan asumsi bawha return sekuritas yang ada dalam portofolio tidak
saling mempengaruhi satu dengan yang lainya, risiko portofolio bisa diestimasi dengan
nilai deviasi standar populasi dibagi dengan akar dari n ( jumlah sekuritas dalam
portofolio). rumus untuk menghitung deviasi standar portofolio bisa dituliskan sebagai
berikut ini.

Contoh: misalnhya risiko setiap sekuritas sebesar 0,20, maka risko portofolio akan
menurun terus jika semakin banyak jumlah sekuritas yang dimasukan kedalam
portofolio. misalnya, jika kita memasukkan 100 saham dalam portofolio tersebut maka
risiko portofolio akan berkurang dari 0,20 menjadi 0,02

Semakin banyak jumlah saham yang dimasukan kedalam portofolio, semakin besar
manfaat pengurangan risiko. Bebrapa hasil studi empiris tentang jumlah saham dalam
portofolio yang bisa mengurangi risiko telah dilakukan dan menghasilkan rekomendasi
bahwa untuk mengurangi risiko portofolio diperlukan sedikinya antara 10-20 jenis
saham.
Portofolio adalah istilah keuangan yang menunjukkan koleksi investasi yang
dimiliki oleh perusahaan investasi, hedge fund, lembaga keuangan atau
individu. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik
berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor.
” Portofolio dapat didefinisikan sebagai melakukan investasi pada berbagai
instrumen investasi, bisa sejenis dan bisa juga tidak sejenis, yang tujuannya adalah
menurunkan risiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan.” (Widoatmojo,
2005:272)
” Portofolio adalah merupakan penganekaragaman (diversifikasi) pada beberapa
peluang investasi yang dilakukan oleh investor perorangan atau lembaga.” (Warsini,
2009:117)

2.3 Resiko Dalam Konsep Investasi


1) Risiko Sistematis (systematic risk)
Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor
yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam
kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan
lain sebagainya.
Dalam buku Husnan, yang berjudul Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis
Sekuritas, menjelaskan bagaimana cara mengestimasi beta, beta suatu sekuritas dapat
dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Data historis adalah
untuk menghitung beta waktu lalu dipergunakan sebagai taksiran beta yang akan
datang. Beta sekuritas individual cenderung mempunyai koefisien determinasi (dalam
bentuk kuadrat dari koefisien korelasi) yang lebih rendah dari beta portofolio.
Koefisien determinasi menunjukkan proporsi perubahan nilai Ri yang bisa dijelaskan
oleh RM, dengan demikian semakin besar koefisien determinasi semakin akurat
estimasi beta.
2) Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk)
Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena
risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor
struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tigkat keuntungan, dan lain
sebagainya.

Risiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei).
Nilai realisasi merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan
pengukuran sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang
masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realisasi
yang merupakan kesalahan residu (ei).
Dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa
risiko antara lain :
1) Risiko Finansial
Yaitu risiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham/
obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen/ bunga serta pokok investasi.
2) Risiko Pasar
Yaitu risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham
maupun saham tertentu aki bat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara,
perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah
3) Risiko Psikologis
Yaitu risiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi
perubahan harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat
mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
4) Risiko Likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera
diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti
5) Risiko Tingkat Bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang belaku dipasar
biasanya risiko ini berjalan belawanan dengan harga-harga instrumen pasar Modal.
6) Risiko Mata Uang
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang
Domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dolar Amerika
Serikat)
7) Risiko Daya Beli
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan
ini akan menyebabkan berkurangya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga
yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.

2.4 Jenis – Jenis Resiko Investasi


1) Risiko Likuiditas (Marketability or Liquidity)
Risiko likuiditas adalah risiko atas produk investasi yang tidak mudah
diperdagangkan atau tidak laku untuk dijual kembali. Menurut teorinya, kemudahan
menjual berbanding terbalik dengan imbal hasil dan rating (peringkat). Maksudnya
apabila Anda berinvestasi pada sebuah saham, saham perusahaan yang
menguntungkan biasanya lebih mudah diperjual belikan di bursa saham, dibanding
saham perusahaaan yang sedang merugi.
2) Risiko Gagal Bayar/wanprestasi (default)
Jadi investasi kita tidak dapat dikembalikan oleh penyedia investasi. Risiko gagal
bayar adalah risiko yang disebabkan peminjam/penerbit produk investasi yang tidak
mampu memenuhi kewajiban pembayaran sesuai dengan yang dijanjikan/disepakati
pada waktunya.
3) Risiko Pajak (tax)
Risiko pajak erat kaitannya dengan hal kewajiban perpajakan karena kita berinvestasi.
Struktur pajak di Indonesia relatif masih sederhana, karena jumlah wajib pajak
perorangan (bukan badan usaha) yang jumlahnya relatif belum banyak. Hal ini
membuat perencanaan pajak perorangan dengan menggunakan produk-produk
investasi di Indonesia belum bisa dilakukan dengan maksimal.
4) Risiko Inflasi (inflation)
Risiko inflasi berkaitan dengan adanya potensi penurunan riil nilai pokok investasi
dan hasil investasi di masa depan. Inflasi akan menggerogoti nilai uang kita, karena
‘bunga’ yang diberikan oleh produk investasi jangka pendek (seperti deposito)
umumnya tidak cukup untuk menutupi kenaikan biaya hidup.
5) Risiko Bunga (interest rate)
Risiko bunga berhubungan dengan peningkatan atau penurunan suku bunga yang
memiliki dampak pada hasil investasi kita. Di Indonesia suku bunga berkaitan erat
dengan suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia atai BI rate dan suku bunga SBI.
Misalnya saat sekarang suku bunga di Indonesia mengalami kenaikan, sehingga bunga
tabungan, deposito dan termasuk bunga pinjaman mengalami kenaikan.

6) Risiko Mata Uang (currency)


Risiko mata uang adalah risiko investasi yang berkaitan dengan nilai mata uang
negara lain dalam hubungannya dengan mata uang dalam negeri (Indonesia).
Contohnya Anda berinvestasi pada perdagangan mata uang asing, tentu sangat rentan
terkena risiko mata uang.
7) Risiko daya beli (purchasing power-risk)
Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan tingkat inflasi, di mana perubahan ini akan menyebabkan
berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari
investasi. Sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil.

8) Risiko bisnis

Risiko bisnis merupakan ketidakpastian arus pendapatan yang muncul karena kondisi
bisnis perusahaan.Semakin fluktuatif pendapatan yang masuk ke perusahaan berarti
semakin fluktuatif pula arus pendapatan yang diterima investor.
9) Risiko Negara

Risiko Negara muncul akibat perubahan yang terjadi pada Negara dimana investor
melakukan investasi. Resiko ini tidak bisa dihindari, namun bisa diturunkan dengan
memilih melakukan investasi di Negara-negara yang sudah mapan sehingga kalaupun
terjadi perubahan,tidak terlalu drastis.

10) Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk)

Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena


risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Misalnya faktor
struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tigkat keuntungan, dan lain
sebagainya.

11) Risiko Sistematis (systematic risk)

Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,


karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat
mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktor-faktor
yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan
dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan
pemerintah, dan lain sebagainya.

INVESTASI PORTOFOLIO
Keuntungan dan Kerugian

1. Mengenali tanda-tanda awal (leading indicator) sangat penting dalam melakukan shifting
stock sebelum terlambat, dalam rangka:

 Mencegah kerugian yang lebih besar

 Meraup untung yang lebih besar


2. Investor dikatakan beruntung jika dapat menerima kembali minimal sejumlah nilai modal
awal (capital maintenance).

Langkah-Langkah Dalam Melakukan Investasi Portofolio Adalah Sebagai Berikut


(Husnan, 2003), yaitu :

1) Menentukan kebijakan investasi


Pada tahap awal pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuannya
berinvestasi dan menentukan besarnya investasi yang akan ditanam.

2) Analisis Sekuritas
Pada tahap ini akan diadakan analisis terhadap individual (sekelompok) sekuritas. Ada dua
filosofi dalam melakukan analisis sekuritas

3) Pembentukan Portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas mana saja yang akan dipilih untuk membentuk
portofolio dan berapa proporsi dana yang akan ditanam pada tiap-tiap sekuritas tersebut

4) Melakukan Revisi Portofolio


Tahap ini merupakan pengurangan terhadap ketiga tahap sebelumnya dengan maksud jika
diperlukan akan diadakan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki.

5) Evaluasi Kinerja Portofolio


Dalam tahap ini pemodal mengadakan penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik
dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Risiko Investasi adalah sebuah besaran atau ukuran dari sebuah ketidakpastian yang
menggambarkan variansi dari imbal hasil sebuah investasi. Risiko investasi yaitu
kemungkinan perbedaan antara return actual yang diterima dengan return harapan.
Risiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang
diharapkan tidak sesuai dengan harapan.
Portofolio adalah istilah keuangan yang menunjukkan koleksi investasi yang
dimiliki oleh perusahaan investasi, hedge fund, lembaga keuangan atau
individu. Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik
berupa aset riil maupun aset financial yang dimiliki oleh investor.
Resiko Dalam Konsep Investasi, yaitu :
1) Risiko Sistematis (systematic risk)
2) Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk)
Dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa risiko
antara lain :
1) Risiko Finansial
2) Risiko Pasar
3) Risiko Psikologis
4) Risiko Tingkat Bunga
5) Risiko Tingkat Bunga
6) Risiko Mata Uang
7) Risiko Daya Beli

DAFTAR PUSTAKA

http://1setinfo.blogspot.com/2015/08/teori-portfolio-dan-analisis-investasi.html
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2000). Mangsa Simatupang, Investasi Saham Dan Reksa Dana, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2010). Makaryanawati, Pengaruh Tingkat Likuiditas dan Suku bunga (Jurnal,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang). Nurul Huda, Investasi pada Pasar Modal
Syariah, (Prenada Media Group, Jakarta: 2008).

Studi Kasus

Anda mungkin juga menyukai