Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Teori Portofolio dan Investasi
Dosen Pengampu : Rizky Ridwan, SE., M.Ak

Disusun Oleh:

Ayu Tamara Putri :2019.02.030

Meysinta Safariah : 2019.02.023

Lisna Nurlinda : 2029.02.022

Makki Alfansyah : 2019.02.001

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS CIPASUNG TASIKMALAYA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami
membuat makalah yang berjudul “Return dan Risiko Portofolio”.
Makalah ini dibuat beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi parapembaca dan semua pihak

Tasikmalaya, 16 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Return dan Risiko
2.2 Pengertian Portofolio
2.3 Pengertian Diversifikasi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Return dan Risk
3.2 Diversifikasi
3.3 Estimasi Return dan Risiko Portofolio
3.4 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat
pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh dimasa mendatang,
sedangkan risiko diartikan sebagai ketidak pastian dari imbalan yang
diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rat-rata
dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar
deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan
istilah “high Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga
dalam pemilihan berbagai alternative keputusan keuangan yang mempunyai
risiko tempat pengembalian berbeda-beda, pengembalian keputusan keuangan
perlu memperhitungkan risikorelatif keputusannya. Untuk mengukur risiko
relative digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko perunit
imbalan yang diharapkan yang ditunjukan oleh besarnya standar deviasi
dibagi tingkat pengembalian yang diharapkan.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal
dari hutang untuk memperoleh laba oprasi yang lebih besar dari beban bunga,
maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan
akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika
management tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, maka perusahaan
akan mengalami kerugian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Return dan Risiko
Return merupakan hasil pengembalian (keuntungan) dari investasi
yang dilakukan oleh investor. Investor tidak mau untuk melakukan investasi
apabila investasi tersebut tidak menghasilkan suatu keuntungan. Salah satu
motivasi investor dalam berinvestasi adalah return saham, dan return
merupakan imbalan untuk investor dalam keberaniannya dalam menanggung
resiko untuk mendapatkan laba besar dengan resiko kecil.
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas
suatu investasi yang dilakukannya (Robert Ang, 2001). Dalam teori pasar
modal, tingkat pengembalian yang diterima oleh seorang investor dari saham
yang diperdagangkan di pasar modal (saham perusahaan go public) biasa di
istilahkan dengan return. Dalam pasar saham tidak selalu menjanjikan suatu
return yang pasti bagi investor. Namun beberapa komponen return saham
yang memungkinkan pemodal meraih keuntungan adalah dividen, saham
bonus, dan capital gain.[1]
Sedangkan Risiko merupakan besarnya penyimpangan atas
keuntungan yang diharapkan karena adanya investasi terhadap keuntungan
faktual. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat
risikonya. Keputusan apakah investasi akan dilaksanakan atau tidak sangat
tergantung dari perbandingan antara return dan risiko.
Dalam teori portofolio modern telah diperkenalkan bahwa risiko
investasi total dapat dipisahkan menjadi dua jenis risiko, risiko sistematis dan
risiko tidak sistematis. Risiko sistematis atau dikenal dengan risiko pasar –
beberapa penulis menyebut sebagai risiko umum (general risk) – merupakan
risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara
keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi. Dengan kata lain, risiko sistematis merupakan risiko yang
tidak dapat didiversifikasi.
Sedangkan risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko
spesifik (risiko perusahaan), adalah risiko yang tidak terkait dengan
perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perusahaan lebih terkait pada
perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam
manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan bisa
diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.
2.2 Pengertian Portofolio
Portofolio merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh para
investor untuk menempatkan sejumlah dana pada tempat-tempat yang jauh
dari resiko dan maksimal dari keuntungan. Salah satu cara untuk
mendapatkan hal tersebut adalah dengan melakukan diversifikasi investasi.
2.3 Pengertian Diversivikasi
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan
kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan.
Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau pemilihan sejumlah
aset-aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi dana yang akan
diinvestasikan untuk masing-masing aset tersebut dalam portofolio.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Return dan Resiko
Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sumber return investasi
terdiri dari dua komponen yaitu Yield dan Capital Gain (Loss).
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau
pendapatan yang di peroleh secara periodik dari investasi. Sedangkan capital
gain(loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan
(penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang
jangka panjang), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor.
Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan
harga sekuritas.
Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return
total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain yang
diperoleh dari suatu investasi. Perlu diketahui bahwa yield hanya akan berupa
angka nol (0) dan positif (+), sedangkan capital gain (loss) bisa berupa angka
minus (-), nol (0) dan positif (+).
Seperti dijelaskan diatas, disamping memperhitungkan return, investor
juga perlu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar
pembuatan keputusan investasi. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan
antara return aktual yang diterima dengan return harapan. Semakin besar
kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar resiko investasi tersebut.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko
suatu investasi. Sumber- sumber tersebut antara lain:
1. Resiko Suku Bunga Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas
return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga
saham secara terbalik, ceteris paribus. Artinya, jika suku bunga
meningkat, maka harga saham akan turun, ceteris paribus. Demikian pula
sebaliknya, Jika suku bunga turun harga saham naik.
2. Risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi
variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar. Fluktuasi
pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara
keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik.
3. Risiko inflasi. Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli
rupiah yang telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko inflasi juga bisa
disebut sebagai risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan,
investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk
mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.
4. Risiko bisnis. Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri
disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pakaian jadi yang
bergerak pada industri tekstil akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik
industri tekstil itu sendiri.
5. Risiko finansial. Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk
menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya proporsi hutang yang
digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi
perusahaan.
6. Risiko likuiditas. Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas
yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid sekuritas
tersebut, demikian sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas
semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi perusahaan.
7. Risiko nilai tukar mata uang. Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai
tukar mata uang domestik (negara perusahaan tersebut) dengan nilai mata
uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal sebagai risiko mata uang
(currency risk) atau risiko nilai tukar (exchange rate risk).
8. Risiko negara (country risk). Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik,
karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi
perusahaan yang beroperasi di luar negeri, stabilitas politik dan ekonomi
negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko
negara yang terlalu tinggi.
3.2 Diversifikasi
Diversifikasisangat penting untuk investor karena dapat
meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor
dapat melakukan diversivikasi dengan beberapa cara. Ada dua cara
diversifikasi yang umum digunakan :
1. Diversifikasi Random.
Diversifikasi random atau ‘diversifikasi secara naif’ terjadi ketika investor
menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai jenis saham yang
berbeda atau pada berbagai jenis aset yang berbeda. Investor memilih aset-
aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu
memperhatikan karakterisitik asetaset bersangkutan
2. Diversifikasi Markowitz.
Diversifikasi Markowitz merupakan pembentukan portofolio dengan
mempertimbangkan kovarian dan koefisien korelasi negatif antar aset agar
dapat menurunkan risiko portofolio. Diversifikasi Markowitz menjadikan
pembentukan portofolio menjadi lebih selektif terutama dalam memilih
aset-aset sehingga diharapkan memberikan manfaat diversifikasi yang
paling optimal.
Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauhmana return
dari suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya:
- Jika ri,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna
- Jika ri,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna
- Jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi
Konsep koefisien korelasi yang penting :
- Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0)
tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko.
- Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi risiko
portofolio secara signifikan.
- Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-
1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.
- Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0; dan –
1,0) sangat jarang terjadi.
3.3 Estimasi Return dan Resiko Portofolio
Return investasi hanya bisa diperkirakan melalui pengestimasian.
Return investasi di masa datang adalah return harapan dan sangat mungkin
berlainan dengan return aktual yang diterima. Pada dasarnya tingkat return
hanya angka estimasi yang kenyataannya bisaterjadi atau tidak.
Disamping mengestimasi return harapan dari suatu sekuritas, kita juga
perlu menghitung berapa besarnya risiko yang terkait dengan investasi pada
sekuritas bersangkutan. Risiko sebagai sisi lain dari return menunjukkan
kemungkinan penyimpangan antara return harapan dari return aktual yang
diperoleh.
3.3.1 Menghitung Return Yang Diharapkan
Return harapan dari suatu portofolio bisa diestimasi dengan menghitung
rata-rata tertimbang dari return harapan dari masing-masing aset individual
yang ada dalam portofolio, persentase nilai portofolio yang diinvestasikan
dalam setiap aset-aset individual dalam portofolio disebut sebagai “bobot
portofolio‟, yang dilambangkan dengan W. Jika seluruh bobot portofolio
dijumlahkan, akan berjumlah total 100% atau 1,0; artinya seluruh dana
telah diinvestasikan dalam portofolio.
Rumus untuk menghitung return harapan dari portofolio adalah sebagai
berikut:
E(Rp) =åWi. E(Ri ) i=1

E(Rp) = return harapan dari portofolio


Wi = bobot portofolio sekuritas ke-i
SWi = jumlah total bobot portofolio = 1,0
E(Ri) = Return harapan dari sekuritas ke-I
n = jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio
Contoh: Sebuah portofolio yang terdiri dari 3 jenis saham ABC, DEF, dan
GHI menawarkan return harapan masing-masing sebesar 15%, 20%, dan
25%. Misalnya, persentase dana yang diinvestasikan pada saham ABC
sebesar 40%, saham DEF 30%, dan saham GHI 30%, maka return harapan
dari portofolio tersebut adalah:
E(Rp) = 0,4 (0,15) + 0,3 (0,2) + 0,3 (0,25)
= 0,195 atau 19,5%
3.3.2 Menghitung Risiko Portofolio
Dalam menghitung risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan,
yaitu :
1. varians setiap sekuritas;
2. kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya;
3. bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
a. Kasus dua sekuritas.
Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari dua sekuritas,
kita bisa menghitung deviasi standar return kedua sekuritas
tersebut. Secara matematis, rumus yang dipakai adalah:

Dalam hal ini :


sp= deviasi standar portofolio
WA = bobot portofolio pada asset A
rA,B = koefisien korelasi aset A dan B
Contoh:
Portofolio yang terdiri dari saham A dan B masing-masing
menawarkan return sebesar 10% dan 25%; serta deviasi standar
masing-masing sebesar 30% dan 60%. Alokasi dana investor pada
kedua aset tersebut masingmasing sebesar 50% untuk setiap aset.
Deviasi standar portofolio tersebut dihitung dengan:
sp = [(0,5)2(0,3)2 + (0,5)2(0,6)2 + 2 (0,5)(0,5)(rA,B)(0,3)(0,6)]1/2

= [0,0225 + 0,09 + (0,09) (rA,B)] ½


= [0,1125 + 0,09 (rA,B)] ½
Berikut ini beberapa skenario koefisien korelasi saham A dan B
beserta hasil perhitungan deviasi standarnya :

rA,B [0.1125 + 0,09 (rA,B)] 1/2 sp


+1,0 [0,1125 + (0,09) (1,0)] 1/2 45,0%
+0,5 [0,1125 + (0,09) (0,5)] 1/2 39,8%
+0,2 [0,1125 + (0,09) (0,2)] 1/2 36,1%
0 [0,1125 + (0,09) (0,0)] 1/2 33,5%
-0,2 [0,1125 + (0,09) (-0,2)] 1/2 30,7%
-0,5 [0,1125 + (0,09) (-0,5)] 1/2 25,9%
-1,0 [0,1125 + (0,09) (-1,0)] 1/2 15%

b. Kasus N-Sekuritas
Untuk kasus N-Sekuritas, risiko portofolio dapat diestimasi
dengan mengunakan Matriks Varians-Kovarians

ASET 1 ASET 2 ASET 3 ASET N


Seandainya
ASET 1 W1W1s1s1 W1W2s12 W1W3s13 W1WNs1N
terdapat n
ASET 2 W2W1s12 W2W2s2s2 W2W3s23 W2WNs2N
sekuritas
dalam ASET 3 W3W1s13 W2W3s23 W3W3s3s3 W3WNs3N

sebuah
portofolio, ASET N WNW1sN1 WNW2sN2 WNW3sN3 WNWNsNsN
berarti kita
harus menghitung sejumlah [n(n-1)]/2 kovarians. Artinya jika N=100, kita harus
menghitung [100 (100-1)/2 atau 4950 kovarians untuk sebuah portofolio yang
berisi 100 sekuritas.
Contoh Soal :
1. Nyonya Ayu sedang mempertimbangkan keputusan untuk
melakukan investasi sebesar Rp. 300 juta pada portofolio yang
terdiri dari kombinasi saham PT.ULTJ dan PT.BDMN. Return
yang diaharapkan untuk ULTJ adalah 3,4 % pada tingkat risiko
(standar deviasi) 13,4%, sedangkan return yang diharapkan
untuk BDMN adalah 7,4% pada risiko 14,4%. Kovarian return
kedua saham adalah -0,013.
Jika alokasi dana ke ULTJ dan BDMN masing masing adalah
55% dan 45%, maka hitunglah return portofolio yang
diharapkan beriukut risiko portofolionya.
Jawab :
a. Diketahui :
E(Ri)a = 0,034
E(Ri)b = 0,074
sa = 0,134
sb = 0,144
Wa = 0,55
Wb = 0,45
Covab = -0,013

Return Portofolio yang diharapkan :


E(Rp) = Wa.E(Ra) + Wb.E(Rb)
= 0,55. 0,034 + 0,45. 0,074
= 0,0187 + 0, 0333
= 0,052 / 5.2%
Risiko Portofolio
sp = Wa2. sa2 + Wb2. sb2 + 2. Wa.Wb. Covab
= (0,55)2 (0,134)2 + (0,45)2 (0,144)2 + 2 (0,55) (0,45) (-
0,013)
= (0, 00319573)1/2
= 0, 0565 / 5,65%

3.4 Kesimpulan
Return merupakan hasil pengembalian (keuntungan) dari investasi
yang dilakukan oleh investor. Return juga merupakan imbalan untuk investor
dalam keberaniannya dalam menanggung resiko untuk mendapatkan laba
besar dengan resiko kecil.
Sedangkan Risiko merupakan besarnya penyimpangan atas
keuntungan yang diharapkan karena adanya investasi terhadap keuntungan
faktual. Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat
risikonya. Keputusan apakah investasi akan dilaksanakan atau tidak sangat
tergantung dari perbandingan antara return dan risiko.
Fahmi (2012:19) menyatakan “ portofolio merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh para investor untuk menempatkan sejumlah dana pada
tempat-tempat yang jauh dari resiko dan maksimal dari keuntungan“. Salah
satu cara untuk mendapatkan hal tersebut adalah dengan melakukan
diversifikasi investasi.
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan
kombinasi sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat
diminimalkan tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan. Ada dua
prinsip diversifikasi yang umum digunakan, yaitu diversifikasi random dan
diversifikasi markowitz.
.
Daftar pustaka
[1] Mudijyono, “Investasi Dalam Saham & Obligasi Dan Meminimalisasi Risiko
Sekuritas Pada Pasar Modal Indonesia,” J. STIE Semarang, vol. 4, no. 2, p.
5, 2012.

Anda mungkin juga menyukai