MAKALAH KELOMPOK
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan I pada Program Studi Sarjana Akuntansi
Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga kelompok kami bisa melaksanakan Tugas Mata Kuliah Manajemen
Keuangan yakni dalam membuat dan menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Resiko
dan Tingkat Pengembalian”.
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Manajemen Keuangan dan Untuk menambah pengetahuan kita tentang salah satu
permasalahan yang terjadi dalam manajemen keuangan. Penyusun berharap semoga materi
yang telah dibuat dan nantinya akan di presentasikan bisa menambah wawasan dan ilmu bagi
kita yang mendengarkan. Penyusun juga memohon maaf sebesar-besarnya jika di dalam
makalah ini ada kesalahandan kata - kata yang kurang mendukung terkait dengan tema
makalah ini, dan penyusun akan menerima dengan terbuka segala sesuatu kritik dan saran
dari para pihak pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Risiko dapat diukur dengan berbagai cara, dan bergantung pada alat yang digunakan,
dapat diperoleh kesimpulan akhir yang berlainan tentang risiko suatu aset. Analisis risiko
cukupmembingungkan, tetapi akan membantu jika anda mengingat hal ini.
1. Seluruh keuangan yang diharapkan akan menghasilkan tingkat pengetesan titiko euatu
nset akan menilai berdenom atas tingkat arus kannya, cara
2. Risiko suatu aset dapat dihitung dengan dua cara : (a) dalam basis berdiri sendiri
(stand-alone) di mana arus kas aset dianalisis secara terpisah, atau (b) dalam
pengertian portofolio di mana arus kasolidnset gabungan dan arus kas konsolidasinya
dianalisis. Ada perbedaan penting antara risiko berdiri sendiri dan portofolio dengan
aset yang risikonya tinggh-jika dimiliki sendirian mungkin akan kurang berisiko jika
dimiliki sebagai bagian dari suatu portofolioyang lebih besar.
3. Dalam konteks portofolio, risiko sebuah aset dapat dibagi menjadi dua komponen: (a)
risiko yang dapat didiversinkasi (diversifiable risk) yang dapat dihilangkan melalui
diversifikasi dan bukan merupakan kekhawatiran bagi investor yang terdiversifikasi,
dan (b) risiko pasar yang mencerminkan risiko penurunan pasar saham secara umum
yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi sehingga menjadi perhatian para
investor. Hanya risiko pasar yang relevan bagi investor yang rasional-risiko yang
dapat didiversifikasi adalah risiko yang tidak relevan karena risiko ini dapat dan akan
dihilangkan.
4. Suatu aset dengan tingkat yang relevan (pasar) yang tinggi yang tinggi harus
menawarkan tingkat pengembalian yang diharapkan relatif tinggi untuk dapat menarik
investor. Investor umum menghindari risiko,sehingga mereka tidak akan membeli aset
yang berisiko, kecuali jika aset tersebut memiliki pengembalian yang diharapkan
tinggi.
5. Jika investor rata-rata berpendapat bahwa pengembalian yang diharapka dari suatu
efek terlalu rendah untuk dapat mengompensasi risikonya, maka harga efek tersebut
akan turun: selanjutnya, akan mendorong naiknya pengembalian yang diharapkan.
Sebaliknya, jika pengembalianyang diharapkan lebih dari cukup untuk
mengompensasi risiko, maka harga pasar efek akan naik sehingga menurunkan
pengembalian yang diharapkan. Efek akan berada dalam ekuilibrium ketika jumlah
pengembalian yang diharapkan sama persis dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
mengompensasikan risikonya.
6. Pada bab ini kita akan memusatkan perhatian pada aset keuangan seperti saham dan
obligasi, tetapikonsep yang dibahas di sini juga berlaku pada aset fisik sepeti
komputer, truk, bahkan pabrik secara keseluruhan.
Risiko (risk) didefinisikan dalam kamus webster sebagai “suatu halangan; gangguan;
eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan”. Jadi, rsiko diartikan sebagai peluang akan
terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan.
Risiko suatu asset dapat dianalisis dengan du acara : 1) dalam basis berdiri sendiri di
mana asset dilihat secara terpisah; 2) dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagian
salah satu dari jumlah aset lainnya dalam satu portofolio. Jadi, risiko berdiri sendiri (stand
alone risk) suatu asset merupakan risiko yang akan dihadapi oleh investor jika ia hanya
memiliki satu asset tersebut.
Asset yang berisiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang di harapkan. Pada
umumnya, asset yang berisiko memberikan pengembalian yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang diperkirakan. Jadi, risiko investasi berhubungan dengan probabilitas mendapat
pengembalian actual yang rendah atau negative-makin besar peluang yang dihasilkan
pengembalian yang rendah atau negative, maka investasi tersebut berisiko.
Distribusi Probabilitas
N
¿ ∑ Piri
i=1
Makin rapat (atau makin tinggi) distribusi probabilitas, makin besar kemungkinan
hasil actual akan mendekati nilai yang diharapkan sehingga makin kecil kemungkinan
pengembalian actual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan. Jadi, makin rapat
distribusi probabilitas, makin rendah risiko yang dihadapi oleh para pemegang saham.
Mengukur Risiko Berdiri Sendiri : Standar Deviasi
2. Kurangkan tingkat pengembalian yang diharapkan (ȓ) dari setiap kemungkinan hasil
(ri) untuk mendapat satu rangkaian deviasi dari ȓ .
Deviasi = ri - ȓ
Jika yang tersedia hanya sampel data pengembalian selama beberapa periode pada
masa lalu. Standar deviasi dari pengembalian juga dapat diestimasikan dengan menggunakan
formula ini.
Dari r bar t menunjukkan tingkat pengembalian masa lalu yang telah di realisasi
dalam periode t dan r bar rata-rata yang merupakan rata-rata pengembalian tahunan yang
diterima N tahun terakhir.
Koefisien Variasi (Cefficient of Variation - CV) adalah ukuran risiko per unit
pengembalian yang terstandarisasi; yang dihitung dari standar deviasi dibagi dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan.
S
Koefisien Variasi = CV = ȓ
Koefisien Variasi menunjukkan risiko per unit pengembalian, dan nilai ini
memberikan ukuran risiko yang lebih bermakna ketika dua alternatif memiliki ekspektasi
pengembalian yang tidak sama.
Premi risiko (Risk Premium - RP) adalah perbedaan tingkat pengembalian yang
diharapkan antara aset dengan risiko tertentu dan aset yang kurang berisiko. Dalam suatu
pasar yang didominasi oleh investor yang menghindari risiko, efek yang lebih berisiko harus
memiliki pengembalian yang diharapkan lebih tinggi seperti diestimasikan oleh investor
dengan margin di atas pengembalian efek kurang berisiko. Jika situasi ini tidak terjadi, tidak
akan terjadi jual beli di pasar sampai situasi ini terjadi.
Pengembalian yang diminta dari saham secara umum dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Persamaan Garis Pasar Efek (Security Market Line – SML) adalah persamaan yang
menunjukkan hubungan antara risiko yang diukur oleh beta dengan tingkat pengembalian
yang diminta setiap saham. Persamaan SML :
Pengembalian
= Tingkat + (Premi Risiko Beta Saham i
yang Diminta dari
Bebas Risiko Pasar)
Saham i
Garis Pasar Efek (Security Market Line – SML) adalah garis dalam suatu grafik yang
menunjukkan hubungan antara risiko yang diukur oleh beta dengan tingkat pengembalian
yang diminta setiap saham. Garis Pasar Efek dan posisi perusahaan di garis tersebut akan
berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan tingkat bunga, penghindaran risiko investor,
dan nilai beta setiap perusahaan.
Dampak Inflasi
Tingkat bebas risiko seperti yang diukur dari tingkat efek Pemerintah AS disebut
sebagai tingkat nominal atau tungkat yang dinyatakan, dan terdiri atas dua unsur: (1) tingkat
pengembalian nyata, bebas inflasi, r*, dan (2) suatu premi inflasi, (inflation premium - IP),
premi inflasi, (inflation premium - IP), yang nilainya sama dengan tingkat inflasi yang
diantipasi akan terjadi. Tingkat nyata obligasi pemerintah jangka panjang selama ini berada
di rentang 2 hingga 4% dengan nilai mean sekitar 3%.
8.4 Beberapa kekhawatiran tentang Beta & Capital Asset Pricing Model.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN