Anda di halaman 1dari 11

RISK AND RETURN (RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN)

MAKALAH KELOMPOK

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan I pada Program Studi Sarjana Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember

Oleh :

Zulfa Puspita Sari (190810301132)

Angelina Shintya Dewi (190810301135)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dan
kelancaran sehingga kelompok kami bisa melaksanakan Tugas Mata Kuliah Manajemen
Keuangan yakni dalam membuat dan menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Resiko
dan Tingkat Pengembalian”.
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan tugas mata
kuliah Manajemen Keuangan dan Untuk menambah pengetahuan kita tentang salah satu
permasalahan yang terjadi dalam manajemen keuangan. Penyusun berharap semoga materi
yang telah dibuat dan nantinya akan di presentasikan bisa menambah wawasan dan ilmu bagi
kita yang mendengarkan. Penyusun juga memohon maaf sebesar-besarnya jika di dalam
makalah ini ada kesalahandan kata - kata yang kurang mendukung terkait dengan tema
makalah ini, dan penyusun akan menerima dengan terbuka segala sesuatu kritik dan saran
dari para pihak  pembaca.

Jember, ………………. 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Manajemen Keuangan baik dalam perusahan yang dibawa Pemerintahan (BUMN)
mapun Swasta tentu mempunyai strategi bagaimana bisa mencapai suatu keuntungan yang
besar. Tapi untuk mencapai tujuan tersebut tentunyan Ada dua aspek yang perlu
dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam  pengambilan keputusan keuangan, yaitu
tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Tingkat pengembalian adalah imbalan yang
diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian
dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi
dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan
yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada
trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan
keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat  pengembalian yang berbeda-beda,
pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif dalam keputusannya.
Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per
unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat
pengenbalian yang diharapkan.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik
berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian  besarnya imbalan bagi pemegang
saham, karena perusahaan harus membayar  bunga sebelum memutuskan pembagian laba
bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba
bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang
saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan
mengalami kerugian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas,maka masalah yang di hadapi
adalah:
1. Maksud dari Rsiko berdiri sendiri.
2. Risiko dalam proses portofolio.
3. Hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian.
4. Beberapa kekhawatiran tentang Beta & Capital Asset Pricing Model.
5. Beberapa pemikiran penutup : Dampak Manajer & Investor.
BAB II

PEMBAHASAN

RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN

Risiko dapat diukur dengan berbagai cara, dan bergantung pada alat yang digunakan,
dapat diperoleh kesimpulan akhir yang berlainan tentang risiko suatu aset. Analisis risiko
cukupmembingungkan, tetapi akan membantu jika anda mengingat hal ini.

1. Seluruh keuangan yang diharapkan akan menghasilkan tingkat pengetesan titiko euatu
nset akan menilai berdenom atas tingkat arus kannya, cara
2. Risiko suatu aset dapat dihitung dengan dua cara : (a) dalam basis berdiri sendiri
(stand-alone) di mana arus kas aset dianalisis secara terpisah, atau (b) dalam
pengertian portofolio di mana arus kasolidnset gabungan dan arus kas konsolidasinya
dianalisis. Ada perbedaan penting antara risiko berdiri sendiri dan portofolio dengan
aset yang risikonya tinggh-jika dimiliki sendirian mungkin akan kurang berisiko jika
dimiliki sebagai bagian dari suatu portofolioyang lebih besar.
3. Dalam konteks portofolio, risiko sebuah aset dapat dibagi menjadi dua komponen: (a)
risiko yang dapat didiversinkasi (diversifiable risk) yang dapat dihilangkan melalui
diversifikasi dan bukan merupakan kekhawatiran bagi investor yang terdiversifikasi,
dan (b) risiko pasar yang mencerminkan risiko penurunan pasar saham secara umum
yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi sehingga menjadi perhatian para
investor. Hanya risiko pasar yang relevan bagi investor yang rasional-risiko yang
dapat didiversifikasi adalah risiko yang tidak relevan karena risiko ini dapat dan akan
dihilangkan.
4. Suatu aset dengan tingkat yang relevan (pasar) yang tinggi yang tinggi harus
menawarkan tingkat pengembalian yang diharapkan relatif tinggi untuk dapat menarik
investor. Investor umum menghindari risiko,sehingga mereka tidak akan membeli aset
yang berisiko, kecuali jika aset tersebut memiliki pengembalian yang diharapkan
tinggi.
5. Jika investor rata-rata berpendapat bahwa pengembalian yang diharapka dari suatu
efek terlalu rendah untuk dapat mengompensasi risikonya, maka harga efek tersebut
akan turun: selanjutnya, akan mendorong naiknya pengembalian yang diharapkan.
Sebaliknya, jika pengembalianyang diharapkan lebih dari cukup untuk
mengompensasi risiko, maka harga pasar efek akan naik sehingga menurunkan
pengembalian yang diharapkan. Efek akan berada dalam ekuilibrium ketika jumlah
pengembalian yang diharapkan sama persis dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
mengompensasikan risikonya.
6. Pada bab ini kita akan memusatkan perhatian pada aset keuangan seperti saham dan
obligasi, tetapikonsep yang dibahas di sini juga berlaku pada aset fisik sepeti
komputer, truk, bahkan pabrik secara keseluruhan.

8.1 RISIKO BERDIRI SENDIRI

Risiko (risk) didefinisikan dalam kamus webster sebagai “suatu halangan; gangguan;
eksposur terhadap kerugian atau kecelakaan”. Jadi, rsiko diartikan sebagai peluang akan
terjadinya suatu peristiwa yang tidak diinginkan.

Risiko suatu asset dapat dianalisis dengan du acara : 1) dalam basis berdiri sendiri di
mana asset dilihat secara terpisah; 2) dalam basis portofolio dimana asset dimiliki sebagian
salah satu dari jumlah aset lainnya dalam satu portofolio. Jadi, risiko berdiri sendiri (stand
alone risk) suatu asset merupakan risiko yang akan dihadapi oleh investor jika ia hanya
memiliki satu asset tersebut.

Asset yang berisiko jarang memberikan tingkat pengembalian yang di harapkan. Pada
umumnya, asset yang berisiko memberikan pengembalian yang lebih tinggi atau lebih rendah
dari yang diperkirakan. Jadi, risiko investasi berhubungan dengan probabilitas mendapat
pengembalian actual yang rendah atau negative-makin besar peluang yang dihasilkan
pengembalian yang rendah atau negative, maka investasi tersebut berisiko.

Distribusi Probabilitas

Distribusi probabilitas (Probabilitas Distribution) adalah daftar seluruh hasil, atau


peristiwa, yang mungkin terjadi, di mana setiap hasil akan diberikan probabilitasnya (peluang
terjadi). Probabilitas dari suatu peristiwa didefinisikan sebagai peluang terjadinya peristiwa
tersebut. Misalnya, seorang pembaca ramalan cuaca mengatakan , “Terdapat peluang 40%
terjadi hujan hari ini dan 60% peluang tidak terjadi hujan”.
Jika anda berencana untuk membeli obligasi satu tahun dan memegangnya selama
satu tahun, anda akan berharap untuk meerima bunga atas obligasi ditambah pengembalian
atas investasi awal anda, dan pembayaran tersebut akan menjadi tingkat pengembalian dari
investasi anda. Kemungkinan hasil dari investasi ini adalah 1) emiten akan melakukan
pembayaran yang diminta atau 2) emiten akan gagal bayar atas pembayaran tersebut. Makin
tinggi probabilitas kegagalan bayar, makin besar resiko obligasi, makin tinggi resiko , maka
akan makin tinggi tingkat pengembalian yang diminta. Makin berisiko saham-yang artinya
makin tinggi probabilitas perusahaan akan gagal membayar dividen dan keuntungan modal
yang anda harapkan, maka pengembalian yang diharapkan harus semakin tinggi agar dapat
menjadi minat anda untuk berinvestasi pada saham tersebut.

Tingkat Pengembalian yang Diharapkan

Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) adalah tingkat


pengembalian yang diharapkan akan direalisasi dari suatu investasi dan rata – rata
terteimbang dari distribusi probabilitas hasil – hasil yang mungkin terjadi.

Tingkat pengembalian yang diharapkan = P1r1 + P2r2 + … + PNrN

N
¿ ∑ Piri
i=1

ri = kemungkinan hasil ke-i

Pi = probabilitas hasil ke-i

N = jumlah kemungkinan hasil

Jadi, tingkat pengembalian yang diharapkan adalah rata – rata tertimbang


kemungkinan hasil (nilai – nilai ri), dimana pembobotan setiap hasil adalah probabilitas
terjadinya.

Makin rapat (atau makin tinggi) distribusi probabilitas, makin besar kemungkinan
hasil actual akan mendekati nilai yang diharapkan sehingga makin kecil kemungkinan
pengembalian actual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan. Jadi, makin rapat
distribusi probabilitas, makin rendah risiko yang dihadapi oleh para pemegang saham.
Mengukur Risiko Berdiri Sendiri : Standar Deviasi

Standar Deviasi (Standart Deviation) adalah ukuran statistik dari variabilitas


sekumpulan observasi. Makin kecil standar deviasi, makin rapat distribusi probabilitasnya,
dan makin rendah tingkt sahamnya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung
standar deviasi :

1. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan

2. Kurangkan tingkat pengembalian yang diharapkan (ȓ) dari setiap kemungkinan hasil
(ri) untuk mendapat satu rangkaian deviasi dari ȓ .

Deviasi = ri - ȓ

3. Kuandratkan setiap deviasi, kalian hasilnya dengan probabilitas terjadi, kemudian


jumlahkan hasil-hasil tersebut untuk mendapatkan varians (kuadrat dari standar
deviasi (σ2))

4. Terakhir, hitunglah akar dari varians untuk mendapatkan standar deviasinya.

Menggunakan Data Historis untuk Mengukur Risiko

Jika yang tersedia hanya sampel data pengembalian selama beberapa periode pada
masa lalu. Standar deviasi dari pengembalian juga dapat diestimasikan dengan menggunakan
formula ini.
Dari r bar t menunjukkan tingkat pengembalian masa lalu yang telah di realisasi
dalam periode t dan r bar rata-rata yang merupakan rata-rata pengembalian tahunan yang
diterima N tahun terakhir.

Mengukur Risiko Berdiri Sendiri: Koefisien Variasi

Koefisien Variasi (Cefficient of Variation - CV) adalah ukuran risiko per unit
pengembalian yang terstandarisasi; yang dihitung dari standar deviasi dibagi dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan.

S
Koefisien Variasi = CV = ȓ

Koefisien Variasi menunjukkan risiko per unit pengembalian, dan nilai ini
memberikan ukuran risiko yang lebih bermakna ketika dua alternatif memiliki ekspektasi
pengembalian yang tidak sama.

Penghindaran Risiko dan Pengembalian yang Diminta

Premi risiko (Risk Premium - RP) adalah perbedaan tingkat pengembalian yang
diharapkan antara aset dengan risiko tertentu dan aset yang kurang berisiko. Dalam suatu
pasar yang didominasi oleh investor yang menghindari risiko, efek yang lebih berisiko harus
memiliki pengembalian yang diharapkan lebih tinggi seperti diestimasikan oleh investor
dengan margin di atas pengembalian efek kurang berisiko. Jika situasi ini tidak terjadi, tidak
akan terjadi jual beli di pasar sampai situasi ini terjadi.

8.2 RISIKO DAN PROSES PORTOFOLIO

8.3 HUBUNGAN ANTARA RISIKO DAN TINGKAT PEMNGEMBALIAN


Premi Risiko Pasar (market risk premium), RPM, menunjukkan premi yang diminta
oleh investor untuk menanggung risiko saham rata-rata. Besarnya premi ini akan bergantung
pada seberapa besar investor menilai pasar saham dan seberapa tinggi penghindaran
risikonya.

RPM = rM – rRF = 11% - 6% = 5%

Pengembalian yang diminta dari saham secara umum dapat dinyatakan sebagai
berikut.

Pengembalian yang = Pengembalian Bebas + + Premi untuk Risiko


Diminta dari Saham Risiko Saham

Persamaan Garis Pasar Efek (Security Market Line – SML) adalah persamaan yang
menunjukkan hubungan antara risiko yang diukur oleh beta dengan tingkat pengembalian
yang diminta setiap saham. Persamaan SML :

Pengembalian
= Tingkat + (Premi Risiko Beta Saham i
yang Diminta dari
Bebas Risiko Pasar)
Saham i

Garis Pasar Efek (Security Market Line – SML) adalah garis dalam suatu grafik yang
menunjukkan hubungan antara risiko yang diukur oleh beta dengan tingkat pengembalian
yang diminta setiap saham. Garis Pasar Efek dan posisi perusahaan di garis tersebut akan
berubah dari waktu ke waktu akibat perubahan tingkat bunga, penghindaran risiko investor,
dan nilai beta setiap perusahaan.

Dampak Inflasi
Tingkat bebas risiko seperti yang diukur dari tingkat efek Pemerintah AS disebut
sebagai tingkat nominal atau tungkat yang dinyatakan, dan terdiri atas dua unsur: (1) tingkat
pengembalian nyata, bebas inflasi, r*, dan (2) suatu premi inflasi, (inflation premium - IP),
premi inflasi, (inflation premium - IP), yang nilainya sama dengan tingkat inflasi yang
diantipasi akan terjadi. Tingkat nyata obligasi pemerintah jangka panjang selama ini berada
di rentang 2 hingga 4% dengan nilai mean sekitar 3%.

Perubahan dalam Penghindaran Risiko


Kemiringan Garis Pasar Efek mencerminkan sampai sejauh apa investor menghindari
risiko-makin curam garis, makin besar pengembalian yang diminta oleh rata-rata investor
sebagai kompensasi karena menanggung risiko yang menunjukkan peningkatan penghindaran
risiko.

Perubahan dalam Koefisien Beta Suatu Saham

Suatu perusahaan dapat memengaruhi risiko pasarnya, sekaligus nilai beta-nya,


melalui (1) perubahan komposisi asetnya dan (2) perubahan dalam jumlah utang yang
digunakan. Beta suatu perusahaan juga dapat berubah faktor-faktor eksternal seperti
meningkatnya persaingan dalam industri, kdaluwarsanya hak-hak paten dasar, dan lain-lain.
Ketika kejadian seperti ini terjadi, tingkat pengembalian yang diminta dari suatu perusahaan
juga akan berubah. Hal ini juga akan memengaruhi harga saham perusaan.

8.4 Beberapa kekhawatiran tentang Beta & Capital Asset Pricing Model.

8.5 Beberapa pemikiran penutup : Dampak Manajer & Investor.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 KRITIK & SARAN

Anda mungkin juga menyukai